PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SEDERHANA MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SDN 1 BRABOWAN KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sunarsih

SDN 1 Brabowan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

 Tujuan guru melaksanakan penelitian tindakan kelas karena ingin memperbaiki proses kegiatan pembelajaran supaya terjadi peningkatan aktivitas dan nilai hasil belajar matematika tentang pecahan sederhana melalui pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) terdapat peningkatan aktifitas, keaktifan, motivasi, belajar tentang materi pecahan sederhana pada siswa kelas IV di SDN 1 Brabowan Peningkatan tersebut dibuktikan dengan hasil observasi menunjukkan keaktifan, dan hasil belajar siswa melalui tes formatif ..Perbaikan kegiatan pembelajaran terdapat peningkatan aktifitas ,motivasi dan hasil belajar matematika tentang pecahan sederhana Peningkatan belajar siswa pra siklus dari 18 siswa baru 9 yang tuntas atau 50%. Nilai rata-rata 69. Siklus I yang mencapai tuntas 14 siswa atau 78%, Nilai rata-rata 77 sedangkan pada siklus II yang mencapai ktuntasan sebanyak 18 siswa atau 100% didikung oleh hasil empiris yang menyatakan bahwa ada peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 82 melalui pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL peningkatan aktifitas hasil belajar menjadi 100% sekolah.menentukan KKM 70.

 Kata Kunci: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar melalui Pembelajaran  Contextual Teaching And Learning

 

PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah

 Hasil belajar matematika tentang pada standar kompetensi melakukan pengerjakan pecahan sederhana ulangan harian pertama yang dilaksanakan, belum menunjukkan hasil belajar maksimal seperti yang diharapkan. Dari hasil ulangan harian tersebut ternyata masih banyak siswa yang prestasi belajarnya rendah sehingga belum semua siswa memperoleh nilai kriteria ketuntasan belajar minimal. yang diharapkan Standar ketuntasan belajar minimal mata pelajaran matematika yang telah ditetapkan pada siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan secara individual siswa dinyatakan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal jika sekolah menentukan keberhasilan bagi setiap siswa .

 Rendahnya hasil belajar matematika tentang pecahan sederhana dimungkinkan guru dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan masih secara konvensional,belum melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa cepat bosan belum terlibat secara langsung untuk aktif, ,menggunakan metode atau model pembelajaran yang harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan dengan kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa dapat melaksanakan belajar dapat secara aktif dan kreatif. Namun sebaliknya kecenderungan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang selalu mendominasi dpembelajaran, siswa belum diajak terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

 Melalui pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL), merupakan tindakan dari guru, sebagai cara untuk pemecahan masalah yang diterapkan dalam upaya peningkatan hasil belajar matematika, khususnya standar kompetensi materi pecahan sederhana pada siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan. dengan menerapkan model pembelajaran diharapkan dapat membantu kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai proses pembelajaran tentang strategi kegiatan pembelajaran yang efektif dan inovatif mengacu pencapaian kompetensi materi pecahan sederhana secara individual untuk semua siswa mencapai nilai ketuntasan .

 Guru melaksanakan perbaikan pembelajaran matematika karena dari hasil ulangan harian pada daftar nilai secara individu masih banyak siswa yang nilainya masih rendah, demikian pula nilai yang diperoleh ketika tes formatif masih rendah belum sesuai dengan perencanaan. Hasil ulangan pelajaran matematika siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan pada materi pecahan sederhana diperoleh data sebagai Dari jumlah 18 siswa, masih belum semua siswa mencapai nilai minimal yang dipersyaratkan oleh sekolah, yang memperoleh nilai ketuntasan belajar baru 9 siswa, atau baru 50% sisanya sebanyak 9 siswa belum tuntas, artinya pencapaian nilai masih dibawah standart,kreteria yang ditentukan sedangkan nilai rata-rata 69. guru melakukan sesuatu kegiatan penelitian tindakan kelas peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika tentang pecahan sederhana melalui pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) pada siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora tahun pelajaran 2017/2018 agar semua siswa memperoleh nilai sesuai dengan yang ditentukan KKM 70..

Rumusan Masalah

 Dari uraian latar belakang masalah di atas maka peneliti menyusun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.   Apakah guru menerapkan pembelajaran ContextualTeaching and Learning (CTL) terdapat peningkatan aktivitas belajar tentang pecahan sederhana pada siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018 ?

 2.. Apakah guru menerapkan pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) terdapat peningkatan kemampuan belajar matematika tentang pecahan sederhana siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018 ?.

 3.  Apakah guru menerapkan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terdapat peningkatan hasil belajar matematika tentang pecahan sederhana siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018 ?.

 Tujuan Penelitian

 Tujuan penelitian melaksanakan melalui pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) berguna:

1         Untuk memotivasi siswa dalam memahami materi pelajaran matematika yang dipelajari dengan pengkaitan dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga memiliki pemahaman pengetahuan dan ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalahan yang dihadapi perlunya untuk diselesaikan. 

2         Agar siswa dalam belajar itu tidak hanya sekedar untuk menghafal tetapi perlu adanya pemahaman secara detail. materi yang dipelajari dapat menyelesaikan sesuai tugas yang diberikan oleh gurunya.

3         Menekankan pengembangan kemampuan, minat, motivasi agar mendapat pengalaman yang baru yang sangat diperlukan .

4         Untuk melatih siswa agar berpikir kritis dan terampil dalam memproses dan mendapatkan pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain 

5         Agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna bagi siswa mendapatkan hasil belajar yang berkualitas.untuk selalu dikembangkan

6         Untuk mengajak siswa pada suatu aktivitas kegiatan yang mengkaitkan materi akademik yang berguna dalam konteks kehidupan sehari-hari yang sangat diperlukan pengembangan kehidupan nyata bagi setiap pribadi.

7         Agar siswa secara individu dapat menemukan dan mentrasfer informasi komplek yang dipelajari dan menjadikan informasi itu sebagai miliknya sendiri untuk pengembangan intelektual setiap individu

8         Agar setiap siswa dapat mencapai hasil belajar minimal yang persyaratkan oleh sekolah untuk setiap pokok bahasan dalam materi yang dipelajarinya. sebagai tangungjawab yang harus dicapai oleh setiap siswa.

 Manfaat Penelitian

 Hasil penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan bermanfaat bagi guru sendiri, sebagai peneliti teman sejawat dan orang lain yang berkecimpung dalam dunia pendidikan atau orang yang berkeinginan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang dimiki untuk diuji dalam praktek secara nyata untuk menguji kemampuannya. Secara lebih rinci dapat disampaikan sebagai berikut:

 Manfaat Teoritis

1.     Hasil penelitian diharapkan dapat menambah bahan kajian,wawasan khususnya dalam melaksanakan pembelajaran matematika materi pecahan sederhana dua bilangan.

2.     Dalam menerapkan teori belajar untuk mendapatkan gambaran hasil yang nyata pengalaman yang lebih baik dari pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) matematika di SD.

3.     Memberikan sumbangan wawasan guru dalam melaksanakan kegiatan penelitian untuk waktu mendatang

 Manfaat Praktis

1      Manfaat praktis dari penelitian ini adalah bahwa penelitian ini dapat digunakan guru sebagai model dalam mengimplementasikan upaya menagatasi kesulitan pembelajaran matematika.

2      Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan guru melaksanakan penelitian meningkatkan hasil belajar dan nilai tambah bagi sekolah pada saat penilaian akriditasi.

3      Sebagai gambaran bagi Dinas Pendidikan dalam pemetaan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan untuk pengembangan dan pengendalian manajemen pembelajaran sesuai standar mutu memberikan pelayanan sesuai dengan yang ditetapkan .

 KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

 Kajian Teori

 Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan setiap manusia secara sadar dan dengan sengaja dalam rangka untuk mencapai sesuatu yang ingin dicapai. Ngalim Purwanto (2006:85) menyimpulkan tentang belajar yaitu: (1) belajar merupakan suatu terjadinya perubahan dalam tingkah laku; (2) belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; (3) untuk dapat disebut belajar maka perubahan itu harus relatif mantap. Belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks, dimana setelah belajar tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai akan tetapi siswa harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan pemikirannya, proses kognitif (Martinis Yamin, 2006:106).

 Hakikat Matematika

Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan tehnologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia (Amin, Zaenul Ittihad, 2008:211). Oleh karena itu pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar adalah untuk membekali siswa dengan mengembangkan kemampuan berfikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama menyelesaikan masalah yang dihadapi.

 Hasil Belajar Matematika

 Hasil belajar dipengaruhi oleh siswa salah satunya adalah motivasi. Belajar Motivasi adalah suatu dorongan untuk merangsang supaya siswa senang belajar matematika (E Mulyasa, 2008: 200). Mengenai belajar menurut Ansari (2000:9) pengertiannya adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, .Hasil belajar dapat diketahui melalui proses yang diakhiri dengan perolehan hasil test formatif bisa berupa nilai berupa angka atau hasil berupa huruf kebanyakan yang diperoleh dari penggunaan alat atau benda didominasi oleh praktiknya atau olah tangannya.

 Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu untuk menyusun perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencsiswaan pembelajaran di kelas dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran tetmasuk di dalamnya buku-buku,computer, kurikulum dan lain-lain (Joice dalam Triyanto, 2007:5).Mengajarkan pembelajaran kompetensi dasar harus memilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan.Memilih metode pembelajaran harus mempertimbangkan materi pelajaran, tingkat perkembangan sarana prasarana tersedia tujuan . terprogram secara jelas

 Pengertian Pecahan

 Dapat dikatakan bahwa pecahan terbentuk ketika sebuah benda dibagi menjadi beberapa bagian sama besar dan .Bagian-bagian tersebut mempunyai nilai pecahan masing-masing.Jadi pecahan adalah pembagian dua bilangan bulat dengan bilangan yang dibagi disebut pembilang dan bilangan pembagi disebut penyebut

 Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)

 Pengertiannya:Pembelajaran menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk berusaha menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. lingkungan dan juga untuk mendorong siswa dapat menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri,pengetahuan, nilai sikap dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan ketika melakukan kegiatan belajar.

 Sedangkan menurut Johnson (2003) Contektual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makan di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cera menghubungkan subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian dengan konteks keadaan pribadi, lingkungan sosial dan budaya yang hadapi.

 Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto 2007  Contextual Teaching and Learning CTL) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi. Dunia .nyata.pada siswa.ketika belajar

 Menurut Jonhson dalam Sugiyanto (2007) Contextual Teaching and Learning CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian yang dihadapi membutuhkan penyelesaian menjadi tugas dan tanggungjawab .

Penelitian Yang Relevan

 Dari kegiatan penelitian yang dilaksanakan guru kelas IV diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal di Sekolah Dasar Negeri 1 Brabowan, dalam mencapai hasil memuaskan. Kesulitan yang dihadapi siswa adalah cara mengalikan bilangan ,karena belum memahami oleh semua siswa dan terbatasnya kemampuan siswa dalam memahami dengan peraga tiruan dan kurangnya siswa dalam menghitung hasil pecahan sederhana bilangan masih kurang menguasai bukti nilai hasil penilaian.

 Untuk menyelsaikan soal pelajaran matematika tentang pecahan sederhana diperlukan langkah pengerjaan, sehinga dapat memudahkan siswa dalam pemecahan masalah dalam mengatasi pemecahan masalah yang meliputi:1) Pemahaman masalah, 2) Membuat rencana penyelesaian masalah pelaksanaan rencana pemecahan, peninjauan kembali .

 Kerangka Berfikir

 Proses belajar mengajar memegang peranan penting dalam pencapaian hasil belajar. Kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil dan efektif apabila dapat menghasilkan hasil belajar pada diri siswa,aktiviatas dan hasil belajar masih rendah

 1. Guru melalui penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL terdapat peningkatan kreativitas belajar tentang pecahan sederhana bilangan pada siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018.

 2. Guru melalui penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL terdapat peningkatan motivasi belajar matematika tentang pecahan sederhana siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018.

 3   Guru melalui penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL terdapat peningkatan hasil belajar matematika tentang pecahan sederhana pada siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran2017/2018

 Hipotesa tindakan

Melalui penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL membuat hipotesa sebagai berikut:

 1.  Diduga guru melalui penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL terdapat peningkatan kreativitas belajar tentang pecahan sederhana bilangan siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran 2017/2018.

 2.  Diduga guru melalui penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL terdapat peningkatan motivasi belajar matematika tentang pecahan sederhana siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran2017/2018.

 3.  Diduga guru melalui penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL terdapat peningkatan hasil belajar matematika tentang pecahan sederhana siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan tahun pelajaran2017/2018.

 METODOLOGI PENELITIAN

 Setting Penelitian

 Penelitian yang dilaksanakan oleh guru yang mengajar kelas IV di SDN 1 Brabowan. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, dimulai dari bulan Juli 2017 sampai dengan bulan Oktober 2017.dengan rincian jadwal penelitan sudah di atur oleh peneliti

Tempat guru melaksanakan penelitian adalah guru yang bertugas di SD tersebut .sehingga memudahkan untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan berguna dalam kegiatan penelitian. adalah merupakan semua data yang diperoleh dari hasil penelitian diperoleh oleh guru pada saat dilaksanakan waktu proses belajar mengajar sedang berlangsung pada jam efektif sesuai pada jadwal yang sudah ditentukan..

 Subyek Penelitian

 Subyek penelitian yang dituju oleh peneliti adalah siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan. tahun telajaran 2017/2018. memiliki dari jumlah 18 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.,dijadikan sebagai subyek dalam kegiatan penelitian karena aktivitas dan hasil belajar matematika tentang pecahan sederhana masih rendah guru meningkatkan melalui pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL .. .

 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh oleh peneliti adalah melalui data hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sendiri dan data hasil pengamatan yang dilaksanakan peneliti sendiri dan teman sejawat yang mendapingi peneliti untuk melakukan kegiatan observasi selama kegiatan.

 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

 Tehnik Pengumpulan Data

 Dalam penelitian pengumpulan data menggunakan teknik tes dan tehnik non tes.Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, yang terdiri atas materi melakukan pecahan sederhana.bilangan Sedangkan Teknik non tes yang meliputi teknik Observasi dan dokumentasi. Observasi digunakan pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas kemampuan memahami materi Pecahan sederhana pada siklus I dan siklus II.Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data khususnya nilai pelajaran matematika materi pecahan sederhana

 Alat Pengumpulan Data

 Dalam hal ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data berbentuk butir soal ulangan bagi siswa dan lembar observasi/lembar pengamatan (unjuk kerja) bagi siswa maupun guru.selama proses pembelajaran Butir soal digunakan untuk menilai hasil belajar siswa yang berupa nilai ulangan, sedangkan lembar pengamatan digunakan untuk menilai aktivitas, dan keaktifan belajar siswa dan keaktifan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

 Validasi Data

 Untuk mengukur kevalidan data yang terkumpul, ada 2 cara yaitu

 Data Kuantitatif untuk mendapatkan hasil belajar hasil yang valid, maka butir soal sebelum dibuat harus dibuat kisi-kisi terlebih dahulu yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku .tujuan bahasannya tidak mengelompok pada materi matematika harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

 Data pengamatan yang divalidasi adalah bentuk instrumennya (data kualitatif) melalui 2 jenis: Triangulasi Sumber yaitu sumber datanya lebih dari satu orang, menggunakan bantuan orang lain/teman sejawat (kolaborasi teman sejawat). Triangulasi Metode mencari dari sumber,yang kemudian menggunakan cara/metode atau dengan menggunakan test lisan. Namun dari kedua triangulasi di atas,dicari yang paling mudah dalam memperoleh data adalah melalui triangulasi sumber langsung

 Analisis Data

 Data berupa kuantitatif merupakan berbentuk angka, hasil belajar dianalisis yang berupa deskriptif komparatif (membandingkan) dilanjutkan dengan refleksi.Deskriptif komparatif (membandingkan) nilai hasil belajar dari kondisi awal dibandingkan dengan nilai siklus kesatu, nilai siklus kesatu dengan siklus kedua, dan nilai pada kondisi awal dengan kondisi akhir..Data yang berupa kualitatif, menggunakan deskriptif kualitatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif kualitatif hasil proses pembelajaran dari kondisi awal dengan siklus kesatu, siklus kesatu dengan siklus kedua, kondisi akhir.

 Indikator Kinerja

 Meningkatkan kemampuan sehinnga kondisi akhir/siklus II sebagai target yang diharapkan dapat tercapai.Berdasarkan pengalaman yang telah lalu dan hasil diperoleh pada mengerjakan soal tes formatif pada saat kondisi awal maupun melakukan penelitian tindakan kelas pada siklus I Dan target indikator kinerja diharapkan jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah supaya semua siswa dapat mencapainya. aktivitas dan hasil nilai ulangan tes formatif matematika tentang pecahan sederhana masih rendah, setelah dilakukan tindakan nyata oleh peneliti ada peningkatan yang terlihat pada kondisi akhir melaksanakan kegiatan sesuai perencanaan.siklus II semua siswa sudah mencapai ketuntasan. .

 Prosedur Penelitian

 Peneliti dalam mengadakan penelitian tidak hanya menggunakan satu metode saja,tetapi suatu metode yang bervariasi ceramah,eksperimen ,didkusi dan sebagainya, melainkan menggunakan metode yang bervariasi dan menggunakan alat peraga pembelajaran tidak membuat siswa merasa bosan dengan mengikuti kegiatan pembelajaran .Adapun kegiatan pembelajaran ini adalah melalui pembelajaran langkah selanjutnya peneliti menentukan siklus I berkesimbungan.peneliti menetukan tahapan setiap siklus menentukan ada 4 tahapan antara lain 1) Merencanakan tindakan (planning), 2) Melakukan tindakan (acting), 3) Pengamatan tindakan (observing), 4) Merefleksi tindakan (reflecting).

 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 Deskripsi Pembelajaran Pra Siklus

 Sebagaimana yang diuraikan pada latar belakag masalah, matematika materi tentang pecahan sederhana belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Penyebab rendahnya prestasi belajar matematika siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan disebabkan karena metode yang diterapkan membosankan memberikan contoh penyelesaian soal di papan tulis, siswa yang dibelakang tidak memperhatikan bermain sendiri Pada pembelajaran pra siklus guru pada kegiatan akhir memberikan tes formatif dalam pembelajaran matematika tentang pecahan sederhana yang diperoleh hasil secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel Analisis hasil penilaian pra siklus

No

Rentang Hasil

Jumlah siswa

Katagori

Prosentasi

1

90-100

0

Sangat Baik

 0%

2

7089

9

Baik

 50%

3

6169

3

Cukup

 17%

4

5160

4

Kurang

 22%

5

 Ã¢â€°Â¤ 50

2

S.Kurang

11%

Jumlah 

18

 

100%

 

 Pada hasil ulangan yang dilaksanakan siswa pada pembelajaran tersebut didapatkan hasil yang cukup rendah. Dari rekap hasil nilai ulangan pada pembelajaran matematika tentang pecahan sederhana siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan dari jumlah 18 siswa, guru memberikan tes formatif, yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 9 siswa dengan rincian nilai 85 sebanyak 3 siswa,nilai 80 sebanyak 2 siswa, nilai 75 sebanyak 2 siswa dan nilai 70 sebanyak 2 siswa, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan 9 siswa ,dengan perolehan nilai masing 65 sebanyak 3 siswa, 60 sebanyak 4 siswa dan 50 sebanyak 2 siswa, nilai tertinggi yang diperoleh 85 , nilai terendah 50 nilai rata-rata 69 ketuntasan belajar siswa 50%. berhasil memenuhi target KKM 70

. Deskripsi Pembelajaran Siklus I

 Guru melakukan apersepsi. memberikan pertanyaan rangsangan untuk mengingat materi pelajaran yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan yang telah lalu mengingatkan dan mengaitkan materi yang diajarkan. Guru memberikan motivasi kepada siswa kelas IV agar senantiasa rajin balajar memperoleh nilai yang lebih baik. Kemudian kegiatan selanjutnya adalah perencanaan kegiatan inti. Pada kegiatan inti guru akan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran menerapkan Contextual Teaching and Learning CTL) Kegiatan pembelajaran ini akan melibatkan siswa secara aktif fisik dan pikiran. Kemudian setelah kegiatan inti adalah kegiatan akhir pembelajaran. Kegiatan.yang akan dilaksankan pada tahap ini adalah a) Siswa mengerjakan soal-soal secara individu, b) Guru membimbing siswa, c) Guru memeriksa pekerjaan siswa, d) Melakukan tindak lanjut dalam pembelajaran yang dilaksanakan.

Tabel Analisis Hasl tes formatif siklus I

No

Rentang Hasil

Jumlah siswa

Sebutan

Persentase

1

90-100

 4

Sangat Baik

 22%

2

7089

 10

Baik

 56%

3

6169

 2

Cukup

 11%

4

5160

 2

Kurang

 11%

5

 Ã¢â€°Â¤ 50

0

S.Kurang

0%

Jumlah 

 18

 

100%

 

 Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL siklus I dari jumlah 18 siswa, guru memberikan tes formatif, yang diperoleh siswa nilai 90 sebanyak 4 siswa,nilai 85 sebanyak 3 siswa, nilai 80 sebanyak 2 siswa, nilai 75 sebanyak 2 siswa,dan nilai 70 sebanyak 3 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas nilai 65 sebanyak 2 siswa ,nilai 60 sebanyak 2 siswa, siswa.pembelajaran siklus I nilai tertinggi yang dapat dicapai oleh siswa sebesar 90 dan nilai terendah 60 .Nilai rata-rata 77 Ketuntasan belajar 78%.

 Deskripsi Pembelajaran Siklus II

 Kegiatan inti selanjutnya adalah elaborasi.Siswa kalas II yang berjumlah 18 siswa belajar ini sesuai dengan kegiatan pada pertemuan siklus I., guru mengkondisikan siswa supaya tenang, kemudian guru menyampaikan materi pelajaran tentang pecahan sederhana kepada siswa.Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi.guru menunjukkan teknik dan cara menyelesaikan pecahan sederhana .

 

 

 

 

. Tabel Analisis Hasil Penilaian Siklus II

No

Rentang Hasil

Jumlah siswa

Sebutan

Persentase

1

90-100

 5

Sangat Baik

 28%

2

7089

 13

Baik

 72%

3

6169

 0

Cukup

 0%

4

5160

0

Kurang

 0%

5

 Ã¢â€°Â¤ 50

0

Sangat.Kurang

0%

Jumlah 

 18

 

100%

 Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL siklus II dari jumlah 18 siswa mengikuti kegiatan pembelajaran siklus II setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan guru memberikan tes formatif yang diperoleh siswa adalah nilai 90 sebanyak 5 siswa,nilai 85 sebanyak 4 siswa , nilai 80 sebanyak 4 siswa nilai 75 sebanyak 3 siswa dan nilai 70 sebanyak 2 siswa,nilai tertinggi yang dapat dicapai sebesar 90 dan nilai terendah 70 .Nilai rata-rata 82 semua siswa telah mencapai nilai ketuntasan. KKM 70

 Pembahasan

 Pembahasan pembelajaran pra siklus

Proses pembelajaran pra siklus belum berjalan dengan baik dan menghasilkan nilai rendah. Penyebab rendahnya hasil belajar matematika pada siswa kelas IV semester I di SDN 1 Brabowan disebabkan karena metode dan model pembelajaran yang digunakan belum tepat. sehingga terjadinya kegagalan Pada saat pembelajaran banyak siswa yang masih gaduh dan ramai pada saat guru menjelaskan materi pelajaran.pada siswa yang duduknya ada dibelakang tidak memperhatikan y.Kondisi tersebut belum mendapat perhatian dari penjelasan guru, sehingga hanya siswa tertentu saja yang dapat memahami materi pelajaran.Sedangkan siswa yang lainnya tidak mampu memahami disampaikan oleh guru.

 Hasil Belajar

Matematika materi tentang pecahan sederhana masih rendah.Selain itu aktivitas Berdasarkan ketuntasan belajar siswa, dari sejumlah 18 siswa hanya 9 siswa atau 50% yang mencapai nilai ketuntasan belajar dengan skor standar kreteria ketuntasan belaar minimal adalah 70. Sedangkan sebanyak 9 siswa atau 50% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan oleh guru. Nilai tertinggi kondisi pra siklus baru mencapai 85 itupun baru 3 siswa saja. Sedangkan nilai terendah adalah 50, dengan rata-rata kelas sebesar 69

 Pembahasan siklus 1

Proses pembelajaran tidak menjadikan siswa bosan melalui model Contextual Teaching and Learning CTL dikemas dengan model permainan dan memancing siswa untuk bersaing.Dari hasil pengamatan telah terjadi peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam belajar, karena ada persaingan untuk menjadi kelompok yang terbaik.guru juga sangat memperhatikan seluruh siswa Apabila ada siswa yang kurang paham, guru memberikan bimbingan dan penjelasan tentang materi yang sedang di pelajari lebih intensif ..

 Hasil Belajar

Dari hasil tes siklus 1, menunjukkan hasil belajar siswa telah emngalai peningkatan. Berdasarkan ketuntasan hasil belajar siswa dari sejumlah 18 siswa terdapat 14 siswa atau 78% yang sudah mencapai ketuntasan belajar, dan sisanya 4 siswa atau 22% belum mencapai ketuntasan. Berdasarkan hasil rekapitulasi dari nilai hasil belajar siswa pada siklus I, perolehan nilai tertinggi telah mencapai 90, nilai terendah 60 dengan nilai rata-rata 77.

 Pembahasan siklus II

Proses pembelajaran siklus II tidak lagi menjadikan siswa menjadi bosan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL dikemas dengan model permainan dan memancing siswa untuk bersaing.Dari hasil pengamatan telah terjadi peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam belajar, karena ada persaingan untuk menjadi kelompok yang terbaik.Guru juga sangat memperhatikan seluruh siswa. Apabila ada siswa yang kurang paham, guru memberikan bimbingan dan penjelasan tentang materi yang sedang di pelajari secara intensif lHasil refleksi yang dilakukan.

 Hasil Belajar

 Dari hasil tes siklus II, menunjukkan hasil belajar siswa yang lebih bagus lagi.Pada siklus II ini ketuntasan belajar siswa mengalami kenaikan. Pada siklus 1 ketuntasan belajar baru mencapai 78% siswa), kemudian pada siklus II ketuntasan belajar menjadi 100% (18 siswa). Sedangkan hasil rekapitulasi nilai hasil ulangan siklus II dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi telah mencapai 90, nilai terandah 70 dan nilai rata-rata adalah 82. Hal itu menunjukkan terjadi peningkatan yang sangat baik.Berikut ini sajikan dalam bentuk tabel

Tabel: Hasil belajar pra siklus,siklus I dan siklus II

No

Uraian

 Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Keterangan

1

Ketuntasan

50%

78%

100%

Naik

2

Nilai rata-rata

69

77

82

Naik

3

Nilai tertinggi

85

90

90

Naik

4

Nilai terendah

50

60

70

Naik

 

 PENUTUP

 Kesimpulan

Berdasarkan hasil akhir yang dilaksanakan penelitian tindakan kelas diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini.

1.     Melalui menerapkan pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL terdapat peningkatan aktifitas keaktifan motivasi belajar tentang materi pecahan sederhana yang dibuktikan dengan hasil observasi dan hasil belajar siswa melalui tes formatif ..

2.     Perbaikan kegiatan pembelajaran melalui pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL terdapat peningkatan aktifitas ,motivasi dan hasil belajar matematika tentang pecahan sederhana pada siswa kelas IV di SDN 1 Brabowan

3.     Peningkatan belajar siswa pra siklus dari 18 siswa baru 9 yang tuntas atau 50%. Nilai rata-rata 69. Siklus I yang mencapai tuntas 14 siswa atau 78%, Nilai rata-rata 77 sedangkan pada siklus II yang mencapai ktuntasan sebanyak 18 siswa atau 100% didikung oleh hasil empiris yang menyatakan bahwa ada peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 82 melalui pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL terjadi peningkatan ketuntasan dan belajar menjadi 100%. ditentukan KKM 70.

 Saran

Berdasarkan dengan kesimpulan hasil penelitian tindakan yang sudah ditemukan, maka dikemukakan saran sebagai berikut:

 1   Guru hendaknya mengusahakan semaksimal mungkin kondisi pembelajaran yang mampu menarik minat dan aktivitas belajar bagi siswa,peningkatan kemampuan dalam kegiatan pembelajaran mendapatkan hasil yang diharapkan.

2.   Guru harus dapat memanfaatkan dengan baik media dan alat peraga yang dalam pembelajaran yang ada disekolah tempat mengajarnya masing-masing.guru juga harus senantiasa peningkatan kemampuan profesionalnya dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan terlaksana secara efektif dan efesien.

3.   Untuk sekolah, hendaknya mampu memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran yang dapat peningkatan hasil belajar siswa.Sekolah hendaknya mampu membudayakan dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas, sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa.Pihak sekolah hendaknya menyiapkan segala perangkat pembelajaran, baik itu media maupun alat peraga untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Zaenul Ittihad, 2008, Matematika, Jakarta: UniversitasTerbuka.

Aqib, Zainal, 2008, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Bandung: YramaWidya.

B., Suryobroto, 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas, 2003.Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Kurikuium 2004.Jakarta

Depdiknas.2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada.

Purnomosidi, dkk. 2008, Matematika Untuk SD/MI Kelas IV, Jakarta: Depdiknas

Ngalim Purwanto, M, 2006. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya

Trianto,2007,Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher

Wardani, IGAK, 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka

Yamin, Martinis, 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press.

Badan Standar Nasional Pendidikan 2006, Standar Kompetensi dan Kompetentensi Dasar Pendidikan Matematika Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.Jakarta