Peningkatan Keterampilan Dengan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING
DENGAN TEKNIK BALAINANG
MELALUI MEDIA BUKU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS 1
SD NEGERI PABELAN SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Istiyah
Sekolah Dasar Negeri Pabelan
UPTD Kecamatan Pabelan Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga
Pemerintah Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Keterampilan membaca merupakan keterampilan awal atau dasar bagi anak didik yang harus dikuasai agar dapat mengikuti semua atau seluruh kegiatan dalam proses belajar mengajar, kemampuan membaca akan sangat berpengaruh pada keberhasilan anak didik dalam proses pembelajaran dalam sekolah. Membaca merupakan keterampilan sangat penting, sehingga keterampilan membaca diajarkan pada jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga PT, namun bisa juga dibelajarkan sebelum itu. Di SD Negeri Pabelan masih banyak siswa yang kurang memiliki keterampilan membaca. Rendahnya keterampilan membaca karena masih banyak siswa yang minat bacanya masih rendah. Selain itu, banyak siswa yang tidak mengenyam pendidikan TK. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga yang kurang mampu dan berpendidikan rendah. Masih banyaknya siswa yang tinggal kelas karena siswa sama sekali tidak mengenal huruf juga membuat nilai membaca rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai membaca nyaring. Selain itu, kemampuan siswa dalam membaca juga masih mengalami kesulitan. Siswa masih kurang lancar dalam membaca juga masih ditemukan. Salah satu upaya yang dapat dijadikan alternatif pemecahan permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan teknik balainang dan media buku bergambar. Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan siswa kelas I SD Negeri Pabelan setelah mengikuti pembelajaran membaca nyaring dengan teknik balainang melalui media buku bergambar, perubahan perilaku belajar siswa kelas I SD Negeri Pabelan setelah mengikuti pembelajaran membaca nyaring dengan teknik balainang melalui media buku bergambar.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Aktivitas siswa sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 22%, siklus I 59% dan siklus II 82% . Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa Dari hasil penelitian dan pembahasanya, saran yang dapat peneliti rekomendasikan antara lain pembelajaran membaca nyaring dengan teknik balainang dan media buku bergambar dapat dimanfaatkan sebagai alternatif oleh guru kelas rendah khususnya pada pembelajaran membaca nyaring. Teknik balainang dan media buku bergambar bukan satu-satunya teknik dan media dalam pembelajaran membaca nyaring. Untuk itu, guru diharapkan dapat mencari teknik dan media lain yang lebih menarik, kreatif, dan variatif untuk mengatasi kejenuhan dalam pembelajaran.
Kata kunci: membaca nyaring, teknik balainang, media buku bergambar.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kemampuan membaca dikatakan kunci utama untuk mempelajari keterampilan lain. Karena seorang siswa yang tidak dapat membaca atau kemampuan membacanya rendah dapat dipastikan ia tidak dapat mempelajari pelajaran lain dengan baik.Tidak mungkin seorang siswa yang tidak dapat membaca mampu mengerjakan soal-soal dengan benar karena mereka tidak paham dengan maksud soal tersebut.
Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting, sehingga keterampilan membaca harus dimulai sejak dini. Pembelajaran membaca secara formal kalipertama diajarkan pada siswa kelas 1 SD, namun bisa saja dibelajarkan sebelum itu sebagai landasan bagi mereka untuk menyambut tugas belajar membaca pada awal pendidikan dasar. Berarti dengan demikian bahwa anak usia dini jangan disia-siakan, dan pengembangan potensi bahasa (termasuk minat baca) pun sudah harus dimulai sejak usia dini, karena usia dini merupakan saat yang tepat untuk meletakan dasar-dasar pengembangan fisik maupun non fisik.
Membaca merupakan usaha yang terus-menerus karena membaca bukanlah keterampilan langsung dapat ditransfer begitu saja melainkan keterampilan yang harus diajarkan secara berkala dan kontinyu. Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan membaca, maka proses membaca dapat dibedakan menjadi membaca nyaring dan membaca dalam hati.
Siswa sekolah dasar wajib menguasai keterampilan calistung (membaca, menulis dan hitung). Keterampilan membaca pada siswa sekolah dasar sangat penting bagi perkembangan diri, baik untuk melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi, maupun untuk terjun ke masyarakat. Menurut Soeparwoto (2004) pada usia sekolah dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan-keterampilan penting tersebut.
Sesuai kurikulum, standar kompetensi yang dituntut pada siswa kelas 1 SD adalah membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas tiga sampai lima kata dengan intonasi yang tepat (Standar Isi 2006). Namun, untuk mencapai standar tersebut bukanlah hal yang mudah, seperti yang dialami di kelas 1 SD Negeri Pabelan tahun ajaran 2016/2017. Permasalahan yang peneliti temukan adalah hampir sebagian besar siswa belum dapat membaca kalimat sederhana dengan lancar, karena banyak siswa bukan berasal dari Taman Kanak-kanak (TK) yang pada umumnya belum terampil membaca. Selain itu, latar belakang siswa yang pada umumnya berasal dari keluarga yang berpendidikan rendah, orang tua yang tidak mampu, dan orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya, karena di daerah tersebut banyak orang tua yang bekerja sebagai buruh pembuat gula. Sehingga hal ini menyebabkan anak tidak diperdulikan perkembangan pembelajarannya. Hal ini merupakan keluhan bagi guru kelas 1 SD Negeri Pabelan.
Berdasarkan pengamatan mengenai pengalaman guru dalam mengajar pembelajaran membaca nyaring, guru tersebut tidak menggunakan media sehingga siswa kesulitan dalam membaca, sehingga menyebabkan siswa tidak tertarik bahkan cenderung bosan dalam mengikuti pembelajaran membaca. Hal ini yang mendorong siswa menjadi ramai sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan guru tetapi malah bermain. Latar belakang sebagian siswa yang tidak dibekali pendidikan TK juga menjadi sebab rendahnya kemampuan membaca nyaring pada siswa. Terdorong dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan mencari solusi permasalahannya.
Teknik mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Sepintar apapun seorang guru tanpa diimbangi teknik yang tepat, mustahil pembelajaran akan menjadi menyenangkan. Penggunaan teknik dimaksudkan untuk menggairahkan belajar anak didik. Teknik itu sendiri menurut (Suyatno 2004:15) adalah cara konkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung.
Teknik yang digunakan dalam menyampaikan materi oleh guru perlu ditinjau ulang. Siswa akan lebih senang dan tertarik kepada proses pembelajaran apabila teknik yang digunakan sesuai. Guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu teknik, tetapi guru sebaiknya menggunakan teknik yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian siswa.
Kejenuhan siswa dapat diantisipasi dengan penggunaan teknik pelajaran yang tepat. Dengan menggunakan teknik yang menarik, siswa akan antusias dan senang untuk mengikuti jalannya proses pembelajaran. Teknik balainang (baca, nilai, dan menentukan pemenang) adalah merupakan sebuah teknik yang dapat dijadikan alternatif.
Pembelajaran dengan teknik balainang merupakan teknik mengurangi ancaman atau rasa khawatir siswa dalam membaca. Caranya adalah menempatkan guru dalam melatih membaca dan melibatkan siswa dalam proses membaca serta memberi nilai untuk akhirnya dapat menentukan pemenangnya. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Faktor lain yang mendukung pembelajaran ini adalah penggunaan media pembelajaran, khususnya media buku bergambar. Dengan menggunakan media dapat memberikan manfaat bagi siswa seperti meransang pikiran, memperbaiki konsentrasi dan ingatan, psikomotorik, membangun kecerdasan emosional dan sebagainya. Sehingga proses belajar siswa dalam pembelajaran membaca yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang ingin dicapainya. Berbeda dengan cara pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah, informasi yang disampaikan hanya berupa pengalaman kata-kata yang cenderung membuat pembelajaran atau informasi sukar ditangkap, kurang menarik, dan mudah dilupakan.
Dalam membantu siswa untuk belajar, guru dapat menerapkan teknik atau media tertentu agar proses belajar terasa menyenangkan bagi siswa. Bila siswa disiapkan dalam kondisi senang, proses belajar akan terasa mudah. Pertama yang harus dilakukan guru adalah menunjukkan bahwa membaca adalah kegiatan yang menyenangkan dan tidak membosankan. Salah satunya adalah memberikan buku- buku cerita bergambar yang menarik, sehingga menelankan anggapan bahwa buku-buku hanya berisi tulisan-tulisan yang sulit dipahami. Selain itu, dengan menanamkan anggapan bahwa buku adalah jendela dunia, dengan membaca buku siswa bisa mengetahui tempat-tempat yang indah di dunia tanpa harus datang.
Sebagai motivator dan fasilitator guru harus berusaha menarik minat siswa agar lebih tertarik dan lebih bersemangat dalam pembelajaran membaca. Untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang diharapkan tersebut, perlu dipikirkan dengan matang metode, teknik, maupun media yang produktif. Penggunaan media buku bergambar dan teknik balainang (baca, nilai, dan menentukan pemenang) dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa.
Menurut pengamatan dan pengalaman peneliti dalam pembelajaran membaca nyaring, perlu upaya peningkatan yang lebih baik lagi. Keadaan yang kurang menggembirakan di atas menimbulkan kepincangan. Hal ini mungkin juga terjadi disebabkan sebagian besar guru bahasa Indonesia belum mempraktikan pembelajaran dengan teknik balainang dan media buku bergambar. Dengan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas mengajukan judul ” Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Dengan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar Pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Pabelan Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017”.
RUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
- Apakah penerapan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar dapat meningkatkan keterampilan guru pada siswa kelas 1 SD Negeri Pabelan tahun pelajaran 2016/2017?
- Apakah penerapan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar dapat meningkatkan aktivitas siswa pada siswa kelas 1 SD Negeri Pabelan tahun pelajaran 2016/2017?
- Apakah penerapan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca permulaan pada siswa kelas 1 SD Negeri Pabelan tahun pelajaran 2016/2017?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:
- Untuk meningkatkan Keterampilan guru melalui penerapan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar pada siswa kelas 1 SD Negeri Pabelan tahun pelajaran 2016/2017.
- Untuk meningkatkan Aktivitas Siswa melalui penerapan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar pada siswa kelas 1 SD Negeri Pabelan tahun pelajaran 2016/2017.
- Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca permulaan melalui penerapan model Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar pada siswa kelas 1 SD Negeri Pabelan tahun pelajaran 2016/2017.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap mengembangkan pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan membaca sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar melalui pemberian media buku bergambar dan teknik balainang. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan pemahaman tentang penggunaan media buku bergambar dengan teknik balainang untuk meningkatkan keterampilan membaca nyaring sehingga meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca nyaring.
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini manfaat bagi: (1) para siswa untuk memudahkan mereka dalam membaca, (2) para guru untuk mengembangkan media dan teknik dalam mengajarkan membaca menggunakan media buku bergambar dengan teknik balainang kepada peserta didik yang dihadapi setiap hari atau oleh para pembaca pada umumnya, (3) sekolah, akan dapat meningkatkan kualitas sekolah tersebut karena didukung oleh guru yang profesional dan siswa yang berdaya serap tinggi.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
LANDASAN TEORI
Pengertian Membaca Nyaring
Menurut Tarigan (1983:22) membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seorang pengarang.
Jadi, untuk melakukan membaca nyaring, pembaca dituntut untuk memenuhi ketepatan mata yang tinggi serta pandangan memelihara kontak mata dengan para pendengar. Pembaca juga harus dapat mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi pendengar. Membaca nyaring adalah suatu pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi berbagai ragam tujuan (Dawson dalam Tarigan 1983:23). Sedangakan Broughton (dalam Tarigan 1983:23) mengemukakan bahwa membaca nyaring merupakan suatu keterampilan yang serba rumit, kompleks, banyak seluk beluknya. Pertama-tama menuntut pengertian terhadap aksara di atas halaman kertas dan sebagainya, dan kemudian memproduksikan suara yang tepat dan bermakna. Jangan kita lupakan bahwa membaca nyaring itu hakikatnya merupakan suatu masalah lisan atau oral matter. Oleh karena itu maka khusus dalam pengajaran bahasa asing, aktivitas membaca nyaring lebih dekat atau lebih ditujukan pada ucapan (proununciation) daripada ke pemahaman (comprehension). Mengingat hal tersebut maka bahan bacaan haruslah dipilih yang mengandung isi dan bahasa yang relatif mudah dipahami.
Membaca nyaring merupakan suatu kegiatan membaca lisan yang bermanfaat bagi anak-anak jika maksud dan tujuan membaca nyaring diarahkan dengan baik serta berguna bagi mereka sendiri. Dalam kegiatan ini menyimak tidak dapat dikesampingkan. Maksud dan tujuan dari penyimakan di sini adalah untuk memahami bacaan yang dibacakan orang lain.
Membaca nyaring yang dilakukan guru merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi siswa. Tidak mengherankan, jika cerita favorit yang dibacakan guru atau orang tua lebih diingat siswa dibandingkan dengan cerita yang dibacakan dari buku teks. Selain itu, membaca nyaring sering meransang mereka untuk membaca kembali cerita yang dibacakan guru dan lebih mengakrabkan mereka pada karya sastra. Kegiatan membaca nyaring sangat penting karena banyak keuntungan yang diperoleh siswa. Oleh karena itu, guru perlu membuat suatu program kegiatan membaca nyaring yang efektif.
Menurut Harylesmana (2009:1) membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan, intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, sikap ataupun pengalaman.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca nyaring adalah suatu keterampilan membaca yang komplek, rumit, dan banyak seluk beluknya, yaitu kegiatan menyuarakan tulisan dari pembaca yang melibatkan penglihatan, ingatan, pendengaran dan ingatan yang bersangkut paut dengan otot- otot manusia yang bertujuan untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seorang pengarang.
Teknik Balainang
Menurut Subyakto (dalam Haryadi 2006:5) teknik (technique) merupakan implementasi dari metode dalam kegiatan belajar mengajar. Teknik bersifat implementesional, individual, dan situasional. Teknik mengacu pada siasat guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar, teknik merupakan siasat yang digunakan guru dalam melaksanakan fungsi dengan tujuan memperoleh hasil yang optimal. Teknik adalah cara konkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung.
Teknik balainang (baca, nilai, dan menentukan pemenang) adalah suatu teknik yang dilakukan langsung oleh siswa melalui panduan guru. Dengan membaca, menilai dan menentukan pemenang dalam pembacaan akan membuat siswa memiliki perhatian penuh terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.
Dalam teknik ini kegiatan pembelajaran membaca meliputi: (1) kegiatan baca, (2) nilai, dan (3) menentukan pemenang. Tahap-tahap pembelajaran baca meliputi tahap (1) prabaca, (2) proses membaca, (3) pascamembaca. Tahap prabaca, siswa diberi kesempatan dengan bebas aktif mengembangkan skematanya tentang bacaan yang akan dibacanya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengobservasi gambar, benda-benda atau peristiwa yang memungkinkan mampu meningkatkan pengetahuan yang sesuai dengan bacaan yang akan dibacanya. Sebelum dibuka siswa memperkirakan tentang apa yang akan dibaca, baik yang berhubungan dengan isi, bahasa dan struktur bacaan. Perkiraan pada tahap prabaca akan membimbing siswa pada tahap proses membaca.
Tahap saat proses membaca, siswa membaca sesuai perintah yang disampaikan guru. Ketika guru melakukan perintah untuk membaca, guru sebagai model melakukan kegiatan membaca. Proses membaca dapat berlangsung secara variatif. Ada kemungkinan siswa membaca secara sendiri atau secara berkelompok. Tahap pascamembaca, siswa melakukan kegiatan sebagaimana permintaan guru, misalnya siswa menuliskan ringkasan bacaan, nama pelaku yang disenangi dengan disertai alasan tertentu. Pada tahap pascamembaca siswa mengungkapkan kembali pemahamannya sesuai dengan perspektifnya masing- masing. Ada sejumlah tujuan yang diperoleh dari kegiatan pascamembaca. Pertama, siswa merefleksikan apa yang dipelajarinya atau yang dialaminya dalam sebuah teks. Kedua, siswa memperluas pemahamannya melalui berpikir kembali terhadap teks yang dibaca. Ketiga, siswa dapat menghubungkan bacaan tidak hanya kehidupan mereka tetapi juga dengan teks lain yang telah dibaca, lihat, atau didengar.
Kegiatan nilai atau menilai, pelaksanaan penilaian pembelajaran merupakan rangkaian yang belum final, tetapi kegiatan yang harus berkelanjutan disertai tindakan. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam menilai adalah: (1) lebih dahulu ditentukan apa yang akan dinilai, (2) memilih teknik menilai yang sesuai dengan tujuan, (3) menilai dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh dengan bermacam-macam teknik menilai, (4) menilai sekadar alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan itu sendiri, (5) menilai dilakukan secara berkesinambungan (Pappas dalam Hafid 2002:8).
Kegiatan menentukan pemenang, siswa yang memperoleh hasil lebih dari standar nilai yang telah ditentukan adalah sebagai pemenang. Dengan pemberian hadiah akan memberi penguatan pada diri siswa. Penguatan merupakan unsur terpenting di dalam belajar karena penguatan itu akan memperkuat perilaku. Pemberian hadiah diharapkan dapat memberikan motivasi siswa untuk terampil membaca.
KERANGKA BERFIKIR
Membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik berkaitan dengan membaca gerak mata dan ketajaman penglihatan, aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf dengan jelas, mampu menggerakan mata secara lincah, mengingat simbol-simbol bahasa yang tepat, dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan.
Kemampuan membaca nyaring siswa kelas 1 SD Negeri Pabelan masih rendah. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pembelajaran dengan media buku bergambar melalui teknik balainang. Cara pembelajaran media dan teknik ini menitikberatkan pada kemampuan membaca sekaligus kemampuan motorik dan psikomotorik siswa. Siswa tidak hanya dikenalkan pada huruf-huruf, tetapi langsung kalimat utuhnya. Pembelajaran selanjutnya siswa maju berlatih membaca kata menjadi suku kata hingga menjadi kalimat. Dari hal tersebut siswa telah berlatih membaca nyaring sekaligus melatih kemampuan motorik dan psikomotorik siswa. Siswa dapat membolak-balik buku bergambar. Selain itu, dengan media buku bergambar dapat meransang psikomotorik siswa.
Penelitian ini memberikan alternatif terbaik bagi para guru dalam rangka memilih strategi pembelajaran yang tepat, yaitu media buku bergambar dan teknik balainang. Media buku bergambar selain berfungsi sebagai bahan ajar di Sekolah Dasar. Selain itu, media buku bergambar bermanfaat bagi guru karena dapat mempermudah guru dalam proses pembelajaran membaca. Bagi siswa, media buku bergambar dapat menstimulasi kemampuan visual dan verbal siswa, selain itu dapat menarik siswa untuk berlatih membaca nyaring.
Keunggulan media ini adalah terletak pada kepraktisannya yaitu mudah diperoleh, selain itu buku bergambar memiliki karakteristik setiap halaman pasti ada gambar atau ilustrasi, jumlah teksnya yang sedikit sehingga sangat disukai oleh anak-anak TK termasuk Sekolah Dasar. Karena pada pembelajaran membaca di SD, sebaiknya siswa diberikan objek konkret untuk membantu siswa memahami teks. Usia SD berada antara usia 6 sampai 12 tahun. Dworetzky (dalam Hafid 2002:8), menyatakan bahwa anak dalam usia 7 sampai 10 tahun berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini cara berpikir siswa masih didasarkan pada bantuan benda (objek) atau peristiwa yang langsung dilihat dan dialaminya. Sehubungan dengan hal itu, buku bergambar akan dapat membantu siswa untuk mengkonkretkan pembelajaran membaca nyaring.
Teknik balainang merupakan teknik yang digunakan atau diperuntukan pembaca pemula khususnya dalam membaca nyaring dengan panduan guru langsung dalam mengenal bacaan secara utuh (biasanya kalimat), membaca bagian demi bagian (unsur) bacaan, dan membaca secara utuh kembali.
METODE PENULISAN
Setting Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan pada hari Selasa tanggal 20 Oktober 2015 untuk siklus 1, siklus 2 pada hari Selasa tanggal 27 Oktober 2015, dan siklus 3 pada hari Selasa tanggal 3 November 2015.
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas I SD Negeri Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.
Alasan Penelitian Dilakukan di SD Negeri Pabelan
Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan atau dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Pabelan Desa Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang sebanyak 23 orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 11 orang.
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses Pembelajaran tentang membaca nyaring dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 61 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 78% siswa menjawab kesulitan.
Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah;
Wawancara
Wawancara jenis ini bersifat terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal dan dapat dilakukan berulang-ulang untuk menggali informasi yang sama. Dengan wawancara yang mendalam peneliti akan memperoleh informasi yang rinci dan mendalam. Teknik wawancara ini akan dilaksanakan pada semua informan. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi dan mengetahui hambatan apa yang ditemui serta memberi solusi untuk mengatasinya
Observasi Langsung
Observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung adalah observasi partisipatif agar hasilnya seobyektif mungkin. Observasi dilakukan untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa pada saat membaca dengan tujuan untuk mengetahui keaktifan dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran.
Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan Ketrampilan membaca nyaring
Analisis Dokumen
Teknik pengumpulan data ini diperoleh dari dokumen dan arsip. Dokumen itu berupa daftar nilai, daftar hadir, dan arsip-arsip lain yang dimiliki guru, hal ini berfungsi untuk mengetahui kondisi siswa sebelum dilakukan penelitian.
Validitas Data
Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, digunakan teknik pengembangan validitas data yang biasa digunakan penelitian kualitatif yaitu teknik trianggulasi. Adapun trianggulasi yang digunakan adalah: trianggulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari sumber data yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk cross check terhadap kondisi setiap siswa agar diperoleh data yang valid. Dengan teknik trianggulasi data diharapkan dapat memberikan inspirasi yang lebih tepat sesuai kebutuhan siswa yang sebenarnya.
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian disajikan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.
Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar yang mengukur tingkat kognitif siswa. Jika penilaian menggunakan skor tertinggi (maksimal) 100, maka dapat diketahui rumus untuk menentukan skor pada siswa.
Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran dengan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar, serta hasil angket dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya Ketrampilan membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri Pabelan dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Sesuai dengan pokok permasalahan yang dirumuskan dalam judul penelitian, maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai penerapan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar yang dilakukan oleh guru dengan penanaman konsep melalui kerja kelompok. Data dikumpulkan dengan pengamatan pada saat guru melaksanakan tugas mengajar dengan menggunakan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar .
Dengan berpedoman pada refleksi awal, maka prosedur pelaksanaan penelitian melalui tahapan atau siklus, yang setiap siklus berisi empat langkah yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN
Deskripsi Kondisi Awal
Gambaran Sekolah
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas I sebanyak 23 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
SD Negeri Pabelan terletak di desa Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Suasana SD Negeri Pabelan sudah ramai terletak d pinggir jalan raya, di barat SD Negeri Pabelan terdapat pertokoan, di sebelah utara dan timur terdapat perumahan warga, dan di selatan juga terdapat perumahan warga.
Keadaan Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas I SD Pabelan Desa Pabelan pada semester II diperoleh data yaitu dari 23 siswa yaitu 12 laki-laki dan 11 perempuan.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat.
Ketrampilan Siswa
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=68) sebanyak 17 siswa atau 74%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 6 siswa dengan persentase 26%.
Hasil Belajar Siswa Siklus I
Ketuntasan belajar siswa siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=68) sebanyak 9 siswa atau 39%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 14 siswa dengan persentase 61%.
Hasil Belajar Siswa Siklus 2
Ketuntasan belajar siswa siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=68) sebanyak 3 siswa atau 13%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 20 siswa dengan persentase 87%.
Refleksi Pelaksanaan Siklus 2
Berdasarkan deskripsi data perlaksanaan tindakan siklus 3 pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar pada kelas I SD Negeri Pabelan diperoleh kesimpulan bahwa keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dan memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga peneliti menetapkan bahwa penelitian tindakan kelas ini dicukupkan pada siklus 2. Namun penelitian tindakan kelas masih dimungkinkan untuk dilanjutkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) menciptakan suasana yang kondusif sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, 2) selalu memotivasi siswa untuk percaya diri terhadap jawaban maupun pendapat yang dimiliki, 3) memberikan bantuan dan bimbingan secara individu.
Keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Aktivitas siswa sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 24%, siklus I 61% dan siklus II 87%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak tiga siklus dapat disimpulkan bahwa:
- Melalui penerapan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar dapat meningkatkan Keterampilan guru kelas 1 SD Negeri Pabelan tahun pelajaran 2016/2017.
- Melalui penerapan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar dapat meningkatkan Aktivitas siswa kelas 1 SD Negeri Pabelan tahun pelajaran 2016/2017.
- Melalui penerapan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar dapat meningkatkan Ketrampilan membaca permulaan pada siswa kelas 1 SD Negeri Pabelan tahun pelajaran 2016/2017.
Hal tersebut ditunjukkan dengan keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Aktivitas siswa sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 24%, siklus I 61% dan siklus II 87%.
SARAN
Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan pada simpulan hasil penelitian keterampilan membaca nyaring dengan teknik balainang melalui media buku bergambar adalah sebagai berikut.
- Teknik balainang dan buku bergambar dapat dijadikan media dalam pembelajaran membaca nyaring pada siswa SD, karena hal ini telah terbukti mampu merubah perilaku siswa ke arah positif dan telah meningkatkan keterampilan membaca nyaring siswa dengan teknik balainang melalui media buku bergambar pada siswa kelas I SD Negeri Pabelan.
- Pembelajaran keterampilan membaca nyaring bukanlah sesuatu yang membosankan. Guru hendaknya sering melatih siswa untuk dapat membaca nyaring dengan baik tanpa merasa takut, malu, dan grogi. Selain itu, guru harus menciptakan suatu pembelajaran dengan menggunakan teknik dan media yang menarik, disukai, dan sesuai dengan kondisi siswa. Dengan demikian, siswa akan menganggap pembelajaran membaca nyaring akan menjadi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2002.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara Atmajaya.2006. Prinsip Pengembangan Media Pendidikan. http//teknologi pendidikan.wordpress.com (diunduh 17/11/2015)
Badan Standar Nasional Pendidikan.2006.Kurikulum Standar Isi.Depdikbud Davies, Ivo K. 1987. Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV Rajawali Firdaus.2008.Firdau’s blog.http//ww3.yuwie.com.(diunduh 12/11/2015)
Hafid, Abd. 2002.Buku Bergambar sebagai Sumber Belajar Apresiasi Cerita di Kelas Rendah Sekolah Dasar.http//id.wordpress.com/buku bergambar.(diunduh 11/12/2008)
Harjasujana, dkk. 1996. Membaca 2. Depdikbud
Haryadi.2006. Retorika Membaca. Semarang:Rumah Indonesia
Harylesmana, David.2007. Jenis-jenis Membaca dan Karakteristiknya. http//guruit07.blogspot.com. (diunduh 30/1/2009)
Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. 1991. Keterampilan Membaca dan Menulis. Malang:YA3