PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

MELALUI TEKNIK SKRAMBEL PADA PESERTA DIDIK KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI ALASOMBO 02 WERU SUKOHARJO

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Sri Umi Hastuti

SD Negeri Alasombo 02 UPTD Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan proses pembelajaran; seberapa banyak peningkatkan kompetensi membaca pemahaman; mengetahui perubahan perilaku peserta didik setelah mengikuti pembelajaran membaca pemahaman melalui tehnik skrambel. Metode dan desain yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, yang berjumlah 20 peserta didik. Hasil penelitian meningkatkan. Kondisi awal masuk kategori kurang, kategori cukup pada siklus I, dan kategori baik pada siklus II. Peningkatan hasil belajar dilihat dari nilai rata-rata kondisi awal 59,75, 72,5 pada siklus I, dan 85,75 pada siklus II. Adapun perubahan perilaku peserta didik terjadi peningkatan signifikan.

Kata kunci: kompetensi, membaca, pemahaman, pembelajaran inovatif, Skrambel.


PENDAHULUAN

Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa lesan yang bersifat reseptif. Dengan membaca, seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan orang tersebut mampu memperluas daya pikir, mempertajam pandangan dan memperluas wawasannya. Dengan demikian, kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Membaca merupakan salah satu kunci utama untuk memasuki istana ilmu, berperan sebagai landasan yang mantap serta kegiatan yang menyajikan sumber-sumber bahan yang tak pernah kering bagi berbagai aktifitas ekpresif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari (Amir, 1996:26). Pengajaran membaca pemahaman di sekolah bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan membaca pemahaman. Selain itu, Nurhadi (1989:11) menyebutkaan bahwa tujuan membaca secara khusus adalah: (1) mendapatkan informasi faktual, (2) memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis, (3) memberi penilaian terhadap karya tulis seseorang, (4) memperoleh kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang. Oleh karena itu, seseorang harus memiliki keterampilan membaca agar dapat melaksanakan komunikasi dengan baik. Berdasarkan sifatnya, membaca juga merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan reseptif. Salah satu kemampuan peserta didik yang mendasar adalah kemampuan untuk mengekspresikan diri melalui bahasa lesan. Alasan mendasar dilakukannya penelitian tindakan kelas ini, yaitu adanya fenomena rendahnya keterampilan mem-baca pemahaman pada peserta didik. Rendahnya kemampuan membaca peserta didik ditunjukkan dengan hasil evaluasi awal pembelajaran dan perilaku serta respon mereka cenderung pasif pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal tersebut perlu dicarikan solusi pemecahan-nya. Salah satu solusi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam masalah tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan dalam pembelajarannya yang tepat agar peserta didik dapat termotivasi.

Oleh karena itu, seseorang harus memiliki keterampilan membaca agar dapat melakukan komunikasi dengan baik. Sehu-bungan dengan masih rendahnya keteram-pilan membaca peserta didik kelas IV SD Alasombo 02 Weru Sukoharjo, maka peneliti mencoba meningkatkan keterampil-an membaca dengan menerapkan model pembelajaran melalui teknik Skrambel. Teknik skrambel adalah teknik permaian yang berupa aktivitas menyusun kembali atau pengurutan suatu stuktur bahasa yang sebelumnya telah dikacaubalaukan. Beberapa macam teknik skrambel yang kita kenal yaitu: (1) skrambel kata; ( 2) skrambel kalimat; (3) skrambel paragraf dan (4) skrambel wacana (Suparno, 1998:76). Berdasar prinsip dan sejenis permaiana kemudian konsepnya dipinjam untuk kepentingan pengajaran membaca. Sasaran utamanya sama, yakni mengajak anak untuk berlatih menyusun sesuatu agar sesuatu itu menjadi bermakna.

Adapun masalah pokok di atas dapat dijabarkan dalam rumusan-rumusan masalah sebagai berikut: (1) bagaima-nakah proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan membaca melalui teknik skrambel pada peserta didik kelas IV SDN Alasombo 02 Weru Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016; (2) seberapa-kah banyak peningkatan keterampilan membaca setelah diberikan pembelajaran dengan melalui teknik skrambel pada peserta didik kelas IV SDN Alasombo 02 Weru Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016; dan (3) bagaimana-kah perubahan perilaku terhadap pening-katan keterampilan membaca setelah diberikan pembelajaran melalui teknik skrambel pada peserta didik kelas IV SDN Alasombo 02 Weru Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendis-kripsikan proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan membaca melalui teknik skrambel; (2) meningkatkan keterampilan membaca melalui pembelajaran teknik skrambel; dan (3) meningkatkan perubah-an perilaku peserta didik dalam keterampil-an membaca setelah diberikan pembelajar-an melalui teknik skrambel.

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini pada dasarnya ada dua yaitu: manfaat praktis bagi peserta didik, (1) akan meningkatkan semangat, kreatifitas, motivasi belajar, sikap ilmiah, kedisiplinan dan tanggung jawab; (2) peserta didik akan memiliki banyak pengalaman dalam membaca dengan proses pembelajaran yang menyenangkan. Dengan kemudahan dan model pembelajaran yang menyenang-kan tersebut membuat peserta didik akan lebih percaya diri untuk menghadapi proses pembelajaran berikutnya. Bagi guru: (1) akan memiliki banyak pengalaman membuat penelitian tindakan kelas yang hasilnya sangat bermanfaat terhadap kemajuan pembelajaran membaca dan dapat dialurkan kepada guru-guru lain; (2) guru akan semakin kaya dengan hasil karya peserta didik, sehingga akan menghidupkan suasana di kelas; (3) guru akan semakin kaya dengan tehnik-tehnik dan metode pembelajaran membaca, sehingga menentukan teknik dan metode yang tepat untuk anak didiknya.

Manfaat teoritis: penelitian ini diharapkan memberikan manfaat membaca antara lain adalah sebagai berikut. (1) Menambah kosakata, tatabahasa, dan sintaksis. (2) Mengalami perasaan dan pemikiran yang paling dalam. (3) Memicu imajinasi. (4) Memaksa nalar, pengurutan keteraturan dan pemikiran logis untuk dapat mengikuti jalan cerita atau memecahkan suatu misteri.

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFI-KIR DAN HIPOTESIS

Membaca Pemahaman

Membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca inilah yang akan penulis kaji lebih dalam lagi. Membaca pemahaman menurut Tarigan (Tarigan (1990:35) mengutip pendapat Brook menyatakan bahwa, membaca intensif merupakan studi seksama, telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap suatu bacaan. Yang termasuk membaca intensif ini adalah membaca pemahaman. Menurut Tarigan (1990: 37) ada tiga jenis keterampilan membaca pemahaman, yaitu: 1) membaca literal, 2) membaca kritis, dan 3) membaca kreatif.

Pengajaran membaca pemahaman di sekolah bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan keteram-pilan membaca pemahaman.

Dari uraian di atas, Nurhadi (1989:11) menyebutkaan bahwa tujuan membaca secara khusus adalah: (1) mendapatkan informasi faktual, (2) memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis, (3) memberi penilaian terhadap karya tulis seseorang, (4) memperoleh kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang. Oleh karena itu, seseorang harus memiliki keterampilan membaca agar dapat melaksanakan komunikasi dengan baik. Berdasarkan sifatnya, membaca juga merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan reseptif.

Pengertian Teknik Skrambel

Istilah “Skrambel” berasal dari bahasa Inggris yang dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia “perbuatan, pertarungan, perjuangan”. Tenik “skram-bel” biasanya dipakai oleh anak-anak sebagai permainan yang pada dasarnya merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemilikan kosakata-kosakata dan huruf-huruf yang tersedia. Teknik permainan ini pada prinsipnya menghendaki peserta didik supaya melakukan penyusunan atau pengurutan suatu struktur bahasa yang sebelumnya dengan sengaja telah dikacaukan susunan-nya. Berdasarkan sifat jawabannya, skrambel terdiri atas bermacam-macam bentuk: (1) skrambel kata, yakni sebuah permainan yang menyusun kata-kata dari huruf-huruf yang telah dikacaukan letak huruf-hurufnya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna. Misalnya dari huruf-huruf: sedape menjadi sepeda; leteskop menjadi teleskop; (2) skrambel kalimat, yakni sebuah permainan menyu-sun kalimat dari kata-kata acak. Bentukan kalimat dimaksud hendaknya logis, bermakna, tepat dan benar; (3) skrambel wacana, yakni sebuah permainan menyusun wacana acak. Hasil susunan wacana dalam permainan skrambel hendaknya logis dan bermakna.

Pembelajaran membaca pemaham-an dengan teknik skrambel adalah salah satu permainan bahasa pada hakekatnya permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan (suparno, 1998:60) dengan bermain peserta didik akan memperoleh kegembiraan atau kesenangan, selain itu keterampilan tertentu akan diperolehnya dengan tidak sengaja. Dalam setiap permainan terdapat unsur rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan.

Dari uraian di atas bahwa peman-faatan teknik skrambel dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat mengatasi beberapa faktor yang meng-hambat proses pembelajaran membaca pemahaman, antara lain: (1) membaca dengan teliti; (2) dapat memahami isi bacaan; (3) dengan membaca pemahaman dapat mengeluarkan ide-ide.

Kerangka Berpikir

Pendekatan teknik Skrambel bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter aspek membaca pemahaman di SD dilaku-kan secara kolaboratif dengan memanfaat-kan metode secara bervariasi.

Pendekatan teknik Skrambel pada pembelajaran Bahasa Indonesia selain untuk menyampaikan substansi materi membaca pemahaman sesuai dengan kompetensi dasar yang diharapkan, juga bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter. Nilai-nilai pendidikan karakter yang akan diterapkan dalam teknik Skrambel ini didasarkan pada 18 nilai yang ditetapkan oleh Kemdiknas. Secara ekplisit nilai karakter: kerja sama, komunikatif, dan percaya diri

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, peneliti berasumsi bahwa: 1) pemanfaatan teknik Skrambel bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca pemahaman diduga meningkatkan aktivitas belajar peserta didik, 2) teknik Skrambel bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diduga efektif untuk merubah perilaku belajar peserta dalam peembelajaran membaca pemahaman, dan 3) teknik Skrambel bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diduga efektif meningkatkan keterampilan membaca pemahaman peserta didik kelas IV SD Negeri Alasombo 02 semester I tahun pelajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Masing-masing siklus dilakukan kegiatan pembelajaran sebanyak dua kali pertemuan. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin, 10 Agustus 2015 dan hari Rabu, tanggal 12 Agustus 2015 sedangkan siklus 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 19 Agustus 2015 dan Sabtu, tanggal 22 Agustus 2015.

Subjek penelitian adalah keterampilan membaca pemahaman peserta didik kelas IV SD Negeri Alasombo 02 tahun pelajaran 2015/2016. Adapun sumber data dari penelitian ini: 1) peserta didik yang jumlahnya sebanyak 20 siswa, yang terdiri atas 8 peserta didik perempuan dan 12 peserta didik laki-laki, 2) guru kelas, dan teman sejawat.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data berbentuk tes dan nontes. Tes digunakan untuk mengetahui keterampilan membaca pemahaman peser-ta didik. Teknik nontes berupa observasi dengan lembar observasi dan catatan harian digunakan untuk menilai aktivitas, keaktifan, dan perubahan tingkah laku peserta didik selama kegiatan dilakukan.

Analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis kualitatif dengan metode pemaparan secara deskriptip komparatif, yakni mendeksripsi-kan semua temuan dalam penelitian disertai dengan data-data kuantitatif yang dianalisis secara sederhana (persentase).

Indikator kinerja penelitian ini adalah: (1) adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata ulangan harian dari 59,75 menjadi minimal rata-rata 70, (2) perubahan perilaku peserta didik dari tidak aktif menjadi aktif dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik Skrambel bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter, dan 3) tingkat ketuntasan minimal (KKM) dari yang lulus KKM 70 sebanyak 5 peserta didik (25%) menjadi sedikitnya 15 peserta didik (75%). Prosedur penelitian siklus 1 pembelajaran yang dilakukan dengan appersepsi, pe-nyampaian tujuan pembelajaran, dan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik.

Pelaksanaan pembelajaran, dimulai dengan: 1) peserta didik mengelompok, 2) peserta didik mendengarkan penjelasan guru, 3) peserta didik membagi kartu kalimat, 4) peserta didik menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf sesuai dengan hahasanya sendiri, 5) peserta didik membaca kalimat disusunnya, 6) Ketua kelompok mengumpulkan lagi kartu kartu kalimat, 7) Kelompok diskusi menuliskan kalimat yang telah disusun menjadi paragraf, 8) Peserta didik membaca paragran yang telah dibuat kelompoknya, 9) pembahasan hasil tugas secara kelompok, 10) pembahasan hasil tugas secara klasikal, 11) guru menekankan nilai-nilai pendidikan karakter, 12) refleksi pembelajaran.

Perbaikan siklus 2 terletak pada penyusunan kartu kalimat pada bagian yang belum faham. Pelaksanaan pembelajaran secara kolaboratif, selain peserta didik membaca kalimat yang telah disusunnya, juga dilakukan menulis kolaboratif secara estafet.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-ANNYA

Hasil Penelitian

Kondisi awal peserta didik kelas IV SD Negeri Alasombo 02 semester I tahun pelajaran 2015/2016 adalah peserta didik kurang memiliki keterampilan membaca pemahaman terbukti dengan banyaknya peserta didik yang tidak melakukan kegiatan membaca dengan cermat, beberapa peserta didik kurang semangat ketika kegiatan membaca. Keterampilan peserta didik membaca pemahaman cukup rendah, mulai dari pemilihan kata, kalimat, maupun isi bacaan. Mereka masih banyak yang mengeja huruf dan kata dalam kalimat yang disusunnya. Sehingga mereka banyak yang belum dapat memahami kalimat yang dibacanya. Berikut adalah perilaku peserta didik ketika membaca pemahaman dengan teknik penugasan individu.

Data nilai peserta didik yang diperoleh menunjukkan kondisi awal peserta didik memiliki keterampilan membaca yang rendah. Berdasarkan nilai hasil tugas yang diberikan guru pada materi membaca pemahaman yang berhubungan dengan pengalaman diketahui bahwa peserta didik yang belum dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (70) masih sebanyak 15 peserta didik (75%) dari jumlah peserta didik seluruhnya 20. Peserta didik yang mencapai tingkat ketuntasan minimal sebanyak 15 peserta didik (75%) dari jumlah peserta didik seluruhnya. Nilai rata-rata kelas peserta didik 59,75 dengan nilai paling tinggi 70 dan nilai paling rendah adalah 45.

Berdasarkan ketuntasan peserta didik, dari sejumlah 20 anak dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2 Data Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No

Ketuntasan

Jumlah Siswa

Prosentase

1

Tuntas

5

25 %

2

Tidak tuntas

15

75 %

Jumlah

20

100%

Hasil Penelitian Siklus 1

Proses Pembelajaran dengan Teknik Skrambel

Berdasarkan identifikasi permasa-lahan yang telah dideskripsikan, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembela-jaran (RPP). Setelah RPP disusun, maka kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan media yang akan digunakan dalam penelitian yaitu kartu kalimat, sebanyak siswa.

Pelaksanaan tindakan siklus pertama ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 10 Agustus 2015 untuk pertemuan pertama, dan pertemuan ke dua dilaksanakan hari Rabu, tanggal 12 Agustus 2015. Kegiatan pembelajaran dengan teknik Skrambel ini dilakukan di dalam kelas oleh guru kelas sebagai peneliti dan teman sejawat untuk berkolaborasi.

Pembelajaran dari awal sampai akhir dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan dalam bab III. Pada akhir pertemuan kedua dilakukan ulangan harian untuk mengetahui keberhasilan tindakan siklus I.

Berikut hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Hasil Tes Siklus I

No

Kategori

Rentang

F

Jumlah Nilai

%

Nilai Rata-rata

1

Sangat baik

85-100

3

255

12,75

Baik

2

Baik

70-84

12

895

44,75

3

Cukup baik

55-69

5

300

15

4

Kurang baik

0-54

0

0

0

Jumlah

20

1450

100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah mendapatkan tindakan pada siklus I berupa penggunaan pendekatan melalui Skrambel dalam keterampilan membaca pemahaman, sebagian besar peserta didik yaitu sebanyak 15 atau 75% telah memiliki kemampuan membaca pemahaman dalam kategori baik. Peserta didik sebanyak 5 atau 25% memiliki kemampuan membaca pemahaman dengan kategori cukup baik, sedangkan nilai rata-rata melakukan keterampilan membaca pemahaman pada siklus I mencapai 72,5 dan termasuk dalam kategori baik. Walau sudah mencapai 75% masih ingin meningkatkan lagi ke siklus berikutnya agar memenuhi standar KKM secara klasikal. Nilai siklus I tersebut berasal dari penjumlahan skor masing-masing aspek, menysun kalimat menjadi sebuah paragraf.

Hasil belajar siklus I dengan menerapkan metode pembelajaran melalui skrambel didapatkan data berdasarkan ketuntasan dari sejumlah 20 peserta didik dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4 Data Hasil Ketuntasan Belajar Siklus I

No

Ketuntasan

Jumlah Siswa

Prosentase

1

Tuntas

15

75 %

2

Tidak tuntas

5

25%

Jumlah

20

100%

Selanjutnya dapat dijelaskan nilai tertinggi 85, nilai terendah 55, dan nilai rata – rata 72,5.Hasil ketuntasan belajar siklus I masih 5 peserta didik yang belum tuntas walaupun masuk kategori baik dan sudah ada peningkatan, tapi belum mencapai batas KKM yang secara klasikal, sehingga masih perlu ditingkatkan lagi ke siklus berikutnya agar mencapai batas KKM secara klasikal.

Perubahan Perilaku Belajar Peserta didik

Terjadi perubahan perilaku belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan metode pembelajaran skrambel, dari yang kurang aktif menjadi aktif, kurang semangat bergerak menjadi semangat, kurang kreatif menjadi cukup kreatif, kurang tepat menjadi cukup tepat, dan kurang disiplin waktu menjadi disiplin.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek membaca pemahaman dengan teknik skrambel nilai-nilai karakter yang ditanamkan pada peserta didik mulai dari kerja sama, komunikatif, dan percaya diri terlihat baik.

Refleksi Siklus 1

Refleksi hasil pembelajaran melalui teknik skrambel pada materi membaca pemahaman ini, dapat dikemukakan beberapa kekurangan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk kegiatan siklus berikutnya. Kelemahan pada siklus pertama antara lain: 1) Peserta didik masih sering ragu ketika melakukan penyusunan kalimat melalui skrambel, 2) peserta didik masih belum tepat dalam penyusunan kalimat menjadi paragraf melalui skrambel, 3) peserta didik masih sulit dalam membaca pemahaman sesuai dengan kalimat yang telah disusunnya melalui skrambel.

Kelebihan pada siklus 1 ini adalah: adanya peningkatan semanagat belajar peserta didik sehingga meningkatkan keterampilan membaca pemahaman. Nilai rata-rata 72,5 pada siklus 1, hal ini berarti ada peningkatan sebesar 12,75. Peningkatan hasil belajar ini karena pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca pemahaman dilakukan dengan memanfaatkan teknik skrambel. Pembelajaran ini masih perlu ditingkatkan karena ada 5 peserta didik yang belum mencapai KKM, sehingga pembelajaran masih perlu ditingkatkan ke siklus berikutnya agar peserta didik mencapai KKM secara klasikal.

Hasil Penelitian Siklus II

Proses Pembelajaran dengan Teknik Skrambel

Berdasarkan refleksi hasil pembela-jaran siklus 1I, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi membaca pemahaman. Setelah RPP disu-sun, maka kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan media yang akan digunakan dalam penelitian yaitu beberapa kartu kalimat dengan menggunakan kertas. Kartu kalimat untuk siklus 2 ini digunakan untuk permainan skrambel untuk membantu peserta didik melakukan penyusunan sebuah paragraf. Kemudian peserta didik membaca paragraf yang telah disusunnya tanpa bimbingan guru.

Pelaksanaan tindakan siklus kedua ini dilakukan pada hari Rabu, tanggal 19 Agustus 2015 untuk pertemuan pertama, dan pertemuan ke dua dilaksanakan hari Sabtu, tanggal 2 22 Agustus 2015. Kegiatan penelitian ini dilakukan di dalam kelas oleh guru kelas sebagai peneliti dan teman sejawat untuk berkolaborasi.

Pembelajaran dengan Teknik Skrambel pada siklus II dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah diuraikan pada bab III. Setelah pertemuan kedua, dilakukan ulangan harian untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang diberikan.

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman

Pada siklus II kompetensi belajar peserta didik masuk kategori sangat baik dan sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu lebih dari 75%. Sehingga sudah tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah mendapatkan tindakan pada siklus II berupa penggunaan teknik skrambel dalam kompetensi Bahasa Indonesia aspek membaca pemahaman, yaitu sebanyak 10 atau 46,05% telah memiliki kemampuan membaca pemahaman dalam kategori sangat baik. Peserta didik sebanyak 10 atau 39,25% memiliki kemampuan membaca pemahaman kategori baik. Selanjutnya dapat dijelaskan nilai tertinggi 100, nilai terendah 75, dan nilai rata – rata 75,63.

Perubahan Perilaku Belajar Peserta Didik

Terjadi perubahan perilaku belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan metode pembelajaran melalui teknik Skrambel, dari yang kerjasama aktif menjadi sangat aktif, semangat menjadi sangat semangat, kurang kreatif menjadi kreatif, kurang tepat menjadi tepat, dan dari yang disiplin menjadi amat disiplin.

Selain itu pembelajaran juga diamati dari segi nilai-nilai pendidikan karakter. Hasil pengamatan tentang penanaman nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10. Analisis Hasil Pengamatan Muatan Nilai Karakter Siklus II

Responden /20

Aspek yang Dinilai

Kerjasama

Komunikatif

Percaya diri

Skor yang diperoleh

74

72

77

Skor maksimal

80

80

80

Persentase

92,5

90

96,25

Analisis

Amat Baik

Amat Baik

Amat Baik

Berdasarkan tabel tersebut dapat dipaparkan bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca pemahaman melalui teknik Skrambel nilai-nilai karakter yang ditanamkan pada peserta didik mulai dari kerja sama, komunikatif, dan percaya diri terlihat baik sekali.

Refleksi Siklus II

Refleksi hasil pembelajaran dengan teknik Skrambel materi membaca pemahaman pada siklus 2 ini adalah: adanya peningkatan semangat belajar peserta didik sehingga meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan rata-rata kelas menjadi 85,75. Hal ini berarti ada peningkatan sebesar 13,7% dari siklus 1. Peningkatan hasil belajar ini karena pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca pemahaman dilakukan dengan memanfaatkan metode pembelajaran teknik skrambel dengan menggunakan kartu kalimat. Pembelajaran ini mencapai indikator kinerja, yakni rata-rata kelas lebih dari 75 dan tingkat pencapaian KKM sudah mencapai 100% dari jumlah siswa.

Pembahasan Hasil Penelitian

Proses Pembelajaran Membaca Pema-haman

Pembelajaran dengan menerapkan teknik Skrambel di kelas IV SD Negeri Alasombo 02, dengan materi pembelajaran membaca pemahaman, menunjukkan aktivitas belajar peserta didik yang meningkat, perubahan perilaku belajar peserta didik, serta keterampilan membaca pemahaman lebih meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijono (2012:54) bahwa pembelajaran kooperatif atau kolaboratif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa secara kelompok maupun individu.

Pembelajaran dengan skrambel, ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Peserta didik yang biasanya perhatiannya kurang, tampak menjadi lebih antusias pada pembelajaran ini. Demikian pula peserta didik yang sudah mulai jenuh dengan pembelajaran yang monoton dan tidak bervariasi, kembali lebih berkonsentrasi dan motivasi belajar peserta didik untuk membaca pemahaman, karena dengan Skrambel ini peserta didik yang biasanya melakukan kegiatan pembelajaran secara individu dilakukan secara kelompok (kolaboratif) dengan memanfaatkan media kartu kalimat. Hal ini senada dengan manfaat dari media, menurut Hamalik (2000:108) antara lain adalah: 1) menarik minat, 2) memberi gambaran yang jelas, 3) mempunyai tinjauan yang luas dan 4) mendorong kreativitas peserta didik.

Berdasarkan deskripsi tersebut, maka hipotesis yang diajukan diterima, yakni proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran teknik Skrambel dapat meningkatkan aktivitas belajar membaca pemahaman peserta didik terbukti adanya peningkatan keaktifan, semangat, ketepatan, kreatifitas, dan disiplin dalam proses pembelajaran membaca pemahaman.

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman

Penerapan teknik Skrambel dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman peserta didik. Hal ini terbukti bahwa hasil keterampilan membaca peserta didik lebih baik dari pada kondisi awal sebelum penerapan pembelajaran melalui teknik skrambel. Peningkatan keterampilan ini mulai dari siklus I maupun II. Keterampilan membaca pemahaman peserta didik dalam siklus 1 baik dari segi pemahaman, meningkat dari baik menjadi baik sekali. Hasil belajar peserta didik yang lolos KKM 70 sebanyak 20 peserta didik (100%). Rata-rata kelas dari prasiklus, siklus 1, hingga siklus II, meningkat dari 72,45 menjadi siklus 1 13,3% dan pada siklus II menjadi 85,75.

Dengan demikian, hipotesis ketiga diterima, yakni pembelajaran dengan teknik skrambel terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman peserta didik kelas IV SD Negeri Alasombo 02 Semester I tahun pelajaran 2015/2016.

Perubahan Perilaku Peserta Didik dalam Membaca Pemahaman dengan Teknik Skrambel

Pemanfaatan metode pembelajar-an dengan teknik Skrambel pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan, terlihat bahwa peserta didik belajar dengan antusias dan semangat yang tinggi, sehingga tujuan yang diharapkan tercapai dan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter sesuai dengan program pemerintah secara eksplisit maupun emplisit dapat diterapkan. Maka dari pembelajaran dengan teknik Skrambel ini dapat mencapai tujuan instruksional yang ditetapkan dan dapat mencapai dampak pengiring yang diharapkan yang berupa nilai-nilai pendidikan karakter. Hal ini senada dengan pendapat dari Joyce (2011:8) yang menyatakan bahwa metode pembelajaran yang efektif selain mencapai tujuan instruksional juga dapat merumuskan dampak pengiring yang akan ditanamkan pada anak.

Berkaitan dengan pendapat tersebut, maka pemanfaatan teknik Skrambel, memang dapat menarik minat peserta didik untuk belajar membaca pemahaman, sehingga peserta didik mempunyai tinjauan yang luas dalam menyelesaikan masalah mulai dari permasalahan yang mudah dan sederhana hingga yang kompleks. Dengan adanya keuntungan-keuntungan dari pemanfaatan pembelajaran melalui teknik Skrambel ini, maka hipotesis yang dikemukakan diterima, yakni pembelajaran dengan memanfaatkan Skrambel pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca pemahaman terbukti dapat mengubah perilaku belajar peserta didik kelas IV SD Negeri Alasombo 02, semester I tahun pelajaran 2015/2016.

PENUTUP

Simpulan

Simpulan hasil penelitian ini: 1) proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran melalui teknik Skrambel dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam keterampilan membaca pemahaman pada Peserta Didik kelas IV SD Negeri Alasombo 02 Weru Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016, 2) metode pembelajaran melalui teknik Skrambel dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman peserta didik mulai dari struktur kata, kalimat, dan menjadi paragraf, dan 3) metode pembelajaran melalui teknik Skrambel dapat merubah perilaku belajar peserta didik yang kurang semangat menjadi semangat, kurang aktif menjadi aktif, kurang kreatif menjadi kreatif, kurang disiplin menjadi disiplin. Selain itu juga dapat menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter kerja sama, komunikatif, dan rasa percaya diri.

Saran

Untuk mengintensifkan metode pembelajaran melalui teknik Skrambel, dapat disarankan sebagai berikut: 1) Kepada Kepala Sekolah supaya lebih banyak memberikan motivasi kepada guru dalam kegiatan belajar dan mengajar agar memanfaatkan media yang bervariasi, khususnya media kartu kata dan kartu kalimat secara kolaboratif, 2) Kepada Guru supaya meningkatkan kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran dan mengembangkan kreativitasnya di antaranya dengan memanfaatkan dengan media kartu kata dan kartu kalimat serta pembelajaran kolaboratif agar dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman peserta didik, dan 3) Sekolah sebagai tempat dan penyelenggara pendidikan hendaknya melengakapi fasilitas dan kebutuhan peserta didik dalam kegiatan belajar dan mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Amir. 1996. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan. Universitas Terbuka.

Nurhadi. 1989. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru dan YA3 Malang.

Syafi’ie, Imam. 1994. Pengajaran Membaca Terpadu. Bahan Kursus Pendalaman Materi Guru Inti PKG Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: IKIP.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Joyce, Bruce. Marsha, Weil. Emily, Calhoun. 2011. Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

 

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Adi Karya.