PENINGKATAN KOMPETENSI BELAJAR IPA KHUSUSNYA BENTUK DAUN
PENINGKATAN KOMPETENSI BELAJAR IPA
KHUSUSNYA BENTUK DAUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN PENDEKATAN SCAIANTIFIC
DI KELAS V SD NEGERI JATINGARANG 02 SEMESTER I/ 2015 – 2016
Tri Murjanti
Guru SD Negeri Jatingarang 02, Weru, Sukoharjo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kompetensi belajar IPA bentuk daun melalui strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scaintific. Dengan menggunakan subyek dan desain penelitian kelas V SDN Jatingarang 02 Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 17 peserta didik. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, selanjutnya dianalisis menggunakan analisis deskripsi kualitatif. Hasil penelitian dapat meningkatkan kompetensi belajar IPA bentuk daun. Peningkatan kompetensi belajar kondisi awal masuk kategori kurang, kategori cukup pada siklus I, dan kategori baik pada siklus II. Peningkatan hasil belajar dilihat dari nilai rata-rata kondisi awal 59,71, 72,65 pada siklus I, dan 86,18 pada siklus II.
Kata kunci: pendekatan, scaintifik, kompetensi, Snowball Throwing.
PENDAHULUAN
Pelaksanaan proses pembelajaran IPA khususnya bentuk daun mengalami beberapa masalah. Hal ini ditunjukkan oleh hasil pekerjaan peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri Jatingarang 02 terutama dalam mengelompokkan dan mendiskripsikan bentuk daun masih terdapat banyak kerancuan. Hal ini disebabkan guru dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah, banyak ditemukan hal-hal yang kurang menyenangkan bagi peserta didik. Misalnya: peserta didik pasif, kurang konsen, gaduh , peserta didik dalam menerima pelajaran kurang maksimal. Kurang berhasilnya pembelajaran IPA khususnya bentuk daun bisa dimungkinkan karena guru dalam mengajar kurang menarik.
Dampak dari penggunaan metode ceramah mengakibatkan nilai yang diperoleh peserta didik kelas V SD Jatingarang 02 di bawah nilai rata-rata. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 70. Sebenarnya guru mengharapkan keberhasilan dalam menyampaikan materi pembelajaran tentang bentuk daun, tetapi keadaan peserta didik tidak memungkin-kan, sehingga keberhasilan dalam pembe-lajaran menjadi terhambat.
Sehubungan dengan kesenjangan antara kenyataan dan harapan maka diperlukan suatu upaya untuk menuju keadaan yang ideal, maka peneliti menco-ba melakukan tindakan dengan mengguna-kan strategi pembelajaran yang inovatif yaitu membimbing peserta didik untuk selalu aktif, kreatif dan menyenangkan. Cara yang mudah untuk menggali keaktifan peserta didik dalam pembelajara IPA dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menggunakan strategi Snowball Throwing ( bola salju yang menggelinding) dengan pendekatan scein-tific agar dapat meningkatkan kompetensi pembelajaran IPA khususnya bentuk daun. Terkait dengan dikembangkan pendekatan scaintifik era sekarang ini, strategi pembelajaran yang dipilih dihubungkan dengan pembelajaran secara ilmiah (nyata). Snowball Throwing ( bola salju yang menggelinding) dengan pendekatan sceintific yang menarik dapat menjadi jembatan bagi peserta didik untuk aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Strategi pembelajaran yang inovatif yaitu Snowball Throwing menurut Ahmad Sudrajat dalam Mulyadi, (2010:1-7) strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan pembicaraan dikelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara berkelompok. Strategi ini akan berjalan dengan baik jika materi yang dipelajari menurut siswa untuk berfikir analisis bahkan mungkin sintetis. Materi-materi yang bersifat fakta yang jawabannya sudah ada didalam buku teks mungkin tidak tepat diajarkan dengan strategi ini. Diharapkan proses pembelajaran lebih ditekankan pada kompetensi dalam pembelajaran IPA khususnya bentuk daun bagi peserta didik.
Panduan Teknis Kurikulum, (2013 – SD) Pendekatan scaintifik yaitu: (1) proses pembelajaran harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah, (2) proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah, (3) proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah lebih mengutamakan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran, dan (4) proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non ilmiah
Adapun masalah pokok di atas dapat dijabarkan dalam rumusan-rumusan masalah sebagai berikut: (1) bagaimana-kah proses pelaksanaan pembelajaran kompetensi belajar IPA khususnya bentuk daun melalui Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scaintifk pada peserta didik kelas V SDN Jatingarang 02 semester I tahun pelajaran 2015/2016?; (2) seberapakah banyak peningkatan kompetensi belajar IPA khususnya bentuk daun setelah diberikan pembelajaran melalui Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scaintifik pada peserta didik kelas V SDN Jatingarang 02 semester I tahun pelajaran 2015/2016?; dan (3) bagaimanakah perubahan perilaku terha-dap peningkatan kompetensi belajar IPA khususnya bentuk daun setelah diberikan pembelajaran menggunakan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scaintifik pada peserta didik kelas V SDN Jatingarang 02 semester I tahun pelajaran 2015/2016.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendiskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran IPA khususnya bentuk daun melalui Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scaintifik pada peserta didik kelas V SDN Jatingarang 02 semester I tahun pelajaran 2015/2016; (2) meningkatkan kompetensi belajar IPA khususnya bentuk daun melalui Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scaintifik pada peserta didik kelas V SDN Jatingarang 02 semester I tahun pelajaran 2015/2016; dan (3) meningkatkan perubahan perilaku peserta didik dalam kompetensi pembelajaran IPA khususnya bentuk daun melalui Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scaintifik pada peserta didik kelas V SDN Jatingarang 02 semester I tahun pelajaran 2015/2016.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini pada dasarnya ada tiga yaitu: manfaat bagi peserta didik, (1)akan meningkatkan semangat, kreatifitas, moti-vasi belajar, sikap ilmiah, kedisiplinan dan tanggung jawab; (2)peserta didik akan memiliki banyak pengalaman dalam pembelajaran IPA khususnya bentuk daun dengan proses pembelajaran yang menyenangkan. Dengan kemudahan dan metode pembelajaran yang menyenangkan tersebut membuat peserta didik akan lebih percaya diri untuk menghadapi proses pembelajaran berikutnya. Bagi guru: (1)akan memiliki banyak pengalaman membuat penelitian tindakan kelas yang hasilnya sangat bermanfaat terhadap kemajuan pembelajaran IPA khususnya bentuk daun dan dapat dialurkan kepada guru-guru lain; (2)guru akan semakin kaya dengan hasil karya peserta didik, sehingga akan menghidupkan suasana dalam pembelajaran IPA; (3)guru akan semakin kaya dengan tehnik-tehnik dan metode pembelajaran IPA khususnya bentuk daun, sehingga menentukan teknik dan metode yang tepat untuk anak didiknya.
Manfaat bagi sekolah: penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dibidang pendidikan sebagai upaya meningkatkan pendidikan pembelajaran IPA khususnya bentuk daun pada peserta didik, selain itu hasil penelitian inipun dapat digunakan peneliti lainnya sebagai referensi dan sarana untuk menambah wawasan.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTE-SIS TINDAKAN
Landasan Teori
Hakikat Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penguasaan konsep atau mata pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Dilihat dari tujuan kurikulum kompetensi dasar termasuk pada tujuan pembelajaran (Sanjsaya 2006 : 69).
Menurut kurikulum (2013); kompe-tensi yang dirancang untuk mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad 21. Pada abad ini, sebagaimana dapat kita bersama saksikan, kemampuan kreativitas dan komunikasi akan menjadi sangat penting. Sejalan dengan itu, rumusan kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang dipergunakan dalam kurikulum 2013 mengedepankan pentingnya kreativitas dan komunikasi.
Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan hasil proses pembelajaran mencakup pengetahuan, keterampilan, si-kap yang memungkinkan seseorang dapat melakukan aktivitas secara efektif sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Hakekat belajar
Belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberi-kan perubahan tingkah laku baik pengeta-huan, sikap dan ketrampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelum-nya. Sebagaimana yang dikemukakan Hamalik (1995:348) bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku subyek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang. Pendapat tersebut didukung oleh Sudjana (2005:3) bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Suyahman, (2004:107) pengertian belajar secara psikologis merupakan suatu proses perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan perubaha-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.
Sedangkan pengertian belajar secara umum di sekolah dapat dirumuskan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari uraian di atas dapat diidentifikasikan ciri-ciri belajar yaitu: (1) belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik aktual maupun potensial; (2) perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu relatif yang lama; (3) perubahan itu terjadi karena usaha.
Daun. Pendapat Nurkhayati (2008:3) “daun merupakan bagian tumbuhan yang mempunyai peran penting. Pada umumnya setiap tumbuhan mempunyai sejumlah daun. Daun hanya terdapat pada batang saja dan tidak terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Daun biasanya tipis dan melebar. Daun kaya zat hijau yang dinamakan klorofil. Oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan berwarna hijau pada daerah yang ditempatinya. Kemendikbud (2013:44) “daun adalah bagian dari tumbuhan yang memberikan warna hijau yang cukup dominan pada pohon, daun tumbuh dan menempel pada pohon. Pada tanaman yang memiliki daun lengkap, daun terdiri dari tangkai daun, pelepah daun, dan helai daun. Tanaman yang memiliki daun tidak lengkap yaitu hanya memiliki tangkai daun dan helai daun”. Kemendikbud (2013:45) “jenis-jenis daun berdasarkan bentuk tulang daunnya, daun dibedakan menjadi daun bertulang daun menyirip, menjari, melengkung, dan sejajar”.
Dari definisi tersebut di atas, bahwa daun merupakan bagian utama tumbuhan yang mampu membuat makanan.
Bentuk daun. Hewitt (2007:18) daun memiliki bentuk dan ukuran tertentu sehingga dapat melakukan tugas penting – membuat makanan – seefisien mungkin. Tanaman yang tumbuh di tempat gelap dan teduh memiliki daun yang lebar agar dapat menangkap sinar matahari sebanyak mungkin. Pendapat Nurkhayati (2008:6), selain variarsi bagian-bagian daun, bentuk daun pada tiap tumbuhanpun berbeda-beda. Pendapat tersebut diperjelas lagi oleh Nurkhayati (2008:10), variasi daun berdasarkan tulang daunnya mempunyai fungsi sebagai berikut: a) memberi kekuatan pada daun; b) sebagai jalan untuk pengangkutan zat-zat (asimilasi). Menurut besar kecilnya, tulang daun dibedakan menjadi tiga macam berikut: a) ibu tulang daun, merupakan terusan tangkai daun; b) tulang-tulang cabang, tulang-tulang yang berukuran lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang; c) urat-urat daun, tulang-tulang cabang pula, tetapi kecil atau lembut.
Berdasarkan uraian diatas, daun dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu: 1) bertulang menyirip; 2) bertulang menjari; 3) bertulang melengkung; 4) bertulang sejajar.
Model Pembelajaran
Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar peserta didik. Diantaranya adalah strategi pembelajaran Snowball Throwing. Strategi Pembelajaran Snowball Throwing menurut Ahmad Sudrajat dalam Mulyadi, (2011:138) strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan pembicaraan dikelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara berkelompok. Strategi ini akan berjalan dengan baik jika materi yang dipelajari menurut siswa untuk berfikir analisis bahkan mungkin sintetis. Materi-materi yang bersifat fakta yang jawabannya sudah ada didalam buku teks mungkin tidak tepat diajarkan dengan strategi ini.
Adapun langkah-langkah Strategi Snowball Throwing menurut Akhmad Sudrajat dalam Mulyadi (2011:138) adalah sebagai berikut: (1) guru menyampaika materi yang akan disajikan; (2) guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi; (3) masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya; (4) kemudian masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok; (5) kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain kurang lebih 15 menit; (6) setelah peserta didik mendapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian; (7) evaluasi; (8) penutup.
Langkah-langkah Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik ini dapat dikembangkan dan ditingkatkan untuk mengajar di kelas (SD) yaitu: (1) peserta didik dibagi dalam kelompok, masing-masing ketua kelompok dipanggil dan diberi penjelasan tentang materi; (2) masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompok masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan guru kepada teman untuk membuat satu pertanyaan yang ditulis dalam kertas; (3) kemudian kertas berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain secara bergantian; (3) setelah peserta didik mendapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang ditulis dalam kertas berbentuk bola; (4) peserta didik yang menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan hadiah berupa nilai, sedangkan yang menjawab salah akan mendapat sanksi, berupa nyanyian sambil berjoget, begitu seterusnya selama kuang lebih lima belas menit; (5) setelah selesai guru menyuruh peserta didik untuk keluar bersama kelompok masing-masing untuk mencari dan mendiskusikan tentang tugas yang terkait dengan bentuk daun; (6) melaporkan hasil kerja kelompok; (6) guru bersama peserta didik menyimpulkan.
Pendekatan scaintific. Panduan Teknis Kurikulum, (2013 – SD) menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi meng-amati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Kelebihan dan kekurangan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik
Kelebihan Strategi Snowball Throw-ing dengan pendekatan scientifik meliputi: (1) dapat mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. dalam banyak kelompok sering ada anggota yang terlalu dominan banyak bicara. Sebaliknya ada anggota yang pasif dan pasrah saja. Tehnik Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik memastikan bahwa setiap peserta didik mendapatkan kesempatan untuk berperan serta; (2) pendekatan scientifik dapat memperoleh pengetahuan yang nyata (ilmiah), kegembiraan, kesenangan, kepuasan dan tidak menghilangkan rasa bermain untuk usia tingkat SD; (3) peserta didik dapat belajar dengan kegembiraan karena dapat mengekspresikan perasaan dan pendapat tanpa kekhawatiran.
Kekurangan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik yaitu: (1) membutuhkan persiapan dan perhatian yang besar karena guru harus merancang dan menyediakan faktual yang menarik bagi peserta didik; (2) kelas akan menjadi lebih ramai karena pasti ada perbedaan pendapat
Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah bagi seorang anak, kebutuhan belajar biasanya didasari kemauan untuk memuaskan keingintahuannya dan didorong oleh faktor-faktor yang menyenangkan. Maka pembelajaran bersifat menyenangkan akan lebih menarik perhatian anak. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan strategi pembelajar-an yang dapat menarik minat belajar peserta didik, dan guru lebih mudah menanamkan konsep yang diajarkan. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA khususnya bentuk daun peserta didik kelas V SD Jatingarang 02 dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik. Kelebihan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik meliputi: (1) dapat mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. dalam banyak kelompok sering ada anggota yang terlalu dominan banyak bicara. Sebaliknya ada anggota yang pasif dan pasrah saja. Tehnik Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik memastikan bahwa setiap peserta didik mendapatkan kesempatan untuk berperan serta; (2) pendekatan scientifik dapat memperoleh pengetahuan yang nyata (ilmiah), kegembiraan, kesenangan, kepuasan dan tidak menghilangkan rasa bermain untuk usia tingkat SD; (3) peserta didik dapat belajar dengan kegembiraan karena dapat mengekspresikan perasaan dan pendapat tanpa kekhawatiran. Kekurangan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik yaitu: (1) membutuhkan persiapan dan perhatian yang besar karena guru harus merancang dan menyediakan faktual yang menarik bagi peserta didik; (2) kelas akan menjadi lebih ramai karena pasti ada perbedaan pendapat
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, peneliti berasumsi bahwa: 1) pemanfaatan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik diduga meningkatkan aktivitas belajar peserta didik, 2) Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik diduga efektif untuk merubah perilaku belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA, dan 3) pemanfaatan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik diduga efektif meningkatkan kompetensi pembelajaran IPA khususnya bentuk daun pada peserta didik kelas V SD Negeri Jatingarang 02 Weru Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Masing-masing siklus dilakukan kegiatan pembelajaran sebanyak dua kali pertemuan. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 10 Agustus 2015 dan hari Senin, tanggal 24 Agustus 2015 sedangkan siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 31 Agustus 2015 dan Senin, tanggal 7 September 2015.
Subjek penelitian adalah keteram-pilan dalam mengelompokkan bentuk daun peserta didik kelas V SD Negeri Jatingarang 02 Weru Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016. Adapun sumber data dari penelitian ini: 1) peserta didik yang jumlahnya sebanyak 17 siswa, yang terdiri atas 9 peserta didik perempuan dan 8 peserta didik laki-laki, 2) guru kelas, dan teman sejawat.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data berbentuk tes dan nontes. Tes digunakan untuk mengetahui keterampilan dalam mengelompokkan bentuk daun peserta didik. Teknik nontes berupa observasi dengan lembar observasi dan catatan harian digunakan untuk menilai aktivitas, keaktifan, dan perubahan tingkah laku peserta didik selama kegiatan dilakukan.
Analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis kualitatif dengan metode pemaparan secara deskrip-tip komparatif, yakni mendeksripsikan semua temuan dalam penelitian disertai dengan data-data kuantitatif yang dianalisis secara sederhana (persentase).
Indikator kinerja penelitian ini adalah: (1) adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata ulangan harian dari 72,65 menjadi minimal rata-rata 75, (2) perubahan perilaku peserta didik dari tidak aktif menjadi aktif dalam pembelajaran IPA khususnya bentuk daun dengan metode pembelajaran Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik, dan 3) tingkat ketuntasan minimal (KKM) dari yang lulus KKM 70 sebanyak 13 peserta didik (39,39%) menjadi sedikitnya 15 peserta didik ( 88%).
Prosedur penelitian siklus 1 pembe-lajaran yang dilakukan dengan appersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran, dan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik
Pelaksanaan pembelajaran, dimulai dengan: (1) peserta didik dibagi dalam kelompok, masing-masing ketua kelompok dipanggil dan diberi penjelasan tentang materi; (2) masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompok masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan guru kepada teman untuk membuat satu pertanyaan yang ditulis dalam kertas; (3) kemudian kertas berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain secara bergantian; (3) setelah peserta didik mendapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang ditulis dalam kertas berbentuk bola; (4) peserta didik yang menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan hadiah berupa nilai, sedangkan yang menjawab salah akan mendapat sanksi, berupa nyanyian sambil berjoget, begitu seterusnya selama kuang lebih lima belas menit; (5) setelah selesai guru menyuruh peserta didik untuk keluar bersama kelompok masing-masing untuk mencari dan mendiskusikan tentang tugas yang terkait dengan bentuk daun; (6) melaporkan hasil kerja kelompok; (7) guru bersama peserta didik menyimpulkan, (8) refleksi pembelajaran.
Perbaikan siklus 2 terletak pada pengelompokan bentuk daun. Pelaksanaan pembelajaran secara kolaboratif, yaitu peserta didik melaksanakan pembelajaran secara ilmiah di luar kelas secara kelompok.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Hasil Penelitian
Kondisi awal peserta didik kelas V SD Negeri Jatingarang 02 semester I tahun pelajaran 2015/2016 adalah peserta didik kurang memiliki keterampilan dalam mengelompokkan bentuk daun, terbukti dengan banyaknya peserta didik yang tidak melakukan kegiatan pengelompokan bentuk daun dengan cermat, beberapa peserta didik kurang semangat ketika kegiatan IPA. Keterampilan peserta didik dalam mengelompokkan bentuk daun cukup rendah, mulai dari pengelompokan bentuk daun menjari, menyirip, sejajar, dan melengkung. Mereka masih banyak yang belum dapat membedakan serta mengelompokkan bentuk daun. Daun yang dikelompokkan masih banyak yang bercampur dengan bentuk daun yang satu dengan bentuk daun lainnya. Berikut adalah perilaku peserta didik ketika pembelajaran IPA berlangsung.
Data nilai peserta didik yang diperoleh menunjukkan kondisi awal peserta didik memiliki keterampilan pembelajaran IPA dalam pengelompokan bentuk daun yang rendah. Berdasarkan nilai hasil tugas yang diberikan guru pada materi IPA mengelompokkan bentuk daun yang berhubungan dengan pengalaman diketahui bahwa peserta didik yang belum dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (70) masih sebanyak 14 peserta didik (82,35%) dari jumlah peserta didik seluruhnya 17. Peserta didik yang mencapai tingkat ketuntasan minimal sebanyak 3 peserta didik (17,65%) dari jumlah peserta didik seluruhnya. Nilai rata-rata kelas peserta didik 59,71 dengan nilai paling tinggi 70 dan nilai paling rendah adalah 45.
Hasil Penelitian Siklus 1
Proses Pembelajaran dengan Strategi Snowball Throwing dengan pendekat-an scientifik
Berdasarkan identifikasi permasa-lahan yang telah dideskripsikan, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembela-jaran (RPP). Setelah RPP disusun, maka kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan media yang akan digunakan dalam penelitian yaitu kertas yang dibentuk seperti bola yang di dalamnya bertuliskan kalimat tanya tentang pelajaran IPA khususnya bentuk daun, sebanyak peserta didik yang menyiapkan kertas tersebut, yang kemudian saling melempar satu sama lain.
Pelaksanaan tindakan siklus pertama ini dilakukan pada hari Senin tanggal 10 Agustus 2015 untuk pertemuan pertama, dan pertemuan ke dua dilaksanakan hari Senin tanggal 24 Agustus 2015. Kegiatan pembelajaran dengan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik ini dilakukan di dalam kelas oleh guru kelas sebagai peneliti dan teman sejawat untuk berkolaborasi.
Pembelajaran dari awal sampai akhir dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan dalam bab III. Pada akhir pertemuan kedua dilakukan ulanngan harian untuk mengetahui keberhasilan tindakan siklus 1.
Peningkatan Keterampilan Mengelom-pokkan Bentuk Daun
Setelah mendapatkan tindakan pada siklus I berupa penggunaan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik dalam pembelajaran IPA khususnya bentuk daun, sebagian besar peserta didik yaitu sebanyak 13 atau 76,47% telah memiliki kemampuan pengelompokan bentuk daun dalam kategori baik. Peserta didik sebanyak 4 atau 23,53% memiliki kemampuan pengelompokan bentuk daun dengan kategori cukup baik, sedangkan nilai rata-rata melakukan keterampilan pengelompo-kan bentuk daun pada siklus I mencapai 72,65 dan termasuk dalam kategori baik. Walau demikian masih belum memenuhi standar KKM secara klasikal. Nilai siklus I tersebut berasal dari penjumlahan skor masing-masing aspek, yaitu dalam bentuk daun menjari, menyirip, sejajar, serta melengkung.
Selanjutnya dapat dijelaskan nilai tertinggi 85, nilai terendah 55, dan nilai rata – rata 72,65. Hasil ketuntasan belajar siklus I masih 4 peserta didik yang belum tuntas walaupun masuk kategori baik dan sudah ada peningkatan, tapi belum mencapai batas KKM yang telah ditentukan , sehingga masih perlu ditingkatkan lagi hingga mencapai batas KKM yang ditentukan secara klasikal.
Perubahan Perilaku Belajar Peserta didik
Berdasarkan tabel tersebut dapat dipaparkan bahwa terjadi perubahan perilaku belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik, dari yang kurang tekun menjadi tekun, kurang semangat menjadi semangat, kurang kreatif menjadi cukup kreatif, kurang teguh pendirian menjadi teguh pendirian, dan kurang disiplin waktu menjadi disiplin.
Dalam pembelajaran IPA menggu-nakan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik nilai-nilai karakter yang ditanamkan pada peserta didik mulai dari kerja sama, komunikatif, dan percaya diri terlihat baik.
Refleksi Siklus 1
Refleksi hasil pembelajaran IPA Strategi Snowball Throwing dengan pende-katan scientifik materi bentuk daun ini, dapat dikemukakan beberapa kekurangan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk kegiatan siklus berikutnya. Kelemahan pada siklus pertama antara lain: 1) Peserta didik masih sering ragu ketika melakukan pengelompokkan bentuk daun melalui Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik, 2) peserta didik masih belum tepat dalam mengelompokkan bentuk daun, 3) peserta didik masih sulit dalam mendiskripsikan bentuk daun.
Kelebihan pada siklus 1 ini adalah: adanya peningkatan semangat belajar peserta didik sehingga meningkatkan keterampilan mengelompokkan bentuk daun. Nilai rata-rata 72,65 pada siklus 1, hal ini berarti ada peningkatan sebesar 12,94. Peningkatan hasil belajar ini karena pembelajaran IPA pada materi bentuk daun dilakukan dengan memanfaatkan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik. Pembelajaran ini masih perlu ditingkatkan karena indikator kinerja belum tercapai, yakni rata-rata kelas 72,65 walaupun rata-rata kelas sudah mencapai KKM, namun masih perlu ditingkatkan ke siklus berikutnya, karena masih ada 4 peserta didik yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah. Maka pembelajaran masih perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya..
Hasil Penelitian Siklus II
Proses Pembelajaran dengan Strategi Snowball Throwing dengan pende-katan scientifik
Berdasarkan refleksi hasil pembela-jaran siklus 1I, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi bentuk daun. Setelah RPP disusun, maka kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan media yang akan digunakan dalam penelitian yaitu kertas yang dibentuk seperti bola yang di dalamnya bertuliskan kalimat tanya, untuk siklus 2 ini digunakan untuk permainan Snowball Throwing untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran IPA. Guru menyiapkan kertas yang digunakan permainan tersebut.
Pelaksanaan tindakan siklus kedua ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 31 Agustus 2015 untuk pertemuan pertama, dan pertemuan ke dua dilaksanakan hari Senin, tanggal 7 September 2015. Kegiatan penelitian ini dilakukan di dalam kelas oleh guru kelas sebagai peneliti dan teman sejawat untuk berkolaborasi.
Pembelajaran dengan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik pada siklus 2 dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah diuraikan pada bab III. Setelah pertemuan kedua, dilaku-kan ulangan harian untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang diberikan.
Peningkatan Keterampilan Pengelom-pokan Bentuk Daun
Pada siklus II kompetensi belajar peserta didik masuk kategori amat baik dan sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu 75%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah mendapatkan tindakan pada siklus II berupa penggunaan pendekatan melalui Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik dalam kompetensi IPA bentuk daun, yaitu sebanyak 9 atau 49,41% telah memiliki kemampuan IPA bentuk daun dalam kategori sangat baik. Peserta didik sebanyak 8 atau 36,76% memiliki kemampuan IPA bentuk daun kategori baik.
Selanjutnya dapat dijelaskan nilai tertinggi 100, nilai terendah 75, dan nilai rata – rata 86,18
Perubahan Perilaku Belajar Peserta Didik
Terjadi perubahan perilaku belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik, dari yang kerjasama aktif menjadi sangat aktif, semangat menjadi sangat semangat, kurang kreatif menjadi kreatif, kurang tepat menjadi tepat, dan dari yang kurang disiplin menjadi disiplin.
Dalam pembelajaran IPA khusus-nya bentuk daun melalui Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik nilai-nilai karakter yang ditanamkan pada peserta didik mulai dari kerja sama, komunikatif, dan percaya diri terlihat baik dan baik sekali.
PENUTUP
Simpulan
Simpulan hasil penelitian ini: 1) proses pembelajaran dengan menerapkan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA Peserta Didik kelas V SD Negeri Jatingarang 02 semester I tahun pelajaran 2015/2016, 2) model pembelajaran Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik dapat meningkatkan keterampilan pembelajaran IPA peserta didik mulai dari pengelompokan bentuk daun menyirip, melengkung, menjari, dan sejajar, dan 3) model pembelajaran Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik dapat merubah perilaku belajar peserta didik yang kurang semangat menjadi semangat, kurang aktif menjadi aktif, kurang kreatif menjadi kreatif, kurang disiplin menjadi disiplin. Selain itu juga dapat menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter kerja sama, komunikatif, dan rasa percaya diri.
Saran
Untuk mengintensifkan Strategi Snowball Throwing dengan pendekatan scientifik, dapat disarankan sebagai berikut: 1) Kepada Kepala Sekolah supaya lebih banyak memberikan motivasi kepada guru dalam kegiatan belajar dan mengajar agar memanfaatkan media yang bervariasi, dan pembelajaran secara kolaboratif, 2) Kepada Guru supaya meningkatkan ke-mampuannya dalam kegiatan pembelajar-an dan mengembangkan kreativitasnya di antaranya dengan memanfaatkan dengan media pembelajaran di lingkungan setempat serta pembelajaran kolaboratif agar dapat meningkatkan keterampilan pembelajaran IPA pada peserta didik, dan 3) Sekolah sebagai tempat dan penyelenggara pendidikan hendaknya melengakapi fasilitas dan kebutuhan peserta didik dalam kegiatan belajar dan mengajar
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 1995. Proses Belajar dan Mengajar Jakarta: Bumi Aksara.
Suyahman. 2004. Materi Dasar Belajar dan Pembelajaran II. Sukoharjo. Universitas Veteran Bangun Nusantara.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar Bandung: Sinar Baru.
Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Hewitt Sally. 2007. Tanaman. PT Gading Inti Prima. Pega Media.
Nurkhayati Siti. 2008. Menguak misteri Tubuh Tumbuhan. Klaten. Intan Pariwar.
Mulyadi.2011. Paedagogik Khusus Model Pembelajaran Inovatif di Sekolah Dassar/MI. Surakarta. Universitas Muhammadiyah.
Kemendikbud. 2013. Panduan teknis Kurikulum. Jakarta.
Kemendikbud. 2013. Peduli Terhadap Makhluk Hidup. Jakarta.