PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS LAYANG ULEM

MELALUI METODE CIRC KELAS VIII A

SMP NEGERI 02 GUNUNGWUNGKAL PATI

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Juli Endah Kristianti

SMPN 02 Gunungwungkal Pati

 

ABSTRAK

 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode CIRC untuk meningkatkan kompetensi menulis layang ulem siswa kelas VIII A SMPN Gunungwungkal 02 Kecamatan Gunungwungkal semester II tahun pelajaran 2016/2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang terdiri dari dua siklus, dan dilaksanakan pada materi menulis layang ulem. Hasil penelitiannya adalah pada evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran ada 12 siswa atau 44,4% dari 27 siswa. Pada perbaikan pembelajaran siklus I meningkat, siswa yang nilainya sesuai KKM menjadi 20 atau 66,6% dari jumlah 27 siswa dan pada perbaikan siklus II menjadi 26 siswa atau 96,2%. Tingkat keaktifan siswa meningkat. Siswa yang mempunyai tingkat keaktifan tinggi 10 siswa (37,03%) pada pra siklus, 74,4% atau 20 siswa pada siklus I dan 85,18% siswa atau 23 siswa pada siklus II. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan menulis siswa kelas VIII A SMPN Gunungwungkal 02 Kecamatan Gunungwungkal Pati semester II tahun pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci:   Kompetensi Menulis Layang ulem, Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).

 

PENDAHULUAN

Bahasa Jawa dipandang sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada pendidikan nilai-nilai dan kearifan lokal. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu yang masih digunakan oleh etnis Jawa di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Penggunaan Bahasa Jawa di masing-masing daerah mempunyai ciri khas yang berbeda-beda. Bahasa Jawa mempunyai ciri khas yaitu komunikasi yang menitikberatkan pada penghargaan pada masing-masing individu manusia. Bahasa Jawa mempunyai tataran (unggah-ungguh) yang bertingkat sesuai fungsi kebahasaan. Penggunaan bahasa pada anak-anak berbeda dengan penggunaan bahasa pada orang yang lebih tua.

Pembelajaran Bahasa Jawa di kelas VIII A SMPN 02 Gunungwungkal Pati masih belum berjalan sesuai dengan target kurikulum. Pembelajaran pada materi layang ulem, siswa belum memahami sepenuhnya materi terutama penggunaan bahasa. Bahasa dalam layang ulem merupakan bahasa yang spesifik dan merupakan tingkatan unggah-ungguh basa yang tinggi sebagai bentuk penghargaan kepada orang yang diundang. Guru mempunyai kewajiban menuntaskan pembelajaran agar siswa mempunyai keterampilan menulis layang ulem sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa Jawa yang benar.

 Pembelajaran Bahasa Jawa meteri menulis layang ulem sebelum siklus hasilnya nilai rata-rata siswa di bawah KKM. Nilai rata-rata formatif hanya 68,21. Dari 27 siswa hanya 12 siswa (44,4%) yang tuntas sesuai KKM. Sedangkan 15 siswa yang lain (55,5%) mendapat nilai kurang dari KKM. Menghadapi kenyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mendalami dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan pembelajaran Bahasa Jawa, khususnya pada pokok bahasan menulis layang ulem melalui penelitian tindakan kelas. Perbaikan yang penulis lakukan mengenai penerapan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).

Keaktifan siswa dalam belajar juga rendah. Banyak siswa yang kurang sungguh-sungguh memperhatikan pelajaran. sebagian kecil saja siswa yang benar-benar memperhatikan penjelasan guru tentang bagaimana menulis layang ulem yang benar. Siswa yang lain ada yang bermain sendiri, berbicara dengan temannya dan tidak memperhatikan pembelajaran. Siswa yang mempunyai tingkat keaktifan tinggi hanya 10 siswa (37,03%), tingkat keaktifan sedang 8 siswa (29,6%) dan tingkat keaktifan siswa rendah 9 siswa (33,3%). Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat keaktifan belajar siswa rendah.

Harapan penulis adalah terjadinya pembelajaran aktif, kreatif dan meningkatkan peran serta siswa dalam pembelajaran. Penelitian terfokus pada peningkatan keaktifan dan keterampilan menulis layang ulem melalui metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada Siswa Kelas VIII A SMPN 02 Gunungwungkal Kecamatan Gunungwungkal Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Setelah menemukan faktor penyebab siswa belum memahami materi menulis layang ulem pada pelajaran Bahasa Jawa, peneliti berusaha merumuskan permasalahan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: (a) Bagaimanakah keaktifan siswa kelas VIII A SMPN 02 Gunungwungkal Pati semester II tahun pelajaran 2016/2017 dalam pembelajaran Bahasa Jawa tentang menulis layang ulem melalui metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)? (b) Bagaimanakah penerapan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk meningkatkan keterampilan menulis layang ulem di kelas VIII A SMPN 02 Gunungwungkal Pati semester II tahun pelajaran 2016/2017?

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: (a) Mendeskrisikan keaktifan belajar menulis layang ulem siswa VIII A SMPN 02 Gunungwungkal Pati semester II tahun pelajaran 2016/2017 melalui metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). (b) Mendeskripsikan penerapan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk meningkatkan keterampilan menulis layang ulem pada siswa kelas VIII A SMPN 02 Gunungwungkal Pati semester II tahun pelajaran 2016/2017.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Keaktifan Belajar Siswa

Keaktifan belajar banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Rasyidin (2007: 315) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan ke dalam 8 kelompok 1) Visual Activities, meliputi kegiatan seperti membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain) 2) Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi. 3) Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato. 4) Writting Activities, seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman. 5) Drawing Activities, seperti ; menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain dan berternak. 7) Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan. 8) Emotional Activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.

Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2007: 117) keaktifan sangat berpengaruh pada keefektifan belajar siswa. Melalui pembelajaran yang efektif diharapkan siswa akan memahami materi dan memanfaatkan waktu dengan optimal. Siswa akan memahami materi yang diajarkan jika belajar dengan waktu yang efektif.

Keterampilan Menulis Layang Ulem

 Keterampilan menulis merupakan keterampilan pada ranah koqnitif. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menulis. Kemampuan menulis ini dikukur dengan tes. Menurut Mansur dkk (2015: 30) tes merupakan cara untuk mengestimasi besarnya tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung, yaitu respon manusia atas stimulus atau pertanyaan. Pertanyaan dalam pembelajaran ini berupa penugasan membuat surat undangan.

 Penilaian keterampilan siswa dalam materi surat undangan diukur dengan penilaian projek. Menurut Widoyoko (2014: 86) penilaian projek digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami, mengaplikasikan, menyelidiki dan menyampaikan informasi tentang sesuatu hal dalam mata pelajaran tertentu secara jelas. Penilaian proyek digunakan untuk mengukur keterampilan menulis surat undangan dengan unggah-ungguh basa yang benar.

Penilaian keterampilan siswa dalam penelitian ini menitikberatkan pada kemampuan siswa dalam membuat surat undangan berbahasa jawa (layang ulem). Aspek yang dinilai dalam menulis surat undangan adalah 1) aspek kebahasaan (unggah-ungguh basa). 2) bentuk surat. 3) penggunaan ejaan. 4) isi surat undangan.

Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

Menurut Slavin (2016: 200) metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) adalah metode yang mengajarkan secara komprehensif membaca, menulis dan seni berbahasa pada kelas tinggi. Kelas tinggi disini adalah dimaksudkan untuk kelas tinggi SD atau kelas-kelas di SMP.

Pengembangan metode CIRC merupakan analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa. Pembelajaran membaca mengharuskan siswa memiliki materi-materi yang prinsipiil bagi mereka. Ketersediaan materi menjadi penentu dalam pengajaran membaca. Keterampilan membaca dengan sumber bacaan yang benar mempengaruhi kemampuan menulis siswa.

Metode Cooperative Integrated Reading and Compotition atau yang lebih dikenal dengan CIRC merupakan salah satu bagikan daripada model pembelajaran kooperatif. Yang artinya pada aktifitas pembelajarannya peserta didik mengikuti urutan instruksi yang diberikan oleh tenaga pendidik, instruksi atau perintah berupa latihan tim, asesmen awal tim, dan juga kuis. (Nur, 2005 indonesiastudent.com)

Metode CIRC dalam penelitian ini digunakan dalam pembelajaran Bahasa Jawa pada materi layang ulem. Membaca digunakan untuk memahami penggunaan Bahasa Jawa. Membaca contoh-contoh layang ulem akan membuat siswa mengerti bagaimana membuat layang ulem yang benar.

Kerangka Berpikir

Belajar (di kelas) merupakan interaksi antara siswa dan guru. Dalam interaksi tersebut terjadi transfer konsep-konsep pengetahuan, konsep itu ada yang bersifat abstrak, sehingga memerlukan model atau metode untuk meningkatkan keterampilan siswa. Proses interaksi akan berhasil jika menggunakan model, metode, atau media yang tepat.

Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir peneliti adalah apabila proses pembelajaran menggunakan Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) siswa akan belajar melalui membaca terlebih dahulu contoh-contoh layang ulem. Dengan membaca siswa akan mengetahui bagaimana membuat layang ulem yang benar. Kemampuan menulis layang ulem diukur dengan penggunaan bahasa, maksud layang ulem (tujuan pemberian layang ulem) sesuai kaidah Bahasa Jawa yang benar. Penggunaan bahasa sesuai dengan unggah-ungguh yang benar.

Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) adalah pembelajaran kooperatif yang mementingkan kerjasama antas siswa. Kerjasama antar siswa bertujuan untuk mengadakan interaksi dalam pembelajaran. Dalam kerjasama akan terjadi proses transfer ilmu dari siswa yang pandai kepada teman dalam satu kelompoknya.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut penulis berasumsi bahwa, 1) Penerapan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan keaktifan belajar materi menulis layang ulem di kelas VIII A SMP Negeri 02 Gunungwungkal Pati semester II tahun pelajaran 2016/2017 2) Penerapan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan keterampilan menulis layang ulem di kelas VIII A SMP Negeri 02 Gunungwungkal Pati semester II tahun pelajaran 2016/2017.

METODE PENELITIAN

Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SMP Negeri 02 Gunungwungkal, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A, mata pelajaran Bahasa Jawa untuk materi menulis layang ulem. Pembelajaran dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas VIII ada 27 siswa terdiri dari 15 lakilaki dan 12 perempuan. Pelaksanaan penelitian sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari dua siklus dan masing-masing tiga pertemuan.

Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang dikumpulkan. Dat tersebut berupa data utama dan data pendukung. Sumber utama adalah nilai hasil penugasan tentang kompetesi menulis layang ulem dan hasil pengamatan keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan data pendukung adalah data tentang foto-foto pembelajaran.

Pada penelitian ini, data dikumpulkan dengan melalui tes, observasi dan dokumentasi.1) Tes, tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lpengukuran kemampuan menulis layang ulem. 2) Observasi, observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala yang diteliti. Observasi ini mengukur keaktifan siswa. 3) Dokumentasi, data yang diambil berupa foto-foto kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa berupa lembar kerja tentang penulisan layang ulem. Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah 1) Butir Soal Tes 2) Lembar Pengamatan.

Validitas tes pada penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi ialah mengukur penggunaan bahasa dlam layang ulem. Dalam penelitian ini tes dikatakan valid jika mengukur kemampuan menulis layang ulem. Pengamatan dilakukan untuk melihat sejauh mana peningkatan keaktifan belajar siswa.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif persentase. Hasil analisis digunakan untuk mengukur keberhasilan pemecahan masalah dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif, yaitu analisis deskriptif komparatif dengan membandingkan nilai tes antar siklus sesuai dengan indikator kinerja. Analisis data dilakukan sejak awal sampai akhir penelitian yang ,merupakan satu kesatuan tak terpisahkan antara tahap pengumpulan data dan analisis data. Analisis data tentang keterampilan menulis dan keaktifan siswa dilakukan dengan metode deskriptif persentase. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Ketuntasan =  x 100%

Data hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi tiap siklus.

Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah jika 1) Peningkatan keterampilan menulis layang ulem melalui metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). Indikator kinerja setelah tindakan diharapkan meningkat menjadi nilai rata-rata menjadi 70 dan ketuntasan belajar Bahasa Jawa minimal telah mencapai 85%. 2) Keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Jawa meningkat secara klasikal minimal 85%.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada siklus I ditekankan pada pembelajaran dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) terfokus pada menulis layang ulem. Pada siklus II ditekankan pada metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dengan menulis layang ulem untuk keperluan yang berbeda.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

Pra Siklus

SMPN 02 Gunungwungkal Pati merupakan sekolah yang terletak di daerah perdesaan. Sekolah ini belum memiliki sarana dan prasarana yang lengkap layaknya sekolah di perkotaan. Keterbatasan sarana dan prasarana tidak menjadi halangan bagi peningkatan prestasi siswa. Kerjasama antara guru dan siswa sangat dibutuhkan untuk keberhasilan pembelajaran.

Pembelajaran pra siklus mata pelajaran Bahasa Jawa kelas VIII A semester II di SMP Negeri 02 Gunungwungkal, Kabupaten Pati, tahun pelajaran 2016/2017 dengan materi menulis layang ulem hasilnya belum memuaskan. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 12 siswa (44,4%) yang tuntas sesuai KKM. Sedangkan 15 siswa yang lain (55,5%) mendapat nilai kurang dari KKM.

Berdasarkan hasil pengamatan, penguasaan materi pembelajaran pra siklus bahwa dari jumlah 27 siswa yang mendapat nilai 41 sampai 50 sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai 51 sampai 60 sebanyak 6 siswa, nilai 61 sampai 70 sebanyak 5 siswa, nilai 71 sampai 80 sebanyak 8 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 4 siswa dan tidak ada yang mendapat nilai diatas 91.

Nilai hasil tes formatif diperoleh setelah proses pembelajaran selesai. Guru memberi evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang telah diajarkan pada pembelajaran pra siklus. Berikut hasil pengamatan pada waktu proses pembelajaran pada pra siklus. Pada pra siklus ini pembelajaran berlangsung, siswa belum aktif dalam pembelajaran, siswa pada waktu diskusi kelompok belum bisa bekerja sama, waktu diberi penjelasan oleh guru ada siswa yang bermain sendiri. Sedangkan hasil pengamatan terhadap guru yaitu guru kurang menguasai materi, guru belum bisa mengontrol keaktifan siswa, guru belum memberikan contoh kongkrit materi yang diajarkan yaitu layang ulem, sehingga siswa kurang memahami menulis layang ulem. Keaktifan siswa secara klasikal baru mencapai 10 siswa (37,03%), tingkat keaktifan sedang 8 siswa (29,6%) dan tingkat keaktifan siswa rendah 9 siswa (33,3%). (d) Refleksi. Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh guru melalui diskusi dengan teman sejawat sebagai observer diperoleh beberapa kekurangan selama proses pembelajaran. Sebelum pelajaran dimulai guru tidak mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran, sehingga siswa belum siap menerima pelajaran. Pada waktu pemberian materi guru hanya ceramah, sehingga siswa hanya menggambarkan materi menulis layang ulem itu seperti apa. Dari refleksi itu guru menyadari kekurangannya dalam proses pembelajaran oleh karena itu guru akan memperbaikinya pada perbaikan pembelajaran siklus berikutnya.

Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus I pada hari Kamis, 9, 16, dan 23 Maret 2017 dengan objek siswa kelas VIII A semester II SMP Negeri 02 Gunungwungkal, Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati. Dengan dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi keterampilan menulis untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil tes formatif siklus I, siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 18 siswa (66,6%), sedangkan nilai kurang dari KKM sebanyak 9 siswa (34,4%) dari jumlah 27 siswa.

Berdasarkan hasil observasi, penguasaan materi dalam perbaikan pembelajaran siklus I bahwa dari jumlah 27 yang mendapat nilai 41 sampai 50 sebanyak sudah tidak ada, nilai 51 sampai 60 sebanyak 5 siswa, nilai 61 sampai 70 sebanyak 3 siswa, nilai 71 sampai 80 sebanyak 7 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 10 siswa dan siswa yang mendapat nilai diatas 91-100 ada 5.

Hasil evaluasi siklus I diperoleh setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I selesai. Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan kondisi yang lebih baik. Kegiatan belajar mengajar telah sesuai dengan apa yang tertulis dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran dilaksanakan dengan fokus penerapan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).

Pengamatan, keaktifan belajar siswa telah meningkat menjadi 74,4% atau 20 siswa yang mempunyai tingkat keaktifan tinggi, 5 siswa mempunyai tingkat keaktifan sedang dan 2 siswa mempunyai tingkat keaktifan rendah. Pada tahap ini pengamat mencatat apa yang telah terjadi pada pembelajaran perbaikan siklus I dengan menggunakan lembar observasi. Dalam proses ini diperoleh data bahwa (1) Penjelasan materi sangat cepat sehingga kurang dipahami siswa. (2) Kurang memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya. (3) Perhatian guru pada siswa masih kurang. (4) kerjasama antar siswa dalam satu kelompok belum optimal.

Refleksi, Hasil dari observasi/pengamatan dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil observasi guru mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, hambatan dan kendala yang terjadi pada proses pembelajaran. Hasil tes formatif yang menunjukkan peningkatan pada pembelajaran sebelumnya, namun untuk mencapai ketuntasan 75% belum tercapai. Maka penulis mengadakan perbaikan pembelajaran tahap berikutnya yang menjadi fokus perbaikan adalah sebagai berikut: (1) Memberikan materi yang jelas dan lengkap sehingga mudah dipahami siswa. (2) Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya. (3) Memberikan contoh layang ulem dengan keperluan yang beragam.

Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 6 April, 13 April, dan 20 April 2017 dengan objek siswa kelas VIII A semester II SMPN Gunungwungkal 02, Kecamatan Gunungwungkal. Peneliti dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Peneliti melaksanakan sesuai rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan penugasan pembuatan layang ulem untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 26 siswa (96,2%), sedangkan nilai kurang dari KKM sebanyak 1 siswa (3,8%) dari jumlah 27 siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan, penguasaan materi dalam perbaikan pembelajaran siklus II bahwa dari jumlah 27 siswa tak seorang pun yang mendapat nilai dibawah 60, nilai 61 sampai 70 sebanyak 1 siswa, nilai 71 sampai 80 sebanyak 3 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 10 siswa dan yang mendapat nilai diatas 91 sebanyak 14 siswa.

Hasil pengamatan berupa keaktifan siswa meningkat menjadi 85,18% siswa atau 23 siswa yang mempunyai tingkat keaktifan tinggi dalam pembelajaran, sisanya 4 siswa mempunyai tingkat keaktifan sedang. observer mencatat selama proses pembelajaran siklus II, siswa pada waktu menerima pelajaran memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru dengan baik. siswa sudah berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Mau bertanya jika ada kesulitan, dan mulai berani untuk mengerjakan didepan walaupun belum sempurna. Pengamatan yang diperoleh observer kepada guru yang mengajar adalah guru sudah mempersiapkan rencana pembelajaran dengan baik, metode yang digunakan sudah tepat, pemberian motivasi sudah cukup tapi masih ada beberapa kekurangan tidak menanyakan kepada siswa tentang kesulitan apa yang diperoleh dari materi yang diajarkan.

Refleksi, Setelah melakukan beberapa perbaikan yaitu perbaikan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II, peneliti menyadari betul kekurangan-kekurangan pada proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Jawa dengan materi menulis layang ulem pada siklus II. Walaupun peneliti sudah mempersiapkan proses pembelajaran sebaik mungkin, tetapi tetap masih ada kekurangannya diantaranya guru kurang memberi pertanyaan kepada siswa. Dari hasil refleksi yang dilakukan tersebut teman sejawat selaku observer juga menemukan beberapa kekurangan yaitu guru tidak memberi bimbingan kepada siswa yang belum jelas atau memahami materi pelajaran.

Pembahasan

Pembelajaran Pra Siklus

Sebelum perbaikan pembelajaran dari 27 siswa yang mengalami ketuntasan dalam belajar sebanyak 12 siswa (44,4%) yang tuntas sesuai KKM. Sedangkan 15 siswa yang lain (55,5%). Hal ini menunjukkan kegagalan dalam pembelajaran. Setelah penulis merefleksi diri, maka kegagalan iti disebabkan oleh beberapa hal, antara lain) dalam penggunaan alat peraga kurang bervariasi. (b) Pembelajaran masih didominasi guru. (c) Rendahnya tingkat penguasaan materi oleh siswa. (d) Kurang relevannya metode yang digunakan. Kegagalan dalam pembelajaran Bahasa Jawa dengan materi menulis layang ulem kelas VIII A semester II di SMP Negeri 02 Gunungwungkal, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, maka peneliti perlu melakukan perbaikan pembelajaran siklus I.

Pembelajaran Siklus I

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat sebagai observer bahwa ketidaktuntasan siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Jawa dengan materi menulis layang ulem kelas VIII A semester II di SMP Negeri 02 Gunungwungkal, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, disebabkan oleh (a)Siswa kurang konsentrasi dalam pembelajaran. (b) Tidak semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. (c) Kurangnya motivasi guru terhadap siswa. (d) Kurangnya keberanian siswa dalam mengutarakan pendapat atau tanggapan.

Berdasarkan hasil refleksi tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I dihasilkan antara lain (a) Masih ada beberapa siswa yang ragu dan tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru memberi pengarahan agar siswa terlibat aktif dalam melakukan diskusi kelompok. (b) Dalam diskusi kelompok, masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan kurang kerja sama dalam menyelesaikan tugas. (c) Hasil evaluasi siswa masih banyak yang rendah, masih ada 8 siswa yang nilainya dibawah KKM dan tingkat ketuntasan kelas 66,6%. Dengan demikian maka tindakan perbaikan dilanjutkan pada siklus II.

Pembelajaran Siklus II

Hasil refleksi pada siklus II adalah (a) Hampir semua siswa terlibat aktif dalam melakukan diskusi kelompok untuk membahas materi. (b) Dalam diskusi kelompok, hampir semua siswa sudah aktif dan tercipta kerja sama yang baik dalam menyelesaikan tugas. (c) Hasil evaluasi belajar sudah baik walaupun masih ada 1 siswa yang nilainya dibawah KKM. Namun ratarata nilai sudah diatas KKM yaitu 89,45 dan tingkat ketuntasan 96,2%. Dengan demikian tindakan perbaikan pembelajaran Bahasa Jawa dengan materi menulis layang ulem kelas VIII A semester II di SMP Negeri 02 Gunungwungkal, Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati dengan model pembelajaran cooperative learning melalui metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dipandang sudah cukup. Hal ini terbukti adanya peningkatan keterampilan menulis siswa atau hasil evaluasi nilai ratarata sudah diatas KKM yaitu 89,45 dan tingkat ketuntasan 96,2%.

PENUTUP

Simpulan

Setelah peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui pembelajaran siklus I dan siklus II dengan materi menulis layang ulem di kelas VIII A semester II tahun pelajaran 2016/2017 di SMP Negeri 02 Gunungwungkal, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, maka penulis dapat mengambil simpulan sebagai berikut. 1) metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. (2) metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Persentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran ada 12 siswa atau 44,4% dari 27 siswa. Pada perbaikan pembelajaran siklus I meningkat, siswa yang nilainya sesuai KKM menjadi 20 atau 66,6% dari jumlah 27 siswa dan pada perbaikan siklus II menjadi 26 siswa atau 96,2%. Tingkat keaktifan siswa meningkat. Siswa yang mempunyai tingkat keaktifan tinggi 10 siswa (37,03%) pada pra siklus, 74,4% atau 20 siswa pada siklus I dan 85,18% siswa atau 23 siswa pada siklus II.

Saran

Saran yang dikemukakan adalah (a) siswa hendaknya bersungguh dalam mengikuti pelajaran terutama pembelajaran kooperatif dengan menekankan kerjasama dalam kelompok. Siswa harus aktif dalam mengerjakan tugas dari guru. b) Guru sebaiknya mengusahakan model atau metode pembelajaran yang sesuai untuk menghilangkan verbalisme dan menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan. Guru harus mencari solusi terbaik terhadap masalah pembelajaran di kelasnya. (c) sekolah hendaknya memberikan dorongan agar guru mau berinovasi memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah khususnya dalam pengembangan metode pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Mansur. Rasyid, Harun. Suratno. 2015. Asesmen Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyono, Anton B., Pengertian Keaktifan Belajar. http://www. mugironiggi.blogspot.com. Diakses 15 Maret 2012.

Nur, Muhammad. 2005 http://www.indonesiastudents.com/4-pengertian-model-pembelajaran-circ-menurut-para-ahli-lengkap/ diakses Januari 2017

Slavin, Robert E. 2016. Cooperative Learning, Teori Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Grasindo.