PENINGKATAN KUALITAS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI PEMBINAAN DENGAN PEMBIMBINGAN INDIVIDUAL DI SD NEGERI 4 KETRO KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Muhammad Juhadi

Kepala Sekolah SD Negeri 4 Ketro Kecamatan Karangrayung

 

ABSTRAK

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan membuktikan apakah melalui pengawasan dan pembinaan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga dapat peningkatan kualitas RPP setelah dilakukan Pembinaan terhadap guru. Penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah. Lokasi penelitian di SD Negeri 4 Ketro Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Waktu penelitian dijadwalkan pada semester I, Tahun Pelajaran 2016/2017, pada bulan Agustus-November 2016. Subyek penelitian ini adalah Guru SD Negeri 4 Ketro Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan dengan jumlah 7 guru. Hasil analisis menunjukkan bahwa melalui Pembinaan berdasarkan data riel, kuantitas dan kualitas silabus dan RPP yang dibuat oleh guru dapat meningkat secara signifikan. Peningkatan terjadi secara bertahap dari prasiklus, ke siklus I, dan ke siklus II, hal ini menunjukkan bahwa melalui pembinaan secara personal permasalahan terkait dengan penyusunan silabus dan RPP dapat terselesaikan.

Kata kunci:      rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), peningkatan, pembinaan guru,pembimbingan individual.

 

PENDAHULUAN

Peningkatan Kinerja guru akan berdampak pada peningkatan kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar(Dit Tendik 2008:21). Perencanaan pembelajaran merupakan sebuah rancangan atau persiapan yang dibuat oleh guru tentang pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan merupakan suatu yang urgen. Perencanaan pembelajaran memberikan gambaran tentang apa yang akan dilakukan. Dengan perencanaan yang matang, guru mengetahui tujuan yang akan dicapai. Kegiatan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan. Bagaimana strategi yang tepat sehingga tujuan tercapai secara maksimal.

Selain itu, perencanaan merupakan acuan dalam menilai kegiatan yang telah dilakukan. Perencanaan menjadi kaca perbandingan, apakah tujuan tercapai atau tidak. Perencanaan juga merupakan pengontrol tindakan sehingga kegiatan berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Majid (2008: 56). Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran, pengayaan dan pengembangan dari kurikulum. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, tentu saja guru selain mengacu pada tuntutan kurikulum, juga harus mempertimbangkan situasi dan kondisi serta potensi yang ada di sekolah masing-masing. Hal ini tentu saja akan berimplikasi pada model atau isi perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh setiap guru, disesuaikan dengan kondisi nyata yang dihadapi setiap sekolah.

Perencanaan pembelajaran memerlukan waktu, perhatian dan analisis yang ekstra. Perencanaan membutuhkan segenap upaya dan potensi guru yang bersangutan. Hal itu dimaksudkan agar perencanaan yang dihasilkan betul-betul matang. Kegiatan perencanaan mempertimbangkan berbagai aspek seperti karakteristik siswa, modalitas belajar siswa. Selain itu, perencanaan juga perlu memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana, kompetensi yang disajikan dan kompetensi guru yang akan menyajikannya, lingkungan sekitar siswa, dan sebagainya.

Dengan pertimbangan yang matang, diharapkan kegiatan yang akan berlangsung secara efektif dan menarik, dan menyenangkan siswa. Namun kenyataan berkata lain, terbukti masih banyak guru yang enggan membuat perencanaan pembelajaran. Atau membuat perencanaan pembelajaran hanya sekedar persyaratan administrasi, sehingga perencanaan pembelajaran yang ada merupakan hasil copy paste dari tahun ke tahun, tanpa adanya perubahan yang disesuaikan dengan kondisi yang ada dan senyatanya. Prosentasi guru yang dapat menyelesaikan perencanaannya setiap semester selalu tidak dapat terpenuhi, itupun diserahkan tidak tapat waktu. Hal ini merupakan indikasi masih lemahnya kemampuan guru dalam menyusun RPP.

Banyak faktor yang menyebabkan sebagian guru meremehkan perencanaan pembelajaran. Masih ada di antara guru yang menganggap perencanaan tersebut tidak penting. Untuk apa dibuat perencanaan, apalagi guru yang bersangkutan telah mengajarkan materi pelajaran tersebut bertahun-tahun. Ada juga guru beranggapan perencanaan karena dirinya telah senior, sudah berpengalaman, bahkan sudah menguasai materi pelajaran dengan baik.

Penyebab lain, masih ada guru yang kurang memahami bagaimana mengimplementasi kurikulum ke dalam bentuk operasional seperti rencana pembelajaran. Guru belum memahami konsep yang benar tentang standar isi, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dan sebagainya. Guru juga kurang memahami bagaimana mengimplementasikan konsep-konsep tersebut ke dalam bentuk perencanaan. Hal itu diperparah lagi karena kurangnya motivasi, tidak ingin berubah, kurang dinamis. Selain itu, guru merasa sangat berat membuat perencanaan karena banyak guru yang gaptek sehingga tidak mampu menggunakan IT.

Permasalahan tersebut di atas, merupakan salah satu indikator bahwa belum semua guru memiliki kompetensi yang tinggi dalam menyusun RPP, untuk itu diperlukan pembinaan terus menerus. Dalam laporan tindakan sekolah ini dilaporkan hasil kegiatan Kepala Sekolah dalam upaya peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP khususnya di SD Negeri 4 Ketro Karangrayung Kabupaten Grobogan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan adalah: 1) Apakah melalui Pembinaan dengan pembimbingan individual mampu meningkatkan kualitas guru dalam menyusun RPP pada guru di SD Negeri 4 Ketro Karangrayung Kabupaten Grobogan?

2) Seberapa banyak peningkatan peningkatan kualitas RPP setelah dilakukan Pembinaan dengan pembimbingan individual kepada guru?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1). Untuk mengkaji dan membuktikan apakah melalui Pembinaan dengan pembimbingan individual dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan RPP 2) Mengetahui peningkatan kualitas RPP setelah dilakukan Pembinaan dengan pembimbingan individual kepada guru.

LANDASAN TEORITIS

Pembinaan

Menurut Moekijat (2008: 20) mengemukakan pengertian pembinaan yang menunjuk pada, setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang, dengan memberikan informasi dan mempengaruhi sikap. Sikap yang dimaksudkan adalah perubahan positif yang lebih bersifat meningkatkan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan kecakapan. Menurut Sutisna (2009: 13) mengemukakan konsep pembinaan secara spesifik yakni, konsep pembinaan personil bahwa pembinaan personil adalah proses perbaikan prestasi (performa) personel melalui pendekatan-pendekatan yang menekankan realisasi diri, pertumbuhan diri dan perkembangan diri. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan Pembinaan merupakan kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada perbaikan dan pertumbuhan kesanggupan, sikap, keterampilan dan pengetahuan dari pada anggota organisasi.

Pengertian Silabus dan RPP

Istilah silabus dapat didevinisikan sebagai “garis besar, ringkasan, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran”. Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standart kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standart kompetensi dan kemampuan dasar (Majid, 2008: 38).

Menurut Mulyasa (2006: 190) Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah Rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk menecapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan di jabarkan dalam silabus.

Prinsip Pengembangan Silabus

Pengembangan Silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu melakukannya. Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan di beri kebebasan dan keleluasaan dalam mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Agar pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional, maka perlu memerhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus

 

Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan

Pada Umumnya teknik Supervisi dapat dibedakan menjadi dua macam. Teknik yng bersifat individual ,yaitu Teknik yang dilaksanakan untuk seseorang guru secara Individual.Teknik yang bersifat kelompok,yaitu teknik yang di lakukan untuk melayani lebih dari satu guru (Aqib zainal, Rohmanto E, 2007: 198).

Sahertian (2000:52) Menyebutkan teknik-teknik supervisi pendidikan Secara garis besar menjadi dua bagian yaitu tehnik yang bersifat individual dan teknik yang bersifat kelompok.Teknik yang bersifat individual yaitu: (a). kunjungan kelas, (b). observasi kelas, (c). percakapan pribadi, (d). saling mengunjungi kelas, (e). menyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar. (f). menilai diri sendiri. adapun tenik yang bersifat kelompok yaitu teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok yaitu: (a).pertemuan orientasi bagi guru baru,(b). Panitia penyelenggara,(c). Rapat guru (d). Studi kelompok ,(e). diskusi sebagai proses kelompok, (f). tukar menukar pengalaman,(g). Lokakarya(workshop), (h). Diskusi panel,(i). Symposiyum,(j). Demonstrasi mengajar, (k). Perpustakaan jabatan,(l). Buletin supervisi, (m). Membaca langsung, (n). Mengikuti kursus, (o). Organisasi jabatan, (p). Laboratorium kurikulum, (q). Perjalanan sekolah untuk anggota staff.

Kerangka Pemikiran

Supervisi sebagai suatu proses pembinaan yang diberikan kepada seluruh Guru bertujuan agar Guru dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar, membantu perkembangan profesional para guru khususnya dalam penampilan mengajar, baik dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, maupun evaluasi pembelajaran.

Hipotesis Tindakan

Melalui Pembinaan dengan pembimbingan individual kemampuan guru di SD Negeri 4 Ketro UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 kualitas RPP dapat meningkat.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis tindakan dalam penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS) berupa tindakan nyata yaitu dengan memberikan bimbingan secara berkelanjutan kepada guru yang ditindaklanjuti dengan penilaian terhadap aspek-aspek yang menjadi topik yaitu kompetensi guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan di SD Negeri 4 Ketro Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Yang menjadi subyek penelitian tindakan sekolah ini adalah Guru SD Negeri 4 Ketro Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan dengan jumlah 7 guru

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dari penelitian tindakan sekolah ini adalah melalui data kuantitatif yang diperoleh dari observasi terhadap kemampuan guru dalam nenyusun perencanaan pembelajaran berdasarkan penilaian aspek pada lembar observasi yang telah ditetapkan.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan sekolah ini menggunakan lembar Pengamatan.

Prosedur Penelitian

Tindakan penelitian yang dilakukan peneliti adalah dengan melaksanakan bimbingan berkelanjutan terhadap kualitas RPP.

Siklus pertama

Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan langkah-langkah sebagi berikut: (1) Mengidentifikasi jumlah guru yang sudah membuat RPP, (2) Meminta guru untuk mengumpulkan perangkat pembelajaran, (3) Peneliti memeriksa administrasi guru secara kuantitas dan kulitatif, (4) Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan, dan (5) Menyusun rencana tindakan (berupa penjadwalan bimbingan).

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan rencana tindakan bimbingan untuk menilai kualitas RPP yang sudah dikumpulkan sebelumnya. Pelaksanaan dilakukan dalam bentuk pembinaan dengan guru-guru yang bersangkutan secara individu. Hal ini dilakukan terutama kepada guru yang mempunyai kendala terkait dengan penyusunan RPP untuk mengetahui penyebab/masalahnya. Tahap ini peneliti rencanakan berlangsung selama 1 minggu.

Pada tahap observasi, peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap seluruh RPP yang telah dikumpulkan oleh guru, memeriksa satu persatu kemudian menilai sesuai dengan aspek penilaian penyusunan RPP. Kegiatan refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan dan data-data yang diperoleh. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan langkah-langkah untuk siklus kedua.

Siklus kedua

Tahap perencanaan pada siklus kedua ini, peneliti menyusun penjadwalan kegiatan pembinaan dan menyiapkan instrument penilaian untuk siklus kedua serta menyampaikan permasalahan yang didapatkan dari analisis hasil pada siklus I kepada guru untuk dijadikan bahan perbaikan bagi guru.

Tahap pelaksanaan, sama dengan yang dilakukan pada siklus I, namun saat pembinaan peneliti menyampaikan kekurangan yang guru miliki dalam menyusun RPP setelah menyampaikan kekurangan yang dimiliki guru kemudian peneliti memberikan penjelasan kembali kepada guru bagaimana cara menyusun RPP yang baik untuk kemudian peneliti meminta guru untuk membuat RPP bagi yang belum membuat dan merevisi RPP yang sudah ada.

Di tahap observasi siklus kedua, peneliti mengobservasi dan menilai kualitas RPP yang disusun oleh guru sesuai dengan form yang telah disiapkan. Pada tahap refleksi siklus kedua, peneliti melakukan evaluasi bersama guru terhadap hasil observasi di siklus kedua. Karena pada pelaksanaan siklus II hasil yang didapatkan belum mencapai ketentuan maka peneliti melanjutkan dengan tindakan selanjutnya.

Siklus ketiga

Tahap perencanaan pada siklus ketiga ini, peneliti menyusun penjadwalan kegiatan pembinaan dan menyiapkan instrument penilaian untuk siklus ketiga serta menyampaikan permasalahan yang didapatkan dari analisis hasil pada siklus II kepada guru untuk dijadikan bahan perbaikan bagi guru dalam menyusun RPP.

Pada tahap pelaksanaan dilaksanakan pembimbingan secara indifidual pada setiap guru sesuai jadwal yang direncanakan.Sama dengan yang dilakukan pada siklus II, namun saat pembinaan peneliti menyampaikan kekurangan yang miliki guru dalam menyusun RPP setelah menyampaikan kekurangan yang dimiliki guru kemudian peneliti memberikan penjelasan kembali kepada guru bagaimana cara menyusun RPP yang baik untuk kemudian peneliti meminta guru untuk merevisi RPP yang sudah ada.

Di tahap observasi siklus ketiga, peneliti mengobservasi dan menilai kualitas RPP yang disusun oleh guru sesuai dengan form yang telah disiapkan dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian. Pada tahap refleksi siklus ketiga, peneliti melakukan evaluasi bersama guru terhadap hasil observasi di siklus ketiga.Sumber data Penelitian ini adalah guru kelas, guru pendidikan agama ,guru pendidikan olahraga. Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah rencana pelaksanaan pembelajaran masing-masing guru. Pada saat pelaksanaan siklus III hasil yang didapatkan sudah mencapai ketentuan.

Indikator Ketercapaian

Penelitian dikatakan berhasil apabila semua guru telah mengumpulkan RPP dengan skor rata-rata >90 (lebih dari 90) dan prosentase ketercapaian mencapai telah diatas 85% (>85%), dari seluruh indikator yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa melalui kegiatan Supervisi Klinis yang berkelanjutan di SD Negeri 4 Ketro Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan mampu meningkatkan kualitas rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru sesuai dengan kreteria yang ditentukan.

Setelah dilakukan diskusi dan dibimbing melalui supervisi klinis yang berkelanjutan masing-masing guru telah memiliki konsep penyusunan RPP yang sesuai dengan karakteristik sekolah, walaupun belum mencapai optimal namun sudah ada peningkatan. Pada kegiatan prasiklus didapatkan prosentase sebesar 43,30% kemudian pada kegiatan siklus I didapatkan prosentase sebesar 62,12.% lalu pada kegiatan siklus II didapatkan prosentase sebesar 72,77% dan pada siklus III didapatkan prosentase sebesar 86,16%.

Perbandingan hasil pada kegiatan prasiklus dapat diketahui bahwa nilai dari kualitas RPP yang disusun oleh guru mengalami peningkatan setelah dilakukan kegiatan siklus I dengan peningkatan sebesar 19,29%. Perbandingan Nilai Prosentase Kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kegiatan Siklus I ke Siklus II dapat diketahui bahwa nilai dari kualitas RPP yang disusun oleh guru mengalami peningkatan setelah dilakukan kegiatan siklus II dengan peningkatan sebesar 31,50%. Perbandingan Nilai Prosentase Kualitas Rencana Pelaksanaan Pembel Pelajaran (RPP) pada kegiatan Siklus II ke Siklus III dapat diketahui bahwa nilai dari kualitas RPP yang disusun oleh guru mengalami peningkatan setelah dilakukan kegiatan siklus III dengan peningkatan sebesar 9,95%. Perbandingan Nilai Prosentase Kualitas Rencana Pelaksanaan Pembel Pelajaran (RPP) pada kegiatan Pra Siklus ke Siklus III dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan terhadap kualitas RPP yang disusun oleh guru sebelum dan sesudah tindakan pembinaan dengan hasil peningkatan sebesar 67,73%, peningkatan tertinggi terjadi pada 2 orang guru yaitu guru D,F dengan jumlah peningkatan prosentase yang mencapai 86,61%.

PENUTUP

Kesimpulan

Melalui pembinaan berdasarkan data riel, kuantitas dan kualitas silabus dan RPP yang dibuat oleh guru dapat meningkat. Peningkatan terjadi secara bertahap dari prasiklus, ke siklus I, siklus II, dan ke siklus III, hal ini menunjukkan bahwa melalui pembinaan secara personal permasalahan terkait dengan penyusunan silabus dan RPP dapat terselesaikan. Penyelesaian masaalah tersebut tidak lepas dari meningkatnya kesadaran guru akan pentingnya silabus dan RPP dalam pembelajaran disamping untuk untuk melengkapi administrasi guru, silabus dan RPP merupakan pedoman bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga silabus dan kurikulum harus dibuat sebaik mungkin.

Saran

Untuk pengawas sekolah sebaiknya pembinaan guru dapat dilakukan secara terus menerus, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh guru dapat cepat terselesaikan Sedangkan Untuk Kepala sekolah sebaiknya selalu memberikan motivasi kepada guru untuk meng update silabus dan RPP yang ada, kekurangan yang diperoleh dari hasil evaluasi silabus dan RPP. Untuk Guru, sebaiknya tidak bosan-bosan untuk mengembangkan silabus dan RPP sesuai dengan kondisi dan perkembangan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib zainal, Rohmanto E, 2007, Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah, Bandung:Yrama Widya

Majid, Abdul, 2008, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Moekijat, 2008, Tata Laksana Kantor, Bandung: Mandar Maju

Mulyasa E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sahertian, Piet 2000. Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutisna, Oteng, 2009, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktik Profesional, Bandung: Angkasa.