Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Karyawisata
UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KARYAWISATA
PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI
MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN KELAS V
SD NEGERI KENTENG 02 KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Mutomimah
SD Negeri Kenteng 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia materi Menulis karangan berdasarkan pengalaman disebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, pembelajaran masih berpusat pada guru, guru masih menerapkan sistem konvensional dalam pembelajaran. Alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan Metode Pembelajaran karyawisata. Tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang Menulis karangan berdasarkan pengalaman bagi siswa kelas V SDN Kenteng 02. Desain penelitian terdiri dua siklus,tiap siklus terdiri 4 tahap yaitu planning, acting, observing, reflecting Teknik pengumpulan data adalah tes dan non tes. Teknik tes untuk memperoleh data hasil belajar, teknik non tes untuk memperoleh data minat belajar siswa. Hasil penelitian: (1) Metode pembelajaran karyawisata dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Pada kondisi awal Kondisi Awal diperoleh nilai rata-rata 63,69 dengan ketuntasan belajar 34,38%. Pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata 69,16 dengan ketuntasan belajar 68,75%, dan pada siklus 2 diperoleh nilai rata-rata 75,32 dengan ketuntasan belajar 93,75%; (2) Metode pembelajaran karyawisata dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya minat siswa pada setiap kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap siklus, yaitu pada pada pra siklus tingkat minat siswa 49,6%, siklus I meningkat jadi 66,8%, dan pada siklus II menjadi 79,9%.
Kata kunci: Hasil Belajar, minat belajar, Metode karyawisata
PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran di sekolah, keterampilan menulis terdiri dari berbagai kegiatan misalnya menulis indah, menulis puisi, dan mengarang. Menurut Gie (1995: 17) mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa dalam menuntut ilmu di sekolah. Menulis memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus-menerus.
Guru dalam mengajar Bahasa Indonesia di SD Negeri Kenteng 02 Kec. Bandungan mengakui adanya kesulitan di dalam membelajarkan menulis karangan perjalanan. Hal itu terjadi karena berbagai faktor, antara lain kondisi siswa yang kurang berminat pada kegiatan menulis. Siswa di SD Negeri Kenteng 02 Kec. Bandungan dalam menulis karangan adalah kegiatan yang sulit untuk dilakukan sebab waktu yang tersedia hanya sedikit, relatif singkat dan pendek. Keadaan tersebut membuat siswa kurang leluasa ketika berupaya mencari ide untuk tulisannya. Waktu yang relatif singkat tersebut terbuang sia-sia. Siswa terlalu sibuk mencari ide, sehingga tak ada sesuatupun yang berhasil ditulis hingga bel berbunyi.
Sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut di atas, peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran karyawisata bagi siswa Kelas V SDN Kenteng 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Peneliti berharap dengan penerapan metode karyawisata dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis karangan berdasarkan pengalaman.
Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada masalah pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan menggunakan metode pembelajaran karyawisata bagi siswa Kelas V SDN Kenteng 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Apakah melalui penerapan metode karyawisata dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis karangan berdasarkan pengalaman bagi siswa Kelas V SDN Kenteng 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang pada semester II Tahun ajaran 2016/2017 ?
2. Apakah melalui penerapan metode karyawisata dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis karangan berdasarkan pengalaman bagi siswa Kelas V SDN Kenteng 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang pada semester II Tahun pelajaran 2016/2017?
Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran melalui PTK antara lain:
1. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis karangan berdasarkan pengalaman melalui metode karyawisata bagi siswa Kelas V SDN Kenteng 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2016/2017.
2. Meningkatkan minat siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis karangan berdasarkan pengalaman melalui metode karyawisata bagi siswa Kelas V SDN Kenteng 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2016/2017.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Minat Belajar
Minat belajar adalah salah satu faktor psikologis yang akan mempengaruhi belajar. Minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan atau mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya. Apabila siswa tidak berminat kepada bahan atau mata pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar. Oleh karena itu, guru harus memberi motivasi agar siswa mau belajar dan memperhatikan pelajaran (Armansyah, 2015).
Sukardi (2007:25) mengemukakan bahwa minat belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan, lain yang biasa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Menurut Belly (2006:4), minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya.
Selanjutnya menurut Bob dan Anik Anwar (2003:210), mengemukakan bahwa minat adalah keadaan emosi yang ditujukan kepada sesuatu. Dari kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat ialah suatu kondisi kejiwaan seseorang untuk dapat menerima atau melakukan sesuatu objek atau kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Pengertian metode karya wisata
Karya wisata atau sering disebut study tour, yaitu melakukan studi kunjungan, kesuatu tempat atau obyek tertentu. Dengan kata lain metode karya wisata yaitu suatu cara mengajar dengan jalan guru mengajar atau membawa siswa ke suatu tempat/obyek tertentu yang ada hubungannya dengan pendidikan atau memiliki nilai sejarah dan sebagainya. Misalnya guru membawa siswa-siswa untuk mengunjungi tempat-tempat, seperti: pabrik-pabrik (pabrik mobil, pabrik tenun, pabrik tapioka), mengunjungi tempat percetakan-percetakan, tempat kebun binatang, musium perjuangan, makam pahlawan, panti-panti asuhan, yayasan-yayasan yatim piatu, dan lain-lain tempat yang sangat baik untuk dikunjungi dalam rangka mengkongkretkan bahan-bahan pengajaran/pengalaman lapangan.
Dengan karya wisata dimaksudkan agar siswa dapat menyaksikan secara langsung, bagaimana proses pembuatan mobil itu, membuat kain dan merancang pakaian yang indah, menyaksikan bagaimana mengelola berbagai Mass Media sehingga menjadi bahan bacaan dan informasi yang berharga. Demikian juga dengan mengunjungi kehidupan binatang di kebun bintang, dan musium-musium yang memiliki nilai sejarah. Sehingga dengan kunjungan karya wisata itu siswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman langsung yang bermanfaat untuk dihayati dan dipraktekkan (Aam, 2011: 1).
Dengan metode karya wisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. Berbeda dengan darmawisata, di sini para siswa sekedar pergi ke suatu tempat untuk rekreasi. Metode karya wisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan riil dalam lingkungan beserta segala masalahnya. Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah / kebudayaan tertentu.
Kerangka Berpikir
Kondisi awal
Guru belum menerapkan metode Karyawisata kepada peserta didik. Pembelajaran bersifat konvensional, guru dominan menggunakan metode ceramah, maka masih banyak peserta didik yang minat dan kreativitas dalam menulis karangan masih rendah, sehingga hasil belajar juga rendah.
Tindakan
Agar hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia meningkat, maka perlu adanya action atau tindakan yang dilakukan oleh guru/peneliti yaitu dengan menerapkan metode Karyawisata dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi Menulis karangan berdasarkan pengalaman.
Siklus 1
Agar hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang Menulis karangan berdasarkan pengalaman dapat meningkat, maka diterapkan metode karyawisata menggunakan teks. Guru membimbing peserta didik dalam melaksanakan karyawisata.
Siklus 2
Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang Menulis karangan berdasarkan pengalaman, maka diterapkan metode Karyawisata pendek tanpa teks. Dari siklus 1 ke siklus 2, diharapkan jumlah peserta didik yang hasil belajarnya rendah makin sedikit.
Kondisi akhir
Diduga melalui penerapan metode karyawisata dapat meningkatkan minat dan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang Menulis karangan berdasarkan pengalaman bagi siswa Kelas V SDN Kenteng 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan sebagai berikut:
1) menyusun suatu pelajaran sesuai dengan penelitian tindakan yang akan dilakukan,
2) menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan,
3) menyusun pedoman pengamatan,
4) menyusun rancangan evaluasi,
5) menugasi siswa untuk melakukan karya wisata secara mandiri keliling kota ke tempat yang diminati, secara individu maupun secara kelompok, tanpa disertai guru.
Tindakan dilakukan dalam dua kali pertemuan. Materi pembelajaran adalah menulis karangan. Dari hasil pembahasan, guru menjelaskan cara menulis karangan dengan metode karya wisata. Langkah selanjutnya siswa menulis karangan sesuai tema.
Sasaran observasi adalah kegiatan siswa selama penelitian berlangsung. Agar pengamatan objektif, penelitian meminta bantuan seorang guru bahasa Indonesia untuk ikut melaksanakan pengamatan. Pengamatan meliputi kegiatan dari awal sampai akhir pembelajaran. Aspek-aspek yang diamati adalah aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran seperti kesungguhan siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara menulis karangan, dan menganalisis kesalahan-kesalahan pada penulisan laporan serta membetulkan cara menulis karangan yang benar.
Berdasarkan analisis itu dilakukan refleksi, meliputi:
1) pengungkapan hasil pengamatan oleh pengamat tentang kelebihan dan kelemahan kemampuan siswa menulis karangan,
2) pengungkapan tindakan-tindakan yang telah dilakukan siswa selama proses pembelajaran,
3) pengungkapan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru selama mengajar.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Penerapan metode Karyawisata dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi Menulis karangan berdasarkan pengalaman bagi siswa Kelas V SDN Kenteng 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
2. Penerapan metode Karyawisata dapat meningkatkan minat belajar Bahasa Indonesia materi Menulis karangan berdasarkan pengalaman bagi siswa Kelas V SDN Kenteng 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SDN Kenteng 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Waktu penelitian dilakukan mulai tanggal 6 September 2016 sampai dengan 7 Oktober 2016. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas V yang berjumlah 21 Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas V karena hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis karangan berdasarkan pengalaman masih rendah dan akan ditingkatkan melalui metode karyawisata.
Sumber Data
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-petugasnya) dari sumber pertanyaan (Sumadi Suryabrata, 2008:84) Dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah: hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Negeri Kenteng 02, dan Siswa Kelas V.
Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan merupakan pengolahan peneliti, data tersebut biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktivitas suatu sekolahan tersebut atau perguruan tinggi, dan sebagainya (Sumadi Suryabrata, 2008:85). Data sekunder ini digunakan sebagai data pendukung dari data primer, misal data tentang siswa, nilai mata pelajaran siswa, dan data-data lain.
Untuk menguji keabsahan atau kebenaran data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi digunakan trianggulasi data, dengan memanfaatkan penggunaan metode dan sumber data. Untuk menguji kebenaran dengan trianggulasi data ada beberapa strategi, sebagai berikut:
1. Trianggulasi dengan sumber data berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi melalui waktu dan alat yang berbeda.
2. Pengecekan derajat kepercayaan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data dengan cara membandingkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang dalam situasi penelitian dengan dikatakan di luar penelitian.
4. Pengecekan derajat kepercayaan dengan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2011: 145).
Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi dan tes.
a. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kerja siswa, daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika minat belajar berlangsung digunakan dokumentasi foto.
b. Tes
Tes digunakan untuk mengukur pencapaian atau prestasi belajar. Tes diberikan kepada siswa berupa tes perbuatan menulis karangan berdasarkan pengalaman melalui metode karyawisata.
Alat pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah lembar observasi lembar kerja siswa. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang proses pelaksanaan tindakan kelas. Adapun dalam penelitian ini digunakan tes perbuatan dan lisan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar Bahasa Indonesia tentang menulis karangan berdasarkan pengalaman.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dengan alat pengumpul data berupa daftar nilai tes formatif. Teknik tes alat pengumpul datanya berupa tes lisan dan perbuatan. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus 1 dan siklus 2. Teknik non tes adalah pengamatan pada proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, dan alat pengumpul datanya berupa lembar observasi.
Pada penelitian ini validasi datanya adalah melibatkan teman sejawat dan kepala sekolah sebagai observer. Analisis data pada penelitian ini adalah untuk data kuantitatif tentang hasil belajar dianalisis dengan menggunakan Analisis Deskriptif Komparatif yang selanjutnya direfleksi dengan membandingkan hasil belajar kondisi awal/prasiklus dengan siklus pertama, kemudian membandingkan siklus pertama dengan siklus kedua. Dan yang terakhir membandingkan hasil belajar prasiklus dengan kondisi akhir siklus kedua.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pada kondisi awal hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis karangan berdasarkan pengalaman bagi siswa Kelas V SDN Kenteng 02 masih rendah, terlihat pada hasil tes formatif, dari sejumlah 21 siswa, hanya 10 siswa yang tuntas belajar (47,62%). Kondisi awal rerata nilai yang diperoleh 65,87, siswa yang mencapai ketuntasan belajar 10 siswa (47,62%) dan masih ada 11 siswa (52,38%) belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70. Hal ini memerlukan tindakan kelas agar proses dan hasil belajar dapat meningkat.
Minat siswa terhadap pelajaran merupakan kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran. Pada pembelajaran Kondisi Awal, kuesioner minat belajar siswa meliputi: (1) senang dalam belajar, (2) ketertarikan dalam belajar, (3) perhatian dalam belajar, (4) ketertiban ketika belajar.
Pada kondisi awal hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis karangan berdasarkan pengalaman bagi siswa Kelas V SDN Kenteng 02 masih rendah, terlihat pada hasil tes, dari sejumlah 21 siswa, hanya 10 siswa yang tuntas belajar (47,62%).
Deskripsi Siklus I
Pada pembelajaran siklus I hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis karangan berdasarkan pengalamanbagi siswa Kelas V SDN Kenteng 02 sudah meningkat, terlihat pada hasil tes formatif, dari sejumlah 21 siswa, ada 15 siswa yang tuntas belajar (71,43%).
Pada siklus I rerata nilai yang diperoleh 74,21, siswa yang mencapai ketuntasan belajar 15 siswa (71,43%) dan masih ada 6 siswa (28,57%) belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70. Hal ini memerlukan tindakan kelas siklus II agar hasil belajar dapat meningkat.
Persentase ketuntasan belajar mencapai 71,43%, artinya dari sejumlah 21 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah 15 siswa, sedangkan 6 siswa yang belum tuntas belajar (28,57%). Hasil prestasi belajar siswa ada peningkatan yaitu dengan peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 8,33.
Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi minat siswa pada pembelajaran siklus I sudah baik yaitu 72,3%, mengalami peningkatan sebesar 11,6%.
Dalam pelaksanaan siklus 1 dapatdikatakan belum berhasil karena ketuntasan belum mencapai yang ditargekan, hal tersebut yang menadikan dasar untuk melakukan siklus yang ke-2. Dalam pembelajaran ditemukan permasalahan sebagai berikut, persiapan karyawisata masih menjadi kendala bagi siswa, dan latihan karyawisata yang masih terbatas. Guna mengatasi masalah tersebut, setelah jam pelajaran sekolah, dilakukan karyawisata siklus II.
Deskripsi Siklus II
Pada siklus II rerata nilai yang diperoleh 78,17, siswa yang mencapai ketuntasan belajar 19 siswa (90,48%) dan masih ada 2 siswa (9,52%) belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70. Hal ini tindakan kelas siklus II telah mencapai indikator keberhasilan.
Refleksi
Persentase ketuntasan belajar mencapai 90,48%, artinya dari sejumlah 21 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah 19 siswa, sedangkan 2 siswa yang belum tuntas belajar. Hasil prestasi belajar siswa ada peningkatan yaitu dengan peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 3,97.
Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi minat siswa pada pembelajaran siklus I sudah baik yaitu 82,1%, mengalami peningkatan sebesar 10,2%.
Hasil Penelitian
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulan bahwa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis karangan berdasarkan pengalaman, yang dilaksanakan dalam dua siklus menunjukkan peningkatan hasil belajar dan minat belajar.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil simpulan bahwa:
- Metode pembelajaran karyawisata dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Pada kondisi awal Kondisi Awal diperoleh nilai rata-rata 65,87 dengan ketuntasan belajar 47,62%. Pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata 74,21 dengan ketuntasan belajar 71,43%, dan pada siklus 2 diperoleh nilai rata-rata 78,17 dengan ketuntasan belajar 90,48%
- Metode pembelajaran karyawisata dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya minat siswa pada setiap kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap siklus, yaitu pada pada pra siklus tingkat minat siswa 60,7%, siklus I meningkat jadi 72,3%, dan pada siklus II menjadi 82,1%.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Aqib, Zaenal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Armansyah, Wawang. 2015. Minat Belajar. http://www.belajarbagus.com/2015/04/minat-belajar.html
Belly, Ellya dkk. 2006. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntasi. Simposium Nasional Akuntasi 9 Padang.
Bob dan Anik Anwar. 2003. Pedoman Pelaksanaan Menuju Pra Seleksi Murni. Bandung: Ganesa Exact.
Chandra, Ardi Wasila. 2014. Pengertian Drama, Unsur-unsur Drama, Ciri-ciri Drama, dan Judul drama yang terkenal didalam dan diluar negeri. http://ardiwasilachandra.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-unsur-ciri-drama.html
Edukasi, Balai. 2013. Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman. http://balaiedukasi.blogspot.co.id/2013/11/menulis-karangan-berdasarkan-pengalaman.html
Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Kasdriyanto, Didit Yulian. 2011. Penerapan Metode Karya Wisata Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN Pendem 02 Kecamatan Junrejo Kota Batu. Skripsi, Program S1 Pendidikan Guru Kelas Sekolah Dasar, Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Krisnawati, Yunita. 2012. Peningkatan Kemampuan Menulis laporan Hasil Pengamatan Melalui Metode Karya Wisata di Kelas VI MI Miftahl Ulum Bajangan Ke. Gondang Wetan Kab. Pasuruan. Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar & Prasekolah – Fakultas Ilmu Pendidikan UM.
Muthoharoh, Hafiz. 2010. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan (Role Playing Method). https://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/16/metode-sosiodrama-dan-bermain-peranan-role-playing-method/
Putri, Ayu Artika. 2011. Penerapan Metode Karya Wisata Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Kunjungan Siswa Kelas VA SDN Ketawanggede I. Skripsi, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah, FIP, Universitas Negeri Malang.
Sari, Hesti Ratna. 2013. Peningkatan Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode Sosiodrama Siswa Kelas VB SD Negeri Keputran I Yogyakarta. Yogyakarta: UNY.
SDnet. 2011. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD . http://www.sekolahdasar.net/2011/10/tujuan-pembelajaran-bahasa-indonesia-di.html#ixzz4A0TS52eY
Sudjana, Nana. 2005, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sulistiyaningsih, Mei. 2007. Bahasa Indonesia 5: untuk Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Waskito, Dimas Dwi. 2013. Pengertian Drama. http://dimasdwiwaskito.blogspot.co.id/2013/11/materi-bahasa-indonesia-tentang-drama.html
Wati, Undi Eka. 2013. Penggunaan Metode Sosiodrama dalam Peningkatan Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Siswa Kelas V SD. Surakarta: PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret