PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN
MEMBACA PUISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI LANGENHARJO 01
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Sukarni
SD Negeri Langenharjo
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dan kemampuan membaca puisi melalui penerapan pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) bagi siswa kelas V SD Negeri Langenharjo 01 semester I Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan yaitu bulan Agustus 2014 sampai dengan bulan Desember 2014. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan permasalahan membaca puisi untuk siswa kelas V masuk materi program semester I tahun pelajaran 2014/2015. Adapun yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Langenharjo 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo dengan jumlah siswa 30 yang terdiri dari 16 laki-laki dan 14 perempuan. Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data, data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes praktik kondisi awal, nilai tes praktik siklus I, dan nilai tes praktik siklus II, kemudian direfleksi. Hasil penelitian, melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL), motivasi belajar dan kemampuan membaca puisi bagi siswa kelas V SD Negeri Langenharjo 01 Semester I tahun pelajaran 2014/2015 meningkat dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses membaca puisi dalam aspek yang diamati yaitu aspek kesiapan belajar dari kategori baik menjadi sangat baik, aspek respon dalam belajar dari kategori baik menjadi sangat baik, dan aspek keaktifan dari kategori aktif menjadi sangat aktif, dan aspek suasana belajar dari kategori senang menjadi sangat senang, dan kemampuan membaca puisi bagi siswa kelas V SD Negeri Langenharjo 01 Semester I tahun pelajaran 2014/2015 meningkat dari kondisi awal ke siklus II yaitu dari 14 siswa (46,67%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 30 siswa (100%) meningkat 16 siswa (53,33%). Nilai rata-rata dari 73,43 menjadi 78,03 meningkat sebesar 4,60.
Kata kunci: Motivasi Belajar dan Kemampuan Membaca Puisi. Contextual Teaching And Learning (CTL).
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Membaca puisi merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa kelas V sekolah dasar pada semester I. Kemampuan membaca puisi diperoleh secara bertahap melalui berbagai kegiatan antara lain melalui proses pembelajaran di sekolah. Pada saat ini membaca puisi menjadi momok bagi siswa, karena merasa kesulitan. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan membaca puisi bagi siswa. Hal-hal yang mempengaruhi ketidakmam–puan membaca puisi yaitu siswa kurang menyukai belajar membaca puisi, siswa merasa kesulitan dalam melafal, dan melagukan bacaan puisi. Membaca puisi dalam Bahasa Indonesia merupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Namun dalam kenyataannya membaca puisi merupakan masalah yang sulit bagi siswa sekolah dasar. Berdasarkan kenyataan motivasi dan kemampuan membaca puisi siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Langenharjo 01 Semester I tahun pelajaran 2014/2015 masih rendah. Dari 30 siswa yang mendapat nilai tuntas di atas KKM 75,00 hanya ada 14 (46,67%) siswa dan yang mendapat nilai di bawah KKM ada 16 (53,33%) siswa, dengan nilai rata-rata kelas 73,43. Sedangkan dilihat dari motivasi siswa dalam belajar membaca puisi juga masih rendah, dimana siswa belum ada kesiapan dalam belajar membaca puisi, belum ada respon untuk belajar membaca puisi, belum ada keaktifan selama pembelajaran berlang–sung, suasana pada waktu pembelajaran membaca puisi gaduh.
Rendahnya motivasi dan kemam–puan membaca puisi disebabkan guru pada saat pembelajaran belum menggunakan media pembelajaran dan model pembela–jaran yang digunakan kurang menarik, banyak siswa yang pasif. Guru memberi contoh dan memberi tugas. Pembelajaran hanya berjalan satu arah maksudnya yang aktif guru di dalam kelas, sehingga menimbulkan kejenuhan siswa. Selain itu pada saat pembelajaran guru belum menggunakan metode maupun model pembelajaran yang bervariasi, penilaian yang tidak menggambarkan kemampuan siswa secara utuh. Akibatnya siswa kurang antusias untuk belajar membaca puisi.
Kondisi yang diharapkan setelah pembelajaran membaca puisi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) motivasi belajar dan kemampuan membaca puisi bagi siswa meningkat.
Salah satu usaha guru dalam pembelajaran membaca puisi yaitu: dengan cara guru memulai dengan materi yang sudah dikenal siswa dalam kehidupan sehari-hari, guru memberikan teks bacaan puisi yang sederhana sesuai dengan keadaan siswa. Dengan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran membaca puisi, guru diharapkan dalam proses belajar mengajar harus mampu mengelola dengan baik, dengan cara menciptakan suasana belajar yang menarik, menantang, menyenangkan, dan tidak membosankan.
Berdasarkan masalah di atas perlu adanya cara pemecahan masalah yaitu perlu diadakan penelitian tindakan kelas. Penelitian diadakan dengan 2 siklus. Setiap siklus dilakukan dengan empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Tindakan siklus pertama menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) secara kelompok dan siklus kedua menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) secara individu dengan. Tindakan siklus pertama dan kedua digunakan untuk memperbaiki motivasi belajar dan kemampuan membaca puisi siswa Kelas V SD Negeri Langenharjo 01 semester I tahun pelajaran 2014/2015. Alasan memilih model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam penelitian ini karena model pembelajaran ini menyenangkan siswa, siswa dapat belajar bersama, siswa mengalami sendiri. Dengan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) proses pembelajaran berlangsung menyenangkan, karena siswa dapat berlatih membaca puisi dengan senang, sungguh-sungguh, dan dapat bermanfaat bagi diri siswa.
Karena keterbatasan peneliti maka dalam penelitian ini mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul” Pe-ningkatan Motivasi Belajar dan Kemampu–an Membaca puisi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Langenharjo 01 Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Rumusan Masalah
Melalui penelitian tindakan kelas ini akan diungkapkan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan membaca puisi bagi siswa Kelas V SD Negeri Langen-harjo 01 semester I Tahun Pelajaran 2014/2015?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan khusus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dan kemampuan membaca puisi melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) bagi siswa Kelas V SD Negeri Langenharjo 01 semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi siswa, penelitian ini dapat menumbuhkan motivasi belajar dan kemampuan membaca puisi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, serta mengatasi kejenuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Manfaat bagi guru, memperoleh pengetahuan baru tentang model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru untuk memperbaiki proses pembelajaran, agar selalu melakukan inovasi dan berkreativitas terhadap pembelajaran di kelasnya sehingga pembelajaran lebih menyenangkan. Manfaat bagi Sekolah, penelitian ini memberikan masukan yang positif, yaitu dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sebagai alternatif tindakan pembelajaran dan memperoleh teori baru yang inovatif dalam pembelajaran di kelas.
KAJIAN TEORI
Motivasi Belajar Bahasa Indonesia
Menurut Hakim (2000:26), mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Danim (2004:2), menjelaskan bahwa motivasi adalah sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai hasil tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan (Sardiman, 2005:71). Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak suka itu (Sardiman, 2005:75).
Selanjutnya John (2007:514), mendefinisikan bahwa motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Baharudin dan Wahyuni (2008:159) lebih lanjut menjelaskan bahwa motivasi (motivation) menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif, serta bertahan untuk menghadapi kegagalan dan frustasi.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil simpulan bahwa pengertian motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai secara optimal.
Djamarah (2002:13) mengemuka–kan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sedangkan Slameto (dalam Djama–rah, 2002:13), merumuskan juga tentang pengertian belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil praktik penguatan (motivasi) yang dilandasi tujuan tertentu (Suprijono, 2009:163).
Berdasarkan teori di atas dapat diambil simpulan bahwa belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungannya yang menghasilkan suatu perubahan pada individu-individu yang belajar.
Hakikat Motivasi Belajar
Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi belajar sangatlah diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat kalau siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi, diharapkan siswa dapat membaca puisi secara optimal.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di Sekolah Dasar, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa kelas V Sekolah Dasar, berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar, berkomunikasi, mengungkapkan pikiran, perasaan, serta membina persatuan dan kesatuan bangsa. Khusus di Sekolah Dasar pembelajaran lebih mengutamakan untuk pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia sederhana melalui kegiatan membaca dan menulis atau mengarang (Depdiknas, 2010: 195).
Dengan demikian di sekolah dasar Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dan harus diajarkan oleh guru karena bahasa merupakan sarana berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari orang lain, serta untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusastraan.
Kemampuan Membaca Puisi
Kemampuan dapat berarti pula sebagai kompetensi (Depdiknas, 2004:7). Kemampuan atau ability berarti hasil belajar mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat ditunjukkan, ditampilkan atau didemonstrasikan. Kemampuan atau keterampilan seseorang perlu ditingkatkan.
Menurut Hasan (2005:707), menje–laskan bahwa kemampuan diartikan sebagai kesanggupan, kecakapan. Hal ini berarti bahwa kemampuan seseorang dalam mengerjakan sesuatu merupakan kecakapan orang tersebut dalam mengerjakan hal tersebut. Kemampuan yaitu pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, pola pikir serta penilaian yang disajikan secara berkesinambungan nilai dari kanak-kanak sampai pendidikan menengah (Depdiknas, 2008:3).
Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat ditarik simpulan, bahwa kemampuan merupakan hasil proses pembelajaran mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap yang memungkinkan seseorang/ siswa dapat melakukan aktivitas secara efektif sesuai dengan standar yang telah ditentukan, meningkat kecakapannya
Membaca menurut Rahim (2009: 2), bahwa membaca adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
Sedangkan Klein, dkk. (dalam Rahim,2009:3), mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.
Selanjutnya Somadyo (2011:1), menjelaskan bahwa membaca merupakan kegiatan interaktif untuk mengamati dan memahami makna yang terkandung dalam tulisan, dapat dikatakan bahwa membaca merupakan proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis. Dengan membaca pembaca akan memperoleh banyak manfaat, memperluas wawasan, memperoleh banyak pengetahuan, dan menggali pesan-pesan tertulis yang terdapat dalam bahan bacaan tersebut.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui bahasa tulis.
Pembelajaran apresiasi puisi di kelas V, tentang membaca puisi masih perlu keseriusan. Puisi adalah karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna (Kosasih, 2003:235). Kata-kata ini tersusun secara sistematis dalam bentuk baris dan bait. Kata yang digunakan untuk membentuk puisi berisi kata konotatif yang dapat membuat pembca kesulitan dalam menginterpretasi maksud dan tujuan penyair.
Sedangkan Pradopo (2009:7), menjelaskan bahwa puisi itu mengekspresi–kan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Puisi ini merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah sekumpulan kata yang tersusun secara indah dengan bahasa padat yang menunjukkan ungkapan hati penyair dan tergabung dalam satuan baris yang saling berkaitan. Mengapresiasi puisi yaitu proses mengenal puisi lebih dalam lagi dengan memahami tahapan kegiatan sehingga dapat memberikan penilaian secara tepat.
Sebelum melaksanakan membaca puisi , kita belajar bagaimana agar membaca puisi dapat dengan mudah dan lancar. Cara mudah untuk memahami puisi dengan terlebih dahulu membaca berulang kali, sehingga kita mengerti dengan benar ungkapan yang hendak disampaikan oleh penyair. Setelah kita tahu maksud yang terkandung di dalamnya, kita bisa menentukan jeda sebagai pemberhentian sebentar maupun lama, membuat parafrase, menentukan tema, serta yang terakhir adalah mencari amanat yang ingin disampaikan oleh penyair. Pembelajaran membaca puisi tidak lepas dengan kegiatan berbicara, menyimak, dan menulis. Membaca puisi merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui apresiasi puisi.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa membaca puisi merupakan kegiatan fisik dan mental, yang menurut seseorang untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri agar membaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembang-kan intelektualitas dan pembelajaran sepanjang hayat.
Pembelajaran Membaca Puisi Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)
Pengertian model dalam pembelajaran menurut Suprijono (2009:45) model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide.
Model pembelajaran berfungsi juga sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono, 2009:46).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, model pembelajaran mengacu pada cara yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran. dan pengelolaan kelas.
Menurut Nurhadi (2004:103) pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Sedangkan Muslich (2009:41), menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa, yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan (Sardiman, 2005: 222).
Model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Suprijono, 2009:79-80).
Berdasarkan pengertian di atas, dalam pembelajaran yang kontekstual siswa didorong untuk mengerti apa makna belajar, apa manfaat belajar dan bagaimana mencapainya. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Diharapkan siswa sadar bahwa yang dipelajari itu berguna bagi hidupnya.
Kegiatan pembelajaran memerlukan model pembelajaran, artinya pembelajaran yang dilakukan oleh guru agar dapat motivasi belajar siswa yang tinggi terhadap mata pelajaran yang diajarkan khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi, diharapkan siswa memperoleh hasil belajar yang optimal. Dalam Belajar secara Contextual Teaching And Learning (CTL) bukan hanya sekedar mendengar dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung.
Melalui proses berpengalaman itu diharapkan pengembangan siswa terjadi secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan juga psikomotor. Belajar melalui Contextual Teaching And Learning (CTL), diharapkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang dipelajari yaitu membaca puisi.
Langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat dijelaskan secara garis besar adalah sebagai berikut. (1) mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menentukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan kompetensi barunya, (2) melaksanakan sejauh mungkin kegiatan untuk semua topik, (3) mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya, (4) menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok), (5) hadirkan model sebagai contoh pembelajaran, (6) melakukan refleksi di akhir pertemuan, dan (7) melakukan penelitian yang sebenarnya dengan berbagai cara (Nurhadi, 2004:106).
Kegiatan Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) yaitu adanya pengalaman nyata, kerjasama, saling menunjang, gembira, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif dan kritis, menyenangkan dan tidak membosankan, sharing dengan teman dan guru kreatif.
Harapan setelah pembelajaran tentang membaca puisi dengan kata-kata yang sederhana dan media berupa teks puisi yang mempunyai kesamaan seperti bentuk prosa yang disederhanakan yang akan diajarkan, siswa dapat belajar menentukan tannda jeda pada teks puisi. Dengan demikian dalam pembelajaran membaca puisi akan berlangsung lebih mudah. Pembelajaran membaca puisi memberikan makna yang penting dalam kehidupan. Tidak semua orang mempunyai keberanian membaca puisi.
Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah hasil dari suatu proses dan hasil suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan (Suwandi, 2004:5). Sedangkan Hughes (dalam Suwandi, 2004: 30) menjelaskan bahwa penilaian dalam kegiatan pembelajaran memiliki beberapa tujuan. Tujuan penilaian tersebut antara lain adalah (1) mengetahui kecakapan berbahasa siswa, (2) mengetahui sejauh mana siswa mencapai tujuan pembelajaran yang ada, dan (3) mendiagnosis kekuatan dan kelemahan mengetahui apa yang telah ada dan belum diketahui siswa.
Penilaian adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dari serangkaian kegiatan belajar mengajar yang mereka lakukan. Sebagai pihak yang bertanggung jawab atas keberhasilan pembelajaran, guru dituntut mampu mempersiapkan dan melakukan penilaian dengan baik sehingga pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
Guru harus secara aktif dan berkesinambungan terlibat dalam kegiatan penilaian. Siswa pun dituntut untuk partisipasi. Berdasarkan apa yang harus dievaluasi dalam pembelajaran membaca puisi tujuan pembelajaran membaca puisi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu: (1) tujuan aspek motivasi belajar, dan (2) tujuan aspek kemampuan.
Tujuan dan fungsi penilaian adalah (1) mengetahui kecakapan tujuan pembelajaran, (2) mengetahui kinerja siswa, (3) mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (4) memberikan umpan balik terhadap mutu program pembelajaran, (5) menjadi alat pendorong dalam peningkatan kemampuan siswa, (6) menjadi bahan pertimbangan dan penentuan jurusan, kenaikan kelas, atau mutu kelulusan dan, (7) menjadi alat penjamin, pengawas dan pengendali mutu pendidikan (Suwandi, 2004:4).
Kerangka Berpikir
Untuk mempermudah pemahaman dalam kerangka berpikir dari apa yang dilakukan oleh peneliti pada tindakan kelas, tentang “Peningkatan Motivasi Belajar dan Kemampuan Membaca puisi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Langenharjo 01 Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Kemampuan membaca puisi merupakan salah satu kemampuan yang akan membekali siswa agar dapat menyenangi membaca puisi, dan dapat membaca puisi dengan benar. Berkaitan dengan motivasi belajar dan kemampuan membaca puisi, siswa mengalami berbagai kesulitan, oleh karena itu membaca puisi siswa perlu ditingkatkan, Karena kondisi awal guru belum menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran membaca puisi maka motivasi belajar dan kemampuan rendah.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan perlu adanya tindakan oleh peneliti yaitu dengan penerapan model Contextual Teaching And Learning (CTL). Siklus I dengan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) secara kelompok dan pada siklus II menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) secara individu. Dengan harapan tindakan yang berbeda dari siklus I dan siklus II diharapkan motivasi belajar dan kemampuan membaca puisi meningkat.
Kondisi akhir yang diharapkan melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan membaca puisi bagi siswa kelas V SD Negeri Langenharjo 01 Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.
Hipotesis tindakan
Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan membaca puisi bagi siswa kelas V SD Negeri Langenharjo 01 Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan yaitu bulan Agustus 2014 sampai dengan bulan Desember 2014. Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri Langenharjo 01, UPTD Pendidikan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Langenharjo 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, dengan jumlah siswa 30 yang terdiri dari 14 laki-laki dan 16 perempuan. Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari subjek penelitian dan dari bukan subjek. Sumber data dari subjek penelitian merupakan sumber data primer yaitu tentang motivasi belajar dan kemampuan siswa dalam membaca puisi.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik dokumentasi, teknik penugasan, dan teknik non tes. Alat pengumpulan data berupa butir soal dan lembar observasi. Untuk memperoleh data yang valid mengenai motivasi belajar dan kemampuan membaca puisi, bagi siswa kelas V SD Negeri Langenharjo 01 semester I tahun pelajaran 2014/2015 yaitu: 1)Proses pembelajaran siswa (pengamatan) divalidasi dengan melalui trianggulasi sumber yaitu data berasal dari siswa, guru, dan kolaborasi teman sejawat. Data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan proses siklus I dan siklus II. 2)
Tes praktik yang berupa hasil kemampuan membaca puisi yang divalidasi adalah lembar tugas dengan Content Validity diperlukan kisi-kisi soal tentang kemampuan membaca puisi. Data yang berupa angka (data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil nilai kemampuan membaca puisi kondisi awal, nilai siklus I, dan nilai siklus II kemudian direfleksi).
Data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus II. Sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil nilai tes praktik kemampuan membaca puisi kondisi awal, nilai siklus I, dan nilai siklus II kemudian direfleksi).
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan/observasi dan refleksi.
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil tes praktik pembelajaran membaca puisi kondisi awal kelas V SD Negeri Langenharjo 01 Semester I tahun pelajaran 2014/2015 ada 16 siswa atau 53,33% dinyatakan belum tuntas, dan 14 siswa atau 46,67% dinyatakan tuntas, nilai yang masih di bawah KKM 75,00 yaitu terdiri dari 16 siswa memperoleh nilai antara 65-74, dan yang mendapat nilai tuntas di atas KKM yaitu 14 siswa memperoleh nilai antara 75–84. Nilai rata-rata kondisi awal yaitu 73,43.
Deskripsi Tindakan Siklus I
Hasil pengamatan motivasi belajar
Hasil pengamatan tentang motivasi belajar membaca puisi dalam proses pembelajaran siswa siklus I dari jumlah 30 siswa, tentang aspek kesiapan belajar memperoleh skor 80, rata-rata nilai 2,67 dengan kategori baik. Respon dalam belajar memperoleh skor 79, rata-rata nilai 2,63 dengan kategori baik. Aspek keaktifan memperoleh jumlah skor 82, rata-rata nilai 2,73 dengan kategori aktif. Aspek Suasana dalam belajar memperoleh jumlah skor 85, rata-rata nilai 2,83, dengan kategori Senang.
Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa, tentang kemampuan membaca puisi siklus I kelas V SD Negeri Langenharjo 01 Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 ada 6 siswa atau 20,00% dinyatakan belum tuntas dan ada 24 siswa atau 80,00% dinyatakan tuntas. Nilai yang masih di bawah KKM 75,00 yaitu terdiri dari 6 siswa memperoleh nilai antara 65–74, dan yang mendapat nilai di atas KKM terdiri 24 siswa memperoleh nilai antara 75-84. Nilai rata-rata hasil tes praktik kemampuan membaca puisi siklus I yaitu 76,07.
Berdasarkan refleksi di atas yaitu dengan membandingkan hasil pengamatan tentang tindakan, aktivitas pembelajaran dan hasil tes praktik kemampuan membaca puisi dan dilihat dari proses pembelajaran dari kondisi awal ke siklus I terdapat peningkatan aspek kesiapan belajar siswa dalam proses membaca puisi dari kategori kurang menjadi baik, aspek respon dalam belajar dari kategori kurang menjadi baik, aspek keaktifan dari kategori kurang aktif menjadi aktif dan aspek suasana belajar dari kategori kurang senang menjadi senang.
Dari hasil aktivitas kinerja guru dari 13 indikator kinerja masuk kategori baik. Sedangkan dilihat dari hasil tes praktik membaca puisi kondisi awal dengan siklus I terdapat nilai tuntas dari 14 siswa menjadi 24 siswa, meningkat 10 siswa (33,33%). Nilai rata-rata dari 73,43 menjadi 76,07 meningkat 2,64.
Deskripsi Tindakan Siklus II
Hasil Pengamatan Motivasi Belajar
Hasil pengamatan tentang motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran siklus II dari jumlah 30 siswa. Aspek kesiapan belajar memperoleh Jumlah skor 105, rata-rata nilai 3,50 dengan kategori sangat baik. Aspek respon dalam belajar memperoleh jumlah skor 106, rata-rata nilai 3,53 dengan kategori sangat baik. Aspek keaktifan memperoleh jumlah skor 112, rata-rata nilai 3,73 dengan kategori sangat aktif. Aspek suasana belajar memperoleh jumlah skor 115, rata-rata nilai 3,83 dengan kategori sangat senang.
Hasil Belajar Siswa
Hasil tes praktik siswa tentang kemampuan membaca puisi dan ketuntasan belajar siswa siklus II dari 30 siswa tidak ada yang memperoleh nilai di bawah KKM 75,00. Sedangkan siswa yang mendapat nilai tuntas di atas KKM sebanyak 30 siswa (100%) yang terdiri dari 30 siswa memperoleh nilai antara 75–84. Nilai rata-rata ulangan siklus II adalah 78,03.
Refleksi Siklus II, berdasarkan refleksi di atas dengan melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) membandingkan siklus I dan siklus II terjadi peningkatan baik tentang motivasi belajar siswa, aktivitas kinerja guru, dan kemampuan siswa dalam membaca puisi. Dilihat dari proses pembelajaran membaca puisi pada setiap aspek motivasi belajar mengalami peningkatan, aspek kesiapan belajar dari kategori baik meningkat menjadi sangat baik, aspek respon siswa dalam belajar dari kategori baik meningkat menjadi sangat baik, aspek keaktifan dari kategori aktif meningkat menjadi sangat aktif, dan aspek suasana belajar dari kategori senang meningkat menjadi sangat senang. Dari hasil tes praktik siswa tentang kemampuan membaca puisi terjadi peningkatan kemampuan membaca puisi ditinjau dari persentase ketuntasan pada tes kondisi awal dari 46,67%, siklus I 80,00% dan siklus II 100%. Dan juga terjadi peningkatan yang cukup tajam yaitu sebelum dilakukan tindakan hasil belajar test praktik siswa dalam membaca puisi rata-rata hanya 73,43, siklus I nilai rata-rata 76,07, dan siklus II nilai rata-rata 78,03. Dari kondisi awal ke siklus II yaitu meningkat 4,60.
Hasil Penelitian
Berdasarkan pembahasan /diskusi di atas hasil tindakan yang berupa proses pembelajaran dan hasil belajar dapat dijelaskan sebagai berikut: Motivasi Belajar dan Kemampuan Membaca Puisi, dari Kondisi Awal ke Siklus II terdapat peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses membaca puisi dalam aspek yang diamati yaitu aspek kesiapan dalam belajar dari kategori baik menjadi sangat baik, aspek respon siswa dalam belajar dari kategori baik menjadi sangat baik, aspek keaktifan dari kategori aktif menjadi sangat aktif, dan aspek suasana belajar dari kategori senang menjadi sangat senang. Sedangkan kemampuan membaca puisi dari kondisi awal ke Siklus II mengalami peningkatan yaitu dari dari 14 siswa (46,67%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 30 (100%) meningkat 16 siswa (53,33%). Nilai rata-rata dari 73,43 menjadi 78,03 meningkat sebesar 4,60.
PENUTUP
Simpulan
Menurut teoretik dan empirik hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat disimpulkan sebagai berikut: Melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) motivasi belajar dan kemampuan membaca puisi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa kelas V SD Negeri Langenharjo 01 semester I tahun pelajaran 2014/2015 meningkat dari kondisi awal ke kondisi akhir. Dari kondisi awal ke Siklus II terdapat peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses membaca puisi dalam aspek yang diamati yaitu aspek kesiapan dalam belajar dari kategori baik menjadi sangat baik, aspek respon siswa dalam belajar dari kategori baik menjadi sangat baik, aspek keaktifan dari kategori aktif menjadi sangat aktif, dan aspek suasana belajar dari kategori senang menjadi sangat senang. Sedangkan kemampuan membaca puisi dari kondisi awal ke Siklus II mengalami peningkatan yaitu dari dari 14 siswa (46,67%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 30 (100%) meningkat 16 siswa (53,33%). Nilai rata-rata dari 73,43 menjadi 78,03 meningkat sebesar 4,60.
Implikasi
Berdasarkan kajian teori serta penerapan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. 1)Dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan, dan mendapat teori baru tentang berbagai model pembelajaran yang inovatif dan kreatif menuju proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). 2)Sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas selanjutnya dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran.
Saran
Saran bagi siswa, agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran lebih aktif, dapat bekerjasama, dengan suasana yang menyenangkan tanpa rasa takut, dengan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat merangsang siswa agar setiap siswa benar-benar dilibatkan secara aktif dan dapat mengimplementasikan pelajaran membaca puisi dalam kehidupan sehari-hari.
Saran bagi guru, memberikan bekal dan solusi pemecahan agar dapat menerapkan dan mengembangkan dalam memilih serta menerapkan model pembelajaran inovatif di kelas yang menjadi tanggungjawab professional guru.
Saran bagi sekolah, memberikan berbagai alternatif tindakan pembelajaran dalam mengembangkan model pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin dan Wahyuni, Esa Nur. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Djamarah, Syaiful Basri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta:PT. Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta.
Depdiknas. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia SMP. Jakarta: Dirjendikdasmen.
________. 2008. Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas.
________. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: BSNP.
Hakim, Thursan. 2000. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Hasan, Alwi. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
John W, Santrock. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kosasih. E. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya.
Muslich, Mansur. 2009. KTSP Pembalajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurhadi. 2004. Teknik Jitu Menjadi Pembaca Terampil. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pradopo, Rachmad Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Rahim, Farida. 2009. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman.2005. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada.
Somadyo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suprijono Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Pubhliser.
Suwandi, Sarwiji. 2004. “Penilaian Portofolio dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam Seminar Nasional, Pascasarjana UNS”.