PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI KONSEP CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAGI SISWA KELAS III SDN 2 SONOKIDUL

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

 

Sudaryanto

Kepala SDN 2 Ngilen Kecamatan Kunduran

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA materi ciri-ciri makhlik hidup melalui penerapan model pembelajaran Picture And Picture pada siswa kelas III SDN 2 Sonokidul tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN 2 Sonokidul Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora dengan jumlah siswa 21 anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan pelaksanaan tindakan sebanyak 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumen, pengamatan, dan tes tertulis. Pengumpulan data diambil dari dokumentasi daftar nilai pra siklus, lembar pengamatan, dan rekapitulasi hasil belajar yang dilakukan pada akhir siklus. Untuk memvalidasi data yang dikumpulkan, dibuat lembar pengamatan dan kisi-kisi soal ulangan. Dalam pelaksanaan tindakan, dibagi dalam empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian, pada kondisi awal motivasi belajar siswa rendah dan nilai rata-rata ulangan adalah 60,48. Dari KKM yang ditetapkan yaitu 70,00 jumlah siswa yang mampu mencapai KKM sebanyak 8 siswa (38,10%) dan 13 siswa (61,90%) masih dibawah KKM. Pada siklus I motivasi belajar siswa meningkat menjadi sedang dan nilai rata-rata ulangan harian menjadi 69,05. Jumlah siswa yang mampu mencapai KKM menjadi 12 siswa (57,14%) dan 9 anak (42,86%) masih dibawah KKM. Pada Siklus II motivasi belajar siswa menjadi tinggi dan nilai rata-rata ulangan harian menjadi 75,24. Jumlah siswa yang mencapai KKM 18 siswa (85,71%) dan 3 anak (14,29%) masih dibawah KKM.

Kata Kunci: motivasi belajar, hasil belajar, model pembelajaran Picture And Picture

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam dan kehidupan.Pembelajaran IPA khususnya kompetensi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup merupakan kompetensi pembelajaran yang masih mudah bagi siswa kelas III Sekolah Dasar. Pada kenyataan siswa kurang bergaiarah dalam menerima pelajaran, sehingga hasil belajar rendah.Hasil belajar rendah disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya tidak tepatnya guru dalam pembelajaran.Dimana pembelajaran yang diterapkan masih dominan penggunaan metode ceramah dan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.Guru dalam memberikan pelajaran dengan menggunakan metode ceramah terus menerus mengakibatkan siswa menjadi jenuh, siswa hanya mendengarkan saja, siswa banyak yang mengantuk. Akhirnya siswa banyak yang bosan dengan gaya mengajar guru yang monoton. Dari motivasi belajar siswa yang rendah, hasil belajar siswa pada saat ulangan harian juga rendah. Nilai rata-rata ulangan harian pada materi ciri-ciri makhluk hidup adalah 60,48. Dari 21 siswa kelas III di SDN 2 Sonokidul hanya 8 siswa (38,10%) yang hasilnya mampu mencapai KKM yang ditentukan.

Padahal kita ketahui bahwa pembelajaran IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam dan kehidupan secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pembelajaran IPA materi pokok ciri-ciri makhluk hidup di kelas III SDN 2 Sonokidul berdasarkan hasil kondisi awal maka perlu adanya penelitian tindakan kelas guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Agar siswa dapat menyenangi pembelajaran IPA maka guru menggunakan model pembelajaran yang mampu membuat siswa senang dalam pembelajaran yaitu model pembelajaran picture and picture.

Dengan model pembelajaran picture and picture berguna untuk membangun tanggung jawab pribadi dan tanggung jawab kelompok juga untuk mengubah situasi belajar agar siswa tidak bosan, memberi kesempatan siswa untuk belajar dan bekerja sama dengan kelompoknya. Berdasarkan uraian di atas penulis mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Materi Konsep Ciri-Ciri Makhluk Hidup Melalui Model Pembelajaran Picture And Picture Bagi Siswa Kelas III SDN 2 Sonokidul Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, yang terjadi pada pembelajaran IPA materi ciri-ciri makhluk hidup di atas, maka dapat ditetapkan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1.   Apakah model pembelajaran Picture And Picture mampu meningkatkan motivasi belajar IPA materi ciri-ciri makhluk hidup pada siswa kelas III SDN 2 Sonokidul Tahun Pelajaran 2014/2015?

2.   Apakah model pembelajaran Picture And Picture mampu meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri makhluk hidup pada siswa kelas III SDN 2 Sonokidul Tahun Pelajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1.   Meningkatkan motivasi belajar IPA materi ciri-ciri makhluk hidup pada siswa kelas III SDN 2 Sonokidul Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran Picture And Picture.

2.   Meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri makhluk hidup pada siswa kelas III SDN 2 Sonokidul Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran Picture And Picture.

Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat antara lain:

1.   Manfaat bagi siswa, dapat lebih berminat dan senang dalam pembelajaran IPA, agar prestasi dapat meningkat.

2.   Manfaat bagi guru, dapat mengetahui variasi dari beberapa model pembelajaran, menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya, meningkatkan kinerja agar lebih professional dan penuh pembaharuan dalam memperbaik proses belajar mengajar.

3.   Manfaat bagi sekolah, memperbaiki pembelajaran IPA khususnya dan pembelajaran mata pelajaran lainnya.

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat IPA

IPA didefiniksan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat IPA. Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Lestari, 2002: 7) adalah sebagai berikut: 1) Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka; 2) Observasi dan Eksperimen: merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya; 3) Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan.

Proses Belajar Mengajar IPA

            Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 2000: 5). Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingka laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. (dalam Usman, 2000: 5).

            Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman, 2000: 4).

            Sedangkan menurut buku Pedoman Guru Pendidikan Agama Islam, proses belajar mengajar dapat mengandung dua pengertian, yaitu rentetan kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi program tindak lanjut (dalam Suryabrata, 1997: 18). Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar IPA meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran IPA.

Hakikat Motivasi Belajar

            Pengertian belajar menurut James O. Whittaker, belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Winkel, belajar merupakan aktifitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaks aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman. Ketrampilan, nilai, dan sikap. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan potensial terjadi sebagai hasil praktek penguatan (motivasi) yang dilandasi tujuan tertentu (Suprijono 2010: 163).

            Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Motivasi secara harfiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. (Alwi, 2001: 756).

            Dari uraian yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediaka kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

            Suprijono (2009: 165) menjelaskan strategi memotivasi di kelas yaitu sebagai berikut: 1) Luangkan waktu, untuk berbicara dengan peserta didik dan jelaskan kepada mereka mengapa aktivitas pembelajaran yang harus mereka lakukan adalah penting; 2) Bersikaplah penuh perhatian. Perhaatikan perasaan peserta didik saat mereka disuruh untuk lakukan; 3) Kelola kelas secara efektif. Usahakan peserta didik bisa membuat pilihan personal, berikan mereka memilih topik sendiri, tugas menulis dan proyek riset sendiri. Beri peserta didik pilihan dalam cara melaporkan tugas mereka; 4) Ciptakan pusat pembelajaran, peserta didik belajar sendiri atau kolaboratif denga peserta didik lainnya. Peserta didik dapat memilih sendiri aktivitas yang ingin mereka lakukan; dan 5) Bentuklah kelompok minat. Bagilah peserta didik kedalam kelompok-kelompok minat dan mereka mengerjakan tugas riset yang relevan dengan minat siswa.

Ilmu Pengetahuan Alam (SAINS)

Depdiknas (2003: 2) menjelaskan “Pendidikan Sains di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar sisw mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar”.

Ruang lingkup mata pelajaran IPA (SAINS) mencakup: 1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya yaitu: manusia, hewan, tumbuhan, dan intteraksinya; 2) Materi sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah, dan batuan; 3) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi, dan benda-benda langit lainnya; 4) Kesehatan, makanan, penyakit, dan pencegahannya; dan 5) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, pelestariannya.

 

Kerangka Berpikir

            Berdasarkan pada landasan teori yang diuraikan di atas dapat dijelaskan kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut:

            Pada kondisi awal, berdasarkan data pembelajaran awal, motivasi dan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPA tentang ciri-ciri makhluk hidup masih rendah. Sebagian besar siswa kurang antusias dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa menunjukkan hanya beberapa siswa yang mampu mencapai nilai KKM yang ditentukan.

            Berdasar data awal dan analisis berbagai teori tentang model pembelajaran, perlu dilakukan tindakan berupa penelitian tindakan kelas. Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran siklus I dan siklus II adalah dengan menerapkan model pembelajaran Picture And Picture. Dalam meodel pembelajaran Picture And Picture diyakini mampu meningkatkan motivasi belajar siswa yang akhirnya juga akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir maka dapat dikemukakan hipotesis tindakan yaitu:

1.   Melalui penerapan model pembelajaran Picture And Picture mampu meningkatkan motivasi belajar IPA materi ciri-ciri makhluk hidup pada siswa kelas III SDN 2 Sonokidul Tahun Pelajaran 2014/2015.

2.   Melalui penerapan model pembelajaran Picture And Picture mampu meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri makhluk hidup pada siswa kelas III SDN 2 Sonokidul Tahun Pelajaran 2014/2015.

METODOLOGI PENELITIAN

            Penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Agustus 2014 sampai bulan Oktober 2012. Penelitian dilaksanakan di kelas III SDN 2 Sonokidul Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora. Alasan pemilihan tempat penelitian ini adalah karena peneliti sebagai guru di sekolah tersebut dan mengajar sebagai guru kelas III.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 2 Sinokidul Kecamatan Kunduran pada tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 21 anak dengan rincian 11 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

Data dan sumber data penelitian ini yang diguanaka sebagai bahan analisis data meliputi data hasil belajar ciri-ciri makhluk hidup siswa kelas III SDN 2 Sonokidul pada kondisi awal, siklus I, ,dan siklus II. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1) Data motivasi belajar pada kondisi awal dikumpulkan dengan teknik dokumentasi proses pembelajaran; 2) Data hasil belajar pada kondisi awal dikumpulkan dengan teknik dokumentasi daftar nilai; 3) Data motivasi belajar pada siklus I dikumpulkan dengan teknik observasi proses pembelajaran siklus I; 4) Data hasil belajar pada siklus I dikumpulkan dengan teknik tes siklus I; 5) Data motivasi belajar pada siklus II dikumpulkan dengan teknik observasi proses pembelajaran siklus II; dan 6) Data hasil belajar pada siklus II dikumpulkan dengan teknik tes siklus II.

Validasi data dalam penelitian tindakan kelas menggunakan dua validasi data yaitu: 1) Validasi data observasi dilakukan dengan trianggulasi data,yaitu peneliti membandingkan hasil observasinya dengan hasil observasi teman sejawat; dan 2) Validasi data hasil belajar siswa baik kondisi awal, siklus I, maupun siklus II diperoleh dengan teknik tesdilakukan validasi isi.

 Setelah data penelitian dikumpulkan,maka peneliti melakukan analisis data.Analisis data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif komparatif dan dilanjutkan dengan reflekstif. Analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan peningkatan motivasi dan hasil belajar IPA dari kondisi awal ke siklus I,dari siklus 1 ke siklus II.

Prosedur Penelitian

            Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, dan tiap siklus terdiri dari 3 (tiga) pertemuan. Model penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Taggart, yang terdiri dari 4 (empat) komponen, yaitu 1) perencanaan; 2) pelaksanaan tindakan; 3) observasi; dan 4) refleksi. Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus. Pada model Kemmis dan Mc Taggart antara komponen tindakan (acting) dan pengamatan (obseving) dijadikan sebagai satu kesatuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Pra Siklus

Pada pembelajaran Pra Siklus, motivasi belajar siswa masuk kategori rendah. Adapaun hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel hasil belajar yang diraih siswa pada ulangan harian berikut ini:

Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Pra Siklus

No

Nilai

Jumlah Siswa

Persentase

1

30

1

4,76%

2

40

2

9,52%

3

50

5

23,81%

4

60

5

23,81%

5

70

4

19,05%

6

80

3

14,29%

7

90

1

4,76%

Jumlah

21

100%

 

Jumlah siswa yang tuntas belajar pada pembelajaran pra siklus adalah 8 siswa (38,10%). Masih terdapat 13 siswa (61,90%) yang tidak tuntas belajar. Rata-rata ulangan hariannya adalah 60,48.

Siklus I

Pelaksanaan Siklus I pada bulan September 2014 sebanyak 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran. Data motivasi belajar yang diperoleh selama pengamatan masuk kategori sedang. Data hasil belajar yang dikumpulkan dari tes tertulis pada akhir Siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:

 

 

Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus I

No

Nilai

Jumlah Siswa

Prosentase

1

50

4

19,05%

2

60

5

23,81%

3

70

4

19,05%

4

80

5

23,81%

5

90

3

14,29%

Jumlah

21

100%

 

Jumlah siswa yang tuntas belajar pada pembelajaran siklus I adalah 12 siswa (57,14%). Masih terdapat 9 siswa (42,86%) yang tidak tuntas belajar. Rata-rata ulangan hariannya adalah 69,05.

Siklus II

Pelaksanaan Siklus II pada bulan Oktober 2014 sebanyak 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran. Data motivasi belajar yang diperoleh selama pengamatan masuk kategor tinggi. Data hasil belajar yang dikumpulkan dari tes tertulis pada akhir Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus II

No

Nilai

Jumlah Siswa

Prosentase

1

50

1

4,76%

2

60

2

9,52%

3

70

9

42,86%

4

80

5

23,81%

5

90

2

9,52%

6

100

2

9,52%

Jumlah

21

100%

 

Jumlah siswa yang tuntas belajar pada pembelajaran siklus II adalah 18 siswa (85,71%). Masih terdapat 3 siswa (14,29%) yang tidak tuntas belajar. Rata-rata ulangan hariannya adalah 75,24.

Pembahasan

Data motivasi belajar dari Pra Siklus sampai denga Siklus II, menujukkan peningkatan. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar dari Pra Siklus yang masuk kategori rendah menjadi sedang pada Siklus I. Pada Siklus II juga terjadi peningkatan menjadi kategori tinggi.

Hasil belajar yang dicapai siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata ulangan harian dan jumlah siswa yang mencapai KKM.

Nilai rata-rata hasil ulangan siswa setelah dilakukan tes tertulis pada pembelajaran Pra Siklus adalah 60,48. Pada Siklus I nilai rata-rata ulangan harian siswa adalah 69,05, terjadi peningkatan sebesar 8,57. Pada Siklus II nilai ulangan hariannya adalah 75,24, kembali mengalami peningkatan sebesar 6,19. Jadi secara keseluruhan, prestasi belajar siswa terjadi peningkatan sebesar 14,76.

Pada pembelajaran Pra Siklus, siswa yang tuntas belajar adalah 8 anak (38,10%) sedangkan pada Siklus I adalah 12 anak (57,14%), terjadi peningkatan sebesar 19,04%. Pada Siklus II kembali meningkat menjadi 18 anak (85,71%), terjadi peningkatan sebesar 28,57%. Jadi total peningkatan ketuntasan belajar dari kondisi awal ke kondisi akhir adalah 47,61%.

PENUTUP

Simpulan

1.     Model pembelajaran Picture And Picture dapat meningkatkan motivasi belajar IPA materi ciri-ciri makhluk hidup pada siswa kelas III SDN 2 Sonokidul Tahun Pelajaran 2014/2015.

2.     Model pembelajaran Picture And Picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri makhluk hidup pada siswa kelas III SDN 2 Sonokidul Tahun Pelajaran 2014/2015.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis daa dan kesimpulan penelitian ini, ada beberapa hal yang perlu disarankan, yaitu sebagai berikut.

1.     Siswa; demi peningkatan motivasi dan hasil belajar yang memadai dalam belajar IPA, disarankan kepada siswa agar belajar dengan baik jangan segan-segan untuk bertanya kepada orang lain atau membaca buku sumber.

2.     Guru; guru senantiasa diharapkan menerapkan strategi mengajar yang bervariasi dan sesuai dengan latar belakang serta kemampuan siswa, serta terus memberi motivasi siswa.

3.     Sekolah; diharapkan sekolah menambah media alat peraga dan sarana-prasarana lain yang dibutuhkan dan

4.     Guru sejawat; penelitian ini diharapkan sebagai motivasi dan penguatan, serta masukan dalam melakukan penelitian tindakan kelas selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2003. UU Nomor 20 Tahun 2003. Tentang SISDIKNAS. Jakarta: Depdikbud.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Nasution, S. 2006. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.