Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Menerapkan Metode Demonstrasi Latihan Intensif
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI KPK FPB MENERAPKAN METODE DEMONSTRASI
LATIHAN INTENSIF KELAS V SEMESTER I DI SDN 1 LEDOK
KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Suparno
SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tujuan guru melaksanakan penelitian karena untuk peningkatan motivasi dan hasil belajar matematika Pada kegiatan pembelajaran pra siklus guru/peneliti mengambil langkah dalam pembelajaran matematika melalui metode ceramah, ternyata hasilnya kurang memuaskan dengan nilai rata-rata hasil tes formatifnya dan tingkat penguasaan materi pembelajaran di bawah kriteria ketuntasan minimal. Siswa sebagaian belum memahami konsep materi. Bruner (1982) menyatakan pentingnya tekanan pada kemampuan siswa dalam berpikir intuitif dan analitik akan mencerdaskan, membuat prediksi dan terampil dalam menemukan pola (pattern) dan hubungan/keterkaitan (relations). Pembaharuan dalam proses belajar dari proses drill & practice ke proses bermakna, dan dilanjutkan proses berpikir intuitif dan analitik, merupakan usaha luar biasa untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika. Pada akhir kegiatan melalui tes formatif mengalami peningkatan jumlah ketuntan maupun nilai rata-rata Penelitian akhir kegiatan hasil tes formatif yang dilaksanakan jumlah 14 siswa rata-rata nilai pra siklus 69, siklus I adalah 75 dan pda siklus II mencapai 82 jkegiatan penelitian mengalami peningkatan ditetapkan pada indikator. peneliti menyimpulkan pembelajaran dengan metode demontrasi dan latihan intensif terdapat peningkatan kemampuan dan hasil belajar materi FPB dan KPK menggunakan factor prima pada siswa kelas V semester I di SDN 1 Ledok penelitian tindakan kelas dikatakan berhasil karena perolehan nilai ,tes formatif, rata-rata mengalami peningkatan semua mencapai ketuntasan KKM 70.
Kata kunci: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menerapkan Metode Demonstrasi Latihan Intensif
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam rangka untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang mantap, berkualitas yang berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan nasional, serta mampu menjawab tantangan masa kini dan masa akan datang, untuk secara terus menerus diatur dan dikembangkan melalui adanya perubahan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan kemajuan jaman ,memberikan prioritas pada aspek yang dipandang strategi bagi masa depan bangsa. Prioritas pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang bersamaan dengan peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi pada semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan.formal.
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru senantiasa berharap bahwa apa yang akan disampaikan kepada siswanya, dapat diterima dengan baik. Namun harapan tersebut tidak selamanya dapat terwujud. Tidak semua siswa bisa menguasai apa yang dipelajari. Hal ini disebabkan oleh adanya masalah-masalah yang dihadapi pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah tersebut sulit kiranya untuk bisa mencapai hasil yang maksimal. Dalam kondisi seperti ini maka perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas upaya yang cukup efektif untuk memcahkan permasalahan. pada pembelajaran yang selalu dievaluasi, sehingga guru dapat mengetahui terjadi kegagalan ataupun keberhasilan. Keberhasilan pembelajaran dijadikan sebagai acuan untuk dapat dikembangkan dalam pembelajaran selanjutnya. Apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh tujuan yang diharapkan akan tercapai secara maksimal.
Melalui diskusi dengan teman sejawat dan kepala sekolah tentang pokok masalah yang sudah dilaksanakan guru,dalam pembelajaran bahwa permasalahan disebabkan kekurang mampuan siswa dalam mencari KPK dengan menggunakan faktorisasi prima karena belum menguasai perkalian ,bilanan tanpa menguasai perkalian bilangan dalam pembelajaran matematika sulit untuk memperoleh nilai yang diharpkan untuk itu guru harus lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa lebih banyak melatih meahami perkalian yang dapat memudahkan penguasaan berhitung cara membuat pohon faktor dan metode yang digunakan guru kurang tepat.
Berdasarkan beberapa masalah yang dihadapi siswa kesulitan belajar perkalian yang menakibatkan nilai hasil belajar diperoleh rendah menjadi fokus permasalahan dalam penelitian cara peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mencari KPK dan FPB dengan menggunakan faktorisasi prima melalui menerapkan metode demonstrasi dan memberikan latihan insentif dalam pembelajaran matematika yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mencapai nilai minimal yang dipersyratkan oleh sekolah KKM 70
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka, guru sebagai peneliti merumuskan masalah dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
1 Apakah guru menerapkan pembelajaran menggunakan metode demontrasi dan latihan intensif terdapat peningkatan kemampuan belajar matematika tentang FPB dan KPK menggunakan factor prima siswa kelas V semester I di SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2017/2018 ?
2. Apakah guru menerapkan pembelajaran menggunakan metode demontrasi danlatihan intensif terdapat peningkatan motivasi belajar matematika tentang FPB dan KPK menggunakan factor prima siswa kelas V semester I di SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2017/2018 ?
3 Apakah guru menerapkan pembelajaran menggunakan metode demontrasi dan latihan intensif terdapat peningkatan hasil belajar matematika tentang FPB dan KPK menggunakan factor prima siswa kelas V semester I di SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2017/2018 ?
Tujuan Penelitian
Guru melaksanakan penelitian mempunyai tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut:
1. Untuk menguasai penggunaan metode demonstrasi dan latihan insentif dalam proses pembelajaran matematika pada kompetensi dasar faktorisasi prima untuk mencari FPB dan KPK pada siswa kelas V di SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora.
2. Untuk menguasai penggunaan alat peraga pohon faktor pada pembelajaran sehingga mencapai hasil yang optimal pada pembelajaran matematika.
3. Untuk mencari penyebab yang menghambat keberhasilan proses belajar mengajar matematika.
4. Untuk mengetahui motivasi belajar pada pembelajaran matematika siswa kelas V di SDN 1 Ledok.
5. Untuk mengetahui hasil belajar pada pembelajaran matematika siswa kelas V semester I di SDN 1 Ledok.
Manfaat Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
Bagi Siswa
a. Peningkatan motivasi belajar, khususnya pembelajaran matematika
b. Peningkatan kemampuan dalam memahami faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB
c. Peningkatan hasil belajar matematika
Bagi Guru
a Dapat memberikan masukan tentang langkah-langkah yang tepat dalam menggunakan metode pembelajaran.
b Mengetahui kelemahan dan kelebihan didalam menyampaikan materi pembelajaran dan pengelolaan kelas.
c Mengembangkan pengetahuan keterampilan yang dimiliki untuk kemajuan
kemajuan melaksanakan pembelajaran.
Bagi Sekolah
a Peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah
b Memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan memuaskan.
c Menambah referensi buku perpustakaan sekolah
Bagi Pembaca
Sebagai bahan acuan dan alternatif dalam mengantisipasi kegagalan belajar khususnya berlatih mengungkapkan pendapat baik untuk diri sendiri, dan orang lain.
Bagi Peneliti
a Peningkatan wawasan penulis dalam menggunakan metode yang sesuaidengan materi yang diajarkan melalui pendekatan kognitif.
b Sebagai pengalaman dalam peningkatan kemampuan kegiatan pembelajaran.
c Untuk penilaian angka kridit unsur pengembangan profesi guru
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Pengertian belajar menurut Herman Hudoyo dalam bukunya yang berjudul Interaksi Belajar Mengajar, adalah suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman sehingga mampu mengubah tingkah laku menjadi tetap, tidak dapat berubah lagi dengan modifikasi yang sama (Herman Hudoyo: 1976:305).
Sedangkan menurut Dimyati, belajar adalah perilaku kompleks pada individu yang melibatkan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, yang kesemuanya itu terkait dengan tujuan pembelajaran yang terutama mengutamakan perilaku dalam kehidupan cara melaksanakan pergaulan dengan teman,di sekolah dilingkungan masyarakat yang mencerminkan tingkah laku yang sesuai dengan moral dan tingkah laku yang baik..
Matematika adalah terjemahan dari Mathematic. Namun arti atau definisi yang tepat dari matematika dapat diterapkan secara eksask (pasti) dan singkat. James dan Jarnes (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah “Ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometriâ€
Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dengan mempertunjukkan sesuatu†yang didemontrasikan dapat berupa suatu rangkaian percobaan, suatu model menggunakan alat atau suatu ketrampilan tertentu.Dalam metode dituntun untuk memperhatikan suatu objek yang diperagakan.
Penelitian Yang Relevan
Matematika adalah terjemahan dari Mathematic. Namun arti atau definisi yang tepat dari matematika dapat diterapkan secara eksask (pasti) dan singkat. James dan Jarnes (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah Ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep saling berhubungan antara yang satu sama lain dengan jumlah banyaknya terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
Metode demonstrasi adalah cara mengajar “mempertunjukkan sesuatu†yang dipelajari melalui proses secara berurutan dapat terlihat diperagakan sehingga siswa dapat melaksanakan yang dipertunjukkan dapat berupa suatu rangkaian percobaan, suatu menggunakan alat dapat menambah ketrampilan tertentu. Dalam metode ini siswa dituntun memperhatikan suatu objek atau proses yang diperagakan dapat mempermudah penerimaan penjelasan guru..
Kerangka Berfikir
Berdasarkan permasalahan dalam pembelajaran maka disusunlah kerangka berfikir sebagai berikut:
1 Guru menerapkan metode demontrasi dan latihan intensif untuk peningkatan motivasi belajar matematika tentang FPB dan KPK menggunakan factor prima siswa kelas V semester I di SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2017/2018.
2.. Guru mmenerapkan metode demontrasi dan latihan intensif dalam kegiatan pembelajaran untuk peningkatan hasil belajar matematika tentang FPB dan KPK menggunakan factor prima siswa kelas V semester I di SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2017/2018.
3.. Guru menerapkan metode demontrasi dan latihan intensif untuk peningkatan motivasi dan hasil belajar matematika tentang FPB dan KPK menggunakan factor prima siswa kelas V semester I di SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2017/2018.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah maka, guru yang melaksanakan penelitian mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:
1.. Diduga guru menerapkan pembelajaran menggunakan metode demontrasi danlatihan intensif adanya peningkatan kemampuan belajar matematika tentang FPB dan PK menggunakan factor prima siswa kelas V semester I di SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2017/2018
2.. Diduga guru menerapkan pembelajaran menggunakan metode demontrasi dan latihan intensif adanya peningkatan motivasi belajar matematika tentang FPB dan PK menggunakan factor prima siswa kelas V semester I di SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2017/2018
3.. Diduga guru menerapkan pembelajaran menggunakan metode dedmontrasi dan latihan intensif adanya peningkatan hasil belajar matematika tentang FPB dan PK menggunakan factor prima siswa kelas V semester I di SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2017/2018
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Perbaikan Pembelajaran matematika pada siswa kelas V semester 1 dilaksanakan di SDN 1 Ledok.Peneliti melaksanakan perbaikan pemelajaran matematika dengan Kompetensi Dasar menggunakan faktorisasi prima untuk menentukan KPK dan FPB. Dalam merancang pembelajaran disusun dalam jadwal kegiatan penelitian pelaksanakan kegiatanya sudah ditentukan guru
Sumber Data
Data Penelitian Tindakan Kelas diambil dan dikumpulkan melalui guru kelas sebagai peneliti sendiri dan siswa V semester I di SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Jumlah siswa dijadikan subyek dalam penelitian berjmlah 14 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan untuk memperbaiki hasil belajar matematika yang masih rendah melalui proses
Tehnik Pengmpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian yang dilaksanakan meliputi:
a Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diambil dari hasil observasi tentang kegiatan pembelajaran guru dan keaktifan belajar siswa dalam melaksanakan pembelajaran dan kegiatan memberikan soal tes formatif sebagai alat untuk mengukur keberhasilan belajar siswa diberikan pada akhir kegiatan.
b.Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan kegiatan keaktifan dalam melaksanakan pembelajaran. Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran matematika.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian dilakukan melalui:
Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. pada setiap siklus. nilai yang diperoleh pada ulangan inilah sebagai data yang akan dianalisis untuk kegiatan beriktnya.
Observasi dilakukan oleh teman sejawat sesame guru yang bertugas di SD yang sama untuk mencatat keberhasilan dan kekurangan selama pembelajaran.Observer adalah teman sejawat ikut masuk ke dalam ruangan kelas, untuk mengamati secara langsung selama kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya, dapat diikuti terus menerus baik dari kegiatan guru maupun dari siswa. Hal-hal yang diobservasi adalah sikap, ucapan , gerakan dan tingkah laku dalam langkah yang diambil dari siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan proses pembelajaran siklus berikutnya.
Refleksi dari teman sejawat sesama guru yang mengajar di sekolah itu dan kepala sekolah dilksanakan sampai proses pembelajaran selesai pada setiap siklus. kekurangan yang terjadi pada setiap siklus baik dari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran didiskusikan untuk memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan yang lebih baik dari pada siklus sebelumnya.
Validasi Data
Validasi data pada penelitian meliputi:
1. Validasi hasil belajar siswa yang berbentuk nilai hasil tes tertulis yang dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. menyedikan Instrumen soal mengacu pada materi pokok berbentuk pilihan,isian dan uraian.
2. Validasi proses, yaitu memeriksa kelayakan data dari proses penyusunan hasil observasi dan hasil refleksi melalui triangulasi, yakni melalui sumber data metode yang digunakan, baik dari peneliti, observer dan kepala sekolah.
Analisi Data.
Pada penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif, yaitu:
1. Menganalisis hasil belajar siswa yang bentuknya nilai ulangan pada akhir setiap siklus. Nilai hasil ulangan (tes) pada setiap siklus dianalisis secara diskriptip komparatif, dengan cara membandingkan nilai ulangan (tes) pada setiap siklus dengan indikator kinerja.
2. Menganalis hasil kegiatan observasi yang dilaksanakan oleh teman sejawat dan kepala sekolah dengan menggunakan analisis diskriptip berdasarkan hasil observasi dan fefleksi setiap siklus.
Indikator Kinerja
Pengamatan yang lakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja selama proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh pengamat dengan mengambil tempat duduk paling belakang. Dalam posisi peneliti dapat secara lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktifitas belajar mengajar siswa dan guru di kelas. Selama melaksanakan pembelajaran
Wawancara dilakukan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau diskusi dengan guru dilaksanakan kegiatan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran matematika,
Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian proses yaitu menurut Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 80) yang terdiri atas tiga tahapan,. Adapun Penelitian Tindakan Kelas menggunakan desain setiap siklus terdiri dari empat langkah: (1) Planning/Perencanaan, (2) Action/Tindakan, (3) Obseving/Observasi, (4) Reflecting/Refleksi. akan dilaksanakan pada kegiatan berikutnya untuk mengukur dan mengetahui keberhasilan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAAN
Diskripsi Pembelajaran Pra Siklus
Pembelajaran pra siklus dari jumlah 14 siswa, guru melaksanakan proses pembelajaran dan memberikan tes formatif, yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 7 siswa dengan rincian nilai 85 sebanyak 2 siswa,nilai 80 sebanyak 2 siswa, nilai 75 sebanyak 2 siswa dan nilai 70 sebanyak 1 siswa, yang belum mencapai ketuntasan 7 siswa ,dengan perolehan nilai masing-masing 65 sebanyak 3 siswa, 60 sebanyak 2 siswa dan 50 sebanyak 2 siswa, nilai tertinggi yang diperoleh 85 , nilai terendah 50.Nilai rata-rata 69
Diskripsi Pembelajaran Siklus I
Pembelajaran siklus I dari jumlah 14 siswa,guru melalui proses kegiatan, memberikan tes formatif, yang memperoleh nilai ketuntasan sebanyak 10 siswa dengan rincian yang memperoleh nilai 90 sebanyak 2 siswa nilai 85 sebanyak 2 siswa,nilai 80 sebanyak 2 siswa, nilai 75 sebanyak 2 siswa dan nilai 70 sebanyak 2 siswa, yang belum mencapai ketuntasan 4 siswa ,dengan perolehan nilai masing-masing 65 sebanyak 2 siswa, 60 sebanyak 2 siswa , nilai tertinggi yang diperoleh 90 dan ,nilai terendah 60.Nilai rata-rata 75
Diskripsi Pembelajaran Siklus II
Pembelajaran siklus II jumlah 14 siswa mengikuti kegiatan guru melalui memberikan tes formatif nilai yang diperoleh siswa adalah nilai 90 sebanyak 4 siswa,nilai 85 sebanyak 3 siswa , nilai 80 sebanyak 3 siswa nilai 75 sebanyak 2 siswa dan nilai 70 sebanyak 2 siswa, nilai tertinggi yang dapat dicapai sebesar 90 dan nilai terendah 70 Nilai rata-rata 82 yang ditentukan KKM 70.
Pembahasan Kegiatan Pra Siklu
Pada kegiatan pembelajaran pra siklus peneliti mengambil langkah dalam pembelajaran matematika melalui metode ceramah, ternyata hasilnya kurang memuaskan dengan nilai rata-rata hasil tes formatifnya dan tingkat penguasaan materi pembelajaran di bawah kriteria ketuntasan minimal. Siswa sebagaian belum memahami konsep materi. Teori holistik yang merupakan teori kognitif belajar dan dikembangkan berdasarkan teori pembelajaran bermakna (meaning instruction) dari Aussabel, memberi warna perlunya atau pentingnya materi dalam proses belajar siswa menjadi terkesan, sehingga akan mempunyai masa ingatan (retention spam) lebih lama dibandingkan pembelajaran yang bersifat hafalan
Pembahasan Kegiatan Siklus I
Bruner (1982) menyatakan pentingnya tekanan pada kemampuan siswa dalam berpikir intuitif dan analitik akan mencerdaskan, membuat prediksi dan terampil dalam menemukan pola (pattern) dan hubungan/keterkaitan (relations). Pembaharuan dalam proses belajar dari proses drill & practice ke proses bermakna, dan dilanjutkan proses berpikir intuitif dan analitik, merupakan usaha luar biasa untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika. Pada akhir kegiatan melalui tes formatif mengalami peningkatan jumlah ketuntan maupun nilai rata-rata
Pembahasan Kegiatan Siklus II
Teori Piaget dalam pembelajaran matematika adalah perlunya berakitan materi baru pelajaran mateamtika dengan bahan yang diberikan, sehingga lebih memudahkan siswa dalam memahami materi. berarti pengetahuan prasyarat dan pengetahuan baru perlu dirancang berurutan sebelum pembelajaran dilaksanakan. Agar konsep yang diberikan dapat dipahami, representasi dari asimilasi perlu diwujudkan dalam representasi dari akomodasi adanya peningkatan ketunsan belajar dan nilai rata-rata
Kegiatan penelitian kegiatan akhir hasil tes formatif yang dilaksanakan rata-rata nilai pra siklus 69, siklus I adalah 75 dan pda siklus II mencapai 82 jkegiatan penelitian mengalami peningkatan ditetapkan pada indikator. peneliti menyimpulkan pembelajaran dengan metode demontrasi dan latihan intensif terdapat peningkatan kemampuan dan hasil belajar materi FPB dan KPK menggunakan factor prima pada siswa kelas V semester I di SDN 1 Ledok penelitian tindakan kelas dikatakan berhasil karena perolehan nilai,tes formatif,rata-rata mengalami peningkatan semua mencapai ketuntasan KKM 70.
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru sebagai peneliti maka dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1.. Pada kegiatan pembelajaran pra siklus guru/peneliti mengambil langkah dalam pembelajaran matematika melalui metode ceramah, ternyata hasilnya kurang memuaskan dengan nilai rata-rata hasil tes formatifnya dan tingkat penguasaan materi pembelajaran di bawah kriteria ketuntasan minimal. Siswa sebagaian belum memahami konsep materi.
2.. Bruner (1982) menyatakan pentingnya tekanan pada kemampuan siswa dalam berpikir intuitif dan analitik akan mencerdaskan, membuat prediksi dan terampil dalam menemukan pola (pattern) dan hubungan/keterkaitan (relations). Pembaharuan dalam proses belajar dari proses drill & practice ke proses bermakna, dan dilanjutkan proses berpikir intuitif dan analitik, merupakan usaha luar biasa untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika. Pada akhir kegiatan melalui tes formatif mengalami peningkatan jumlah ketuntan maupun nilai rata-rata
3.. Penelitian akhir kegiatan hasil tes formatif yang dilaksanakan rata-rata nilai pra siklus 69, siklus I adalah 75 dan pda siklus II mencapai 82 jkegiatan penelitian mengalami peningkatan ditetapkan pada indikator. peneliti menyimpulkan pembelajaran dengan metode demontrasi dan latihan intensif terdapat peningkatan kemampuan dan hasil belajar materi FPB dan KPK menggunakan factor prima pada siswa kelas V semester I di SDN 1 Ledok penelitian tindakan kelas dikatakan berhasil karena perolehan nilai,tes formatif,rata-rata mengalami peningkatan semua mencapai ketuntasan KKM 70.
Saran
Berdasarkan hasil peelitian menerapkan metode demonstrasi dan latihan intensif, maka disarankan yang perlu diperhatikan yaitu:
1 Guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi di antaranya metode demonstrasi dan latihan intensif karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan FPB dan pohon faktor.masih banyak metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam melaksanakan pembelajaran.
2. Guru melaksanakan kegiatan tindakan penelitian kelas sangat berguna untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh untuk dipraktekkan dalam kegiatan belajar mengajar ,selain itu hasil penelitian dapat digunakan sebagai penilaian dalam pengembangan profesi,yang harus diperoleh melalui kegiatan penelitian.
3.. Meningkatkan mutu pengelolaan pembelajaran di kelas yang menjadi tanggung jawab seorang guru, sehingga tercipta kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, efektif, kreatif, efisien dan menyenangkan.hal ini harus dikembangkan oleh seorang guru yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad. 2000. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algen Sindo.
Alwasilah Chaeda. 1997. Politik, Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Anita. 2005. Cooperatif Learning. Memprakttikkan Cooperatif Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.
Asmawi, dkk. 2005. Test dan Asesmen di SD. Jakarta: Uiversitas Terbuka.
Buchori, dkk. 2004. Gemar Membaca Matematika 5. Semarang. Aneka Ilmu.
Depdikbud. 1994. Pengelolaan Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu di Sekolah Dasar, Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Detaktik Metodik Umum. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Struktur Kalimat Bahasa Indonesia.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD.