PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR SEDERHANA

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI SINE 3 SEMESTER 1

KECAMATAN SRAGEN TAHUN 2019/2020

 

Warsiti

SD Negeri Sine 3 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika melalui Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Number Head Together) yang relevan dengan materi yang diajarkan, dalam materi sifat-sifat bangun datar sederhana pada siswa kelas VI SD Negeri Sine 3 Semester 1. Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah anak-anak siswa Kelas VI Semester 1 SD Negeri Sine 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen berjumlah 20 anak laki-laki 9 anak dan perempuan 11 anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Pengumpulan data dengan menggunakan tes tertulis dan pengamatan, sedangkan instrumennya berupa butir soal dan lembar pengamatan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Number Head Together) dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika tentang sifat-sifat bangun datar bagi siswa Kelas VI SD Negeri Sine 3 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen pada Semester 1 tahun pelajaran 2019/2020. Dari siklus I yang mendapat nilai diatas 75 keatas ada 45% kemudian siklus ke II mengalami peningkatan yang mendapat nilai diatas 75 keatas ada 75% dan yang 25% dibawah 75.

Kata Kunci: Motivasi dan prestasi belajar, Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Number Head Together).

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sifat-sifat bangun datar adalah bangun yang mempunyai ruang. Materi sifat-sifat bangun datar ini ada dalam setiap materi yang diajarkan di dalam tiap kelas bagi siswa Sekolah Dasar mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6.

Dalam pembelajaran mengenai sifat-sifat bangun datar sendiri, siswa diminta untuk mampu mengetahui sifat-sifat bangun datar dengan benar. Sehingga nantinya siswa dapat menghitung jumlah volume benda tiap-tiap sifat-sifat bangun datar sesuai dengan sifat-sifat bangun datar yang mendukung dari sifat bangun datar itu sendiri.

Akan tetapi pada kenyataannya para siswa belum mampu menunjukkan, maupun menggambarkan bentuk-bentuk dari sifat-sifat bangun datar itu sendiri, sehingga hal ini sangat mempengaruhi pemahaman mereka mengenai bagaimana cara menghitung volume dari bentuk bangun itu sendiri. Hal ini dapat terlihat pada rendahnya nilai ulangan tentang materi sifat-sifat bangun datar.

Hal ini dikarenakan banyak faktor, dan diantaranya adalah rendahnya pemakaian alat peraga sifat-sifat bangun datar oleh guru kelas untuk matari sifat-sifat bangun datar,sehingga para siswa kurang mampu memahami bentuk-bentuk dari sifat-sifat bangun datar itu sendiri. Para pengajar hanya menggunakan alat peraga yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran sehingga para siswa hanya dapat melihat bentuk dari sifat-sifat bangun datar tersebut lewat gambar.

Untuk penggunaan alat peraga sifat-sifat bangun datar sangat diperlukan guna meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa khususnya untuk materi bangun-sifat-sifat bangun datar dapat dicapai dan bagi pengajar sendiri hal ini akan mampu meningkatkan mutu dari proses belajar mengajar di dalam kelas dengan menggunakan alat peraga sifat-sifat bangun datar sebagai media pembelajaran.

Setelah diadakan penelitian dengan menggunakan media atau alat peraga yang relevan tampak pada hasilnya terdapat perubahan yang signifikan pada siswa yang mendapatkan nilai kurang dapat meningkat nilai yang didapatnya pada materi sifat-sifat bangun datar. Dan bagi para pengajar hal ini dapat memudahkan dalam memberi penjelasan mengenai materi-materi tersebut dan selain itu penggunaan alat peraga ini mampu menghidupkan suasana pada waktu proses belajar mengajar terjadi.

Oleh karena itu semua hal tersebut dapat dicapai dengan penggunaan alat peraga yang relevan dengan materi -sifat-sifat bangun datar sehingga para siswa lebih mudah dalam pemahaman mengenai materi tersebut serta bagi para pengajar akan memudahkan dalam penyampaian materi bangun datar serta mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang, identifikasi serta pembatasan masalah tersebut diatas, penulis ingin merumuskan masalah yang dihadapi dalam ”Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Tentang Sifat-sifat bangun datar sederhana melalui Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Number Head Together) pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sine 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020”. Apakah dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Number Head Together) dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika pada materi sifat-sifat bangun datar pada siswa Kelas VI SD Negeri Sine 3 pada semester I tahun pelajaran 2019/2020?

Dalam penelitian ini, tujuan penelitian adalah: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar penilaian tentang materi sifat-sifat bangun datar bagi siswa Kelas VI SD Negeri Sine 3 Sragen pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 yang sesuai dengan harapan maka diminta para pengajar menggunakan alat-alat peraga yang relevan dengan materi sifat-sifat bangun datar.

KAJIAN TEORI

Hakekat Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdikbud, 1989:787). Prestasi belajar siswa pada penelitian ini diukur dari hasil tes ulangan harian.

Seorang guru yang profesional, dia tentu tidak sekedar bertugas mentransfer materi dan mengajarkan hafalan. Tetapi, dalam upaya membangun proses pencerdasan siswa, maka guru harus berani bertindak dan mengemukakan ide-ide yang inovatif untuk mampu mendorong tumbuhnya sikap kreatif siswa dan senantiasa kreatif untuk menampilkan pikiran-pikiran alternative. Di samping itu, guru juga dituntut tidak stagnan, melainkan terus secara dinamis mengembangkan diri melalui proses pembelajaran terbuka dan menyenangkan.

Dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien mengenai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai tekhnik-tekhnik atau metode mengajar (Soetardjo, 1998).

Belajar pada hakekatnya adalah melibatkan semua aspek kepribadian manusia antara lain pikiran, perasaan dan bahasa tubuh di samping pengetahuan, sikap dan keyakinan. Hal ini tidak sepenuhnya dilakukan dalam pembelajaran siswa di SD Negeri Sine 3. Berdasarkan hasil studi intensif yang dilakukan oleh Direktorat Dikmenum (1996-1997) menyimpulkan bahwa pembelajaran di SD cenderung texbook oriented dan tidak terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga motivasi belajar siswa sulit ditumbuhkan dan pola belajar mereka cendrung menghafal (Rustana, 2002).

Tujuan mengajar adalah untuk mengadakan perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku seorang pelajar. Perubahan dilakukan seorang guru dengan menggunakan suatu strategi mengajar untuk mencapai tujuan dengan memilih metode yang tepat (Nur, 2000).

Upaya meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya bergantung pada faktor guru saja, tetapi berbagai faktor lainnya juga berpengaruh untuk menghasilkan keluaran atau out put proses pengajaran yang bermutu. Namun pada hakekatnya guru tetap merupakan unsur kunci utama yang paling menentukan, sebab guru adalah salah satu unsur utama dalam sistem pendidikan yang sangat mempengaruhi pendidikan (Amiruddin, 1989).

Pengajaran adalah susunan informasi dan lingkungan yang memfasilitasi pembelajaran. Lingkungan tidak hanya tempat berlangsungnya pengajaran tetapi juga metode, media dan peralatan yang diperlukan untuk menyampaikan informasi dan membimbing siswa belajar. Penyusunan informasi, pilihan strategi pengajaran, menentukan lingkungan pengajaran menjadi tanggung jawab guru. Pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan atau sikap baru pada saat individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Proses pengajaran-pembelajaran mencakup pemilihan, penyusunan dan cara penyampaian informasi dalam suatu lingkungan yang sesuai dan cara siswa berinteraksi dengan informasi itu (Wartono, 2004).

Hakekat Motivasi

Kata “ motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dengan demikian motivasi menurut Mc. Donald (Sardiman, 2014:73) Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.Dari pengertian yang dikemukakan MC. Donald ini mengandung tiga elemen penting antara lain: (1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu manusia. (2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa /”feeling” , afeksi seseorang. 3). Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan.

Hakikat Belajar

Belajar merupakan hal yang penting dalam dunia pendidikan. Belajar merupakan hal yang penting terbukti banyaknya pakar yang membuat definisi tentang belajar. Menurut Slameto dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, menyatakan bahwa: ”Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.(1995:2).

Pembelajaran Matematika

Pembelajaran mulai sering digunakan sejak tahun 2000-an, yang mana sebelumnya lebih disebutkan dengan kegiatan belajar mengajar. Pada kegiatan belajar mengajar lebih mementingkan interaksi antara guru dan siswa , sedangkan pada pembelajaran lebih mementingkan interaksi antara siswa dengan materi yang dipelajari. Pada Kamus Pintar Matematika, Suherman mendifinisikan mengenai sifat-sifat bangun datar adalah ” Bangun yang bersifat tiga dimensi dan memiliki volume”(Suherman,2007:6). Selain itu Suherman juga mengemukakan adanya unsur-unsur yang ada pada sifat-sifat bangun datar:

  1. Sisi adalah bidang datar/lengkung yang membatasi bagian dalam ruang.
  2. Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan (perpotongan) sisi-sisi sifat-sifat bangun datar.
  3. Titik sudut biasanya merupakan titik potong dari beberapa rusuk, titik sudut dapat disebut juga pojok (2007:6)

Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

NHT (Number Head Together) merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward. (Ngalimun, 2014: 169)

Pengertian Pembelajaran Kooperatif

 Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang melatih siswa bekerja sama dalam kelompok belajar (Ibrahim, 2000:1). Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dengan mengelompokkan siswa menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen (Ibrahim, 2000:10).

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil. Dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil sebagai kelompok.

 Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim (2000) antara lain: (1) siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”, (2) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri, (3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, (4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, (5) siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah atau penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, (6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, (7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Kebanyakan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. (2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. (3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda. (4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.

Pemanfaatan Media pembelajaran Matematika

Keberhasilan dalam pencapaian hasil proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah penggunaan media pendidikan yang menunjang dalam proses belajar mengajar.

Selain itu media sangat dibutuhkan untuk membantu seorang guru dalam menyampaikan materi pengajaran. Dr.Oemar Hamalik dalam Psikologi Belajar dan Mengajar menyampaikan beberapa aspek kegunaan media/alat peraga adalah untuk mengatasi beberapa hambatan dalam proses pembelajaran, hambatan tersebut yaitu: verbalisme, kekacauan, perhatian anak didik yang bercabang, kurangnya respons anak, dan keadaan fisik lingkungan. Hal-hal tersebut yang dapat diatasi salah satunya menggunakan media/alat peraga yang relevan dengan materi yang disampaikan oleh pengajar.

Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa pemakaian alat peraga sangat dibutuhkan pada proses pembelajaran bagi siswa Sekolah Dasar ini dimaksudkan untuk memudahkan penanaman konsep sifat-sifat bangun datar. Namun selain itu media atau alat peraga yang juga disebut perlengkapan, Sobel dan Maletsky dalam mengajar Matematika menyebutkan bahwa ”Dalam keinginan kita untuk menanamkan pengetahuan kepada murid-murid, kita tidak boleh ragu menyediakan perlengkapan untuk mereka agar berpartisipasi didalamnya…”(2002:15).

Hipotesis Tindakan

Peneliti mengajukan hipotesis yakni menyimpulkan bahwa dengan penggunaan pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Number Head Together) tentang sifat-sifat bangun datar dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika pada materi sifat-sifat bangun datar bagi siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Sine 3 Sragen, Kabupaten Sragen pada Semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.

Jadi melalui pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Number Head Together) tentang Sifat-sifat bangun datar sangat diperlukan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar dari proses pembelajaran matematika.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian dan Subjek Penelitian

 Pada penelitian ini peneliti menggunakan subyek seluruh siswa Kelas VI SD Negeri Sine 3 Sragen, waktu penelitian pada Semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 sebagai subjek penelitian, dimana peneliti mengamati serta menganalisis nilai-nilai ulangan para siswa sebelum serta setelah penggunaan alat peraga sifat-sifat bangun datar pada materi sifat-sifat bangun datar.

Tehnik dan Alat Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan tehnik dan alat pengumpulan data dengan tehnik tes. Tehnik tes yang dipakai adalah tes tertulis dan tes lisan dimana dilakukan oleh penulis pada saat sebelum diadakan pemakaian alat-alat peraga sifat-sifat bangun datar lewat ulangan-alangan harian serta juga dilakukan setelah pemakaian alat peraga tersebut. Dari hasil tes inilah yang dijadikan sebagai pedoman penelitian. Selain menggunakan pengamatan atau observasi, sehingga diperlukan alat atau instrument berupa lembar observasi atau lembar pengamatan.

Analisis Data

Data-data yang dijadikan pedoman penelitian yaitu dengan cara membandingkan nilai tes atau ulangan dari siswa sebelum digunakannya alat peraga sifat-sifat bangun datar serta setelah penggunaan alat peraga sifat-sifat bangun datar dan nampak sekali perbedaan hasil ulangan pada materi sifat-sifat bangun datar. Hal ini terjadi sesuai dengan siklus yang dipakai penulis sebagai pedoman penelitian. Setelah diadakan analisis deskriptif komparatif dengan membandingkan nilai ulangan kondisi awal, siklus pertama dan siklus kedua, dilanjutkan dengan refleksi yaitu membuat simpulan, memberikan ulasan dan tindak lanjut dari refleksi tersebut.

Prosedur Penelitian

Langkah pertama peneliti menentukan metode penelitian, yaitu menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini menggunakan siswa sebagai subjek sehingga penelitian ini dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung yakni di dalam kelas sehingga tindakan kelas digunakan sebagai metode penelitiannya dimana adanya di kelas yang dipakai dalam tiap langkah atau tahap yang ada pada tindakan kelas.

Pada siklus yang ada terdapat 4 tahap yang digunakan peneliti untuk melaksanakan tindakan kelas yakni: membuat perencanaan tindakan atau Planning, melakukan tindakan atau Acting, melakukan pengamatan hasil tindakan atau Observing dan melakukan refleksi terhadap hasil pengamatan atau Reflecting.

 

 

 

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Temuan dan Refleksi

Siklus I

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran di sertai dengan alat peraga bangun datar dan bangun ruang, para siswa semangat dalam mengikuti pelajaran. Dilihat dari tabel pengolahan data nilai yang di dapat siswa sesudah di laksanakan perbaikan pembelajaran naik, berarti dengan penggunaan alat peraga bangun datar dan bangun ruang dalam menyebutkan sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang pada mata pelajaran matematika Kelas VI SD Negeri Sine 3 meningkat. Hal ini dapat di tunjukkan dengan adanya sebelum perbaikan pembelajaran (siklus I) yang mendapat nilai 8- 10 hanya 9 anak , sedangkan setelah diadakan perbaikan pembelajaran (siklus II) yang mendapat nilai 8-10 sebanyak 15 anak. Yang mendapat nilai 7 kebawah sebelum pembelajaran (siklus I) adalah 11 anak, tapi setelah diadakan perbaikan pembelajaran (siklus II) adalah 5 anak.

Dengan melihat hasil prestasi siswa yang sudah mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan sebelum perbaikan, ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran disertai penggunaan alat peraga bangun datar dan bangun ruang, siswa tampak sangat aktif dalam menerima pelajaran.

Refleksi

Dengan memperhatikan hasil perbaikan siklus I tingkat penguasaan materi pelajaran melebihi 75% baru mencapai 9 anak, sehingga pada perbaikan siklus I ini belum tuntas, oleh karena itu penulis minta bantuan teman sejawat mencari jalan keluar untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.

Siklus II

Pada pembelajaran siklus II ini ternyata sudah ada peningkatan prestasi

siswa bila dibandingkan dengan hasil test pada perbaikan pembelajaran siklus I. Yang mendapat nilai 8 – 10 sebanyak 15 anak dari 20 siswa.

Yang mendapat nilai 6 – 7 sebanyak 5 anak dari 20 siswa

Yang mendapat nilai 5 ke bawah hanya 0 anak dari 20 siswa.

Dengan motivasi dan prestasi belajar telah mengalami kenaikan dari siklus I ke siklus II , dengan menerapkan alat peraga bangun datar dan bangun ruang dapat mendorong ke aktifan siswa serta menyenangkan dalam pembelajaran, khususnya materi menyebutkan sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang pada mata pelajaran Matematika Kelas III Semester 1 SD Negeri Sine 3 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020.

Refleksi

Dengan memperhatikan motivasi dan prestasi siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II ternyata sudah mencapai 80% dari siswa yang telah menguasai materi pelajaran, maka penulis minta bantuan teman sejawat untuk mengevaluasi perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Dari hasil diskusi penulis dengan teman sejawat, bahwa penggunaan alat peraga bangun datar dan bangun ruang serta metode pembelajaran yang sesuai pada mata pelajaran Matematika Kelas VI Semester 1 SD Negeri Sine 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Pembahasan

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini di tunjukkan dengan adanya keberhasilan mengajar dengan menggunakan alat peraga bangun datar dan bangun ruang, siswa dapat menguasai materi pelajaran lebih dari 80% ke atas. Perbaikan yang terjadi dalam pembelajaran adalah penyampaian materi, bahwa guru sudah menggunakan alat peraga dan metode pembelajaran yang sesuai. Bila pembelajaran tersebut dinyatakan dalam bentuk presen Sebelum perbaikan, Siklus 1 dan Siklus 2 nilai Matematika Kelas VI sebagai berikut:

Nilai Presentase sebelum perbaikan:

  1. Siswa yang penguasaan materi lebih dari 75% adalah 2 anak = 10%
  2. Siswa yang penguasaan materi 60-74% adalah 9 anak = 45%
  3. Siswa yang penguasaan materi 60% ke bawah adalah 9 anak = 45%

Presentase nilai Matematika pada siklus I:

  1. Siswa yang penguasaan materi lebih dari 75% adalah 2 anak = 10%
  2. Siswa yang penguasaan materi 60-75% adalah 10 anak = 50%
  3. Siswa yang penguasaan materi 60% ke bawah adalah 8 anak = 40%

Nilai perbaikan pada siklus II:

  1. Siswa yang penguasaan materi lebih dari 75% adalah 15 anak = 75%
  2. Siswa yang penguasaan materi 60 – 75% adalah 5 anak = 25%
  3. Siswa yang penguasaan materi 60% ke bawah adalah 0 anak = 0%

Perbaikan pembelajaran yang terjadi adalah:

  1. Dalam penyampaian materi pelajaran, guru tidak hanya menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan tugas tetapi harus dilengkapi dengan alat peraga yang sesuai, sehingga siswa lebih mudah menguasai materi pelajaran.
  2. Dalam pembelajaran juga melibatkan peran serta teman sejawat sehingga siswa lebih aktif.
  3. Rekapitulasi tingkat penguasaan siswa sebelum perbaikan, Siklus 1 dan Siklus 2 sebagai berikut:

Tabel 1 Perbandingan Penguasaan Siswa Antar Siklus

Tingkat penguasaan siswa Sebelum perbaikan Siklus I Sklus II

 

Jumlah siswa % Jumlah siswa % Jumlah siswa %
75% keatas 2 10 9 45 15 75
60-70% 9 45 5 25 5 25
< 60% 9 45 6 30 0  

 

Perbaikan pembelajaran Matematika di Kelas VI SD Negeri Sine 3 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen adalah

  1. Dalam menyampaikan materi, guru tidak hanya menggunakan satu metode, tetapi beberapa metode yang dipakai.
  2. Guru mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
  3. Guru memotivasi partisipasi siswa untuk melaksanakan tugas – tugas dari Kepala Sekolah.
  4. Dengan adanya perbaikan pembelajaran tersebut, siswa ternyata menjadi tambah bersemangat dan aktif dalam pelaksanaan pembelajaran.
  5. Guru menggunakan alat peraga bermacam-macam bangun datar dan bangun ruang.

PENUTUP

Simpulan

Setelah melakukan penelitian peneliti dapat menyimpulkan bahwa melalui Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Number Head Together) tentang sifat-sifat bangun datar dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika bagi siswa Kelas VI SD Negeri Sine 3 pada Semester 1 tahun pelajaran 2019/2020, dimana mengalami peningkatan 10,9% pada siklus 1 dan 9,9% 5 pada siklus 2. Ini menunjukkan bahwa Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Number Head Together) tentang sifat-sifat bangun datar sangat diperlukan pada mata pelajaran matematika di Kelas VI SD Negeri Sine 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen.

Saran

Bagi para pengajar diharapkan menggunakan alat peraga pada tiap-tiap penyampaian materi pelajaran kepada siswa sesuai yang dibutuhkan, sehingga pemahaman siswa pada materi tersebut bisa maksimal. Bagi para siswa diharapkan untuk mampu mengikuti proses pembelajaran dengan aktif melalui pemanfaatan alat peraga sehingga akan tercipta kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik Oemar, Dr. Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung,2004

Heruman,S.Pd,M.Pd, Model Pembelajaran Matematika,PT Remaja Posda Karya, Bandung, 2004

Pustaka Balai, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta, 2005

Ruseffendi, E.T. 1980. Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid,   Guru dan SPG. Bandung: Tarsito.

Sardiman, A.M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta.   Penerbit: Raja Grafindo Persada

Slameto,Drs, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta,1995

Sobel, A.Max & Maletsky, M. Evan, Mengajar Matematika, Erlangga, Jakarta, 2007

Suherman, Kamus Pintar Matematika, Episolon Grup, Bandung,2007

Winataputra,S,Udindkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, Universitas Terbuka, Jakarta, 2007