Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar PKN
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PKN
TENTANG GLOBALISASI KEBUDAYAAN
MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK
Sri Es Sujatmi
SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa melalui Metode Kelompok bagi peningkatan mata pelajaran PKn tentang globalisasi kebudayaan pada siswa kelas IV. Secara khusus tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengetahui dampak penerapan melalui Metode Kelompok dalam materi kebudayaan daerah dilihat dari (1) menentukan kebudayaan daerah dan (2) prestasi belajar siswa pada materi kebudayaan daerah. Subjek penelitian, siswa kelas IV di SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yang berjumlah 20 siswa. Hasil Penelitian Tindakan Kelas adalah, (1) Pembelajaran melalui Metode Kelompok dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar PKn siswa SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Menentukan kebudayaan daerah di lingkungan setempat, diamati dari indikator (a) kemampuan menyatakan ulangan sebuah konsep, (b) kemampuan memberi contoh dan mencoba , (c) kemampuan menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu, dan (d) kemampuan mengaplikasikan konsep ke pemecahan masalah, dan (2) Model pembelajaran melalui Metode Kelompok dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar PKn siswa SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Sebelum tindakan penelitian, prestasi belajar siswa diperoleh melalui pre-test. Pada waktu tindakan kelas, baik tindakan kelas putaran I atau Siklus I maupun putaran II atau Siklus II prestasi akademik siswa diperoleh melalui pre-test, tugas individu (tugas rumah), tes-tengah tindakan dan tes-akhir tindakan meningkat.
Kata kunci: Motivasi dan Prestasi Belajar dan Metode Diskusi Kelompok
PENDAHULUAN
Tujuan pendidikan Kewarganega-raan adalah partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demo-krasi konstitusional Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar, termasuk di SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Kenyataan di lapangan menunjuk-kan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pela-jaran yang harus dipelajari oleh para siswa, karena mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang mengajarkan bagaimana kita bisa mengetahui perilaku, moral, dalam lingkungan dan kejadian – kejadian di lingkungan masyarakat. Namun di lapangan karena mata pelajaran ini meru-pakan mata pelajaran yang tidak diujikan secara nasional maka siswa menganggap remeh dan dianggapnya kurang penting, sehingga semangat belajar siswa kepada mata pelajaran ini kurang. Karena keadaan siswa yang demikian itu maka hasil ulangan yang didapat siswa rendah. Berdasarkan nilai ulangan yang diadakan guru yang mendapat nilai 65 ke atas hanya 10 orang dari 25 siswa, selebihnya masih di bawah 65. pada hal kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang dicanangkan oleh guru mata pelajaran PKn 65, hal ini menunjuk-kan bahwa hasil prestasi siswa masih di bawah dari nilai kreteria ketuntasan minimal (KKM). Sehingga banyak siswa yang belum menuntaskan hasil belajarnya.
Melihat hasil belajar siswa yang rendah itu, maka harus ada tindakan (action) dari guru atau perlu adanya metode yang lain untuk menangani hasil belajar siswa yang rendah itu. Upaya untuk menangani hasil belajar siswa yang rendah itu guru yang dulunya hanya mengajar secara monoton hanya menggunakan me-tode ceramah saja dirubah mencari metode lain yaitu dengan siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok besar. Apabila kelompok besar ini tidak bisa meningkatkan hasil belajar siswa maka langkah yang kedua kelompok itu dikecilkan lagi, menjadi kelompok kecil yaitu satu kelompok terdiri dari empat anak saja. Dengan demikian guru bisa membimbing kelompok belajar itu dengan baik. Dengan adanya tindakan dari guru yaitu merubah metode mengajar ceramah menjadi metode belajar kelompok maka siswa lebih bisa di kontrol, baik itu dikontrol oleh temannya sendiri maupun dikontrol oleh gurunya. Dengan demikian siswa lebih ada semangat untuk belajar dan siswa lebih antusias bertanya apabila ada hal–hal yang sulit. Ternyata dengan metode ini bisa meningkatkan hasil belajar hal ini dibuktikan dengan diberinya ulangan atau evaluasi siswa yang semula menda-patkan nilai di atas batas minimal 8 orang dari 38 siswa setelah ada tindakan semua siswa menuntaskan hasil belajarnya.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa melalui bimbingan belajar kelompok dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015 SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sumberla-wang Kabupaten Sragen. Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan analisa masalah tersebut di atas maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut: ”Apa-kah melalui belajar kelompok dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn untuk siswa kelas IV semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015 SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen.
Tujuan yang hendak dicapai adalah 1).Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dengan melalui refleksi diri penulis mengetahui kesulitan dan kekurangan dalam proses pembelajar-an. 2). Untuk membekali pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk ber-partisipasi secara efektif. 3). Mengembang-kan pemahaman akan pentingnya partisi-pasi warga Negara. 4). Untuk memperbaiki proses pembelajaran mata pelajaran PKn untuk siswa kelas IV semester genap Ta-hun Pelajaran 2014/2015 SD Negeri Cepo-ko 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
LANDASAN TEORI
Belajar Kelompok
Membimbing belajar secara ke-lompok dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai: membagi para siswa ke dalam kelompok-kelompok untuk melakukan diskusi guna memecahkan masalah-masa-lah yang dihadapi. Dengan demikian ke-mampuan anggota kelompok yang berbe-da-beda dapat saling melengkapi sehingga soal-soal yang dihadapi dapat diselesaikan dengan mudah. Dalam kelompok ini per-masalahan akan dipecahkan berdasarkan pengalaman dan kemampuan analisis para anggota kelompok tersebut. Selanjutnya dalam pembentukan belajar secara kelom-pok ada beberapa cara atau teknik yang dapat digunakan, yaitu: a).Teknik Pemben-tukan secara Otoriter b). Teknik Pemben-tukan secara Bebas c) Teknik Pembentukan secara Terpimpin.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sum-berlawang Kabupaten Sragen. Peneliti mengambil tempat ini karena kelas ini mempunyai permasalahan pada mata pela-jaran Pendidikan Kewarganegaraan. Disam-ping itu juga peneliti kebetulan sebagai pengajar kelas IV SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
Siswa kelas IV SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen berjumlah 20 anak, sedangkan yang menjadi Subjek penelitian tindakan kelas 20 siswa jadi semua siswa kelas IV dijadikan subyek penelitian. Penentuan ini didasarkan pada permasalahan rendahnya rata-rata nilai mata pelajaran PKn secara klasikal.
Sumber data Penelitian Tindakan Kelas ini diperoleh peneliti dari siswa sebagai subjek penelitian. Sumber data lain berasal dari guru atau teman sejawat. Teknik pengumpulan data dilakukan mela-lui: tes, observasi, wawancara. Observasi untuk sumber data peristiwa, wawancara untuk sumber data informan, dan analisis dokumen untuk sumber data dokumen. Informasi tersebut digali dari empat sumber yaitu; peristiwa/kegiatan, pelaku peristiwa, tempat, dokumen (Spradley, 1990; Sutopo, 1996; dalam Nurkamto, 2003). Alat pengumpulan data yang dipergunakan: butir soal tes, lembar observasi, dan pedoman wawancara
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan perpanjangan waktu untuk berada di lapangan, ketekunan, pengamat-an yang mendalam, mengujinya, dan triangulasi data (cek, cek ulang, dan cek silang) Moleong, 2002: 173; dalam Sarjono 2005).
Analisis data penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis diskriptif. Hasil observasi dianalisis dengan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai antar siklus dengan indikator kinerja. Hasil observasi maupun wawancara diana-lisis dengan analisis diskriptif berdasarkan hasil observasi dan refleksi.
Berdasarkan pengamatan peneliti rata-rata nilai ulangan untuk Mata pelajar-an Pendidikan Kewarganegaraan interper-sonal 25 siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka pene-liti menetapkan indikator kinerja menjadi 65.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus (2 Siklus). Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sum-berlawang dalam siklus terdiri dari planning, acting, observing, dan reflecting.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Deskripsi Siklus
Pada siklus 1 dipersiapkan berba-gai alat peraga dan metode yang sesuai dengan pembelajaran pada siswa tersebut. Hal ini disebabkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah. Oleh karena itu pelaksanaan pem-belajaran diawali apersepsi dengan maksud menarik perhatian dan minat siswa terha-dap pelajaran yang disajikan. Selanjutnya memperkenalkan suatu alar peraga. Untuk lebih memudahkan siswa dalam menguasai materi peneliti menunjukkan/menggunakan alat peraga berupa gambar–gambar pahla-wan perjuangan. Karena pada siklus pertama hasil yang diharapkan belum sesuai dengan apa yang dicanangkan guru (KKM) dari 20 siswa yang mencapai nilai tuntas hanya 12 anak sehingga siswa yang belum tuntas pembelajarannya ada 8 anak, karena hal yang demikian itu maka perlu ada perbaikan pembelajaran lanjutan pada siklus II.
Diskripsi Siklus 2
Penelitian Tindakan Kelas pada siklus ke 2 ini merupakan lanjutan pada Penelitian Tindakan Kelas siklus pertama. Terutama memperhatikan pada siswa – siswa yang belum menuntaskan pada tindakan siklus pertama yaitu 8 anak. Siklus ini dilaksanakan setelah mempelajari hasil refleksi pada siklus sebelumnya yaitu dengan berusaha lebih ditingkatkan de-ngan memfokuskan pada alat peraga gam-bar pahlawan dan memperhatikan gerak-gerik siswa yang belum menuntaskan pem-belajarannya. Peneliti merumuskan perta-nyaan-pertanyaan dengan singkat, jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Dengan lebih memaksimalkan penggunaan alat peraga, siswa semakin mampu mengerjakan soal secara benar. Dan hasil ulangan yang dica-pai menunjukkan semua siswa mengalami peningkatan yang dratis dalam hasil belajarnya. Dari jumlah 20 anak kelas IV SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sum-berlawang Kabupaten Sragen dalam pokok bahasan pahlawan kemerdekaan tuntas semua.
Tabel. Rekapitulasi pengelompokan Nilai dan persentase Sebelum Perbaikan Pembelajaran Mata pelajaran PKn Kelas IV SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
Klasifikasi |
Banyaknya siswa Siklus I |
Persentase |
A |
3 |
15% |
B |
8 |
40% |
C |
9 |
45% |
Jumlah |
20 |
100% |
Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksana-kan kegiatan pembelajaran dengan meng-gunakan lembar observasi/pengamatan yang telah disiapkan. Disamping itu obser-vator mewawancarai siswa yang belum tuntas belajarnya.
Pembelajaran belum berhasil men-capai tujuan yang telah ditentukan. Pe-nguasaan materi dan keberanian sebagian besar siswa belum terlihat. Masih terdapat 8 siswa yang belum tuntas dari 20 siswa hasil pembelajaran sebelum ada tindakan nilai rata-rata 62,52 atau 60% dari nilai ketuntasan yang dicanangkan oleh guru. Maka diadakan suatu tindakan untuk menuntaskan nilai hasil belajar itu.
Siklus I
a). Persiapan
(1). Bersama dengan guru kelas lain, mendiskusikan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran
(2). Merencanakan kegiatan pembela-jaran yang akan dilaksanakan da-lam upaya penyempurnaan pembe-lajaran sebelum perbaikan.
(4). Menyiapkan alat-alat pelajaran yang akan digunakan dalam pem-belajaran.
b). Pelaksanaan dan pengamatan jalannya pembelajaran
(1). Guru membuka pelajaran.
(2). Guru membahas atau menjelaskan materi pelajaran dengan metode campuran (ceramah, demonstrasi, tanya jawab, diskusi dan tugas) dengan menunjukkan alat peraga yang telah dipersiapkan guru se-belumnya.
(3). Siswa memperhatikan penjelasan guru.
(4). Siswa mengerjakan soal-soal yang ditugaskan oleh guru. Melihat se-bagian siswa ada yang belum me-mahami/menangkap penjelasan guru dan kurang mampu menger-jakan soal baik secara pribadi maupun kelompok.
(5). Siswa di bawah bimbingan guru menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan model.
(6). Pekerjaan siswa dikumpulkan un-tuk dinilai dan didiskusikan.
(7) Guru menganalisa pekerjaan siswa untuk diadakan perbaikan.
(8) Guru memberi saran dan tindak-lanjut untuk pembelajaran berikut.
c). Observasi pada siklus pertama ini guru/peneliti melakukan pengamatan dengan mencatat semua perilaku yang muncul akibat perlakuan/tindakan yang diberikan kepada siswa. Pada siklus pertama ini aktivitas siswa terlihat lebih menonjol. Keberanian untuk melapor-kan hasil kerjanya muncul. Namun ada beberapa siswa yang masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan guru.
Tabel Rekapitulasi pengelompokan Nilai dan persentase pada Siklus I Pembelajaran Mata pelajaran PKn Kelas IV SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
Klasifikasi |
Banyaknya siswa Siklus I |
Persentase |
A |
12 |
60% |
B |
5 |
25% |
C |
3 |
15% |
Jumlah |
20 |
100% |
Observator melaksanakan observa-si terhadap peneliti yang sedang melaksa-nakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Disamping itu observator/pene-liti mewawancarai siswa yang belum tuntas belajarnya.
Pembelajaran belum berhasil men-capai tujuan yang telah ditentukan. Pengu-asaan materi dan keberanian sebagian be-sar siswa belum terlihat. Masih terdapat 8 siswa yang belum tuntas dari 20 siswa.hasil pembelajaran pada siklus pertama ini nilai rata-rata 70 atau 60% dari nilai ketuntasan yang dicanangkan oleh guru. Maka diada-kan suatu tindakan untuk menuntaskan nilai hasil belajar itu, namun dibanding de-ngan pembelajaran sebelum ada tindakan sudah menunjukkan peningkatan tapi belum secara maksimal, oleh karena itu perlu adanya tindakan yang kedua atau siklus ke dua.
Siklus II
a). Persiapan (1). Guru mengkondisikan suasana kelas dengan mengabsen (2). Guru mengulang pelajaran yang lalu dengan mengadakan tanya jawab dengan anak (3). Menyusun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. (4). Menyiap-kan alat-alat pelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.
b). Pelaksanaan dan pengamatan jalannya pembelajaran. (1). Apersepsi dan pre tes (2). Guru membuka pelajaran de-ngan mengulang pelajaran yang telah diajarkan pada hari–hari yang lalu. (3). Guru membahas atau menjelaskan ma-teri pelajaran dengan metode campur-an (ceramah, demonstrasi, tanya jawab, diskusi dan tugas). (4). Siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan sebagian siswa bertanya kepada guru terkait dengan materi pelajaran. (5). Siswa mengerjakan soal-soal yang ditugaskan oleh guru.
c). Observasi pada siklus ini guru/peneliti melakukan pengamatan dengan men-catat semua perilaku yang muncul akibat perlakuan/tindakan yang diberi-kan kepada siswa.
Tabel Rekapitulasi pengelompokan Nilai dan persentase Siklus II Pembelajaran Mata pelajaran PKn Kelas IV SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
Klasifikasi |
Banyaknya siswa Siklus I |
Persentase |
A |
20 |
100% |
B |
– |
0% |
C |
– |
0% |
Jumlah |
20 |
100% |
Observator melaksanakan observa-si terhadap peneliti yang sedang melaksa-nakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
Pembelajaran berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penguasaan materi dan keberanian semua siswa sudah terlihat. dari 20 siswa.semua menuntaskan pembelajaran dengan hasil pembelajaran pada siklus II nilai rata-rata 82,5 atau 100% dari nilai ketuntasan yang dicanang-kan oleh guru. Ternyata siklus demi siklus mengalami penyempurnaan secara berta-hap. Siklus kedua merupakan siklus yang paling sempurna. Kemampuan dan keberanian secara personal lebih nyata. Hal ini terbukti dengan hasil pembelajaran siswa pada siklus ke dua menunjukkan hasil yang optimal. Nilai ketuntasan se-makin naik. Dari hasil diskusi dengan guru teman sejawat maka disepakati untuk menghentikan penelitian pada siklus ke dua karena sudah diperoleh hasil yang memuaskan.
Hasil Penelitian
Hasil perbaikan pembelajaran di kelas IV SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen dengan materi pokok pahlawan perjuangan dengan menggunakan alat peraga gambar pahla-wan dapat diamati dan dianalisis. Berdasar-kan data dapat dilihat hasil perubahan nilai yang dicapai siswa tiap siklus. Sebagian besar mengalami kenaikan.
Tabel Rekapitulasi pengelompokan Nilai dan persentase Sebelum perbaikan, Siklus I, dan Siklus II.
Klasifikasi |
Sebelum perbaikan |
Persen |
Siklus I |
Persen |
Siklus II |
Persen |
A |
3 |
15% |
12 |
60% |
20 |
100% |
B |
8 |
40% |
5 |
25% |
– |
0% |
C |
9 |
45% |
3 |
15% |
– |
0% |
Jumlah |
20 |
100% |
20 |
100% |
20 |
100% |
Deskripsi Temuan dan Refleksi
Berdasarkan hasil tabel yang telah diuraikan di depan terlihat nilai: Perbaikan pembelajaran sebelum adanya perbaikan menunjukkan rata-rata nilai kelas 62,52 yang belum tuntas 11 anak, yang tuntas 9 anak. Kemudian setelah perbaikan siklus I rata-rata nilai kelas menjadi 70 yang belum tuntas 8 anak, yang tuntas 12 anak. Kemudian pada siklus II perolehan rata-rata nilai kelas 82,5 semua menunjukkan ketuntasan. Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar dari sebelum ada tindakan ke siklus I begitu juga ke siklus II, yang dilakukan untuk mengatasi perma-salahan yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran dan refleksi yang dilakukan adalah: a.Pembelajaran dengan menggu-nakan alat peraga gambar –gambar kebudayaan Indonesia membuat siswa lebih aktif b. Penanaman konsep dasar kepada siswa akan lebih riel tidak abstrak lagi. c. Dengan menggunakan alat peraga gambar kebudayaan bangsa Indonesia penanaman konsep menjadi lebih mudah.
Kurangnya minat dan perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung me-merlukan perbaikan pembelajaran, misal-nya dengan mempergunakan alat peraga yang tersedia, metode yang sesuai dengan materi pembelajaran kepada siswa, mem-beri pujian kepada peserta didik atau sis-wa, hadiah ataupun penguatan lainnya secara tepat, dapat membangkitkan keak-tifan, motivasi sekaligus minat dan perhati-an siswa sehingga dapat mencapai pening-katan prestasi belajar yang maksimal.
Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam proses pembelajaran Pendi-dikan Kewarganegaraan diharapkan pada kendala rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Hal terse-but disebabkan kurangnya minat/perhatian dan keaktifan saat pembelajaran berlang-sung serta tidak maksimalnya penggunaan alat peraga dan metode belajar Kelompok yang sesuai. Berdasarkan hasil diskusi secara kontinyu, perbaikan pembelajaran mengalami kemajuan yang sangat berarti.
Untuk mengatasi masalah siswa kurang menguasai konsep yang berakibat timbulnya kendala rendahnya tingkat pe-nguasaan siswa terhadap materi pelajaran, maka dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut: Metode yang cocok, peng-gunaan alat peraga yang tepat, efesien, dan efektif, penanaman konsep pembela-jaran dari yang sederhana menuju konsep yang komplek. Terbukti hasil pembelajaran mengalami peningkatan. Studi awal me-nunjukkan dari 20 anak yang tuntas hanya 3 anak setelah ada beberapa perbaikan maka ditemukan ada peningkatan yang signifikan. Tingkat penguasaan materi, minat, dan perhatian saat pembelajaran berlangsung semakin meningkat yang ditunjukkan dengan keaktifan siswa di dalam kelas dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal. Dengan langkah-langkah atau prosedur tersebut, menurut peneliti, siswa dapat terangsang keberani-annya, kemampuan dan kemauannya un-tuk memacu diri meningkatkan prestasi belajar.
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I masih belum memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai hasil ulangan siswa yang mendapat nilai 80 keatas baru 12 anak dari 20 siswa yang ada. Kurang keberhasilan pada tindakan perbaikan pertama karena dalam penyampaian mata pelajaran guru belum secara maksimal menggunakan alat peraga, sehingga siswa tidak kreatif dan merasa bosan. Bila dilihat dari prosentase yang ditunjukkan pada siklus I adalah:
1. Siswa yang mendapat nilai 80 keatas ada 12 anak.
2. Siswa yang mendapat nilai 60 – 70 ada 5 anak
3. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 ada 3 anak
Hal ini membuktikan bahwa pada Siklus I belum berhasil menuntaskan se-mua siswa kelas IV SD Negeri Cepoko 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sra-gen.
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, perbaikan pembelajaran siklus II sudah berhasil. Hal ini ditunjukkan semua siswa sudah menuntaskan hasil belajar atau hasil ulangan yang dicapai siswa diatas 80. Keberhasilan Siklus II karena penyampaian materi pelajaran, guru menggunakan alat peraga gambar-gambar kebudayaan Indonesia dan benar – benar di gunakan secara maksimal, sehingga siswa lebih jelas, aktif, kreatif, dan merasa senang hasil belajar yang dicapai bisa meningkat sesuai dengan harapan guru. Bila dilihat prosentasenya adalah:
1. Siswa yang mendapat nilai 80 keatas ada 20 anak.
2. Siswa yang mendapat nilai 60 – 70 ada 0 anak
3. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 ada 0 anak
Hal ini ditunjukkan dari perolehan rata-rata kelas pada Siklus I dan Siklus II ada peningkatan. Kemudian pada Siklus II naik menjadi 100% jadi perbaikan Siklus II sudah membuktikan bahwa pembelajaran untuk Siklus ke II berhasil.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, ma-ka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1). Mengajar dengan menggunakan alat peraga dapat memperjelas pelajaran yang disampaikan guru.
2). Penguasaan materi setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggu-nakan alat peraga akan meningkatkan hasil belajar, menghindarkan pengajar-an yang verbalisme dan merangsang pikiran, perasaan serta kemauan. Sis-wa dapat menguasai materi dengan lebih baik dan optimal setelah meng-ikuti pembelajaran dengan mengguna-kan alat peraga.
3). Penggunaan alat peraga secara mak-simal dalam pembelajaran dapat me-ningkatkan prestasi siswa.
Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas pelajaran Pendidikan Kewargane-garaan supaya penguasaan materi oleh siswa meningkat antara lain:
1). Guru hendaknya berperan aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar
2). Gunakan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar.
3). Berikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan alat peraga.
4). Bimbinglah siswa dalam penggunaan alat peraga.
5). Berikan kesimpulan setiap mengakhiri pembelajaran.
6). Tukar pendapat dengan teman sejawat untuk keberhasilan mengajar sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Reni. 2001. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang
Djauhar Siddiq, dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Diknas Jakarta
Fajar, Rahayuningsih, Setihati, Widihastuti. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV. Semarang Penerbit: Aneka Ilmu.
Husni, 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud
Setia, Widihastuti, Rahayuningsih, Fajar. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Penerbit Aneka Ilmu
Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.
Sugito, et al 2000. Kemampuan Dasar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sumadi Suryabrata,1998. Kemampuan Dasar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Syamsudin, Adin dkk. 2003. Profedi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Toto Rumhimat. 1997. Pemilihan Metode Mengajar yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiryawan. 1999. Pembuatan Media Dalam Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas Terbuka.
Zamroni, 2003. Guru Profesional. Jakarta: Bina Aksara.