PENINGKATAN MUTU GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

MELALUI PENERAPAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH

DI SDN GEDONG 02 KECAMATAN BANYUBIRU

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Maria Mulya Lestari

SD Negeri Gedong 02

 

ABSTRAK

Ketrampilan utama dari seorang guru adalah melakukan penilaian dan pembinaan kepada siswa untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kualitas tersebut guru diharapkan dapat melakukan pembelajaran yang didasarkan pada metode dan teknik yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ternyata kualitas pendidikan masih jauh dari apa yang diharapkan terutama di SD N Gedong 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti sekaligus sebagai kepala sekolah melakukan pembinaan kepada guru melalui supervisi Klinis, dan tindakan ini sebagai suatu langkah yang tepat agar peningkatan capaian mutu sekolah dapat dicapai sesuai dengan program pemerintah yaitu program pendidikan bermutu. Tujuan dari penelitian tindakan sekolah( PTS ) ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pembinaan kepala sekolah melalui supervisi Klinis untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam penelitian tindakan sekolah( PTS ) ini dilakukan dalam 3 siklus, dari hasil tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan kinerja guru dengan mencapai standar ideal. Dari 65,50 % pada siklus I, dapat meningkat menjadi 72,50 % pada siklus II, dan siklus ke III 100%. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa pembinaan melalui supervisi Klinis dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran, dengan ketuntasan mencapai 100%.

Kata kunci: mutu guru, supervise klinis kepala sekolah

 

PENDAHULUAN

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan tidak hanya dituntut kepada siswa saja untuk selalu belajar lebih giat dan tekun terutama di saat ini yang merupakan jaman globalisasi di mana perkembangannya sangat cepat yang dibarengi dengan jaman teknologi canggih yang setiap saat selalu mengalami perubahan. Guru sebagai pendidik merupakan faktor yang sangat penting dalam melakukan proses pembelajaran di kelas yang juga merupakan faktor penentu dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah terutama pada pendidikan tingkat dasar dan menengah.

Ketrampilan utama dari seorang guru adalah melakukan penilaian dan pembinaan kepada siswa untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kualitas tersebut guru diharapkan dapat melakukan pembelajaran yang didasarkan pada metode dan teknik yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa.

Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ternyata kualitas pendidikan masih jauh dari apa yang diharapkan terutama di SDN Gedong 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti sekaligus sebagai kepala sekolah melakukan pembinaan kepada guru melalui supervisi klinis, dan tindakan ini sebagai suatu langkah yang tepat agar peningkatan capaian mutu guru dapat dicapai sesuai dengan program pemerintah yaitu program pendidikan bermutu.

IDENTIFIKASI MASALAH

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

  1. Bagaimana meningkatkan mutu guru dalam proses pembelajaran melalui supervisi klinis ?
  2. Bagaimana Kemampuan kepala sekolah dalam melakukan supervisi klinis?
  3. Apakah kepala sekolah dapat melaksanakan supervisi klinis dalam upaya meningkatkan mutu guru ?
  4. Bagaimana model suprvisi akademis dalam meningkatkan mutu guru dalam proses belajar mengajar di sekolah ?
  5. Bagaimana respon guru dalam meningkatkan mutunya melalui supervisi klinis ?

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan utama dari Penelitian ini adalah untuik mengetahui sebagai berikut :

  1. Penerapan supervisi klinis kepala sekolah di SDN Gedong 02 Kecamatan Banyubiru untuk meningkatkan mutu guru dalam proses pembelajaran Tahun 2017/2018.
  2. Efektivitas penerapan supervisi klinis kepala sekolah di SDN Gedong 02 Kecamatan Banyubiru dalam meningkatkan mutu guru dalam proses pembelajaran Tahun 2017/2018.

LANDASAN TEORI

Peningkatan capaian mutu guru melalui prestasi belajar adalah hasil atau akibat dari kegiatan belajar. Untuk mengetahui tentang prestasi belajar perlu dijelaskan tentang hakekat belajar. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman ( Slameto,1991). Di mana perubahan itu bersifat kontinyu dan fungsional, terjadi secara sadar, bersifat positif dan aktif, bukan bersifat sementara, bertujuan atau terarah, dan mencakup seluruh aspek tingkah laku yang selanjutnya dinamakan hasil belajar. Dan hasil belajar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk prestasi belajar,sebagai capaian mut sekolah.

Menurut Abu Ahmadi ( 2001),belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

Berdasarkan pengertian prestasi belajar di atas, maka dapat didefinisikan tentang prestasi belajar, yaitu tingkat keberhasilan yang dicapai siswa berupa ketrampilan dan pengetahuan berdasarkan hasil tes atau evaluasi setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.

Evaluasi kinerja guru mutlak dilakukan, karena masih terdapat banyak kinerja guru yang kurang memadai, di samping itu guru dituntut dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang terus berkembang pula dengan pesat. Istilah kinerja berasal dari Matematika yaitu Performance, berarti hasil kena atau unjuk kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang/organisasi tertentu. Istilah kinerja dapat diterjemahkan dalam unjuk kerja, artinya kemampuan yang ditampilkan seseorang terhadap pekerjaannya di tempat ia bekerja. Kinerja merupakan suatu hal yang sangat esensial terhadap keberhasilan suatu pekerjan. Pada hakikatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku, sedangkan tujuannya berfungsi untuk menggerakkan perilaku. Karena itu suatu kinerja yang efektif bagi setiap individu, perlu diciptakan sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara optimal.

Widyastono (1999) berpendapat bahwa terdapat empat gugus yang erat kaitannya dengan kinerja guru, yaitu kemampuan (1) merencanakan KBM, (2) melaksanakan KBM, (3) melaksanakan hubungan antar pribadi, dan (4) mengadakan penilaian. Sedangkan Suyud (2005) mengembangkan kinerja guru profesional meliputi: (1) penguasaan bahan ajar, (2) pemahaman karakteristik siswa, (3) penguasaan pengelolaan kelas, (4) penguasaan metode dan strategi pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi pembelajaran dan (6) kepribadian.

Dari pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan kinerja guru dalam penelitian ini ialah: (1) penguasaan bahan ajar, (2) pemahaman karakteristik, (3) penguasaan pengeloaan kelas, (4) penguasaan metode dan strategi pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi pembelajaran, dan (6) kepribadian.

METODE PENELITIAN

Subyek dalam penelitian ini adalah Guru SDN Gedong 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang yang merupakan tempat peneliti bertugas menjadi kepala sekolah tahun pelajaran 2017/2018.

Rancangan Penelitian Tindakan Sekolah sebagai berikut:

  1. Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus
  2. Kegiatan dilaksanakan dalam semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018.
  3. Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai tanggal 10 Oktober sampai dengan 15 November 2017.
  4. Dalam pelaksanaan tindakan,rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang meliputi ; (a) perencanaan,(2) tindakan,(3) pengamatan,(4) refleksi.

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 menunjukka hasil sebagai berikut.

 

 

 

 

Analisis Hasil Tes Tentang Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi klinis

 

No

 

Nama Guru

Skor sebelum

Tindakan

Siklus 1

Skor setelah

Tindakan 1

Siklus 2

Skor setelah

Tindakan 2

Siklus 3

1 Noor Aidawati, S.Pd 70 85 95
2 Munjamil 60 75 85
3 Panut Riyanto, S.Pd 64 70 75
4 Hudah Hasani, S.Pd 75 75 85
5 Toharoh, S.Pd 60 60 75
6 Fitriyah, S.Pd 75 85 95
7 Drs. Mukoyin 60 70 85
8 Suhono 60 60 75
Jumlah Total 524 580 670
Skor Maksimum Individu 100 100 100
Skor Maksimum Kelas 800 800 800

 

Pembahasan Hasil Penelitian Tindakan Sekolah sebagai beriikut:

Ketuntasan Hasil Pembinaan Kepada Guru.

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembinaan melalui supervisi klinis memiliki dampak positif dalam meningkatkan mutu guru dalam proses pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman guru dan terhadap pembinaan yang disampaikan kepala sekolah (mutu guru dalam proses pembelajaran meningkat dari siklus I, II, dan III ) yaitu masing-masing 65,50 % ; 72,50 % ; 83,75 % Pada siklus III capaian mutu guru dalam proses pembelajaran secara kelompok dikatakan tuntas ( 100 % tuntas ).

Kemampuan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu guru dalam proses pembelajaran;

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru dalam meningkatkan mutu guru dalam proses pembelajaran pada setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap capaian mutu guru, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata guru pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

Aktivitas Kepala Sekolah dalam Pembinaan melalui Supervisi klinis

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru, yang paling dominan dalam kegiatan supervisi klinis adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan kepala sekolah, dan diskusi antar guru dan kepala sekolah. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas guru dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas kepala sekolah selama pembinaan telah melaksanakan langkah-langkah metode pembinaan melalui supervisi klinis dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membuat dan merencanakan program sekolah, melaksanakan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peningkatan mutu guru dalam proses pembelajaran, melalui pembinaan supervisi klinis hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari 12 orang guru yang ada pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai ; 65,50 % meningkat menjadi 72,50 % dan pada siklus 3 meningkat menjadi 83,75 % .

Dari analisis data di atas bahwa pembinaan guru oleh kepala sekolah melalui supervisi klinis efektif diterapkan dalam upaya meningkatkan capaian mutu guru, yang berarti proses pembinaan kepala sekolah lebih berhasil dan dapat meningkatkan mutu guru dalam proses pembelajaran,khususnya SDN Gedong 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, oleh karena itu diharapkan kepada para kepala sekolah dapat melaksanakan pembinaan melalui supervisi klinis secara berkelanjutan.

Berdasarkan Permen No 12 Tahun 2007 tentang kompetensi guru dan kepala sekolah, dan dapat membuat rencana kerja kerja sekolah, serta dapat mengorganisasikan sekolah kearah perubahan yang diinginkan mencapai 85 % ketercapaiannya, maka supervisi klinis tersebut dikatakan efektif.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan diskusi dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Pembinaan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan mutu guru dalam proses pembelajaran melalui supervisi klinis menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putaran ( Siklus ).
  2. Aktivitas dalam kegiatan pembinaan menunjukan bahwa guru dapat meningkatkan mutu guru dalam proses pembelajaran, dengan baik dalam setiap aspek.
  3. Peningkatan mutu guru dalam proses pembelajaran oleh kepala sekolah melalui supervisi klinis ini menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putarannya.

Aktivitas guru menunjukan bahwa kegiatan pembinaan melalui supervisi klinis bermanfaat dan dapat membantu meningkatkan mutu guru dalam proses pembelajaran, untuk lebih muda memahami konsep peran dan fungsi guru sehingga kinerja guru dapat meningkat,dengan demikian capaian mutu guru dapat ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Acheson, K. A., & Gall, M. D. (1997). Techniques in the clinical supervisionof the teachers: Preservice and inservice applications (4th ed.). White Palins, NY: Longman.

Arends Richard I. (2007). Learning to Teach. Seventh edition. New York: McGraw Hill Companies.

Bellon, J. J., & Bellon,E. C. (1982). Classroom supervision and instructional improvement : A synergetic process (2nd ed.). Dubuque, IA: Kendall/Hunt.

Blumberg, A. (1980). Supervisiors and teachers : A private cold war (2nd ed.). Berkeley , CA : McCutchan.

Cogan , M. (1937). Clinical supervision. Boston : Houghton-Mifflin.

Costa, A. L., & Garmston, R. J. (1994). Cognitive coaching: A foundation for renaissance schools. Norwood, MA: Christopher-Gordon.

Depdiknas RI,2003 Undang Undang No 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta : depdiknas

____________,2005 Undang No 14 Tentang Guru dan Dosen.Jakarta : depiknas.

Dirjen PMPTK,2007.Peraturan Menteri No 12 Tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah.Jakarta: Dirjen PMTK Depdiknas.

Dirjen PMPTK,2011.Bahan Belajar Mandiri Kelompok Kerja Kepala Sekolah.Dimensi Supervisi klinis.Jakarta : Dirjen PMTK depdiknas.

Glatthorn, A. A. (1990). Supervisory leadership: Introdution to instructional supervision. New York: HarperCollins.

Glatthorn A. A. (1984). Differentiated supervision. Alexandria, V A: Association for Supervision and Curriculum.

Glickman, C. D. (1990). Supervision of instruction: A developmet approach (2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon. Supervisi Klinis-KKPS 3

5Glickman, C. D. (1981). Developmental supervision : Altenative practices for helping teachers. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Goldhammer, R. (1969). Clinical supervision: Special methods for the supervision of teachers. New York: Hlot, Rinehart and Winston.

Harris, B. M. (1975). Supervisory behavior in education (2nded.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Pajak, E. F. (1993). Approaches to clinical supervision: Alternatives for improving instruction. Norwood, MA: Christopher-Gordon.

Pidarta, Made . 1990. Perencanaan Pendidikan Partisipatori. Jakarta : Rineka Cipta

________. 1997. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta

________, 1999. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.

Purwanto, Ngalim. M, 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Sergiovanni, T. J., & Starratt, R. J. (1998). Supervision: A re-definition (6th ed.). Boston: McGraw-Hill.

Unruh, A., & Turner, H. E. (1970). Supervision for change and innovation. Boston: Houghton-Mifflin.