Peningkatan Perhatian dan Hasil Belajar Melalui Metode Problem Basic Learning
PENINGKATAN PERHATIAN DAN HASIL BELAJAR PKN
MATERI PEMERINTAH PUSAT MELALUI METODE
PROBLEM BASIC LEARNING SISWA KELAS VI SEMESTER 2
DI SD NEGERI PENGKOK 1 KECAMATAN KEDAWUNG
KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Sutami
SD Negeri Pengkok 1 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa Kelas VI semester 2 pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat di SD Negeri Pengkok 1 melalui metode pembelajaran Problem Basic Learning tahun pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri dari 2x pertemuan dengan 4 tahapan setiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil rata-rata prosentase pada tiap-tiap indikator perhatian belajar siswa Kelas VI pada tiap siklus yaitu 1) Fokus pada pembelajaran sebesar 50,00%, 69,23%, 96,15%, 2) Rasa ingin tahu pada siswa sebesar 46,15%, 65,38%, 96,15%, 3) Mengerjakan tugas sebesar 46,15%, 61,54%, 92,31%, dan 4) Keaktifan dalam pembelajaran sebesar 42,31%, 61,54%, 92,31%. Selain itu berdasarkan hasil belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata hasil belajar PKn siswa 71,92; 80,00; 88,08 dengan prosentase 46,15%; 65,38%; 96,15%. Dan rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai perhatian dan nilai hasil belajar PKn pada tiap siklus adalah 73,46; 83,75; 92,60 dengan prosentase 50,00%; 69,23%; 100%. Perhatian dan hasil belajar siswa Kelas VI semester 2 pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat di SD Negeri Pengkok 1 melalui metode pembelajaran Problem Basic Learning tahun pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan tiap siklus dan telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu sebesar 75%.
Kata kunci: metode pembelajaran Problem Basic Learning, perhatian belajar, hasil belajar, PKn materi Pemerintah Pusat.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia melalui pembelajaran dalam bentuk aktualisasi potensi peserta didik menjadi kemampuan atau kompetensi. Kualitas pendidikan mempengaruhi penerus generasi bangsa Indonesia yang akan datang. Karena dengan pendidikanlah bangsa ini dibangun dan maju serta mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Memperbaiki kualitas pendidikan berarti memperbaiki bangsa ini. Kualitas pendidikan dapat diperbaiki dengan cara memperbaiki proses pembelajaran yang terdiri dari sarana-prasarana pendidikan, metode dan model pembelajaran. Peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi sebelum penelitian (pra siklus) siswa Kelas VI Semester 2 di SD Negeri Pengkok 1 tahun pelajaran 2017/2018 pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat diperoleh hasil nilai perhatian belajar dan hasil belajar PKn siswa yang masih rendah. Hal ini terbukti dari rata-rata prosentase pada tiap-tiap indikator perhatian belajar siswa Kelas VI yaitu 1) Fokus pada pembelajaran sebesar 50,00%, 2) Rasa ingin tahu pada siswa sebesar 46,15%, 3) Mengerjakan tugas sebesar 46,15%, dan 4) Keaktifan dalam pembelajaran sebesar 42,31%. Selain itu berdasarkan hasil belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata hasil belajar PKn siswa 71,92 dengan prosentase 46,15%. Dan rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai perhatian dan nilai hasil belajar PKn pada tiap siklus adalah 73,46 dengan prosentase 50,00%.
Dari kondisi kelas yang telah dipaparkan, dapat dilihat sebagian besar siswa Kelas VI tidak terlibat secara mental dalam proses pembelajaran berbicara. Selain itu, rendahnya perhatian belajar siswa tersebut disebabkan karena guru masih menerapkan strategi pembelajaran konvensional dalam pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan yang penulis temukan di lapangan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) “Apakah penggunaan metode pembelajaran Problem Basic Learning dapat meningkatkan perhatian belajar PKn materi Pemerintah Pusat siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri Pengkok 1 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018?†(2) “Apakah penggunaan metode pembelajaran Problem Basic Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi Pemerintah Pusat siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri Pengkok 1 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018?â€
Tujuan yang diharapkan dari penulisan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Problem Basic Learning terhadap peningkatan perhatian belajar siswa Kelas VI Semester 2 pada mata pelajaran PKn materi Pemerintah Pusat di SD Negeri Pengkok 1 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018. (2) Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Problem Basic Learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa Kelas VI Semester 2 pada mata pelajaran PKn materi Pemerintah Pusat di SD Negeri Pengkok 1 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018.
LANDASAN TEORI
Tinjauan Tentang Perhatian belajar
Menurut Sumadi Suryabrata (1989:14) mengungkapkan perhatian adalah perumusan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek, atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatuaktivitas yang dilakukan. Hal ini senada dengan Ramayulis (1994:175) bahwa perhatian adalah merupakan salah satu faktor psikologis yang dapat membantu terjadinya interaksi dalam proses belajar mengajar. Menurut Jalaludin Rahmat (2000:52) perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli melemah.
Perhatian merupakan salah satu faktor psikologis yang mempunyai sifat-sifat yang menonjol, baik dari dalam maupun dari luar individu yang dapat membantu dalam interaksi belajar mengajar. Yang berasal dari dalam adalah faktor biologis, sosial, kebiasaan, serta kemauan, sedangkan yang berasal dari luar adalah gerakan dan lingkungan. Proses timbulnya perhatian yaitu, ada rangsangan yang menonjol dari obyek, rangsangan diterima oleh indera yang kemudian dibawa masuk ke syaraf dalam otak, lalu diserap oleh persepsi kita.
Tinjauan Tentang Hasil belajar
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia dengan belajar memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani disekolah yang diwujudkan dalam bentuk report pada setiap semester.
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Menurut Slameto (2002: 2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannyaâ€. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 77) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan yang sudah diterima oleh siswaâ€.
Metode Pembelajaran Problem Basic Learning
Menurut Hamruni (2012: 107) “Strategi Problem Basic Learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiahâ€. Dalam hubungannya dengan pengertian strategi pembelajaran berbasis masalah, ada beberapa pakar pendidikan yang mencoba mendefinisikan tentang strategi pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut: â€Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran yang melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir kritis. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal†(Kamulyan, 2012: 52).
Menurut Kamulyan (2012: 53) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk menggali kemampuan awal siswa sekaligus memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Tugas, pertanyaan, kasus yang diberikan oleh guru disesuaikan dengan kompetensi, indikator, dan tujuan pembelajaran tersebut. Siswa diminta untuk mencerna inti permasalahan dalam kasus, kemudian melalui diskusi kelompok untuk menemukan solusi dan pemecahannya. Menurut Arends (2008: 43)
Hakikat Pembelajaran PKn
Mata pelajaran Pkn mempunyai keunikan tersendiri. Pendidikan kewarganegaraan dimaknai sebagai pendidikan nilai dan pendidikan politik demokrasi. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa dalam hal perancangan pembelajaran. Pendidikan Kewarganegaraan termasuk pelajaran bidang Ilmu Pengetahuan sosial yang mempelajari teori–teori serta perihal sosial yang ada disekitar lingkungan masyarakat kita. Oleh karena itu dalam pembelajaran Pkn perlu diberikan pengarahan agar terbiasa untuk mendengar ataupun menerapkan serta mencatat hal–hal yang berkaitan dengan ilmu Pkn.
Kewarganegaraan (citizenship) adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai dengan yang diamati oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas,2002:7).
“Dalam standar isi 2006 dijelaskan bahwa Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak – hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanati oleh Pancasila dan UUD 1945â€. (Depdiknas,2006:271)
Pengertian sistem pemerintahan Pusat
Pemerintah adalah perangkat negara yang berfungsi mengurus berbagai permasalahan negara. Sistem pemerintahan pusat adalah tatanan dari komponen pemerintah pusat yang dilakukan untuk menyelenggarakan pemerintahan di tingkat pusat yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan fungsi pemerintah. UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah Sistem Pemerintahan Presidensial adalah sistem pemerintahan yang dikepalai oleh seorang presiden. Presiden dipilih secara langsung mulai Pemilu 2004 Sistem demokrasi yang dianut bangsa Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan melibatkan 3 lembaga yaitu: (1) Lembaga Legislatif, (2) Lembaga Eksekutif, dan (3) Lembaga Yudikatif.
Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering diinformasikan dalam bentuk anggapan dasar. Menurut Arikunto (2010: 104), anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas. Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering diinformasikan dalam bentuk anggapan dasar. Menurut Arikunto (2010: 104), anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (Suharsimi Arikunto, 2002: 165). Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Dengan metode pembelajaran Problem Basic Learning dapat meningkatkan perhatian belajar pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat siswa Kelas VI Semester 2 di SD Negeri Pengkok 1 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Dengan metode pembelajaran Problem Basic Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat siswa Kelas VI Semester 2 di SD Negeri Pengkok 1 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pengkok 1 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Pengkok 1 Tahun 2017/2018 selama ± 5 bulan yaitu pada 08 Januari 2018 sampai 31 Mei 2018. Subjek penelitian dibagi menjadi dua, sebagai berikut: subjek pelaku tindakan yaitu guru sebagai peneliti dan subjek penerima tindakan adalah siswa Kelas VI Semester 2 di SD Negeri Pengkok 1 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah 26 siswa yang terdiri 10 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut Rubiyanto (2011: 47) penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif (kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang yang diamati) dan digunakan untuk meneliti kondisi alamiah. Penelitian kualitatif ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rubiyanto (2011: 97) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk pencermatan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas untuk meningkatkan suatu hal di mana guru telah menentukan fokus permasalahan, tindakan yang harus dilakukan, dan menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan tersebut.
Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data berupa perhatian belajar dan hasil belajar PKn materi Pemerintah Pusat. Dalam penelitian ini peneliti langsung terjun ke lapangan sebagai instrument untuk melakukan observasi, tes, dan dokumentasi.
2. Sumber Data
Menurut Arikunto (2010: 172) sumber data dalam penelitian adalah “subyek dari mana data diperolehâ€. Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: sumber primer dan sumber sekunder.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, alat pengumpulan data akan menentuka kualitas penelitian. Agar memperoleh data yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, maka penelitian ini menggunakan teknik untuk mengumpulkan data yaitu observasi, dokumentasi, lembar kerja dan tes.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Butir soal, digunakan sebagai instrumen pengakuan hasil belajar siswa Kelas VI Semester 2 pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat melalui tes pada tiap akhir siklus pembelajaran.
2. Lembar pedoman observasi, digunakan untuk mengamati jalannya kegiatan pembelajaran.
3. Lembar unjuk kerja, digunakan untuk menilai perhatian belajar dan hasil belajar siswa ketika dalam pembelajaran.
Validitas Data
Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan Triangulasi. Moleong (2012:330) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Sedangkan Sukardi (2006:106) mengemukakan bahwa triangulasi dapat diartikan sebagai kombinasi beberapa metode atau sumber data dalam sebuah studi tunggal. Untuk menjadikan data yang akurat dan tepat maka dalam penelitian ini digunakan triangulasi: (1) Triangulasi Sumber, (2) Triangulasi Teknik.
Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection), begitu seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (indikator keberhasilan).
Indikator Keberhasilan
1. Indikator Keberhasilan Hasil belajar
Hasil belajar PKn materi Pemerintah Pusat siswa Kelas VI Semester 2 mencapai ketuntasan mencapai nilai ketuntasan sesuai KKM yaitu ≥ 75. Dengan jumlah siswa yang tuntas harus ≥ 75%.
2. Indikator Keberhasilan Perhatian belajar
Penelitian ini akan diakhiri setelah 75% siswa telah mengalami peningkatan perhatian belajar PKn yang berdampak pada peningkatan nilai atau hasil belajar PKn siswa Kelas VI Semester 2 di dalam kelas. Dengan mencapai nilai ketuntasan sesuai KKM yaitu ≥ 75.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pada kondisi awal sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada hari Senin, 22 Januari 2018, perhatian belajar dan hasil belajar PKn pada siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri Pengkok 1 masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari beberapa indikator yaitu:
1. Masih terdapat permasalahan yang ditemui pada diri siswa, antara lain: Siswa menunjukkan sikap jenuh dan bosan saat pembelajaran berlangsung, ditunjukkan dengan siswa mengobrol sendiri dan mengganggu temannya, masih ragu-ragu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, tidak berani tampil di depan kelas dan kurang antusias saat merespon tindakan guru.
2. Hal ini terbukti dari rata-rata prosentase pada tiap-tiap indikator perhatian belajar siswa Kelas VI yaitu 1) Fokus pada pembelajaran sebesar 50,00%, 2) Rasa ingin tahu pada siswa sebesar 46,15%, 3) Mengerjakan tugas sebesar 46,15%, dan 4) Keaktifan dalam pembelajaran sebesar 42,31%.
3. Selain itu berdasarkan hasil belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata hasil belajar PKn siswa 71,92 dengan prosentase 46,15%. Dan rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai perhatian dan nilai hasil belajar PKn pada tiap siklus adalah 73,46 dengan prosentase 50,00%. Rendahnya perhatian belajar dan hasil belajar PKn pada siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri Pengkok 1 Tahun Pelajaran 2017/2018.
Deskripsi Hail Siklus I
Kegiatan observasi Siklus I dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi digunakan untuk memperoleh data kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya. Berdasarkan pedoman observasi, kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:
Pada siklus I ini banyak siswa yang masih kaku dan malu untuk berbicara dalam presentasi. Selain itu, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan masih banyak yang kurang. Tidak sedikit juga siswa yang jawabannya tidak sesuai yang ditanyakan. Namun pada siklus I ini terlihat lebih ada peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan. Pada akhir siklus dilaksanakan evaluasi secara individu untuk mengetahui hasil belajar siswa. Banyak siswa yang masih bekerjasama dalam mengerjakan soal evaluasi yang.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat yang dilaksanakan dengan menerapkan metode pembelajaran Problem Basic Learning pada siklus I dapat ditarik kesimpulan meskipun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi presentasi, tetapi perhatian belajar dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan sampai pada tindakan siklus I.
Deskripsi Hasil Siklus II
Berdasarkan pengamatan/observasi pada siklus II, kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah banyak peningkatan dibandingkan siklus I, dan hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada siklus II ini sudah banyak siswa yang mengalami peningkatan perhatian belajar dan hasil belajar. Banyak siswa yang sudah tidak malu ataupun kaku dalam menanyakan materi, bertanya hal-hal yang belum jelas, mengerjakan tugas dengan baik, dalam berbicara menyampaikan pendapat ketepatan, kelancaran, dan kenyaringan berbicara sudah semakin meningkat, dan melaksanakan kerjasama kelompok dengan baik. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga membuat kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan dan mengasyikkan. Selain itu juga terjadi hubungan lebih baik antar siswa, mereka lebih menghargai temannya dan membantu dalam melaksanakan tugas kelompok.
Pada akhir siklus dilaksanakan evaluasi secara individu untuk mengetahui hasil belajar pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat. Banyak siswa yang sudah percaya diri dan mandiri dalam mengerjakan soal evaluasi, tidak bekerjasama dengan temannya lagi. Sehingga hasil belajar siswa juga meningkat dari siklus sebelumnya.
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II diketahui bahwa tindakan yang dilakukan peneliti berupa penerapan metode pembelajaran Problem Basic Learning dapat meningkatkan perhatian belajar dan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat Kelas VI Semester 2. Peningkatan perhatian belajar siswa tersebut telah mencapai mencapai indikator yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi kolaborasi dengan rekan guru lain diperoleh beberapa hasil refleksi antara lain:
1. Guru dapat menerapkan metode pembelajaran Problem Basic Learning secara optimal, sehingga perhatian belajar siswa meningkat.
2. Guru telah mampu menyampaikan materi ajar dengan baik sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
3. Guru mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
4. Keseluruhan siswa merasa senang dalam proses pembelajaran sehingga suasana pembelajaran efektif dan menarik perhatian siswa dalam pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat.
5. Siswa telah melaksanakan tugasnya dengan baik selama proses pembelajaran.
6. Perhatian belajar siswa dan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat mengalami peningkatan yang signifikan.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan Siklus I
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dideskripsikan bahwa ada peningkatan perhatian belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI Semester 2 pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat di SD Negeri Pengkok 1 tahun pelajaran 2017/2018 dari pra siklus ke siklus I. Dari hasil analisis dan hasil observasi siklus I diperoleh hasil penilaian tiap indikator perhatian belajar siswa pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat yang dilakukan siklus I diketahui 1) Fokus pada pembelajaran sebesar 69,23%, 2) Rasa ingin tahu pada siswa sebesar 65,38%, 3) Mengerjakan tugas sebesar 61,54%, dan 4) Keaktifan dalam pembelajaran sebesar 61,54%. Selain itu berdasarkan hasil belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata hasil belajar PKn siswa 80,00 dengan prosentase 65,38%.
Rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai perhatian belajar dan nilai hasil belajar PKn pada tiap siklus adalah 83,75 dengan prosentase 69,23%. Dan terjadi peningkatan perhatian belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat dari pra siklus ke siklus I.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan Siklus II
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dideskripsikan bahwa ada peningkatan perhatian belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI Semester 2 pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat di SD Negeri Pengkok 1 tahun pelajaran 2017/2018 dari siklus I ke siklus II. Dari hasil analisis dan hasil observasi siklus II diperoleh hasil penilaian tiap indikator perhatian belajar siswa pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat yang dilakukan siklus II diketahui 1) Fokus pada pembelajaran sebesar 96,15%, 2) Rasa ingin tahu pada siswa sebesar 96,15%, 3) Mengerjakan tugas sebesar 92,31%, dan 4) Keaktifan dalam pembelajaran sebesar 92,31%. Selain itu berdasarkan hasil belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata hasil belajar PKn siswa 88,08 dengan prosentase 96,15%.
Dan rata-rata nilai akhir pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat yang diperoleh dari rata-rata nilai perhatian belajar dan nilai hasil belajar pada kegiatan siklus II adalah 92,60 dengan prosentase 100%. Dan terjadi peningkatan perhatian belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI Semester 2 pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat dari siklus I ke siklus II.
Berdasarkan data pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat diketahui bahwa setiap siklus mengalami peningkatan. Dan dari data akhir yang diperoleh dari siklus II prosentase perhatian belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat di SD Negeri Pengkok 1 adalah 100% sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu sebesar 75%.
Dari data yang diperoleh dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan perhatian belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI Semester 2 pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat di SD Negeri Pengkok 1 pada tahun 2017/2018. Hal ini dikarenakan penggunaan metode pembelajaran Problem Basic Learning pada siswa Kelas VI Semester 2 dan ternyata perhatian belajar dan hasil belajar siswa meningkat. Sehingga siswa lebih memahami pembelajaran dan pengetahuan siswa menjadi lebih luas dan terarah.
Dengan penerapan metode pembelajaran Problem Basic Learning, pengetahuan itu diperoleh anak bukan dari informasi yang diberikan oleh orang lain temasuk guru, akan tetapi dari proses penemukan dan mengontruksinya sendiri, maka guru harus menghindari mengajar sebagai proses penyampaian informasi.
PENUTUP
Simpulan
Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan pendekatan metode pembelajaran Problem Basic Learning dapat meningkatkan perhatian belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI Semester 2 pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat di SD Negeri Pengkok 1 tahun pelajaran 2017/2018. Peningkatan terjadi untuk masing-masing indikator perhatian belajar dan untuk nilai hasil belajar PKn materi Pemerintah Pusat.
2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata perhatian belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat dari rata-rata nilai dasar 73,46 naik menjadi 83,75 pada siklus I dan 92,60 pada siklus II. Dilihat dari rata-rata kenaikan pada setiap siklus maka dapat dikatakan bahwa prosentase peningkatan dari pra siklus 50,00% naik menjadi 69,23% pada siklus I, dan naik menjadi 100% pada siklus II.
3. Dengan demikian melalui metode pembelajaran Problem Basic Learning maka perhatian belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI pada pembelajaran PKn materi Pemerintah Pusat Semester 2 di SDN Pengkok 1 tahun pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian Kelas VI Semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 di SD Negeri Pengkok 1 yang telah dilaksanakan dalam peningkatan perhatian belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI Semester 2 melalui pendekatan metode pembelajaran Problem Basic Learning, maka diajukan sejumlah saran sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah perlu mengikutsertakan guru dalam program-program pelatihan yang lebih spesifik dengan mengacu pada kompetensi-kompetensi guru yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan guru dan perkembangan dalam strategi dan metode pembelajaran.
2. Bagi guru
a. Guru hendaknya mampu memilih metode mengajar yang tepat dan menarik agar proses pembelajaran dikelas dapat berlangsung secara efektif dan efisien dan menyenangkan salah satunya adalah pendekatan metode pembelajaran Problem Basic Learning.
b. Sebelum menjelaskan materi hendaknya guru memberikan perhatian belajar, memberitahukan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan serta dalam menjelaskan materi hendaknya guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
3. Bagi Peneliti Berikutnya
Mengingat dalam penelitian tindakan Kelas VI ini masih banyak kekurangan maka kepada peneliti berikutnya sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut lagi dengan materi dan metode yang tertentu guna mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach (Belajar Untuk Mengajar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Depdiknas. 2006. Kooperatif Learning dan Contextual Learning dalam Pembelajaran di SD.Jakarta.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: InsanMadani.
Jalaludin, Rahmat. 2000. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Penerbit: PT Rosda Karya Bandung
Kamulyan, S. Mulyadi, dkk. 2012. Model-Model Pembelajaran Inovatif Di Sekolah Dasar. Surakarta: FKIP UMS.
Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Rosda Karya.