PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn

MATERI ORGANISASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH

MELALUI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER

PADA SISWA KELAS 5 SDN KADIPIRO 2 KECAMATAN SAMBIREJO

SEMESTER II TAHUN 2017/2018

 

Dwi Setiti

SDN Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan (1) Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas 5 SDN Kadipiro 2, Sambirejo Sragen semester II tahun 2017/2018 melalui penerapan Numbered Head Together (NHT); (2) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Kadipiro 2, Sambirejo Sragen semester II tahun 2017/2018 melalui penerapan Numbered Head Together (NHT). Penelitian ini terdiri atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Kadipiro 2 semester II tahun 2017/2018 melalui penerapan metode Numbered Head Together (NHT)

Kata Kunci: Motivasi Belajar, Hasil belajar PKn, Motivasi, Metode Numbered Head Together.

 

PENDAHULUAN

Tujuan dari mata pelajaran ini adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti korupsi, (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, dan (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (BadanStandarNasionalPendidikan. 2006: 21.22).

Keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar sangat ditentukan berbagai komponen. Salah satunya adalah bagaimana guru memilih metode dan pendekatan pembelajaran yang disajikan dihadapan siswa agar lebih mudah dipahami dan menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka mampu mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya.

Metode Numbered Head Together (NHT) adalah salah dari bagian model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa (La Iru dan La Ode Safiun Arihi, 2002:59)

Keberhasilan pembelajaran para siswa dapat dilihat dari penguasaan materi dan dapat dilihat nilai yang diperoleh siswa. Hal ini terlihat dari pembelajaran PKn materi organisasi di lingkungan sekolah pada siswa kelas 5 SDN Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen dari hasil ulangan harian tingkat penguasaan materi sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari perolehan data bahwa dari 27 siswa hanya 13 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas (sesuai KKM) atau 48,2% tingkat ketuntasan klasikal sehingga masih terdapat 14 siswa atau 51,8% yang belum tuntas. Hal ini masih menunjukkan proses pembelajaran yang kurang berhasil.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalahnya sebagai berikut: (1) Apakah penerapan metode Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas 5 SDN Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo kabupaten Sragen semester II Tahun 2017/2018? (2) Apakah penerapan metode Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas 5 SDN Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo kabupaten Sragen semester II Tahun 2017/2018? (3) Bagaimanaankah pelaksanaan metode Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas 5 SDN Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo kabupaten Sragen semester II Tahun 2017/2018?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan motivasi belajar PKn materi organisasi di lingkungan sekolah pada siswa kelas 5 semester 2 SD Negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018. (2) Untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi di lingkungan sekolah pada siswa kelas 5 semester 2 SD Negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018. (3) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn materi organisasi di lingkungan sekolah bagi siswa kelas 5 semester 2 SD Negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018.

KAJIAN PUSTAKA

Hakekat Motivasi Belajar

Sedangkan Imam Badawi dikutip makmuroh (2009:20) mengartikan motivasi adalah tingkah laku atau tindakan yang bersifat lahiriyah seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan yang hendak dicapai dan juga dikatakan motivasi adalah faktor psikis ysng bersifat non intelektual dan peranannya untuk menumbuhkan gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar. Makmuroh dalam (Sardiman, 2009: 20).

Menurut WS. Winkel dalam Makmuroh (2009:20) mengartikan Motivasi adalah daya penggerak tindakan dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dei tercapainya tujuan demi encaPaitujuan. Sedangkan motivasi dapat diartikan sebagai pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu (Morgan ibid, 2009:20)

Dari uraian di atas motivasi adalah dorongan atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Motivasi belajar berasal dari kata: “Motivasi” dan “belajar”. Motivasi diartikan sebagai pendorong atau penarik. Ibid dalam Sardiman (2009:21).

Belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. (Chaplin ibid, 2009:21). Jadi motivasi belajar berarti pendorong atau penarik sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Morgan (2009:21) Worel dan stil will ibid(1991) dalam Tuti sukamto(1996:42) yang dikutip suyamto(2009:21) mengatakan motivasi belajar merupakan dorongan internal ke tingkah laku membawanya ke arah manapun dan penguasaan. Sedangkan Judeth H.Jaynes (2009:22) mengatakan dalam arti luas Motivasi belajar adalah suatu nilai dan sutu dorongan untuk belajar. Lain halnya Sardiman(2005:41) Motivasi belajar adalah keinginan atau dorongan untuk belajar seseorang akan berhasil dala belajar akalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut motivasi belajar.

Menurut Makmuroh dalam Sardiman AM (2009:22) mengatakan bahwa adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dalam arti bahwa adanya motivasi, maka seorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang baik.Jadi intensitas motivasi seorang akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD

Dalam Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 dikemukakan bahwa “Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”, sedangkan tujuannya, digariskan dengan tegas, “adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1.     Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2.     Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi.

3.     Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4.     Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Penilaian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.

Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.

Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004: 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: Keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengarahan, sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004: 22).

Dari uraian-uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah ia menerima suatu pengetahuan yang berupa angka (nilai). Jadi aktivitas siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya aktivitas siswa maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil belajar yang dicapai siswa rendah.

Metode Numbered Head Together (NHT)

Metode Numbered Head Together (NHT) adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif structural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa (La Ira dan La Ode Safiun Arihi, 2002: 59). Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen (dalam Ibrahim, 2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap sumber struktur kelas tradisional. Pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk meliabatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran.

Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran PKn menempati kedudukan yang penting dalam upaya pembentukan karakter bangsa melalui pembentukan perilaku PKn pada siswa. Kenyataan pelaksanaan pembelajaran PKn yang telah berlangsung hingga saat ini belum memberikan penekanan ke arah pembentukan perilaku pada siswa karena diperlukan perubahan paradigma pembelajaran PKn.

Rendahnya hasil belajar PKn disebabkan rendahnya motivasi siswa untuk belajar PKn karena siswa menganggap pelajaran PKn kurang penting, mudah, dan sangat membosankan akibat dari pembelajaran yang berpusat pada guru. Jadi permasalahan yang mendasar adalah terletak pada metode pembelajaran PKn, sedangkan metode pembelajaran sendiri merupakan komponen strategis dalam sistem pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu alternatif terhadap permasalahan yang ada adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together. Pendekatan Numbered Head Together berarti dalam pembelajaran mulai dari awal sampai akhir selalu diwarnai oleh aktivitas siswa melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan oleh guru. Dengan menggunakan Numbered Head Together diharapkan kualitas pembelajaran PKn akan meningkat.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Melalui metode Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatan kualitas dan prestasi belajar PKn materi memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi pada siswa kelas IV SD Negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018 Semester II”

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah semua siswa kelas 5 semester 2 SD Negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen, yang berjumlah 13 siswa terdiri dari siswa laki-laki 9 orang dan perempuan 4 orang. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui progam perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SD Negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas, ini dilakukan 5 bulan, mulai bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Mei 2018 terdiri atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Prosedur kerja dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang minimal terdiri atas 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri atas dua kali pertemuan meliputi: perencanaan, tindakan, dijelaskan dengan observasi dan refleksi. Prosedur kerja tersebut secara garis besar dapat deskripsi umum penelitian tindakan kelas.

Teknik Analisis Data Instrumen

Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan dokumentasi, dan observasi, serta metode tes, maka instrumen tes tertulis yang diberikan kepada siswa berupa tes formatif berjumlah 10 soal dengan kriteria penilaian yaitu setiap jawaban yang benar diberikan skor 10, dan setiap jawaban yang salah diberikan skor 0. Adapun nilai akhir adalah jumlah skor perolehan dikalikan 10, dengan demikian dapat diketahui nilai masing-masing siswa.

Teknik Pengukuran Pencapaian Penelitian

Indikator pencapaian keberhasilan penelitian penggunaan metode Numbered Head Together (NHT) dalam meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi di lingkungan sekolah pada siswa kelas V SD Negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen, adalah jika:

1.     Ketuntasan belajar secara individual, jika siswa sudah memperoleh nilai > 70 (lebih dari atau sama dengan tujuh puluh), sehingga siswa yang memperoleh nilai < 70 (kurang dari tujuh puluh) maka belum tuntas belajarnya.

2.     Ketuntasan belajar secara klasikal, jika lebih dari 80% siswa sudah tuntas belajarnya.

3.     Observasi aktivitas belajar, jika lebih dari 80% siswa telah baik aktivitas belajarnya/kinerjanya dalam belajar di kelas.

 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Berdasarkan pengamatan, motivasi siswa dalam pembelajaran masih rendah. Hal ini salah satu penyebabnya adalah guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Hal ini dapat dilihat hasil pengamatan awal motivasi siswa sebagai berikut: dari 13 siswa di kelas 5 SDN Kadipiro 2, yang motivasinya rendah ada 5siswa, yang motivasinya sedang ada 8 siswa. Hal ini perlu tindakan untuk meningkatkannya.

Sementara itu, hasil belajar pada pra siklus adalah sebagai berikut: Nilai tertinggi 73, nilai terendah 60, nilai rata-rata 67,53 dengan KKM 70. Siswa yang tuntas 5 siswa (31,25%), belum tuntas 8 siswa (68,75%).

Deskripsi Hasil Siklus I

Pengamatan terhadap hasil belajar berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes formatif pada akhir Siklus I dan pengamatan terhadap aktivitas siswa diperoleh dari hasil pengamatan selama kegiatan Siklus I. Pengamatan terhadap aktivitas siswa diperoleh menggunakan lembar observasi yang diisi oleh peneliti dan teman sejawat.

Hasil observasi pada siklus I terhadap motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut: Siswa yang motivasi belajarnya rendah masih ada 4 siswa (30,76%), yang motivasi belajarnya sedang ada 9 siswa (69,23%).

Observasi mengenai hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada laporan berikut ini: nilai tertinggi 78, nilai terendah 65 dengan nilai rata-rata 72,61. Siswa yang tuntas belajar sebanyak 8 siswa (61,53%).

Berdasarkan analisis yang digambarkan dalam bentuk grafik di atas terlihat jelas perbandingannya bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 41 – 50 sebanyak 0 siswa, nilai 51 – 60 sebanyak 0 siswa, nilai 61 – 70 sebanyak 6 sisw, nilai 71 – 80 sebanyak 8 siswa, nilai 81 – 90 sebanyak 0 siswa, dan nilai 91 – 100 sebanyak 0 siswa dengan nilai rata-rata 72,61.

Kegiatan observasi Siklus I pertemuan kedua pada siswa kelas V SD Negeri Kadipiro 2 Sambirejo Sragen dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut, diperoleh hasil mengenai motivasi belajar yang dimiliki siswa kelas V SD Negeri Kadipiro 2, yaitu sebagai berikut: motivasi belajar siswa, yang rendah tinggal 3 siswa, sedang 10 siswa.

Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan I adalah sebagai berikut: nilai tertinggi 88, nilai terendah 68 dengan nilai rata-rata 77,61. Siswa yang tuntas ada 9 siswa, belum tuntas 4 siswa.

Pembahasan Siklus II

Kegiatan observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Observer, yaitu peneliti dan teman sejawat. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui secara detail motivasi siswa, peran siswa dalam memahami materi organisasi di lingkungan sekolah, peran guru dalam pembelajaran, serta kecepatan dan ketepatan siswa dalam memahami materi tersebut.

Apabila data motivasi belajar siswa kelas V pada siklus II pertemuan pertama ditampilkan dalam bentuk diagram, maka motivasi belajar yang dimiliki siswa kelas V SD Negeri Kadipiro 2 Sambirejo Sragen pada siklus ke II pertemuan pertama akan tampak seperti pada gambar sebagai berikut: siswa yang motivasi belajarnya rendah tinggal 1 orang (7,69%), sedang 7 siswa (53,84%) dan tinggi ada 5 siswa (38,45%).

Observasi mengenai hasil belajar siswa dapat dilihat pada laporan berikut ini: Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan I, nilai rata-rata kelas V yaitu 73,76 siswa yang sudah mencapai KKM berjumlah 11 orang, siswa dan yang belum mencapai KKM berjumlah 2 orang siswa.

Kegiatan observasi Siklus II pertemuan kedua pada siswa kelas V SD Negeri Kadipiro 2 Sambirejo Sragen dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut, diperoleh hasil mengenai motivasi belajar yang dimiliki siswa kelas V SD Negeri Kadipiro 2 Sambirejo Sragen, yaitu sebagai berikut: sudah tidak ada siswa yang motivasinya rendah. Siswa yang motivasinya sedang sebanyak 4 siswa, tinggi 9 siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan motivasi belajar siswa kelas V, Siklus II pertemuan kedua mengalami peningkatan dari pertemuan pertama. Hasil Siklus II pertemuan kedua dapat diketahui bahwa dari 13 siswa, siswa yang memiliki motivasi belajar sedang berjumlah 4 siswa (30,76%), tinggi berjumlah 9 siswa (69,23%), dan sangat tinggi berjumlah 0 siswa (0%), dengan rincian pencapaian indikator motivasi belajar sebagai berikut: Pertama, mempunyai hasrat dan keinginan berhasil berjumlah 12 siswa (92,30%). Kedua, mempunyai dorongan dan kebutuhan dalam belajar berjumlah 12 siswa (92,30%). Ketiga, mempunyai penghargaan dalam belajar berjumlah 9 siswa (69,23%). Keempat, kegiatan yang menarik dalam belajar berjumlah 11 siswa (84,61%). Kelima, adanya lingkungan belajar yang kondusif berjumlah 11 siswa (84,61%).

Daftar Nilai Siswa Siklus II Pertemuan II adalah sebagai berikut: nilai tertinggi 88, nilai terendah 68. Siswa yang tuntas belajar 12 siswa, belum tuntas 1 siswa. Berdasarkan hasil pengamatan,dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan II, nilai rata-rata kelas V yaitu 89,92 siswa yang sudah mencapai KKM berjumlah 11 orang siswa dan yang belum mencapai KKM berjumlah 1 orang siswa.

Refleksi

Setelah dilakukannya pengamatan atau observasi selama pelaksanaan Siklus II, peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengamatan mengenai motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Kadipiro 2 Sambirejo Sragen yang telah diperoleh pada proses pembelajaran Siklus II berlangsung. Dari hasil analisis yang telah dilaksanakan peneliti tersebut terdapat perbedaan yang sangat jelas.

Pertemuan I

Setelah diadakan tindakan pembelajaran pada siklus II pertemuan I diperoleh data bahwa terdapat peningkatan dari sebelum dilaksanakan tindakan dengan sesudah dilakukan tindakan pada aspek motivasi yaitu siswa yang mempunyai hasrat dan keinginan berhasil dari 34,28% menjadi 92,30%, siswa yang mempunyai dorongan dan kebutuhan dalam belajar dari 42,85% menjadi 92,30%, siswa yang mempunyai kegiatan yang menarik dalam belajar meningkat dari 34,28% menjadi 69,23%, siswa yang tertarik dalam kegiatan belajar dari 43,75% menjadi 84,61%, siswa yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif meningkat dari 42,75% menjadi,84,61%. Hal ini membuktikan bahwa motivasi belajar siswa meningkat setelah dilakukan tindakan siklus II pertemuan I.

Hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan I sudah mencapai ketuntasan hasil belajar yang diharapkan, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar juga sudah mencapai 80%.

Dalam kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan I masih terdapat kekurangan yang harus dibenahi. Kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran yaitu:

1.     Penggunaan Strategi Course Review Horay sudah berjalan baik tetapi belum maksimal.

2.     Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan guru.

3.     Pada saat berdiskusi guru masih terfokus pada kelompok yang didepan.

Berdasarkan pada hasil analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan I, ada beberapa kekurangan yang dikemukakan diatas. Maka dari itu perlu dilakukan perbaikan dengan memecahkan masalah yang ada dan mencari jalan keluar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih optimal. Dari uraian di atas maka diadakan beberapa perubahan dalam perencanaan tindakan kelas demi mencapai hasil yang diharapkan. Perubahan – perubahan yang akan dilakukan, sebagai berikut:

1.     Guru menggunakan reward untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2.     Siswa diberi penjelasan terlebih dahulu tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan pada pembelajaran yang menerapkan strategi Course Review Horay.

Dari hasil refleksi di atas, maka langkah selanjutnya yaitu melaksanakan ketahap selanjutnya yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Pertemuan II

Setelah dilakukannya pengamatan atau observasi selama pelaksanaan Siklus II pertemuan II, peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengamatan mengenai motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Kadipiro 2 Sambirejo Sragen yang telah diperoleh pada proses pembelajaran.

Adapun hasil refleksi penelitian Siklus II tersebut adalah sebagai berikut:

Tindak Mengajar

1.     Guru mampu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.

2.     Semua peserta didik dapat terlibat dalam proses pembelajaran.

3.     Guru mampu memotivasi peserta didik.

4.     Guru sudah menjelaskan langkah-langkah metode pembelajaran yang digunakan secara rinci.

Tindak Belajar

1.     Siswa sudah mulai terbiasa terhadap pembelajaran dengan menerapkan strategi Course Review Horay.

2.     Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa lebih bisa memusatkan perhatian dan konsentrasinya.

3.     Siswa lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

4.     Semua siswa yang sudah memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru.

5.     Siswa lebih percaya diri dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

Hasil Siklus II pertemuan kedua dapat diketahui bahwa pencapaian indikator motivasi belajar sebagai berikut: Pertama, mempunyai hasrat dan keinginan berhasil berjumlah 4 siswa (30,76%). Kedua, mempunyai dorongan dan kebutuhan dalam belajar berjumlah 8 siswa (61,53%). Ketiga, mempunyai penghargaan dalam belajar berjumlah 3 siswa (23,07%). Keempat, kegiatan yang menarik dalam belajar berjumlah 5 siswa (38,46%). Kelima, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif berjumlah 8 siswa (30,76%).

Jadi siswa kelas V semester II pada materi organisasi di lingkungan sekolah dengan metode Numbered Head Together (NHT) yang digunakan pada Siklus II tuntas belajar dengan persentase 92,30%. Data ketuntasan belajar siswa pada tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

Simpulan

Dari hasil analisis tes formatif yang dilaksanakan pada bab dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi organisasi di lingkungan sekolah siswa kelas 5 semester 2 SDN Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini dapat ditunjukkan dari masing-masing siklus mengalami kenaikan yang signifikan.

Pra siklus nilai rata-rata 63,1. Dari 13 siswa ketuntasan yang dicapai hanya 32,47% yaitu 5 siswa, sedangkan yang belum tuntas mencapai 67,53 yaitu 8 siswa. Siklus I nilai rata-rata 72,61 Nilai tertinggi dicapai siswa 78 terendah adalah 65, dari 13 siswa ketuntasan yang dicapai 84,6% yaitu 11 siswa. Ini berarti hasil belajar PKn siswa kelas 5 SDN Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen dalam katagori cukup. Siklus II nilai rata-rata 78,8. dari 13 siswa ketuntasan yang dicapai 92,30% yaitu 12 siswa. Ini berarti hasil belajar mata pelajaran PKn siswa kelas 5 SDN Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen dalam katagori sangat baik.

Saran dan Tindak Lanjut

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan uraian penutup PTK ini, antara lain:

 

 

Bagi sekolah

Hendaknya meningkatkan dan mendayagunakan metode numbered had together (NHT) sebagai salah satu metode belajar yang perlu diberdayakan di sekolah karena dari hasil penelitian dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen.

Bagi Guru

Guru hendaknya menerapkan metode Numbered Head Together (NHT) atau metode-metode lainnya dalam pembelajaran karena akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Bagi Siswa

Siswa hendaknya aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan metode Numbered Head Together (NHT) yang diberikan oleh guru sehingga pembelajaran PKn akan meningkat.

Tindak Lanjut

1.     Laporan PTK ini akan menjadi acuan proses perbaikan pembelajaran dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

2.     Menyampaikan laporan ini kepada forum Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk dapat dijadikan masukan serta bahan diskusi di setiap gugus sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan, (2006). Standar Isi. Jakarta: BSNP

Multiono, A; Zainu, Asmani. (2003). Tes dan Asesmendi SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Suciati dkk. (2002). Teori Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardani, IGAK, & Kuswaya Wihardit. (2013), Penelitian Tindakan Kelas, Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Wardhani, IGAK, dkk. (2013). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Winataputra, Udin S. (2011). Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hamdayana, Jumanta. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.