PENINGKATAN PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA

MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAGI SISWA TK DHARMA WANITA 2 POJOK SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Sri Suhartini

TK Dharma Wanita 2 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan sosial siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar bagi siswa TK Dharma Wanita 2 Pojok Semester II tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan masing-masing siklus terdapat perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sumber data adalah siswa TK B di TK Dharma Wanita 2 Pojok Kabupaten Grobogan. Hasil penelitian menunjukkan, dengan strategi pembelajaran kooperatif menggunakan teknik bertukar pasangan dan teknik mencari pasangan dapat meningkatkan perkembangan sosial siswa di kelompok A TK Dharma Wanita 2 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Peningkatan kemampuan sosial tersebut ditandai dengan: (1) anak mampu bermain bersama teman dan mengerjakan tugas secara berkelompok; (2) anak mau bergantian dan antri dalam melaksanakan tugas; (3) anak mau mengikuti perintah dan petunjuk selama kegiatan berlangsung; (4) adanya komunikasi antar anak dan kemauan anak untuk mengajak temannya bermain.

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif, Memanfaatkan Lingkungan, Perkembangan Sosial.

 

PENDAHULUAN

Secara umum di Indonesia perkembangan anak TK tengah mendapatkan perhatian serius terutama dari pemerintah, karena disadari benar bahwa merekalah yang akan menjadi penerus generasi yang ada sekarang. Untuk mewujudkan generasi penerus yang tangguh dan mampu berkompetisi diperlukan upaya pengembangan anak yang sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya. Sebagaimana yang tertuang dalam hasil konferensi Jenewa tahun 1979 (Yudha, Saputra, dan Rudyanto, 2005: 3) bahwa aspek- aspek yang perlu dikembangkan pada anak TK, yaitu: motorik, bahasa, kognitif, emosi, sosial, moral dan kepribadian. Agar semua aspek ini dapat berkembang dengan baik, maka diperlukan strategi pembelajaran khusus untuk anak.

Untuk menunjang peningkatan perkembangan sosial anak perlu adanya media yang nyata. Berdasarkan hal tersebut pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan mutlak diperlukan untuk memberikan informasi dan merupakan modal besar untuk dapat dimanfaatkan dengan seoptimal mungkin. Ruang kelas bukan lagi menjadi satu-satunya pusat kegiatan belajar mengajar.

Hasil observasi awal menunjukkan masih rendahnya perkembangan sosial siswa pada saat proses pembelajaran yang berlangsung di TK Dharma Wanita 2 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Pada saat kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat kegiatan yang membutuhkan kerja sama hanya beberapa anak yang aktif bekerja sama melaksanakan tugas tersebut. Banyak anak yang terlihat diam dan bermain sendiri, bahkan pada saat ditanya “kenapa kalian tidak ikut bergabung dan mengerjakan tugas bersama?”. Mereka menjawab nggak mau, ada yang menggelengkan kepala, bahkan ada yang hanya diam saja. Hal ini menunjukkan adanya kurang keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak 2009 pada aspek perkembangan sosial emosional dan kemandirian pada indikator nomor 1 yang berbunyi “bersedia bermain dengan teman sebaya dan orang dewasa”, indikator nomor 2 yang berbunyi “mengajak teman untuk bermain dan belajar”, indikator nomor 3 yang berbunyi “ bekerja sama dalam menyelesaikan tugas”.

Dari pokok permasalahan yang diuraikan di atas, dapat didefinisikan penyebab timbulnya masalah yang ada. Timbulnya masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, pembelajaran yang dilakukan lebih banyak kegiatan di dalam kelas, kurang bervariasi dan kurang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar sehingga pembelajaran kurang menarik minat siswa, selain itu interaksi di dalam kelas belum optimal, kerjasama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain kurang, serta siswa kurang saling membantu dan lebih nampak sikap individualisme.

Dengan melihat paparan di atas, maka dilakukan penelitian di TK Dharma Wanita 2 Pojok dengan judul “ Peningkatan Perkembangan Sosial Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar bagi Siswa TK Dharma Wanita 2 Pojok Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah melalui strategi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan Perkembangan sosial bagi siswa TK Dharma Wanita 2 Pojok Semester II Tahun 2016/2017?”

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan perkembangan sosial siswa di TK Dharma Wanita 2 Pojok Semester II Tahun 2016/2017.

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

Pengertian Pembelajaran

Menurut Martini Jamaris (2006: 125) pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mencakup kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja yang dilakukan oleh guru. Kegiatan pembelajaran dilakukan berdasarkan rencana yang terorganisir secara sistematis.

Adapun pembelajaran atau pengajaran menurut Uno Hamzah (2009: 2) adalah upaya untuk membelajarkan siswa.

Dari berbagai kajian mengenai pengertian pembelajaran di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan usaha sadar dan di sengaja yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan ekstern. Dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa lebih diutamakan, sebagai siswa mempunyai kebebasan yang bertanggungjawab untuk mengungkapkan ide/gagasan yang pada akhirnya pemahaman siswa tentang materi akan lebih tertanam dengan sendirinya dalam pikirannya.

Pengertian Strategi Pembelajaran

Achmad Sugandi, (2009: 82) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran diartikan sebagai pola umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien atau keseluruhan aktivitas guru dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran perlu dikombinasikan dengan cara yang berbeda dalam melakukan aktivitas yang memiliki fungsi dan bentuk secara beragam.

Dari berbagai macam strategi pembelajaran tingkat usia Taman Kanak- kanak yang ada, peneliti lebih memilih strategi pembelajaran kooperatif. Karena pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan beberapa hal, antara lain: (a) kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial, (b) mengajak anak untuk membangun pengetahuan secara aktif karena dalam pembelajaran kooperatif, anak Taman Kanak-kanak tidak hanya menerima pengetahuan dari guru begitu saja tetapi siswa menyusun pengetahuan yang terus menerus sehingga menempatkan anak sebagai pihak yang aktif, (c) memantapkan interaksi pribadi diantara anak dan di antara guru dengan anak didik, (d) meningkatkan hasil belajar, hubungan antar kelompok, dan harga diri. Sehingga melalui pembelajaran kooperatif, peneliti berharap perkembangan sosial siswa di TK Dharma Wanita 2 Pojok dapat meningkat.

Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slamet Suyanto (2006: 167) “Sistem pengajaran gotong royong atau pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang berstruktur termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.”

Sedangkan Cohen (1994) memaparkan bahwa, pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai kerjasama anak didik dalam kelompok kecil yang mana setiap orang dapat berpartisipasi dalam soal tugas kolektif yang telah didefinisikan secara jelas, tidak konstan, dan pengawasan langsung oleh guru.

Dari kajian mengenai pengertian pembelajaran kooperatif di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif bukan hanya menitik beratkan pada proses kerja kelompoknya saja, melainkan pada penstrukturannya. Dengan demikian guru harus meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam persiapan dan penyusunan strategi pembelajaran kooperatif. Dalam proses pembelajaran, peneliti membagi siswa menjadi kelompok kecil yang terdiri dari lima siswa. Masing-masing anak dapat berpartisipasi dalam tugas kelompok yang diawasi langsung oleh gurunya. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif, yakni: (1) Pengelompokan; (2) Semangat gotong royong; dan Penataan ruang belajar.

Dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif dengan teknik bertukar pasangan dan teknik mencari pasangan. Kedua teknik ini dapat diterapkan di Taman Kanak- kanak karena langkah-langkahnya sangat mudah dan siswa akan cepat mengerti dengan langkah tersebut.

Sumber Belajar yang Berbasis Lingkungan

Sumber belajar adalah semua sarana pengajaran yang dapat menyajikan pesan yang dapat didengar maupun yang dapat dilihat saja, misalnya radio, televisi, dan perangkat keras lainnya. Sumber belajar merupakan tempat di mana anak dapat memperoleh informasi, sikap dan keterampilan yang ia pelajari (Slamet Riyadi, 2006: 160).

Adapun menurut Association for Educational Communications and Technology (AECT, 1977), sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. (www.scribd.com/doc/17530363/apakah-perbedaan-bahan-ajar-dan-sumber-belajar).

Dari beberapa pengertian mengenai sumber belajar, maka penulis menyimpulkan bahwa sumber belajar diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan yang memberikan kemudahan pada anak untuk belajar. Sumber belajar yang dapat digunakan oleh peneliti adalah lingkungan sekitar Taman Kanak-kanak seperti kebun di belakang sekolah.

Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia. (Cucu Eliyawati, 2005: 146)

Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial anak prasekolah ditandai dengan bermulanya perkembangan persahabatan. Pada umumnya ketika anak berusia empat tahun, mereka sudah dapat menjaga persahabatan yang dibina. Ketika berhadapan dengan temannya, anak akan menunjukkan sikap yang sering kali lebih sabar, lebih mudah bekerja sama, lebih positif dan lebih sedikit menunjukkan ketidaksetujuan. Perkembangan anak ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya seperti orangtua, sanak keluarga, orang dewasa lainnya atau teman sebayanya. Apabila lingkungan sosialnya memberikan peluang positif, maka anak akan mencapai perkembangan sosialnya secara matang. Sebaliknya, apabila lingkungan sosialnya memberikan peluang negatif, maka anak akan mencapai perkembangan sosialnya yang cenderung bersifat minder, egois, kurang tenggang rasa, dan berperilaku menyimpang (Hurlock, 1999: 250).

Perkembangan sosial meliputi dua aspek penting yaitu kompetensi sosial dan tanggung jawab sosial. Kompetensi sosial menggambarkan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya secara efektif. Sedangkan tanggung jawab sosial antara lain ditunjukkan oleh komitmen anak terhadap tugas-tugasnya, menghargai perbedaan individual, memperhatikan lingkungannya, dan mampu menjalankan fungsinya sebagai warga negara yang baik. Misalnya anak mau untuk menyelesaikan tugas menggambarnya. Tentu saja perkembangan sosial tersebut berjalan secara bertahap. (Slamet Suyanto, 2005: 75).

Dari berbagai pengertian perkembangan sosial di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa perkembangan sosial merupakan suatu proses pemerolehan kemampuan untuk berperilaku yang sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam diri seseorang dan sesuai dengan tuntutan dan harapan-harapan sosial yang berlaku di masyarakat.

Kerangka Berpikir

Dalam pembelajaran, lingkungan sekitar mutlak diperlukan karena melalui lingkungan anak dapat belajar secara nyata. Dengan melihat dan mengalami secara langsung serta berinteraksi dengan makhluk hidup maupun benda mati, menjadikan anak memiliki kesadaran, berkreasi, memiliki rasa ingin tahu, dan selanjutnya dapat memberikan apresiasi yang semestinya terhadap benda dan makhluk yang dihadapinya.

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dengan strategi pembelajaran kooperatif pada masing-masing siklus diharapkan dapat meningkatkan perkembangan sosial siswa.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pokok-pokok uraian dalam kajian teori di atas dapat disusun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah bahwa dengan strategi pembelajaran kooperatif akan dapat meningkatkan perkembangan sosial siswa di TK Dharma Wanita 2 Pojok.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah di di TK Dharma Wanita 2 Pojok. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II ( dua ) tahun ajaran 2016/2017 yaitu pada bulan April sampai dengan Juni 2017.

Subjek Penelitian

Kelas yang diambil sebagai objek penelitian adalah di TK Dharma Wanita 2 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dengan jumlah siswa 20 anak, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamat atau observasi, dokumentasi dan pemberian tugas.

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dan kualitatif. Data yang telah diperoleh secara kuantitatif kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif presentase. Data kualitatif menerangkan aktivitas siswa yang dapat diperoleh dari lembar observasi.

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila minimal 90% dari jumlah anak didik mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan oleh peneliti. Anak yang memperoleh nilai (1) berarti telah memenuhi kriteria tuntas sempurna dan anak yang mampu mencapai kriteria dengan nilai (2) berarti anak telah memenuhi kriteria tuntas, sedangkan bagi anak yang memperoleh nilai (3) berarti anak telah memenuhi kriteria cukup tuntas, kemudian anak yang memperoleh nilai (4) berarti anak tersebut belum mencapai kriteria tuntas dan aspek indikator yang diharapkan belum dapat dicapai oleh anak. Angka keberhasilan sebesar 90% itu didapatkan dari anak yang memperoleh nilai (1) dan nilai (2).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Hasil pengamatan awal pada proses pembelajaran sehari hari di TK Dharma Wanita 2 Pojok, dapat disimpulkan bahwa siswa lebih bersikap pasif pada saat pembelajaran berlangsung, kurang adanya interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain atau jarang bermain bersamasama ketika istirahat, kurang kerja sama antar siswa dalam menyelesaikan tugas, kurang saling membantu dan lebih nampak sikap individualisme siswa.

Hasil pengamatan peneliti terhadap kerja sama dan perkembangan sosial siswa sebelum diberikan tindakan pada proses pembelajaran menunjukkan bahwa aktivitas bermain bersama teman (45%), mau bergantian dan antri (55%), mengikuti perintah dan petunjuk (60%), dan mampu berteman, berkomunikasi, dan membantu (50%). Kondisi ini menunjukkan bahwa perkembangan sosial antar siswa masih rendah, terutama dalam hal bekerja sama dengan teman yang lainnya dan mau bermain tanpa membedakan teman. Hal ini diakibatkan karena proses pembelajaran kurang menarik dan siswa tidak pernah terlibat langsung saat proses pembelajaran.

Deskripsi Hasil Siklus I

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I, sebanyak 20 siswa yang mengikuti pembelajaran dengan hasil sebagai berikut. Aktivias kerja sama dalam menanam tanaman singkong, kedelai dan bunga cocor bebek hanya 50% atau sebanyak 10 siswa yang mau saling bekerja sama. Aktivitas bekerja sama mengembalikan peralatan yang telah digunakan dan Aktivitas siswa saling bertanya kepada teman juga hanya 50% atau 10 siswa. Pada siklus I semua siswa tidak ramai dan semuanya memperhatikan guru menjelaskan kegiatan. Pada saat kegiatan tanya jawab ada tiga siswa yang bertanya kepada guru dan ada satu siswa yang menjawab pertanyaan temannya.

Pada proses pembelajaran pada siklus I, melalui strategi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar pada indikator mampu bermain bersama teman (55%), mau bergantian dan antri (70%), mengikuti perintah dan petunjuk (75%) dan mampu berteman, berkomunikasi dan membantu (65%).

Bila ditinjau dari indikator keberhasilan perkembangan melalui strategi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Peserta didik dilibatkan dalam kerja kelompok, tetapi tingkat kerja sama peserta didik masih rendah, dikarenakan peserta didik masih banyak yang pasif. Pada kegiatan ini terdapat 3 siswa yang tidak mau bekerja sama.

Hasil pengamatan secara keseluruhan aktivitas guru dalam pembelajaran tema tanaman melalui strategi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar menunjukkan bahwa guru memberikan penguatan positif kepada siswa seperti memberikan tepuk tangan kepada siswa saat melaksanakan kegiatan dan guru selalu memotifasi siswa saat melaksanakan kegiatan seperti mengajak siswa untuk bernyanyi bersama.

Deskripsi Hasil Siklus II

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II, sebanyak 20 siswa yang mengikuti pembelajaran dengan hasil sebagai berikut. Aktivitas kerja sama dalam membuat tanaman dari ranting dan daun sebanyak 18 siswa yang mau saling bekerja sama. Berbeda dengan siklus yang pertama yang hanya 16 siswa yang mau saling bekerja sama. Aktivitas siswa saling bertanya kepada teman 17 siswa yang saling bertanya. Hal ini juga berbeda dengan siklus yang pertama 15 siswa yang saling bertanya. Pada siklus II semua siswa tidak ramai dan semuanya memperhatikan guru saat menjelaskan kegiatan. Pada saat kegiatan tanya jawab ada sembilan siswa yang bertanya kepada guru.

Pada proses pembelajaran pada siklus II, melalui strategi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar pada indikator mampu bermain bersama teman (90%), mau bergantian dan antri (95%), mengikuti perintah dan petunjuk (90%) dan mampu berteman, berkomunikasi dan membantu (90%).

Pada proses pembelajaran siklus II, ketika tahap pendahuluan pembelajaran melalui strategi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar semua siswa sangat antusias untuk mengikuti pelajaran. Hal ini ditandai dengan adanya kesiapan untuk menerima penjelasan materi dari guru dan tanya jawab antara guru dan siswa berjalan dengan lancar.

Pembahasan dari Setiap Siklus

Siklus I

Kerja sama antar siswa di TK Dharma Wanita 2 Pojok pada siklus I sudah cukup baik yaitu menanam tanaman singkong, kedelai, dan bunga cocor bebek di kebun belakang sekolah yang mencapai 50%, dari 20 siswa terdapat 10 siswa yang mau saling bekerja sama menanam tanaman saat kegiatan berlangsung. Di kelompok kedelai ada siswa yang membuat lubang kedelai, ada siswa yang memasukkan biji, ada siswa yang mengambil air untuk menyiram. Selain itu di kelompok singkong ada siswa yang mengukur dengan tangan lalu siswa yang lain membuat lubang dan siswa yang lain lagi menancapkan singkong di tempat yang sudah dilubangi temannya. Saat kegiatan ada tiga siswa yang tidak mau bekerja sama dengan siswa lain, mereka hanya menanam sekali saja, padahal siswa yang lain bisa menanam sampai tiga atau empat kali dengan saling membantu.

Siklus II

Pada siklus II, kegiatan kerja sama membuat tanaman dari ranting dan daun meningkat dari pada siklus sebelumnya. Ada 18 siswa yang mau saling bekerja sama dalam mengikat daun pada ranting. Sedangkan dua siswa pada saat mengikat tidak mau dibantu oleh temannya karena siswa tersebut merasa sudah bisa sendiri tanpa dibantu oleh temannya. 18 siswa melaksanakan tugas sesuai dengan perintah guru. Pada saat melaksanakan kegiatan siswa menyelesaikan tugas membuat tanaman dari ranting dan daun dengan cara mengikatkan daun pada ranting dengan menggunakan tali rafia. Pada siklus II siswa yang bekerja sama mengembalikan gunting dan tali rafia ke ruang kelas sebanyak 18 siswa. Selain itu ada lima siswa yang membersihkan daun-daun yang rusak, potongan-potongan lidi, kemudian dibuang ke tempat sampah. Sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:

 

 

Data Hasil Pengamatan Perkembangan Sosial Siswa Siklus I dan II TK Dharma Wanita 2 Pojok

Variabel Perkembangan Sosial (Indikator)

Siklus I

Siklus II

1.     Mampu bermain bersama teman.

55%

90%

2.     Mau bergantian dan antri.

70%

95%

3.     Mengikuti perintah dan petunjuk.

75%

90%

4.     Mampu berteman, berkomunikasi, dan membantunya.

65%

90%

 

PENUTUP

Simpulan

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan, ditarik kesimpulan bahwa dengan melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dapat Meningkatkan Perkembangan Sosial bagi Siswa TK Dharma Wanita 2 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.

Selama kegiatan pembelajaran melalui strategi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, terjadi kerja sama di antara siswa dan interaksi positif di antara para siswa. Aktivitas belajar tercipta saat mereka belajar dalam suasana yang menyenangkan dan mereka senang untuk belajar. Para siswa merasa senang belajar dengan menggunakan sumber belajar yang dapat dilihat secara langsung yaitu lingkungan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diajukan saran-saran, antara lain:

1.   Agar para guru dapat menerapkan strategi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar karena dapat melatih anak untuk bersosialisasi dan bekerja sama dengan siswa lain bahkan dengan orang-orang dewasa.

2.   Bagi peneliti kiranya dapat melakukan penelitian-penelitian pengembangan yang lebih lanjut mengenai perkembangan sosial dalam hal bekerja sama dan bermain dengan teman.

3.   Satuan pendidikan pada umumnya dan TK Dharma Wanita 2 Pojok pada khususnya diharapkan untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai dasar dalam mengambil keputusan program-program pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Cohen. 1994. http://blog.unm.ac.id/hakim/2010/02/16/model-pembelajaran-kooperatif/)

Eliyawati, Cucu. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Dirjen PDTK Depdiknas.

Hurlock, B Elizabeth. 1999. Perkembangan Anak Jilid 1 (terjemahan Med. Meitasari Tjandrasa). Jakarta: Erlangga

Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sugandi, Achmad. 2009. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.