Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Menggunakan Teori Belajar Jerome Bruner
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN CACAH
DENGAN MENGGUNAKAN TEORI BELAJAR JEROME BRUNER
PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 2 MLOWOKARANGTALUN KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Sri Miharsi
SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar operasi hitung Penjumlahan bilangan cacah dengan menggunakan teori belajar Jerome Bruner pada siswa kelas I SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas I sebanyak 27 siswa, yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 12 siswa laki–laki. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes dan observasi. Teknik analisis data berupa analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya rata–rata pra tindakan 58,40, siklus I adalah 66,36 dan siklus II sebesar 80,90, sedangkan untuk ketuntasan belajar pra tindakan sebesar 40% ada 11 siswa mencapai KKM, kemudian meningkat 23% pada siklus I menjadi 63% ada 17 siswa mencapai KKM dan pada siklus II meningkat 23% menjadi 86% ada 23 siswa mencapai KKM. Aktivitas siswa ketika pembelajaran meningkat 12,83% dari siklus I sebesar 60,51% meningkat menjadi 73,34% pada siklus II.
Kata kunci: Prestasi belajar, operasi hitung penjumlahan bilangan cacah, teori belajar Jerome S Bruner.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada pelajaran matematika, teori belajar yang menekankan pada aspek kognitif akhir-akhir ini sangat banyak dikembangkan seiring dengan munculnya pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran. Seperti model pembelajaran penemuan (discovery learning) yang dikembangkan oleh Jerome Brunner di mana siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka menemukan konsep dan prinsip untuk diri mereka sendiri. Berdasarkan telaah di atas, guru menggunakan pendekatan teori belajar Jerome Bruner untuk memudahkan siswa memahami materi pengurangan bilangan cacah, sehingga prestasi belajar siswa bisa meningkat. Pendekatan teori belajar Jerome Bruner dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa dapat terlibat langsung dalam langkah-langkah pendekatan tersebut. Langkah-langkah tersebut, yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik.
Pada langkah enaktif siswa dihadapkan pada benda-benda konkret, pada langkah ikonik siswa dihadapkan pada benda semi konkret/gambar, dan pada langkah simbolik siswa dihadapkan pada kemampuan untuk mengabstrakkan ke dalam simbol matematika. Penerapan teori belajar Jerome Bruner ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yaitu meningkatkan nilai siswa menjadi lebih baik. Pada akhirnya penggunaan pendekatan teori belajar Jerome Bruner dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, pada materi operasi hitung penjumlahan bilangan cacah.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagaimana penggunaan pendekatan teori belajar Jerome Bruner dapat meningkatkan prestasi belajar operasi hitung penjumlahan bilangan cacah pada siswa kelas I SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar operasi hitung penjumlahan bilangan cacah melalui pendekatan teori belajar Jerome Bruner pada siswa kelas I SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.
Manfaat Penelitian
Bagi Sekolah dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran matematika kelas I SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan melalui pembelajaran yang efektif. Bagi Guru akan menambah wawasan bagi guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan pada mata pelajaran matematika, dasar bagi guru untuk menyusun desain pembelajaran matematika agar lebih berhasil, dan dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
Bagi Siswa dapat meningkatkan ketrampilan berhitung terutama operasi hitung penjumlahan bilangan cacah melalui teori belajar yang efektif dan menyenangkan, meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, dan siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar Matematika dengan cara belajar yang baru. Bagi peneliti memberikan dasar bagi pengembangan penelitian lebih lanjut dalam memahami lebih mendalam tentang peningkatan prestasi belajar dan mempunyai pendekatan pembelajaran yang baru untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dikomunikasikan sebagai usulan kepada guru untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya.
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah pencerminan dari pembelajaran yang ditunjukkan oleh siswa melalui perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman, keterampilan, analisis, sintesis, evaluasi, serta nilai dan sikap (Dimyati, 2006: 26-27).
Matematika di Sekolah Dasar
Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Pada hakikatnya pembelajaran matematika di sekolah adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan matematika dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika (Nyimas Aisyah, dkk 2007: 1-4).
Operasi Hitung
Nita Ariani (2010: 60), mengemukakan bahwa operasi hitung merupakan suatu langkah atau cara yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah dalam proses matematika. Dalam matematika terdapat empat dasar operasi hitung, yaitu:
1. Operasi hitung penjumlahan
2. Operasi hitung pengurangan
3. Operasi hitung perkalian
4. Operasi hitung pembagian
Keempat operasi hitung ini saling berkaitan, sehingga penguasaan operasi yang satu akan mempengaruhi operasi lainnya. Penguasaan operasi ini meliputi ketrampilan melakukan operasi.
Penjumlahan Bilangan Cacah
Makna dari penjumlahan adalah menggabungkan dua kelompok atau himpunan. Jika kelompok A yang anggotanya ada dua anak digabungkan dengan kelompok B yang anggotanya ada tiga orang maka diperoleh kelompok baru, sebut saja kelompok AB (Sri Subarinah 2006:27).
Penerapan Pendekatan Teori Belajar Jerome Bruner
Menurut Bruner (Pitadjeng, 2006: 29-30 ) melukiskan anak-anak berkembang melalui tiga tahapan perkembangan mental, yaitu:
1. Tahap Enaktif ( Enactive )
Pada tahap ini, dalam belajar anak didik menggunakan atau memanipulasi objek-objek konkret secara langsung. Misalnya untuk memahami konsep operasi penjumlahan bilangan cacah
2. Tahap Ikonik ( Iconic )
Pada tahap ini kegiatan anak didik mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek konkret. Anak didik tidak memanipulasi langsung objek-objek konkret seperti pada tahap enaktif, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan memakai gambaran dari objek-objek yang dimaksud.
3. Tahap Simbolik ( Symbolic )
Anak pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek riil. Pada tahap simbolik ini, pembelajaran direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak (abstract symbols), yaitu simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan kesepekatan orang-orang dalam bidang yang bersangkutan, baik simbol-simbol verbal (misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat- kalimat), lambang-lambang matematika, maupun lambang-lambang abstrak yang lain.
Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan teori belajar Jerome Bruner diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi operasi hitung penjumlahan bilangan cacah pada siswa kelas I SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas kolaboratif. Di sini, peneliti tidak melakukan penelitian sendiri namun berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru kelas lain di Kelas I SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan sebagai teman sejawat untuk memperlancar penelitian ini, sehingga upaya guru melakukan perbaikan dalam kualitas pembelajaran dapat meningkat dan prestasi belajar siswa juga akan meningkat.
Desain Penelitian
Model yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model Kemmis and Taggart yang setiap siklus terdiri dari empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah utama dalam penelitian, karena tujuan penelitian adalah memperoleh data (Sugiyono, 2011: 308). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dilaksanakan peneliti dan teman sejawat dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas, serta kegiatan yang dilakukan pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui kegiatan siswa dalam pembelajaran.
2. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 151), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampailan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Soal tes diberikan pada siswa setiap akhir siklus yang dikerjakan secara individu untuk mengetahui prestasi belajar siswa.
Analisa Data
Analisis dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar dan peningkatan aktivitas siswa. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan deskriptif kualitatif.
Prosedur Pelaksanaan
Ada empat tahapan , yaitu perencanaan (plannning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan teori belajar Jerome Bruner. Tahapan kegiatan dan alokasi waktu untuk masing-masing pertemuan dengan materi yang sudah ditetapkan, dan guru melaksanakan kegiatan penilaian dengan tes evaluasi di akhir.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Sekolah ini terletak di pedesaan dan dekat perbukitan. Lokasinya tidak strategis karena berada di paling pinggir kecamatan Pulokulon dan berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Sragen Jawa Tengah.
Deskripsi seeting penelitian diawali dengan penyusunan proposal dan ijin penelitian kemudian perencanaan siklus I tahap selanjutnya pelaksanaan tindakan siklus I, analisis data siklus I, perencanaan siklus II. Tahapan berikutnya pelaksanaan tindakan siklus II, analisis data siklus II, dan langkah terakhir penyusunan laporan PTK.
Hasil Penelitian
Aktivitas siswa pada siklus I sebesar 60,74% sedangkan pada siklus II sebesar 73,37% dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika terjadi peningkatan sebesar 12,63%. Hal ini terlihat jelas pada siklus II ketika mengerjakan tugas kelompok sudah tidak berebut lagi guru sudah membagi tugas bagi masing-masing anak pada setiap kelompok, sehingga pembelajaran dikelas menjadi kondusif. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
|
Pre Test |
Post Test Siklus I |
Post Test Siklus II |
Jumlah Nilai |
1575 |
1795 |
2180 |
Rata-rata |
58,33 |
66,48 |
80,74 |
Skor Tertinggi |
85 |
90 |
100 |
Skor Terendah |
35 |
30 |
55 |
Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar |
10 |
17 |
23 |
Persentase (%) Ketuntasan |
37% |
63% |
85% |
Kejadian ini sesuai dengan pendekatan teori belajar Jerome Bruner yang menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia menemukan hal- hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya (Nyimas Aisyah, dkk, 2007: 1.5). Serangkaian tindakan dalam penelitian ini dapat membuktikan bahwa dengan menggunakan pendekatan teori belajar Jerome Bruner dapat meningkatkan prestasi belajar operasi hitung penjumlahan bilangan cacah pada siswa kelas I SD Negeri 2 Mlowokarangtalun. Dalam pendekatan teori belajar Jerome S Bruner siswa diberi kesempatan untuk mengutak–atik atau memanipulasi benda konkret sebagai alat peraga yang sudah dirancang (Nyimas Aisyah, dkk 2007: 1.6–1.7). Dengan demikian siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Hal ini bisa dibuktikan dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam setiap siklusnya.
PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari tiga pertemuan. Berdasarkan hasil pretes yang dilakukan oleh peneliti,diperoleh data bahwa ada 10 anak yang mencapai KKM atau 37% dengan rata-rata kelas 58,33 rentan skor antara 0 sampai 100 dari jumlah siswa seluruhnya. Jumlah siswa kelas I ada 27 anak. Dari data di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah pada materi operasi hitung penjumlahan bilangan cacah. Untuk mengatasi masalah di atas, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan teori belajar Jerome Bruner untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi penjumlahan bilangan cacah pada kelas I SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.
Pada pelaksanaan tindakan siklus 1 peneliti melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan teori belajar Jerome Bruner sesuai langkah-langkahnya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas I. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik anak kelas rendah, mereka berada pada fase operasional konkret Piaget (Nyimas Aisyah, dkk 2007: 2-4). Dalam pendekatan teori belajar Jerome Bruner terdapat langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak kelas rendah di antaranya ada enaktif, ikonik dan simbolik.
Dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan teori belajar Jerome Bruner tidak mengalami kendala yang berarti, hanya dalam mempersiapkan alat peraga benda konkret harus lebih bervariasi dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk membuat gambar yang menarik, agar siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran matematika.
Dengan menggunakan benda konkret siswa akan merasa lebih mudah untuk melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan cacah. Dari pemaparan di atas guru sudah melaksanakan pembelajaranbmatematika dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada pendekatan teori belajar Jerome Bruner yang sesuai dengan karakteristik anak kelas rendah yaitu pada fase operasional konkret Piaget (Nyimas Aisyah, dkk 2007: 2-4). Ketiga langkah pendekatan teori belajar Jerome Bruner tepat dilaksanakan pada pembelajaran kelas I Kelas I SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. terutama pelajaran matematika. Hal ini bisa dibuktikan dengan meningkatnya prestasi belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM ada 17 anak atau 63% dengan rata–rata 66,48 dengan rentan skor 0 sampai 100.
Pada pembelajaran siklus II siswa yang mencapai KKM 23 anak atau 85% dengan rata-rata kelas 80,74 dengan rentan skor 0 sampai 100. Pada siklus II ini mengalami peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 22%, pada rata-rata kelas terjadi peningkatan sebesar 14,26. Hal ini sesuai dengan pendekatan teori belajar Jerome Bruner yang menyatakan bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik (Nyimas Aisyah, dkk, 2007: 1.6).
PENUTUP
Simpulan
Proses pembelajaran matematika pada siswa kelas I SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dengan menggunakan pendekatan teori belajar Jerome Bruner mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan prestasi belajar pada setiap tindakan. Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan cacah dengan baik. Hasil penelitian sebelum pra tindakan jumlah siswa yang mencapai KKM ada 10 anak atau 37% dengan rata-rata kelas 58,33. Pada siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM ada 17 anak atau 63% dengan rata-rata 66,48 sehingga mengalami peningkatan 23%, pada rata-rata kelas terjadi peningkatan 8,15. Aktivitas siswa pada siklus I sebesar 60,74%. Pada pembelajaran siklus II siswa yang mencapai KKM 23 anak atau 85% dengan rata-rata kelas 80,74 dan pada aktivitas siswa di siklus II sebesar 73,37%. Jika dibandingkan dengan siklus I terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 22%, pada rata-rata kelas terjadi peningkatan sebesar 14,26 dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika terjadi peningkatan sebesar 12,63%.
Saran
Sekolah sebaiknya senantiasa mendukung guru untuk menggunakan pendekatan pembelajaran teori belajar Jerome S Bruner agar siswa lebih mudah memahami materi sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru dapat menggunakan pendekatan teori belajar Jerome Bruner pada pembelajaran matematika dan kreatif mencari alat peraga yang menarik sesuai tahap teori bruner yaitu enaktif.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Nita Ariani. 2010. Ensiklopedia Matematika. Bogor: Arya Duta
Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Dirjendikti Departemen Pendidikan Nasional.
Pitadjeng. 2006. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sri Subarinah. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.