UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU

DALAM KEHADIRAN MENGAJAR DI KELAS MELALUI PENERAPAN REWARD AND PUNISHMENT DI SD NEGERI 3 MLOWOKARANGTALUN KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Lasimin

SD Negeri 3 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan

 

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran di kelas dengan menerapkan tindakan berupa Reward and Punishment untuk para guru di SD Negeri 3 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, karena dari hasil penelitian dan analisa data, ternyata pada siklus kedua, kedisiplinan guru dalam kehadiran di kelas pada proses belajar mengajar meningkat dan memenuhi indikator yang telah ditetapkan sebesar 75%.Dari hasil observasi prasiklus tingkat keterlambatan guru di kelas pada proses pembelajaran diperoleh data tak seorangpun guru terlambat masuk kelas kurang dari 10 menit, 1 orang guru terlambat masuk kelas 10 menit sampai dengan 15 menit, dan 7 orang guru terlambat masuk kelas lebih dari 15 menit. Siklus 1 tingkat keterlambatan guru masuk kelas lebih dari 15 menit pada proses kegiatan belajar mengajar masih tinggi yaitu 4 orang atau 50%. Pada siklus pertama guru yang tidak terlambat lebih dari 10 menit baru 25%, jadi peneliti berkesimpulan harus diadakan penelitian atau tindakan lagi pada siklus berikutnya. Sedangkan pada siklus 2 ada perubahan tingkat keterlambatan guru di kelas, sebanyak 6 orang guru terlambat masuk kelas kurang dari 10 menit, 2 orang guru terlambat masuk kelas 10 menit sampai dengan 15 menit, dan tidak ada satu orangpun guru yang terlambat masuk kelas lebih dari 15 menit.Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran di kelas pada kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan dengan penerapan Reward and Punishment kepada guru.

Kata Kunci: disiplin guru, reward and punishment

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan mutu pendidikan maka diadakan proses belajar mengajar, guru merupakan figur sentral, di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu tugas dan peran guru bukan saja mendidik, mengajar dan melatih tetapi juga bagaimana guru dapat membaca situasi kelas dan kondisi dan kondisi siswanya dalam menerima pelajaran.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,dan pendidikan menengah. (UU No. 14, Tahun 2005). Keteladanan guru dapat dilihat dari prilaku guru sehari-hari baik didalam sekolah maupun diluar sekolah. Selain keteladanan guru, kedisiplinan guru juga menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh guru sebagai seorang pengajar dan pendidik. Fakta dilapangan yang sering kita jumpai disekolah adalah kurang disiplinnya guru, terutama masalah disiplin guru masuk kedalam kelas pada saat kegiatan pembelajaran di kelas.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan sekolah dengan judul: “Upaya Meningkatkan Disiplin Guru dalam Kehadiran Mengajar di kelas Melalui penerapan Reward and Punishment di SD Negeri 3 Mlowokarangtalun, Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.”

Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah penerapan Reward and Punishment dapat meningkatkan kedisiplinan guru dalam kehadiran mengajar di kelas?”

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mencari alternatif pemecahan masalah sebagai upaya meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran mengajar dikelas melalui penerapan Reward and Punishment.

Manfaat Penelitian

Bagi kepala sekolah adalah merupakan wujud nyata kepala sekolah dalam Memecahkan berbagai masalah disekolah melalui kegiatan penelitian. Bagi guru diharapkan dapat menjadi motivasi guru dalam meningkatkan kedisiplinan dalam kehadiran. Bagi sekolah bisa dijadikan sumbangan dalam mewujudkan budaya sekolah yang dapat mendorong keberhasilan dan peningkatan mutu pembelajaran.

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

Pengertian Disiplin.

Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, disiplin adalah ketaatan pada peraturan (tata tertib). Dalam penelitian ini, disiplin dibatasi hanya pada kehadiran guru dikelas pada kegiatan belajar mengajar.

Heidjrachman dan Husnan, (2002: 15) mengungkapkan “Disiplin adalah setiap perseorangan dan juga kelompok yang menjamin adanya kepatuhan terhadap perintah” dan berinisiatif untuk melakukan suatu tindakan yang diperlukan seandainya tidak ada perintah”. Menurut Davis (2002: 112) “Disiplin adalah tindakan manajemen untuk memberikan semangat kepada pelaksanaan standar organisasi, ini adalah pelatihan yang mengarah pada upaya membenarkan dan melibatkan pengetahuan-pengetahuan sikap dan perilaku pegawai sehingga ada kemauan pada diri pegawai untuk menuju pada kerjasama dan prestasi yang lebih baik”.

Disiplin itu sendiri diartikan sebagai kesediaan seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti peraturan-peratuan yang berlaku dalam organisasi. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil telah diatur secara jelas bahwa kewajiban yang harus ditaati oleh setiap pegawai negeri sipil merupakan bentuk disiplin yang ditanamkan kepada setiap pegawai negeri sipil. Menurut Handoko (2001: 208) disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Ada dua tipe kegiatan pendisiplinan yaitu preventif dan korektif. Dalam pelaksanaan disiplin, untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan, maka pemimpin dalam usahanya perlu menggunakan pedoman tertentu sebagai landasan pelaksanaan.

Pengertian Reward dan punishment

Reward artinya ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan. Dalam konsep manajemen, reward merupakan salah satu alat untuk peningkatan motivasi para pegawai. Metode ini bisa meng-asosiasi-kan perbuatan dan kelakuan seseorang dengan perasaan bahagia, senang, dan biasanya akan membuat mereka melakukan suatu perbuatan yang baik secara berulangulang. Selain motivasi, reward juga bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dapat dicapainya.

Sementara punishment diartikan sebagai hukuman atau sanksi. Jika reward merupakan bentuk reinforcement yang positif, maka punishment sebagai bentuk reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Tujuan dari metode ini adalah menimbulkan rasa tidak senang pada seseorang supaya mereka jangan membuat sesuatu yang jahat. Jadi, hukuman yang dilakukan mesti bersifat pedagogies, yaitu untuk memperbaiki dan mendidik ke arah yang lebih baik. Pada dasarnya keduanya sama-sama dibutuhkan dalam memotivasi seseorang, termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam meningkatkan kinerjanya. Keduanya merupakan reaksi dari seorang pimpinan terhadap kinerja dan produktivitas yang telah ditunjukkan oleh bawahannya; hukuman untuk perbuatan jahat dan ganjaran untuk perbuatan baik. Melihat dari fungsinya itu, seolah keduanya berlawanan, tetapipada hakekatnya sama-sama bertujuan agar seseorang menjadi lebih baik, termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam bekerja. Reward dan punishment dikenal sebagai ganjaran, merupakan dua metode yang lazim diterapkan di sebuah organisasi, instansi, atau perusahaan yang menargetkan adanya produktivitas kerja yang tinggi dari para karyawannya.

Menurut Amaryllia, konsultan manajemen dan strategi dari Sien Consultan, dalam sejarahnya, reward dan punishment kali pertama banyak diterapkan di bidang penjualan (sales). Namun, kini metode tersebut banyak diadopsi oleh organisasi, perusahaan yang bergerak di pelbagi bidang, bahkan dunia pendidikan.

Reward dan punishment merupakan dua bentuk metode dalam memotivasi seseorang untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Kedua metode ini sudah cukup lama dikenal dalam dunia kerja. Tidak hanya dalam dunia kerja, dalam dunia penidikan pun kedua ini kerap kali digunakan. Namun selalu terjadi perbedaan pandangan, mana yang lebih diprioritaskan antara reward dengan punishment? Reward artinya ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan. Dalam konsep manajemen, reward merupakan salah satu alat untuk peningkatan motivasi para pegawai.

 

 

Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri 3 Mlowokarangtalun dalam Kehadiran Mengajar di kelas menunjukkan adanya beberapa permasalahan yang muncul. Permasalahan tersebut adalah rendahnya tingkat kehadiran guru mengajar di kelas, maka dibutuhkan penerapan/metode yang dapat membuat guru aktif dan berperan langsung dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan sekolah dengan judul: ”Upaya Meningkatkan Disiplin Guru dalam Kehadiran Mengajar di kelas Melalui penerapan Reward and Punishment di SD Negeri 3 Mlowokarangtalun, Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.”

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

SD Negeri 3 Mlowokarangtalun adalah merupakan salah satu dari sepuluh SD di Dabin 5 wilayah UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Terletak di Desa Mlowokarangtalun kira-kira 9 Km dari ibukota kecamatan Pulokulon ke arah tenggara yang beberapa waktu lalu bertepatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017, dikunjungi Gubernur Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo. Sehingga orang nomor satu di Jawa Tengah ini prihatin dengan kondisi jalan yang sangat rusak. Melewati hutan dengan jalanan lumpur sebagian bebatuan yang terkikis air hujan, semakin tepat SD Negeri 3 Mlowokarangtalun, dikategorikan terpencil dan layak mendapat prioritas pembangunan jalan cor beton di Tahun 2018.

Jumlah guru sekarang berjumlah 8 Orang, terdiri dari 6 orang guru kelas dan 2 orang guru mata pelajaran PJOK dan Pendidikan Agama Islam serta 2 orang Tenaga Kependidikan (operator sekolah dan penjaga). Jumlah siswa sebanyak 145 anak.

Prosedur Siklus Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan model Stephen Kemmis dan Mc. Taggart (1998) yang diadopsi oleh oleh Mills (2000;17) yang kemudian diadaptasikan dalam penelitian ini. Model ini menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah. Mills mengungkapkan “Stephen Kemmis has created a well known representation of the action research spiral …”. Peneliti menggunakan model ini karena dianggap paling praktis dan aktual.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dari penelitian tindakan sekolah ini adalah melalui data kualitatif yang diperoleh dari observasi, pengamatan, maupun wawancara.

1.     Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data dari informan secara langsung. Dalam melakukan wawancara dipergunakan pedoman wawancara yang terbuka.

2.     Pengumpulan data sekunder

Teknik ini digunakan untuk mengumpul data sekunder melalui dokumen-dokumen tertulis yang diyakini integritasnya karena mengambil dari berbagai sumber yang relevan dengan penelitian. Pengambilan sumber yang bersifat sekunder ini dapat diperoleh dari hasil dialog bersama kolaborator, data base sekolah, dan lain-lain.

3.     Observasi atau pengamatan

Observasi digunakan untuk melengkapi data dari wawancara dan pengumpulan dokumentasi, terutama dalam lingkup masalah penelitian, antara lain mengamati impelementasi kebijakan yang berkaitan dengan kedisiplinan guru dalam kehadiran dikelas pada kegiatan belajar mengajar.

Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif yang bersumber dari data primer maupun empiris. Melalui analisa data ini, dapat diketahui ada tidaknya peningkatan kedisiplinan guru dalam kehadiran dikelas melalui pemberian reward dan punishment yang merupakan fokus dari penelitian tindakan sekolah ini.

Prosedur Pelaksanaan

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hali ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia, serta dengan dua siklus sudah penulis anggap cukup untuk peningkatan disiplin guru dalam kehadiran dikelas pada kegiatan belajar mengajar.

Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pemberian reward dan punishment kepada guru mengenai kedisiplinan guru dalam kehadiran dikelas dalam proses pembelajaran oleh kepala sekolah. Diharapkan dengan pemberian reward dan punishment yang diberikan oleh kepala sekolah akan terjadi perubahan atau peningkatan kedisiplinan guru dalam kehadiran dikelas dalam proses pembelajaran. Karena keterbatasan waktu, penelitian tindakan sekolah ini hanya dilaksanakan sebanyak dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan selama satu minggu.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hali ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia, serta dengan dua siklus sudah penulis anggap cukup untuk peningkatan disiplin guru dalam kehadiran dikelas pada kegiatan belajar mengajar.

Hasil Penelitian

Dari hasil observasi prasiklus tingkat keterlambatan guru di kelas pada proses pembelajaran diperoleh data, tak seorangpun guru terlambat masuk kelas kurang dari 10 menit, 1 orang guru terlambat masuk kelas 10 menit sampai dengan 15 menit, dan 7 orang guru terlambat masuk kelas lebih dari 15 menit. Kepada para guru disampaikan mengenai penerapan Reward dan Punishment yang akan diterapkan dalam penelitian ini. Pada siklus pertama ini, akan dipampang/ditempel diruang guru, maupun diruang TU, peringkat nama-nama guru yang paling rendah tingkat keterlambatan masuk kelasnya sampai yang paling tinggi tingkat keterlambatannya.

Pelaksanaan siklus 1 diperoleh hasil tingkat keterlambatan guru masuk kelas lebih dari 15 menit pada proses kegiatan belajar mengajar masih tinggi yaitu 4 orang atau 50%. Berdasarkan indicator yang telah ditetapkan bahwa keberhasilan tindakan ini adalah 75%, atau bila 75% guru tidak terlambat lebih dari 10 menit. Pada siklus pertama ini guru yang tidak terlambat lebih dari

10 menit baru 25%, jadi peneliti berkesimpulan harus diadakan penelitian atau tindakan lagi pada siklus berikutnya atau siklus kedua.

Sedangkan dari hasil pengamatan/observasi pada siklus 2 bahwa tingkat keterlambatan guru di kelas pada proses pembelajaran diperoleh data, sebanyak 6 orang guru terlambat masuk kelas kurang dari 10 menit, 2 orang guru terlambat masuk kelas 10 menit sampai dengan 15 menit, dan tidak ada satu orangpun guru yang terlambat masuk kelas lebih dari 15 menit.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian pada Siklus I menunjukkan adanya perbaikan nilai peserta didik yang merupakan dampak positif dari penerapan Pembelajaran Kooperatif Model GI. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM), hasil pada siklus I ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik. Jika pada kondisi awal (prasiklus), pencapaian ketuntasan individu sebesar 57,14% atau baru bisa dicapai oleh 8 peserta didik, maka pada siklus I ini telah naik menjadi 71,43%, atau meningkat sebanyak 14,29% yaitu dari 8 peserta didik di kondisi awal menjadi 10 peserta didik di siklus I. Hasil penelitian siklus II juga menunjukkan adanya perbaikan kembali. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian ketuntasan individu peserta didik di siklus II mencapai angka 92,86%. Jika dibandingkan dengan kondisi awal (prasiklus), hasil pelaksanaan perbaikan pada siklus II ini meningkat sebesar 35,72%. Peningkatan sebesar ini diperoleh dari kondisi awal yang baru bisa dicapai oleh 8 peserta didik (57,14%), ketuntasan belajar PKn Materi Kerjasama negara-negara Asia Tenggara di siklus II ini sudah bisa dicapai oleh 13 peserta didik (92,86%).             

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan analisis data, dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan Reward dan Punishment efektif untuk meningkatkan disiplin kehadiran guru dikelas pada kegiatan belajar mengajar. Data yang diperoleh menunjukan bahwa setelah diadakan penerapan tindakan berupa Reward dan Punishment, guru yang terlambat lebih dari 15 menit adalah 0, dan guru yang terlambat kurang dari 10 menit sebanyak 6 orang guru. Penerapan Reward dan Punishment dapat meningkat disiplin guru hadir di dalam kelas pada kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 3 Mlowokarangtalun.

Saran

Karena adanya pengaruh positif Penerapan Reward dan Punishment terhadap disiplin guru hadir di dalam kelas pada kegiatan belajar mengajar, maka melalui kesempatan ini penulis mengajukan beberapa saran kepada kepala sekolah disarakan melakukan Penerapan Reward dan Punishment untuk meningkatkan disiplin guru hadir didalam kelas pada kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kepada semua guru dalam melaksanakan tugas untuk dapat meningkatkan disiplin dalam kehadiran di kelas sebagai bentuk pelayanan minimal kepada peserta didik di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Nugroho. 2006. Reward dan Punishment. Bulletin Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Edisi No. 6/IV/Juni 2006

Davis, Keith dan Newstrorm. 2002. Perilaku dalam Organisasi Edisi Empat. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:Depdiknas.

Handoko,T. Hani, 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Heidjrachman dan Suad Husnan. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia (hal. 241). Yogyakarta: BPFE

Mills. Dalam Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.