UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANG SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS III

SD NEGERI 3 MLOWOKARANGTALUN SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Jayadi

SDN 3 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengarang siswa melalui media gambar seri di kelas III SD Negeri 3 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri 3 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.. Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis & Mc. Taggart, dengan 3 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan observasi dan refleksi. Metode pengumpulan data dengan menggunakan tes menulis karangan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan mencari rerata.Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses menulis karangan dengan menggunakan media gambar seri, yaitu; 1) Menjelaskan materi tentang menulis karangan, 2) Memperkenalkan media gambar seri, 3) Membagikan media gambar seri kepada siswa, 4) Menjelaskan penggunaan media gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan 5) Memberikan contoh menulis karangan, 6) Menugaskan siswa untuk mengamati gambar seri yang telah dibagikan, 7) Menugaskan siswa untuk menulis karangan sesuai dengan media gambar yang dibagikan, 8) Memberikan bimbingan secara individual kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis karangan, 9) Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, 10) mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, 11) Menyimpulkan hasil pelajaran mengarang. Adanya peningkatan nilai rata-rata kemampuan menulis karangan pada siklus I meningkat menjadi 67,83 dari sebelumnya 65,21. Siswa yang mencapai nilai KKM (≥66) meningkat menjadi 9 siswa (39,13%), pada prasiklus hanya 4 siswa (17,39%) Sedangkan, peningkatan nilai rata–rata kemampuan menulis karangan juga mengalami peningkatan pada siklus II. Pada kondisi awal/prasiklus nilai ratarata kemampuan menulis karangan narasi 65,21 meningkat menjadi 76,96. Siswa yang mencapai nilai KKM (≥66) meningkat dari prasiklus tindakan 4 siswa (17,39%) meningkat menjadi 20 siswa (86,96%).

Kata kunci: Kemampuan Mengarang Siswa dan Media Gambar Seri

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam pengajaran bahasa Indonesia kita jumpai empat aspek kegiatan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara keempat keterampilan tersebut, yang dianggap paling membutuhkan penguasaan keterampilan paling tinggi adalah keterampilan berbahasa dalam bidang menulis. Keterampilan menulis dibutuhkan banyak aspek antara lain penguasaan kosakata sebagai faktor intrinsik yang mendukung keterampilan menlis. Guru perlu mempertimbangkan modalitas siswa agar proses belajar dapat berjalan dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya mengarang juga tidak ketinggalan memperhatikan hal itu. Namun penggunaan media dalam mengarang jarang digunakan bahkan tidak. Media yang digunakan umumnya media sederhana seperti papan tulis dan buku. Untuk meningkatkan kemampuan mengarang siswa diperlukan media yang menarik agar imajinasi siswa terlatih dengan baik.

Media gambar merupakan salah satu contoh dari media pengajaran. Dengan menggunakan media gambar dapat memperjelas masalah. Maksudnya dengan melihat gambar, siswa akan terbantu dalam menuangkan gagasannya menjadi kalimat. Kalimat tersebut kemudian dirangkai menjadi paragraf yang padu. Dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa. Boobi De Porter dalam Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2007) menyebutkan bahwa pada awal pengalaman belajar langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali modalitas kata visual, yaitu bagaimana menyerap informasi dengan mudah. Modalitas kata visual adalah belajar melalui yang dilihat; audiotorial yaitu belajar yang didengar; atau kinestetik yaitu belajar melalui gerak dan sentuhan.

Data awal diperoleh dari SD Negeri 3 Mlowokarangtalun berkaitan dengan nilai Bahasa Indonesia materi mengarang. Dari jumlah 23 anak hanya 4 anak yang sudah mencapai nilai KKM. Nilai rata-rata materi mengarang sebesar 65,21. Berdasarkan data yang telah ada di atas, berarti di SD tersebut mengalami permasalahan dalam penggunaan media untuk materi mengarang, maka dari data tersebut perlu diadakan upaya meningkatkan kemampuan mengarang siswa melalui media gambar seri.

Berdasarkan keterangan di atas peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian di SD Negeri 3 Mlowokarangtalun dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengarang Siswa Melalui Media Gambar di Kelas III SD Negeri 3 Mlowokarangtalun Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018”. Yang diharapkan dengan penggunaan media gambar seri ini maka kemampuan menulis karangan siswa akan meningkat.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu bagaimana pelaksanaan menulis dan hasil karangan siswa melalui media gambar seri di kelas III SD Negeri 3 Mlowokarangtalun?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses menulis dan hasil karangan siswa melalui media gambar seri di kelas III SD Negeri 3 Mlowokarangtalun.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memupuk kreativitas siswa dalam menulis karangan sehingga dapat meningkatkan kemampuan mengarang. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi untuk guru dalam meningkatkan kemampuan mengarang siswa melalui gambar seri.

 

 

 

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

Karangan

Karangan merupakan hasil pekerjaan dari mengarang. Mengarang diartikan dengan merangkai atau menyusun ide atau buah pikiran dan perasaan kedalam rangkaian kalimat secara teratur dengan satu kesatuan yang utuh. Karangan merupakan suatu proses menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat dilihat.

Karangan terdiri dari paragraf-paragraf yang mencerminkan kesatuan makna yang utuh. Menurut Keraf (1994: 2) karangan adalah bahasa tulis yang merupakan rangkaian kata demi kata sehingga menjadi sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah wacana yang dibaca dan dipahami.

Pengertian Gambar Seri

Gambar seri yang dipakai dalam pembelajaran menulis karangan adalah rangkaian gambar yang tersusun secara kronologis. Rangkaian gambar tersebut akan membentuk sebuah cerita yang nantinya menjadi sumber ide bagi siswa untuk mengarang yang sesuai dengan imajinasi anak terhadap rangkaian gambar tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa Media pembelajaran Gambar Seri adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), yang berupa tiruan tiruan benda, orang atau pandangan yang dihasilkan pada permukaan yang rata dengan adanya rangkaian yang berturutturut baik itu cerita, buku, peristiwa, dan sebagainya.

Gambar seri merupakan serangkaian gambar yang terpisah antara satu dengan yang lain tetapi memiliki satukesatuan urutan cerita. Gambar seri akan sulit dipahami ketika berdiri sendirisendiri dan belum diurutkan. Gambar seri akan memiliki makna setelah diurutkan berdasarkan pola-pola tertentu atau sesuai dengan urutan sebuah cerita. Gambar seri digunakan sebagai media dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan. Baugh (dalam Sulaiman 1998: 30) mengemukakan tentang perbandingan peranan tiap alat indera. Semua pengalaman belajar yang dimiliki seseorang dapat dipresentasikan yaitu: 90% diperoleh melalui indera lihat, 5% melalui indera dengar, dan 5% melalui indera lain. Pengalaman belajar manusia sebanyak 75% diperoleh melalui indera lihat, 15% melalui indera dengar dan selebihnya indera lain. Bertolak dari yang dikemukakan oleh para ahli di atas mengenai pengalaman belajar lebih banyak diperoleh melalui indera lihat, maka dalam proses belajar mengajar diupayakan penggunaan media visual sebagai alat bantu penyampaian materi pelajaran.

Kerangka Berpikir

Pada tahap awal sebelum guru menggunakan media gambar seri, kemampuan mengarang siswa kelas III SD Negeri 3 Mlowokarangtalun masih rendah. Dengan rendahnya kemampuan mengarang tersebut guru berupaya meningkatkan kemampuan mengarang siswa dengan melakukan inovasi pembelajaran yang dilakukan adalah mengemas pembelajarannya dengan media gambar seri.

 

 

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan di SD Negeri 3 Mlowokarangtalun yang berlokasi di desa Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 mulai Bulan Januari sampai dengan April Tahun 2018.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 3 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian adalah 23 siswa yang terdiri dari 10 putri dan 13 putra.

Teknik Pengumpulan Data

Menurut Ridwan (2006: 51), metode pengumpulan data adalah cara- cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes, observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumen tugas siswa. Langkah- langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1.     Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa baik sebelum implementasi tindakan maupun sesudah implementasi tindakan. Bentuk tesnya berupa penugasan menulis karangan.

2.     Observasi digunakan untuk mengamati keadaan siswa sebelum, sedang, dan sesudah pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar seri, hal ini bertujuan untuk memantau aktivitas siswa.

3.     Catatan lapangan digunakan untuk mendeskripsikan kegiatan pembelajaran menulis karangan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

4.     Dokumen tugas siswa digunakan untuk mengetahui skor siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Analisa Data

Penelitian tindakan kelas ini mengandung data kualitatif dan data kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk data kualitatif yang berupa hasil observasi lapangan, wawancara, catatan lapangan, dan tes. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan.

Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretest dan dari hasil posttest tiap siklus. Pretest dan posttest dilakukan sebelum dan setelah siswa diberi tindakan yang berupa pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar seri. Data ini berupa skor keterampilan menulis karangan. Penilaian dalam penulisan karangan ini menggunakan skor tertinggi 100 dan skor terendah 50. Aspek yang dinilai adalah kesesuaian judul dengan isi, penggunaan dan penulisan EYD, struktur kalimat dan keterpaduan antar kalimat, kerapian tulisan, serta isi keseluruhan

Prosedur Pelaksanaan

Penelitian yang akan dilaksankan ini adalah sebagai berikut: Menyusun Rancangan Tindakan (Planning). Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pelaksanaan Tindakan (Acting). Tahap pelaksanaan ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan rancangan tindakan kelas. Pengamatan (Observing). Tahap pengamatan yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Kemudian refleksi (Reflecting). Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Setting Penelitian.

Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II penulis terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan mengetahui tingkat hasil belajar siswa dalam mengarang pada siswa kelas III SD Negeri 3 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar mengarang siswa tersebut, maka penulis mengumpulkan data hasil belajar siswa. Dari hasil data tersebut dapat diketahui bahwa dari 23 siswa hanya 4 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi mengarang. Jadi 19 siswa atau siswa belum memahami materi (belum tuntas), padahal KKM yang ditetapkan sebesar 66, sehingga dapat dikatakan pembelajaran mengarang yang telah dilaksanakan kurang berhasil. Dari masalah tersebut yang menjadi refleksi penulis salah satunya yaitu memanfaatkan alat peraga berupa gambar seri dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengarang pada pelajaran Bahasa Indonesia sehngga hasil belajar akan meningkat.

Hasil Penelitian

Berdasarkan observasi hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 3 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan sebelum dilaksanakan penelitian pada awal semester II tahun pelajaran 2017/2018, banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran mengarang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut mempengaruhi perolehan nilai siswa dalam pelajaran mengarang. Setiap evaluasi banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. KKM yang ditetapkan adalah sebesar 66, sehingga banyak siswa yang mengikuti program remidial.

Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung hampir sebagian siswa cukup respon mengikuti jalannya pelajaran. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran,berani tampil untuk menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas, walaupaun masih ada siswa yang masih kurang sepenuhnya perhatian pada pembelajaran. Karena selama proses pembelajaran berlangsung masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, begitu juga pada saat kerja kelompok masih ada siswa yang diam tidak aktif. Berdasarkan hasil pengamatan dari 23 siswa, baru 9 (39,13%) siswa yang sudah berhasil membuat karangan dengan media gambar seri sedangkan sisanya sebanyak 14 siswa belum bisa membuat karangan dengan media gambar seri dengan baik.

Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung hampir sebagian siswa cukup respon mengikuti jalannya pelajaran. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, berani tampil untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, walaupaun siswa yang mewakili kelompoknya berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Selama proses pembelajaran berlangsung semua siswa kelihatan aktif mengikuti pelajaran, begitu juga pada saat diskusi kelompok semua siswa aktif, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan hasil belajar meningkat. Hal ini disebabkan oleh gambar seri yang diperlihatkan kepada siswa begitu menarik baik gambar maupun ceritanya sehingga siswa merasa senang dan pembelajaran tidak membosankan. Dari hasil pengamatan, dari 23 siswa semua sudah menguasai pelajaran mengarang sebanyak 20 (86,95%) siswa, hal ini terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan sebelum melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran yaitu terjadi peningkatan.

PEMBAHASAN

Kehadiran media gambar yang diterapkan peneliti dalam pembelajaran menulis karangan di kelas III SD Negeri 3 Mlowokarangtalun dalam hal ini media gambar seri sebagai media penunjang pembelajaran menulis karangan, pada awalnya sulit untuk diterapakan oleh siswa. Kesulitaan tersebut dikarenakan beberapa alasan, diantaranya kehadiran peneliti yang bertindak sebagai guru mata pelajaran bahasa Indonesia, dan kehadiran media gambar yang membuat beda suasan belajar menagarang pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Namun kesulitan tersebut lambat laun berubah menjadi rasa nyaman yang kemudian membuat siswa yang tadinya sangat pasif menjadi lebih aktif dengan pertanyaanpertanyaan yang mereka lontarkan selama proses pembelajaran berlangsung.

Dari hasil tindakan pada siklus I, ada beberapa temuan yang diperoleh peneliti dari hasil menulis karangan siswa. Temuan tersebut berupa kekurangankekurangan atau kesalahankesalahan yang masih dilakukan oleh siswa pada penulisan karangan. Kesalahan tersebut antara lain, kelengkapan isi karangan. Kelengkapan isi karangan yang dimaksud adalah judul, pilihan kata dan penggunaan kalimat. Sebagian siswa tidak memperhatikan bagian– bagian tersebut dalam penulisan karangan. Kekeliruan siswa lebih banyak terjadi pada pilihan kata dan penggunaan kalimat.

Dari hasil tindakan pada siklus II, terdapat peningkatan nilai rata-rata kelas dalam menulis karangan dari 67,83 pada siklus I meningkat menjadi

76,96 pada siklus II, dengan rincian 20 orang siswa memperoleh nilai tuntas dengan nilai di atas 66 dan 3 orang masih belum tuntas dengan nilai di bawah 66. Tindakan siklus II ini dianggap merupakan tindakan terbaik yang telah dilakukan oleh peneliti walaupun tidak memperoleh nilai 100% tuntas tetapi peneliti merasa ini sudah cukup karena kondisi siswa yang tidak mungkin dipaksakan dapat lebih baik dari ini.

Dalam penelitian ini terdapat tiga siswa yang tidak tuntas yaitu ANG, IB dan MOK. Faktor penyebab ketidak tuntasan ketiga siswa tersebut adalah masalah kerapian tulisan, penggunaan EYD dan struktur kalimat. Selain itu ketiga siswa tersebut menurut wali kelas termasuk siswa yang mengalami masalah dalam kerapian dalam menulis. Ketiga siswa tersebut dalam pengamatan penulis juga termasuk siswa yang kurang aktif dalam aktifitas belajar mengajar.

Tabel 1. Perbandingan Hasil Belajar dari Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

 

No

Kategori

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

F

%

K

F

%

K

F

%

K

1

Belum Tuntas

dengan skor ≤ 66

19

82,61

BT

14

60,86

BT

3

13,04

BT

2

Tuntas dengan skor

≥66

4

17,39

T

9

39,13

T

20

86,96

T

PENUTUP

Simpulan

Penggunaan media gambar seri dalam menulis karangan dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa kelas III SD Negeri 3 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 65,21 dan hanya 4 orang siswa yang memperoleh nilai tuntas. Pada tindakan siklus I terjadi peningkatan nilai ratarata siswa menjadi 67,83 dan 9 orang siswa memperoleh nilai tuntas, sedangkan 14 orang lainnya masih memperoleh nilai belum tuntas. Pada tindakan siklus II nilai rata-rata yang diperoleh siswa meningkat lagi menjadi 76,96 dengan 20 orang siswa yang memperoleh nilai tuntas dan 3 orang masih memperoleh nilai belum tuntas.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis kalimat sederhana dengan menggunakan media gambar berseri di kelas III SD Negeri 3 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 berjalan dengan baik, sehingga prestasi belajar mengarang meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari pencapaian ketuntasan belajar dari 17,39% pada prasiklus naik pada siklus I menjadi 39,13%, sedangkan pada siklus II naik 86,96%. Hasil belajar menagarang siswa meningkat melalui aktivitas-aktivitas: penyampaian materi jelas, penggunaan metode kerja kelompok yang efektif, penggunaan media pembelajaran gambar seri yang sesuai dan menarik perhatian, pemberian motivasi kepada siswa dan mengaktifkan siswa.

Saran

Berdasarkan dari proses dan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini maka penyusun menyarankan agar kepala sekolah mengeluarkan kebijakan agar guru hendaknya lebih sering memanfaatkan media dalam proses belajar mengajar karena dengan media peserta didik lebih aktif dalam belajar. Penggunaan media belajar diharapkan tidak hanya pada pelajaran mengarang tetapi pada mata pelajaran lainnya.

Daftar Pustaka

Keraf, G. (1994). Komposisi. Jakarta: Nusa Indah

Sulaiman. (1998). Media Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali. Supandi. (1992). Strategi

(http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia.