Peningkatan Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran PKn Materi Memahami Kebebasan Berorganisasi Melalui

Metode Card Sort Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pucung

Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017

 

Nining Suliyah

SD Negeri Pucung Kec. Bancak Kab. Semarang

 

ABSTRAK

Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang berguna untuk pembentukan kepribadian seseorang. Karena pendidikan kewarganegaraan mempelajari tentang bagaimana seseorang menjadi warga negara yang benar dan baik. Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu pelajaran yang penting dan wajib untuk dipelajari. Bisa kita tinjau dari SD hingga Kuliah. Setiap tingkatan sekolah pasti ada pelajaran ini. Apalagi kita berada di negara republik Indonesia yang dikenal bersifat kewarganegaraan. Disetiap tindakan kita harus memiliki pengertian terhadap sesama warga negara. Pendidikan kewarganegaraan ini hampir sama disetiap jenjang pendidikannya. Hanya saja setiap tingkat ada penambahan yang lebih dalam untuk memahaminya. Akan tetapi untuk tingkat perkuliahan nama dari pendidikan kewarganegaraan di ubah menjadi pendidikan pancasila. Pembahasannya tetap sama saja yaitu tentang masalah yang menyangkut sistem bernegara dan tata kehidupan yang selaras dengan norma pancasila dan kehidupan bangsa Indonesia. Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan adalah Apakah penggunaan metode Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn materi memahami kebebasan berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Pucung Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 ? Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar PKn bagi siswa kelas V SD Negeri Pucung, Kec. Bancak, Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan berdasarkan dari ketuntasan belajar siswa. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus I sebanyak 14 siswa (60,86%), siklus II sebanyak 19 siswa (82,60%) dan siklus III sebanyak 23 siswa (100%). Sedangkan pencapaian nilai rata-rata kelas pada pra siklus adalah 64,21, siklus I adalah 72,13, pada siklus II adalah 78,52 dan pada siklu III adalah 84,26. Dari rata-rata tersebut berarti ada kenaikan nilai sebesar 7,92 poin dari pra siklus menuju siklus I, terdapat kenaikan 8 poin dari siklus I menuju siklus II dan terdapat kenaikan 5,74 poin dari siklus II menuju siklus III.

Kata kunci: PKn, card sort

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang berguna untuk pembentukan kepribadian seseorang. Karena pendidikan kewarganegaraan mempelajari tentang bagaimana seseorang menjadi warga negara yang benar dan baik. Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu pelajaran yang penting dan wajib untuk dipelajari. Bisa kita tinjau dari SD hingga Kuliah. Setiap tingkatan sekolah pasti ada pelajaran ini. Apalagi kita berada di negara republik Indonesia yang dikenal bersifat kewarganegaraan. Disetiap tindakan kita harus memiliki pengertian terhadap sesama warga negara. Pendidikan kewarganegaraan ini hampir sama disetiap jenjang pendidikannya. Hanya saja setiap tingkat ada penambahan yang lebih dalam untuk memahaminya. Akan tetapi untuk tingkat perkuliahan nama dari pendidikan kewarganegaraan di ubah menjadi pendidikan pancasila. Pembahasannya tetap sama saja yaitu tentang masalah yang menyangkut sistem bernegara dan tata kehidupan yang selaras dengan norma pancasila dan kehidupan bangsa Indonesia.

Pendidikan kewarganegaraan memberikan pengetahuan kepada kita untuk bagaimana mengerti tentang negara kita. Pendidikan kewarganegaraan berdasarkan undang-undang merupakan pendidikan yang wajib dilaksanakan oleh setiap pelajar. Pemerintah menginginkan seluruh warga negara Indonesia agar menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air terhadap kebudayaan bangsa, cendekiawan, ikut melakukan hal untuk negara dan peduli akan kesulitan bangsa. Itu merupakan tujuan utama dari pemerintah memberikan undang-undang untuk kewajiban dalam mempelajari pendidikan kewarganegaraan. Akan tetapi meskipun pelajaran ini sudah dianggap wajib, masih juga banyak pelajar yang malas untuk mempelajarinya. Karena pelajaran ini anggapan mereka sangat membosankan untuk dipelajari. Padahal pelajaran ini untuk kepentingan semua warga negara menurut anggapan pemerintah. Pendidikan ini untuk tingkat perkuliahan hanya dianggap sebagai pelengkap saja. Bisa dilihat dari jumlah efektif belajarnya yang sefikit dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Tetapi untuk tingkat SD pendidikan ini salah satu materi pendidikan untuk menentukan kelulusan siswa. Mulai bertolak belakang jika sudah semakin tinggi tingkat sekolahnya. Sebenarnya pelajaran ini sangat penting, karena jika kita tidak mengenal dan mengetahui tentang kewarganegaraan kita sendiri maka kita akan malu bila berhadapan dengan warga-warga negara lainnya. Mereka semua bahkan dengan serius mempelajari pendidikan kewarganegaraan karena kecintaan mereka terhadap negara sendiri. Sampai-sampai mereka pun berani ikut dalam melakukan pertahanan politik dan keamanan. Sangat berbeda jauh dengan di negara Indonesia. Di sini kebanyakan orang acuh tak acuh. Jika dibandingkan dengan negara lain yang hubungan antara negara dan warganya yang saling bekerja sama dengan baik dan benar.

Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) juga merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), karena dalam mata pelajaran PKn terdapat materi tentang nilai moral yang penting untuk kemajuan SDM. PKn sendiri adalah mata pelajaran yang di gunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral ini di harapkan dapat di wujutkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Ahmad Susanto, 2013 : 225).

Melalui survei yang dilakukan di kelas V SD Negeri Pucung Bancak Kab. Semarang,ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran PKn tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari kriteria ketuntasan mengajar yang diterapakan untuk mata pelajaran PKn adalah 75. Dari hasil survei diketahui bahwa dari sejumlah 23 siswa, 7 siswa memperoleh nilai sesuai KKM dan 17 siswa yang lain belum memenuhi KKM yang ditentukan. Penyebab rendahnya kemampuan dalam pembelajaran PKn adalah faktor dari siswa sendiri dan faktor guru kelas.

Faktor penyebab dari siswa adalah siswa cenderung kurang dapat mempertahankan daya ingatnya dalam jangka panjang. Sedangkan faktor penyebab rendahnya kemampuan siswa dari faktor guru kelas adalah kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan di dominasi oleh seorang guru. Metode yang monoton itu contohnya seperti metode ceramah. Metode ceramah adalah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada kelompok siswa (Sanjaya, 2006 : 147). Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa metode ceramah merupkan metode yang menjadikan siswa cenderung pasif karena siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa khususnya pada materi memahami kebebasan berorganisasi. Dampak ini dapat diatasi dengan pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan di sampaikan. Menurut penulis metode yang tepat untuk mata pelajaran PKn khususnya materi memahami kebebasan berorganisasi adalah dengan metode Card Sort. Metode Card Sort adalah suatu kegiatan kolaboratif yang bisa di gunakan untuk mengajar konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh atau bosan (Hisyam,2002 : 50). Dengan metode tersebut siswa dituntut untuk lebih aktif, berfikir cepat dan tepat. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menyusun penelitian tindakan kelas dengan judul:

“Peningkatan Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran PKn Materi Memahami Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Card Sort Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pucung Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan adalah Apakah penggunaan metode Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn materi memahami kebebasan berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri Pucung Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang di kemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : untuk meningkatkan prestasi belajar PKn melalui metode Card Sort pada siswa kelas V SD Negeri Pucung Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Manfaat Penelitian

Bagi sekolah

Dengan hasil penelitian ini diharapkan SD Negeri Pucung Bancak Kab. Semarang dapat lebih meningkatkan pemberdayaan metode pembelajaran agar prestasi belajar siswa lebih baik.

Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dikelasnya.

 

Bagi siswa

a.     Menumbuhkan minat siswa untuk berperan aktif sebagai pelaku utama pembelajaran dengan dasar sukarela, riang dan gembira.

b.     Meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

c.     Mempermudah siswa menangkap ilmu yang diajarkan

LANDASAN TEORI

Pengertian prestasi belajar

Belajar dapat di pahami sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Muhibbin Syah, 2010 : 68). Sedangkan menurut Sutikno (2014 : 180) Belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar secara psikologis merupakan suatu proses perubahan yaitu prubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 1991 : 2)

Dari ketiga definisi di atas dapat di simpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik jika subjek belajar itu mengalami atau melakukannya. Belajar sebagai kegiatan individu yang di kirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang di lakukan oleh seorang individu dapat di jelaskan dengan rumus antara individu dengan lingkungan.

Kata Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi ―Prestasi‖ yang berarti ―hasil usaha. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalamsejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.(Arifin, 1998 : 2)

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang di peroleh atau di capai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu. Bentuk konkrit dalam prestasi belajar adalah dalam bentuk skor akhir dari evaluasi yang di masukkan dalam nilai raport. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa di lakukan evaluasi. Prestasi belajar merupakan wujud yang menggambarkan usaha belajar yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa, ataupun orang lain dan lingkungannya. Dari pengertian ini dapat di katakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang di capai siswa setelah melalui proses belajar yang di tunjukkan dalam bentuk angka, huruf ataupun tindakan yang mencerminkan prestasi anak dalam prestasi tertentu. Prestasi berhubungan erat dengan penguasaan seseorang mengenai sesuatu hal yang mencerminkan berhasil atau gagal dalam sering di gunakan istilah prestasi. Prestasi biasanya di lambangkan dalam bentuk nilai yang berwujud angka atau huruf.

 

 

Metode Card Sort

Konsep Metode Card Sort

Metode Card Sort sebagai salah satu cara yang menyenangkan dan mengaktifkan siswa untuk meninjau ulang materi yang telah di sampaikan sebelumnya. Dalam buku Sobary Sutikno (2014 : 130-131) Metode mensortir kartu ini (Card Sort) di gunakan oleh peserta didik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang di bahas dalam pembelajaran. Tujuan dari metode mensortir kartu ini adalah untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran yeng telah di pelajari siswa.

Salah satu karakter dalam metode Card Sort yaitu pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu di bahas atau materi yang belum di mengerti siswa setelah presentasi selesai. Sehingga materi yang telah di pelajari benar-benar di pahami dan di mengerti oleh siswa. Karakter khas dari pembelajaran aktif metode Card Sort ini adalah siswa mencari bahan sendiri atau materi yang sesuai dengan kategori kelompok yang di perolehnya dan siswa mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang di perolehnya. Gerakan fisik yang dominan dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan. Dengan demikian siswa menjadi aktif dan termotivasi dalam proses belajar mengajar.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan semester I tahun ajaran 2016/2017. Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam mata pelajaran PKn sesuai dengan jadwal pelajaran PKn kelas V SD Negeri Pucung. Waktu pelaksanaan sebagai berikut:

1.     Kegiatan siklus I, tanggal 08 November 2016

2.     Kegiatan siklus II, tanggal 15 November 2016

3.     Kegiatan siklus III, tanggal 22 November 2016

Deskripsi Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I di laksanakan pada semester I, pada tanggal 08 November 2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V Semester I, standar kompetensi Memahami Kebebasan Berorganisasi‖, dengan kompetensi dasar mendeskripsikan pengertian organisasi.

Hasil observasi di lapangan di jadikan bahan refleksi untuk perbaikan rencana pada siklus berikutnya. Pada siklus I ini, masih banyak kelemahankelamahan, di antaranya sebagai berikut, guru kurang keras dalam mengucapkan salam, guru kurang jelas dalam memberikan instruksi terhadap metode Card Sort. Pengelolaan waktu yang kurang optimal, karena ada siswa yang belum selesai mempresentasikan materi waktu sudah habis.Dari aktivitas belajar siswa, siswa kurang serius dalam memperhatikan guru, siswa masih malu-malu bersama kelompoknya menempel kartu dalam pembelajaran, siswa belum banyak berpartisipasi dalam diskusi kelompok. Dari hasil belajar siswa, terjadi peningkatan kemempuan pemahaman. Hal ini di lihat dari nilai tes formatif siswa. Dari 23 siswa, sebanyak 14 siswa atau 60,86% dari siswa tuntas dalam pembelajaran, dan 9 siswa atau 39,14% tidak tuntas dalam pembelajaran. Nilai rata-rata pada siklus I hanya 72,13.

Diskripsi Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II di laksanakan pada semester I, pada tanggal 15 November 2016. pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V Semester I, standar kompetensi Memahami Kebebasan Berorganisasi‖, dengan kompetensi dasar menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat. Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini di lakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi dan interpretensi (observing), dan refleksi (reflekting), secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut :

Selama penelitian berlangsung, untuk siklus II sudah berjalan lancar di bandingkan dengan siklus sebelumnya. Namun, masih terdapat kelemahankelemahan pada siklus II, antara lain penggunaan media yang kurang menarik. Siswa dalam mengerjakan soal kurang konsentrasi, sehingga masih banyak yang belum tuntas. Dari belajar siswa, terjadi peningkatan kemampuan pemahaman. Dari hasil tes formatif yang di berikan oleh guru, dari 23 siswa hanya 19 siswa atau 82,60% siswa yang tuntas belajar. Sedangkan yang tidak tuntas 4 siswa atau 17,40% dengan rata-rata 78,52. Hal ini masih perlu di adakan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya dengan guru dalam penggunaan media hendaknya di buat semenarik mungkin.

Diskripsi Siklus III

Pelaksanaan tindakan pada siklus III di laksanakan pada semester I, pada tanggal 22 November 2016. pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V Semester I, standar kompetensi Memahami Kebebasan Berorganisasi‖, dengan kompetensi dasar menampilkan peran serta dalam memilih organisasi di sekolah.

Pelaksanaan tindakan pada siklus III ini di lakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi dan interpretensi (observing), dan refleksi (reflekting).

Dari hasil belajar siswa, terlihat dari 23 siswa semuanya tuntas 100% dengan nilai rata-rata 84,26. Pada siklus III ini, nilai siswa sudah memenuhi KKM yang telah di tentukan. Maka pada siklus III dapat di simpulkan bahwa dengan metode Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa Kelas V SD Negeri Pucung, Kec. Bancak, Kab. Semarang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Observasi Pada Tahap Pra Siklus

Sebelum menggunakan metode Card Sort, penyampaian materi menggunakan metode ceramah tanpa media. Dari dokumentasi sebelum penerapan metode Card Sort didapatkan nilai sebagai pembanding setelah dan sebelum penerapan metode Card Sort sebagai pemecah masalah. Nilai dalam penelitian ini sebagai indikator tingkat pencapaian penggunaan metode Card Sort untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagai patokan adalah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) kelas V SD Negeri Pucung, pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu 75.

Siswa yang tuntas dalam KKM 75 sebanyak 7 siswa atau 30,43%. Dan yang belum tuntas sebanyak 17 siswa atau 69,57% dari njumlah siswa yang ada di kelas V SD Negeri Pucung. Nilai rata-rata kelasnya adalah 64,21.

Hasil Penelitian

Siklus I

Dari 23 siswa ternyata masih banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini di sebabkan selain metode pembelajaran yang baru di kenal. Akan tetapi siswa sangat antusias dan berharap pembelajaran dengan penerapan metode Card Sort dilanjutkan keesokan harinya lagi. Dari data dan uraian tersebut maka dapat di tarik kesimpulan bahwa pada siklus I dapat di peroleh hasil sebagai berikut:

a.     Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena guru menggunakan metode pembelajaran yang baru. Jadi, guru masih canggung saat penyajian materi dengan metode Card Sort.

b.     Adanya siswa yang kurang aktif ketika dalam pembelajaran.

c.     Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan standar ketuntasan. Hal ini di karenakan belum paham dengan materi yang di sampaikan dngan metode Card Sort.

Secara garis besar siklus I berjalan dengan baik dan kondusif, walaupun hasil belajar siswa belum mencapai rata-rata 75. Masih banyak siswa yang belum memenuhi target KKM. Hal ini harus dijadikan suatu yang harus dibenahi dalam pelaksanaan siklus II.

Siklus II

Nilai tes formatif pada siklus kedua mengalami peningkatan dari nilai tes formatif siklus I, terbukti dari 23 siswa 19 siswa (82,60%) tuntas dan 4 siswa (17,40%) tidak tuntas. berati ada peningkatan kemampuan siswa dalam hasil belajar siswa. Hal ini di sebabkan karena siswa merasa senang dengan metode Card Sort yang di terapkan oleh guru, sehingga siswa dapat berinteraksi dalam pelaksanaan siklus II ini dan siswa lebih percaya diri dengan baik, baik dengan guru maupun dengan siswa yang lain. Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada siklus II ini didapatkan hasil sebagai berikut:

a.     Sebagian siswa sudah fokus terhadap apa yang diperintahkan oleh guru.

b.     Siswa tidak lagi merasa bingung dengan pembelajaran menggunakan metode Card Sort.

c.     Guru dalam mempersiapkan materi sudah baik, dan tidak ada lagi kendala dalam mempersiapkan pembelajaran tersebut karena belajar dari pelaksanaan siklus I.

Secara garis besar pelaksanaan siklus II sudah berjalan baik. Dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, berarti ada peningkatan kemampuan siswa dalam hasil belajar siswa.

Meskipun sudah 82,60% lebih siswa yang tuntas dalam mengikuti tes formatif pada siklus II ini akan tetapi nilai yang diperoleh belum cukup memuaskan sehingga perlu diadakan siklus III.

Siklus III

Pada siklus III ini hampir semua siswa fokus dan memperhatikan materi pembelajaran yang di sampaikan guru, hal ini di karenakan guru melaksanakan pembelajaran dengan metode Card Sort secara maksimal. Selain itu pembelajaran dengan metode Card Sort secara maksimal. Selain itu pembelajaran Card Sort yang di laksanakan pada siklus III sudah tidak asing lagi bagi siswa. Hal itu dapat di lihat dari pengamatan peneliti yang mengamati perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran Card Sort. Selain itu, semua siswa sudah mulai aktif dan paham akan pembelajaran yang menggunakan metode Card Sort. Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada siklus II ini didapatkan hasil sebagai berikut:

a.     Siswa sudah terbiasa dengan metode pembelajaran Card Sort.

b.     Sebagian besar siswa sudah benar dalam menjawab soal tes formatif.

c.     Guru sudah mulai berinteraksi dengan siswa.

d.     Suru sudah terbiasa menyampaikan materi pembelajaran dengan metode Card Sort.

Secara garis besar pelaksanaan siklus III sudah berjalan baik. Dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan prestasi siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti 23 siswa tuntas 100% dengan rata-rata nilai 84,26. Berarti ada peningkatan yang signifikan kemampuan siswa dalam hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan Materi Memahami Kebebasan Berorganisasi dengan menggunakan Metode Card Sort. Pada siklus III ini sudah di katakan berhasil di lihat dari segi prestasi hasil belajar siswa.

Pembahasan

Hasil Rekapitulasi

Hasil Rekapitulasi Tentang Ketuntasan Siswa

Ketuntasan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Tuntas

7

14

19

23

Tidak Tuntas

16

9

4

0

Kondisi awal

Dari hasil pengamatan kami, ternyata pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD Negeri Pucung, Bancak, Kab. Semarang Tahun pelajaran 2016/2017 sebelumnya hanya menggunakan metode ceramah dan tanpa menggunakan metode pembelajaran. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab kenapa hasil belajar siswa pada mata pelajaran di sekolah tersebut rendah, hasil belajarnya pun juga kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan.

Kondisi akhir

Setelah diadakanya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode Card Sort di SD Negeri Pucung, Bancak, Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017 dapat kita lihat ternyata perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan cukup tinggi, meskipun pada awalnya (Siklus I) hanya beberapa siswa saja yang memperhatikan dan hasil belajar pada saat test formatif juga masih kurang dari KKM yang telah ditentukan, itu selain dikarenakan media dan model pembelajaran yang baru mereka kenal, juga disebabkan karena banyak siswa yang tidak fokus terhadap instruksi guru mengenai mekanisme penerapan metode Card Sort.

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat di simpulkan bahwa menggunakan metode Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar PKn bagi siswa Kelas V SD Negeri Pucung, Bancak, Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini di tunjukkan berdasarkan prestasi belajar pada siklus I yaitu hasil rata-rata prestasi belajar pada kondisi awal sebesar 30,43%. Siklus I 60,86%, Siklus II 82,60% dan pada siklus III sebesar 100%. Dan hipotesis yang menyatakan bahwa dengan menggunakan Metode Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn materi memahami kebebasan berorganisasi bagi siswa kelas V SD Negeri Pucung, Bancak, Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017, di terima kebenarannya. Dan dari hasil belajar siswa di atas dapat membuktikan bahwa pembelajaran ini efektif meningkatkan prestasi belajar pada siswa.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar PKn bagi siswa kelas V SD Negeri Pucung, Kec. Bancak, Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan berdasarkan dari ketuntasan belajar siswa. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus I sebanyak 14 siswa (60,86%), siklus II sebanyak 19 siswa (82,60%) dan siklus III sebanyak 23 siswa (100%). Sedangkan pencapaian nilai rata-rata kelas pada pra siklus adalah 64,21, siklus I adalah 72,13, pada siklus II adalah 78,52 dan pada siklu III adalah 84,26. Dari rata-rata tersebut berarti ada kenaikan nilai sebesar 7,92 poin dari pra siklus menuju siklus I, terdapat kenaikan 8 poin dari siklus I menuju siklus II dan terdapat kenaikan 5,74 poin dari siklus II menuju siklus III.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya di lakukan oleh guru dalam pembelajaran agar siswa mencapai prestasi belajar yang memuaskan adalah sebagai berikut:

1.     Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk menggunakan metode Card Sort sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan menyenangkan.

2.     Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan baik itu metode ataupun media dengan sebaikbaiknya.

3.     Kepada guru sebaiknya lebih kreatif dan variatif dalam menggunakan metode pembelajaran. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan kepada siswa selama mengikuti proses pembelajaran.

4.     Guru dalam mengajar hendaknya melibatkan siswa secara aktif agar siswa merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan perilaku belajar yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 1988. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2008. PenelitianTindakanKelas. Jakarta: PT Bumiaksara.

Darmono, Ikhwan Sapto. 2008.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas V. Jakarta :Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Daryono dkk. 1998. Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Daryono dkk. 1998. Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta :Kencana Penanda Media Group.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : PT Fajar Inter Pratama Mandiri.

Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran. Lombok : Holistica Lombok.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Widihastuti, Setiati. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : PT Pustaka Insan Madani.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

W.J.S. Poerwodarminta. 2006. Kamus Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta. Balai Pustaka.

Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta. Pustaka Insan Madani.