UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V

SDN CUKILAN 03 TAHUN AJARAN 2017-2018

 

Heri Suwarto

SD Negeri Cukilan 03 Kecamatan Suruh Kab. Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas mengenai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together pada Siswa Kelas V SDN Cukilan 03 Tahun Ajaran 2017-2018 dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki masalah rendahnya pencapaian hasil belajar dan KKM yaitu rata-rata nilai 61,00 dan hanya 10 siswa atau 33.33% dari 30 siswa yang mencapai batas KKM. Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan melalui PTK dimana guru yang bertindak sebagai peneliti melakukan perbaikan dibantu teman sejawat dan pengawas TK/SD dibawah bimbingan nara sumber yang berkompeten. Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus, dimana pada siklus I terdapat 24 siswa atau 80% siswa mengalami kenaikan nilai hasil belajar sebesar 11,42% menjadi 69,67 serta peningkatan pencapaian KKM dari semula hanya 33,33% siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 63,33%. Pada akhir siklus II terdapat 28 siswa atau 93,33% siswa mengalami peningkatan nilai hasil belajar sebesar 12,95% menjadi 79,00 serta peningkatan pencapaian KKM dari semula hanya 63,33% siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 96,67%. Dengan melihat hasil akhir perbaikan pembelajaran melalui penerapan metode Numbered Heads Together tersebut dapatlah disimpulkan jika metode ini terbukti mampu meningkatkan hasil belajar dan pencapaian KKM pada pelajaran matematika pokok bahasan operasi hitung campuran bilangan bulat. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan dalam pembelajaran operasi hitung campuran bilangan bulat agar mempergunakan metode numbered heads together sesuai dengan langkah-langkahnya agar pencapaian hasil belajar dan KKM lebih baik.

Kata Kunci: NHT, Matematika

ABSTRACT

The class action research in concern with the effort of increasing the mathematics achievement focus on the mixing of operation of the round numbered by numbered heads together method of the students of the fifth grade of SDN Cukilan 03 on 2017-2018 school years is done as the effort to repair the problem of the low achievement and the minimum criteria that is mean 61,00 and only 10 students or 33,33 of 30 students who reach the limit o the minimum criteria. The improving of this studying is held throught the class action research where the teacher as a researcher do this helped by the other teachers and supervisor under the guidance of the competence source. It done into two (siklus). The first (siklus) the improving of the achievement is 11,42% into 69,67. In the second (siklus) the increasing of the achievement of the minimum criteria from 33,33% increase to be 63,33%. In the second (siklus) the increasing of the avhievement is 12,95% into 79,00 and the increasing of the minimum criteria is from 63,33% into 96,67%. Seeing the final result throught the numbered heads together method, it can be concluded that this method is is proved increasing the achievement and the minimum criteria on the mathematics of the mixing operation of the round number. Based on this research, is suggested to use the numbered heads together method on the mixing oeration of round number and its step in order to make the achievement and the minimum criteria to be more better.

Key wods :   Achievement, Mathematic study, the mixing operation of round number, Numbered Heads Together.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Matematika adalah ilmu dasar yang berkembang sangat pesat baik materi maupun kegunaannya. Maka pelajaran ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dengan menggunakan bilangan dan menggunakan ketajaman penalaran untuk menyelesaikan persoalan sehari-hari. Dengan kata lain belajar matematika yaitu mempelajari obyek kajian yang abstrak dengan pola pendekatan deduktif dan kebenaran absolut. Namun pada kenyataannya pembelajaran di sekolah seringkali mengalami kesulitan dan banyak dari siswa tidak menyukai pelajaran matematika. Siswa mempelajari matematika yang sifat materinya masih elementer dan hal itu merupakan konsep essensial sebagai dasar bagi prasyarat konsep yang lebih tinggi. Banyak aplikasi dalam kehidupan masyarakat dan pada umumnya dalam mempelajari konsep-konsep tersebut bisa dipahami melalui pendekatan induktif. Hal ini sesuai dengan kemampuan kognitif siswa yang telah dicapainya.

Adapun beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian adalah apabila siswa secara prematur dihadapkan suatu materi pelajaran tertentu sedangkan ia belum siap untuk memahaminya, maka ia tidak saja akan gagal dalam belajar tetapi juga belajar untuk menakuti, membenci, dan menghindari pelajaran yang berkenaan dengan materi tersebut (Erman Suherman dan Udin S.Winataputra, 1999:137). Untuk mengkomunikasikan matematika ada beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu aspek merepresentasi, merekonstruksi, kerjasama.

Dalam pembelajaran matematika siswa perlu mendengarkan dengan cermat, aktif, dan menuliskan kembali pernyataan atau komentar penting yang diungkapkan oleh teman ataupun guru. Kemampuan matematika siswa rendah karena sebagian besar siswa kurang antusias menerimanya. Siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut atau malu mengemukakan pendapatnya. Tidak jarang siswa merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika sebab matematika dianggap sulit, menakutkan, bahkan sebagian dari mereka ada yang membencinya sehingga matematika dianggap sebagai momok oleh mereka. Hal ini menyebabkan siswa menjadi takut atau fobia terhadap matematika. Ketakutan yang muncul dari dalam diri siswa tidak hanya di sebabkan oleh siswa itu sendiri. Tetapi juga di dukung oleh ketidak mampuan guru menciptakan situasi yang membawa siswa tertarik pada matematika. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Heman Handoyo (Rosyanda, 2002:3) bahwa di dalam kelas guru tidak mampu menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi timbal balik dalam pelajaran matematika bahkan sering terjadi secara tidak sadar guru menciptakan situasi yang menghambat terjadinya komunikasi itu. Dalam dunia pendidikan juga tidak terlepas dari peran komunikasi. Komunikasi antar siswa perlu dikembangkan. Siswa perlu dilatih untuk merepresentasi suatu masalah beserta pemecahannya. Komunikasi yang terjadi berupa interaksi antar siswa ataupun dengan gerunya. Interaksi tersebut bisa diamati pada pembahasan soal, siswa dapat berkomunikasi dengan guru atau dengan teman yang lain bagaimana cara pemecahan soal yang dihadapi

            Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar di SDN Cukilan 03 Kecamatan Suruh, dijumpai rendahnya hasil belajar siswa untuk pelajaran matematika pada pokok bahasan operasi hitung campuran bilangan bulat. Dari 30 siswa kelas V SDN Cukilan 03, cuma 10 atau 33,33% siswa yang memperoleh nilai hasil belajar matematika untuk pokok bahasan operasi hitung campuran bilangan bulat diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Sedangkan 20 atau 66,67% siswa lainnya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.

Pengerjaan operasi hitung campuran bilangan bulat membutuhkan kemampuan penguasaan beberapa operasi hitung yaitu penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian pada bilangan bulat negatif, positif dan nol, sehingga memiliki tingkat kesukaran yang tinggi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah tersebut, peneliti bersama teman sejawat, kepala sekolah dan pembimbing menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

“ Bagaimanakah cara menerapkan metode pembelajaran Numbered Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas V SDN Cukilan 03 Tahun Ajaran 2017-2018 pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat?”

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana tersebut di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together pada Siswa Kelas V SDN Cukilan 03 Tahun Ajaran 2017-2018” adalah sebagai berikut :

1.       Mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar dan pencapaian ketuntasan minimal yang harus dicapai Siswa Kelas V SDN Cukilan 03 Tahun Ajaran 2017-2018 pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan

2.       Mengetahui efektivitas metode pembelajaran Numbered Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar dan pencapaian criteria ketuntasan minimal yang harus dicapai Siswa Kelas V SDN Cukilan 03 Tahun Ajaran 2017-2018 pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan

3.       Meningkatkan motivasi siswa mengikuti pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat melalui penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together.

4.       Meningkatkan aktivitas Siswa Kelas V SDN Cukilan 03 Tahun Ajaran 2017-2018 pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat melalui penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together.

5.       Meningkatkan keterampilan kerjasama Siswa Kelas V SDN Cukilan 03 Tahun Ajaran 2017-2018 pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat melalui penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together.

6.       Meningkatkan tanggung jawab Siswa Kelas V SDN Cukilan 03 Tahun Ajaran 2017-2018 dalam pengerjaan tugas kelompok pada pelajaran Matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat melalui penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together.

Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

Bagi Siswa :

·         Meningkatkan hasil belajar dan pencapaian KKM

·         Meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika

·         Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika

·         Meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran matematika

·         Meningkatkan tanggung jawab siswa dalam pengerjaan tugas kelompok pada pembelajaran matematika

Bagi Guru :

·         Memiliki keteramplan melaksanakan pembelajaran dengan metode Numbered Heads Together.

·         Meningkatkan kreativitas variasi pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa

·         Meningkatkan kreativitas dalam mendesain model pembelajaran inovatif.

Bagi Sekolah:

·         Dapat digunakan sebagai pedoman untuk perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran dan kelas lain.

·         Meningkatkan profesionalitas SDM guru dalam pengembangan pembelajaran.

·         Perbaikan kualitas pembelajaran dan mutu sekolah.

Bagi Pengembangan Kurikulum:

·         Diperolehnya ketepatan penerapan model pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum.

·         Diperolehnya hasil nyata untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang muncul dalam penerapan suatu model pembelajaran.

·         Diperolehnya suatu hasil implementasi sebagai acuan pengembangan model pembelajaran selanjutnya.

 

KAJIAN PUSTAKA

Tinjauan Kepustakaan

Pengertian Belajar

Sebagian besar ahli berpendapat bahwa belajar adalah merupakan proses perubahan, dimana perubahan tersebut merupakan hasil dari pengalaman. Dengan pengembangan tekhnologi informasi, belajar tidak hanya diartikan sebagai suatu tindakan terpisah dari kehidupan manusia. Banyak ilmuwan yang mengatakan belajar menurut sudut pandang mereka. Beberapa definisi belajar sebagai suatu perubahan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.

a.       Gagne dan Berliner (Ani Tri, 2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana sesuatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.

b.       Menurut Teori Belajar Konstruktivisme (Ani Tri, 2004:49-50) belajar adalah lebih dari sekedar mengingat. Siswa yang memahami dan mampu menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus bisa menyelesaikan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, dan berkutat dalam berbagai gagasan. Guru adalah bukan orang yang mampu memberikan pengetahuan kepada siswa, sebab siswa yang harus mengkonstruksikan pengetahuan didalam memorinya sendiri.Sebaliknya tugas guru yang paling utama adalah : (a) memperlancar siswa dengan cara mengajarkan cara-cara membuat informasi bermakna dan relevan dengan siswa; (b) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan gagasannya sendiri; (c) memanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya sendiri. Disamping itu guru harus mampu mendorong siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang dipelajarinya

c.        Suharsimi Arikunto (1980:19) mengartikan bahwa belajar merupakan suatu proses karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.

d.       Slameto (2003:2) menjelaskan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memproleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar yaitu perubahan terjadi secara sadar, continue, positif dan aktif, terarah, dan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

e.        Menurut J.Bruner (dalam Slameto 2003:11) bahwa “belajar tidak untuk mengubah tingkah laku sesorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah”. Dengan demikian alangkah baiknya bila sekolah dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Partisipasi aktif dari siswa penting dalam proses belajar untuk mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan dari tiap-tiap siswa.

f.        Selain itu Dimyati dan Mudjiono (2006:7) menyebutkan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar, berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik baik ketika para siswa di sekolah maupun di lingkungan keluarganya sendiri.

        Dari uraian di atas, nampak bahwa belajar merupakan suatu proses berfikir dalam menunjang perubahan tingkah laku baik dari aspek kognitif, psikomotorik maupun afektif. Belajar tidak terjadi secara spontan tetapi memerlukan waktu untuk mendapatkan hasil. Belajar tidak hanya semata-mata tekad membaca melainkan lebih dari itu yaitu melalui diskusi, mengamati sesuatu, mencoba, mempraktekkan , dan mendengarkan. Dengan belajar manusia dapat mempraktekkan hidup serta mengembangkan dirinya sendiri dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian segala yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan kesengajaan yang akhirnya dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan perubahan tingkah laku adalah merupakan hasil dari kegiatan belajar

Berdasarkan definisi-definisi tersebut batasan-batasan belajar dapat disimpulkan sebagai berikut.

1)   Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja

2)   Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari

3)   Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir, sikap terhadap nilainilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik)

4)   Perubahan tersebut relatif bersifat konstan.

 Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Numbered Heads Together merupakan pendekatan struktural pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan oleh Spencer Kagan, dkk (Ibrahim, 2000:25). Menurut Lie (1999), pembelajaran ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik ini dapat diberikan pada semua mata pelajaran dan pada berbagai tingkatan usia.

Meskipun memiliki banyak persamaan dengan pendekatan yang lain, namun pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Numbered Heads Together adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas (Ibrahim, 2000:28).

Numbered Heads Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas

Pengertian Numbered Heads Together secara sederhana adalah metode pembelajaran dengan sistem penomoran yang mengutamakan pola interaksi antar siswa yang terbentuk dalam kelompok siswa dan selalu bekerjasama secara kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

Kerangka Berfikir

Salah satu tujuan dari pembelajaran matematika adalah mengembangkan kemampuan pemecahan masalah yang dapat dilatih denganmenumbuhkan cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten.Jika kemampuan pemecahan masalah ini telah dimiliki oleh siswa maka saat menghadapi soal-soal pada pelajaran matematika akan timbul motivasi untuk mengerjakan serta tidak mudah putus asa jika menemukan kesulitan. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan teman sejawat ternyata hal ini tidak ditemukan pada semua siswa SD Cukilan 03 saat mengerjakan operasi hitung campuran bilangan bulat. Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang ditunjukkan dengan rendahnya pencapaian hasil belajar dan kriteria ketuntasan minimal, rendahnya motivasi untuk mengikuti pembelajaran, kurangnya kerjasama dan tanggung jawab siswa, mendorong peneliti untuk memperbaiki pembelajaran tersebut melalui Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) yang direncanakan dalam dua siklus.

Perbaikan pembelajaran melalui PTK pada siklus I ini dilaksanakan dengan menerapkan metode pembelajaran Numbered Heads Together . Metode pembelajaran ini diyakini mampu untuk meningkatkan hasil belajar siswa karena melalui metodel ini keterlibatan siswa dalam pembelajaran lebih tinggi, demikian juga kerjasama kelompok dan tanggung jawab juga dituntut lebih tinggi.Dengan keaktifan, kerjasama dan tanggung jawab yang lebih tinggi diharapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran juga meningkat yang pada akhirnya berdampak pada hasil belajar yang meningkat pula.

Perbaikan pembelajaran pada siklus II juga masih menerapkan metode pembelajaran Numbered Heads Together dengan perbaikan langkah-langkah pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Dengan penyempurnaan langkah-langkah pembelajaran tersebut diharapkan pada akhir siklus II terjadi peningkatan hasil belajar operasi hitung campuran bilangan bulat yang lebih signifikan.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together pada Siswa Kelas V SDN Cukilan 03 Tahun Ajaran 2017-2018 dilaksanakan di kelas V semester 1 SDN Cukilan 03 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017-2018.Sekolah ini terletak di daerah pinggiran dengan tingkat ekonomi orang tua yang rendah serta sebagian besar bermata pencarian buruh tani.Lokasi sekolah terletak di pedesaan sekitar 5 km dari pusat kecamatan.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 07 Agustus 2017, jam pelajaran ke 2 dan 3. Siklus II sebagai penyempurnaan dilaksanakan pada hari Senin tangal 21 Agustus 2017, jam pelajaran ke 2 dan ke 3.

Site dari penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran matematika pokok bahasan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together yang dilaksanakan pada kelas V semester 1 SDN Cukilan 03 tahun ajaran 2017-2018 melalui perbaikan pembelajaran dalam dua siklus.

Alat-alat Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperlukan alat-alat pengumpul data sebagai berikut :

1.       Daftar Kelas : untuk mendapatkan data tentang karakteristik siswa dan orang tua.

2.       Daftar nilai : untuk mendapatkan data hasil belajar siswa.

3.       Lembar observasi terstruktur : untuk melakukan pengamatan pelaksanaan pembelajaran baik terhadap guru maupun siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pra Siklus

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas V semester 1 SDN Cukilan 03 untuk mata pelajaran Matematika pokok bahasan operasi hitung campuran bilangan bulat ini karena rendahnya perolehan nilai hasil belajar siswa dan pencapaian KKM. Berikut ini adalah data mengenai perolehan nilai hasil belajar siswa kelas V SDN Cukilan 03 untuk pokok bahasan operasi hitung campuran bilangan bulat sebelum perbaikan pembelajaran.

Jika perolehan nilai 40=1 ,45=1, 50=4, 55=2, 60=12, 65=0, 70=8,75=1,80=1. Nilai terendah adalah 40 dan tertinggi adalah 80 sedangkan nilai terbanyak 60 sebanya 12 siswa. Dengan melihat rekapitulasi nilai pada tabel dan grafik dapat dilihat jika perolehan hasil belajar dan KKM siswa kelas V SDN Cukilan 03 masih sangat rendah.

Siklus I

Jika nilai terendah yang dicapai pada siklus I adalah 50 serta nilai tertinggi adalah 95 dengan rata-rata perolehan nilai adalah 69,67. Dari 30 siswa kelas V SDN Cukilan 03 masih terdapat 11 orang siswa atau 36,67% dibawah KKM dan 19 siswa atau 63,33% siswa mencapai KKM. Berarti terjadi peningkatan sebesar 90% dari sebelum perbaikan pembelajaran. Selain itu dari 30 siswa terdapat 24 siswa atau 80% yang mengalami kenaikan hasil belajar.

Jika nilai 50=1, 55=0, 60=10, 65=2, 70=8, 75=1, 80=4, 85=2, 90=0, 95=1 siswa. Nilai terendah adalah 50 dan tertinggi 95. Dari grafik tersebut terlihat jelas jika siswa yang mencapai KKM lebih banyak dari pada yang belum.

Siklus II

Jika nilai terendah yang dicapai pada siklus II adalah 60 serta nilai tertinggi adalah 100 dengan rata-rata perolehan nilai adalah 79,00. Dari 30 siswa kelas V SDN Cukilan 03 hanya terdapat 1 orang siswa atau 3,3% dibawah KKM dan 29 siswa atau 96,67% siswa mencapai KKM. Berarti terjadi peningkatan sebesar 100% dari sebelum perbaikan pembelajaran. Selain itu dari 30 siswa terdapat 28 siswa atau 93,33% yang mengalami kenaikan hasil belajar.

Jika nilai 60=1, 65=2, 70=8, 75=5, 80=3, 85=4, 90=03, 95=1, 100=3 siswa. Nilai terendah adalah 60 dan tertinggi 100. Dari grafik tersebut terlihat jelas jika siswa yang belum mencapai KKM hanya 1 siswa.

Pembahasan

Pra Siklus

Berdasarkan analisis hasil tes formatif sebelum diadakan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran matematika tentang operasi hitung campuran bilangan bulat untuk 30 siswa kelas V semester 1 SDN Cukilan 03 tahun ajaran 2017-2018 didapatkan hasil yang kurang memuaskan yaitu nilai terendah 40, nilai tertinggi 80 dengan rata-rata kelas 61 sehingga yang mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal hanya 10 siswa atau 33.33%. Untuk itu peneliti bekerjasama dengan teman sejawat dan kepala sekolah dibawah bimbingan nara sumber yang berkompeten melakukan identifikasi dan analisis permasalahan tersebut untuk dilakukan perbaikan pembelajaran. Dari berbagai literatur, pustaka dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalaan ini akhirnya diputuskan untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas pelajaran matematika tentang operasi hitung campuran bilangan bulat dengan menerapkan metode numbered heads together dalam dua siklus yang dilaksanakan pada tangal 07 dan 21 Agustus 2017

Siklus I

Nilai terendah yang dicapai pada siklus I adalah 50 serta nilai tertinggi adalah 95 dengan rata-rata perolehan nilai adalah 69,67 atau mengalami peningkatan sebesar 11,42% dari rata-rata sebelum perbaikan pra siklus 61,00. Untuk pencapaian KKM juga mengalami peningkatan dari semula hanya 10 siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 19 siswa atau 63,33% dari jumlah seluruh siswa kelas V. Selain itu 24 siswa atau 80% dari siswa kelas V mengalami peningkatan hasil belajar.

Berdasarkan criteria keberhasilan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan pada perencanaan awal yaitu perbaikan pembelajaran matematika tentang operasi hitung campuran bilangan bulat dengan penerapan metode pembelajaran numbered heads together dianggap berhasil jika :

a.     65% ≤ jumlah seluruh siswa mengalami peningkatan perolehan nilai.

b.     65% ≤ jumlah siswa mencapai batas KKM

Dari 30 siswa yang mengikuti perbaikan pembelajaran pada siklus I terdapat 24 siswa yang mengalami peningkata nilai hasil belajar atau sebesar 80,00% dari jumlah siswa kelas V. Sesuai dengan criteria keberhasilan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan pada perencanaan awal bahwa perbaikan pembelajaran dianggap berhasil jika 65% ≤ dari jumlah siswa yang mengikuti perbaikan pembelajaran mengalami peningkatan nilai hasil belajar, sudah bisa dicapai pada siklus I ini. Dengan kata lain perbaikan pembelajaran pada siklus I ini dianggap berhasil jika dilihat dari jumlah siswa yang mengalami peningkatan perolehan nilai hasil belajar.

Dilihat dari criteria pencapaian KKM ternyata hasil akhir yang dicapai pada siklus I ini hanya 63,33% siswa yang mencapai KKM, jadi masih dibawah criteria yang ditetapkan yaitu 65%. Dengan begitu dapat disimpulkan jika perbaikan pembelajaran pada siklus I ini dianggap belum berhasil dilihat dari criteria pencapaian KKM.

Berdasarkan analisa hasil pada siklus I ini diputuskan untuk melanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap langkah-langkah yang berdasarkan temuan-temuan pada waktu pelaksanaan perbaikan. Adapun temuan-temuan yang perlu untuk dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :

a.     Penjelasan guru pada awal pembelajaran agar lebih terperinci dan memberikan kesempatan untuk tanya jawab yang lebih terbuka.

b.     Perlu diberikan motivsi agar siswa lebih berani menyampaikan pendapat dan memberikan tanggapan pada hasul kerja teman atau kelompok lain.

c.     Perlu disusun panduan kerja kelompok agar dalam pelaksanaan kerja kelompok tidak didominasi oleh siswa yang pandai.

d.     Perlu perencanaan penataan ruangan yang lebih efisien.

Siklus II

Nilai terendah yang dicapai pada siklus II adalah 60 serta nilai tertinggi adalah 100 dengan rata-rata perolehan nilai adalah 79,00 atau mengalami peningkatan sebesar 12,95% dari rata-rata sebelum perbaikan pra siklus 61,00. Untuk pencapaian KKM juga mengalami peningkatan dari semula hanya 10 siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 19 siswa atau 63,33% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 29 siswa atau 96,67% pada siklus II dari jumlah seluruh siswa kelas V. Selain itu 24 siswa atau 80% dari siswa kelas V mengalami peningkatan hasil belajar pada siklus I dan meningkat 93,33%.menjadi 28 siswa.

Berdasarkan criteria keberhasilan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan pada perencanaan awal yaitu perbaikan pembelajaran matematika tentang operasi hitung campuran bilangan bulat dengan penerapan metode pembelajaran numbered heads together dianggap berhasil jika :

a.     65% ≤ jumlah seluruh siswa mengalami peningkatan perolehan nilai.

b.     65% ≤ jumlah siswa mencapai batas KKM

Dari 30 siswa yang mengikuti perbaikan pembelajaran pada siklus II terdapat 28 siswa yang mengalami peningkatan nilai hasil belajar atau sebesar 93,33% dari jumlah siswa kelas V. Sesuai dengan criteria keberhasilan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan pada perencanaan awal bahwa perbaikan pembelajaran dianggap berhasil jika 65% ≤ dari jumlah siswa yang mengikuti perbaikan pembelajaran mengalami peningkatan nilai hasil belajar, bisa dicapai pada siklus II ini. Dengan kata lain perbaikan pembelajaran pada siklus I ini dianggap berhasil jika dilihat dari jumlah siswa yang mengalami peningkatan perolehan nilai hasil belajar.

Dilihat dari criteria pencapaian KKM ternyata hasil akhir yang dicapai pada siklus II ini 96,67% siswa mencapai KKM, jadi sudah mencapai criteria keberhasilan yang ditetapkan sebesar 65% ≤ . Dengan begitu dapat disimpulkan jika perbaikan pembelajaran pada siklus II ini dianggap berhasil dilihat dari criteria pencapaian KKM.

 

 

 

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada grafik berikut.

Grafik Pencapaian KKM

Std. Dev = .76

 

 

 

 

 

 

Dengan dicapainya dua criteria keberhasilan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan ini, dapat disimpulkan jika pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika tentang operasi hitung campuran bilangan bulat dengan menerapkan metode numbered heads together di kelas V semester 1 tahun ajaran 2017-2018 SDN Cukilan 03 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dianggap berhasil.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas upaya perbaikan pembelajaran matematika tentang operasi hitung campuran bilangan bulat di kelas V semester 1 SDN Cukilan 03 Kecamatan Suruh periode 2017-2018 dengan penerapan metode pembelajaran numbered heads together dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.     Metode pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk mata pelajaran matematika tentang operasi hitung campuran pada bilangan bulat di kelas V semester 1 SDN Cukilan 03 tahun ajaran 2017-2018. Peningkatan ini dapat dilihat dari pencapaian KKM pada pra siklus sebesar 33,33%, meningkat pada siklus I menjadi 63,33% dan meningkat lagi menjadi 96,67% pada siklus II.

2.     Metode pembelajaran Numbered Heads Together juga dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas V semester 1 SDN Cukilan 03 tahun ajaran 2017-2018 terlihat pada siklus I ditemukan 80% siswa mengalami peningkatan nilai hasil belajar dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 93,33%.

3.     Dengan menerapkan metode pembelajaran Numbered Heads Together pada pelajaran matematika tentang operasi hitung campuran bilangan bulat dapat meningkatkan motivasi, tanggung jawab, keaktifan dan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat dan tanggapan.

SARAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika tentang operasi hitung campuran bilangan bulat di kelas V semester 1 SDN Cukilan 03 Kecamatan Suruh periode 2017-2018 dengan penerapan metode pembelajaran numbered heads together disampaikan saran sebagai berikut :

1.     Guru hendaknya memilih metode pembelajaran yang paling relevan dengan materi dan kondisi siswa.

2.     Metode pembelajaran yang diterapkan pada mata pelajaran matematika hendaknya lebih banyak mendorong keaktifan dan keterlibatan siswa.

3.     Guru hendaknya senantiasa berusaha mengembangkan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif guna meningkatkan pencapaian hasil belajar.

4.     Guru sebaiknya senantiasa berusaha untuk mengidentifikasi permasalahan jika menemukan kesulitan dalam pembelajaran.

5.     Guru sebaiknya mengembangkan kemampuan untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas guna menemukan metode pembelajaran yang tepat agar hasil pembelajaran bisa meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD dan MI. Jakarta : Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Muhsetyo, G. (2008). Pembelajaran Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka

Margana,R. (2010). Eksperimentasi Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Maematika ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas X SMA Negeri di Surakarta Tahun Pelajaran 2009-2010. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

Sudrajat,A. (19/01/2008). Model Pembelajaran Inovatif.

 http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/19/model-pembelajaran-inovatif

Rohani,F. (2009). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII D SMP Negeri 3 Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009. Thesis. Universias Muhammadiyah Surakarta.

Mazjun. (16/10/2009). Model Pembelajaran Kooperatif.

            http://mazjun.blog.uns.ac.id/2009/10/16/model-pembelajaran-kooperatif

Hamsa,A. (05/2009). Numbered Heads Together.

            http://alief-hamsa.blogspot.com/2009/05/numbered-heads-together-nht.html