Peningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Melalui Pembelajaran Inquiry
PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KEBEBASAN BERORGANISASI MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY KELAS V SEMESTER 2
SDN II WATUAGUNG BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Mamik Purdwiningsih
Guru SDN II Watuagung Baturetno
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar PKn standar kompetensi memahami kebebasan berorganisasi kelas V semester 2 SD Negeri II Watuagung Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri II Watuagung Kabupaten Wonogiri. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah semua siswa kelas V semester 2 SD Negeri II Watuagung, Baturetno tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 26 orang siswa. Waktu penelitian dari bulan Februari s/d April 2014. Indikator keberhasilan apabila telah mencapai nilai ≥ 75, dengan prosentase ketercapaian ketuntasan minimal 85% dari keseluruhan siswa, dan siswa yang aktif mengikuti pembelajaran minimal 85%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran inquiry, terbukti dapat meningkatkan: (1). Motivasi belajar baik secara individu maupun rata-rata kelas, perubahan motivasi tersebut dapat dilihat dari kondisi awal prasiklus ke siklus 1 menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar baik dalam kegiatan belajar sebanyak 6,4%, pada siklus I sebanyak 16,03%, pada siklus II sebanyak 28,85%,, dan pada siklus III hasil motivasi belajar siswa yang termotivasi baik sebanyak 66,67%,; (2). Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa kelas V SDN II Watuagung secara totalitas dari pra siklus sampai dengan siklus III adalah sebesar 10,11 yaitu dari 70,04 pada pra siklus menjadi 80,15 pada siklus III; (3). Peningkatan ketuntasan belajar siswa kelas V SDN II Watuagung secara totalitas dari pra siklus sampai dengan siklus III sebanyak 19 siswa (73,07%) yaitu dari 4 siswa (15,39%) menjadi 23 siswa (88,46%)
Kata kunci: metode inquiry, motivasi belajar, dan prestasi belajar
PENDAHULUAN
Fungsi PKn di SD adalah sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab. Sungguhpun PKn merupakan pelajaran yang penting, namun pada kenyataannya siswa kelas V SDN II Watuagung tahun pelajaran 2013/2014 banyak yang tidak mampu untuk menunjukkan prestasi yang baik, hal ini disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan tidak melibatkan siswa secara langsung, sehingga siswa kurang mendapat pengalaman dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu maka perlu diupayakan cara untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa melalui penelitian tindakan kelas (action research) dengan menerapkan strategi pembelajaran yang dianggap sesuai dengan standar kompetensi yang diajarkan. Pada penelitian tindakan kelas ini Peneliti akan menerapkan strategi pembelajaran penemuan (inquiry), yaitu suatu model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk terlibat secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip sendiri (Nurhadi dan Senduk, 2003). Sebagai upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar PKn khususnya siswa kelas V Semester 2 SD Negeri II Watuagung Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014, peneliti akan menerapkan metode inquiry.
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1). Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan motivasi PKn standar kompetensi memahami kebebasan berorganisasi kelas V semester 2 SD Negeri II Watuagung Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014, 2). Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar PKn standar kompetensi memahami kebebasan berorganisasi kelas V semester 2 SD Negeri II Watuagung Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014
Dengan mengacu pada rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan; 1) dengan penerapan metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan motivasi PKn standar kompetensi memahami kebebasan berorganisasi kelas V semester 2 SD Negeri II Watuagung Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014, 2) dengan penerapan metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar PKn standar kompetensi memahami kebebasan berorganisasi kelas V semester 2 SD Negeri II Watuagung Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014
Banyak ahli yang mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu (Djamarah, 2002: 114). Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi yang timbul dan tumbuh berkembang dengan jalan datang dari dalam diri individu yang disebut motivasi instrinsik dan yang datang dari lingkungan masyarakat yang disebut motivasi ekstrinsik (Makmun, 2004: 36).
Prestasi adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan pekerjaan. Dari penjelasan pada hakekat prestasi maka penulis menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa berupa perubahan/ penambahan dan peningkatan kualitas perilaku dari kognitif, afektif, dan psikomotor yang dicapai melalui aktivitas. Siswa dapat berprestasi apabila sudah melakukan tugas belajar. Beberapa hal yang menyebabkan siswa mempunyai prestasi rendah adalah 1). Pengetahuan /ketrampilan yang diperlukan tidak dikuasai, 2). Siswa tersebut sebenarnya mempunyai kemampuan yang diperlukan tetapi tidak mau melakukan karena berbagai sebab.
Dimyati(2006: 200) manyatakan â€Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajarâ€. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol.
Menurut Djamarah (2005: 107) yang menyatakan bahwa setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi (hasil) belajar yang dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf.
Menurut Sudjana (2008: 3) menyatakan bahwa “penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentuâ€. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar (Sukmadinata, 2007: 102).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tes tertulis merupakan bagian dari kegiatan sekolah, tes dan penilaian dibedakan dalam bentuk tes pilihan ganda, machie scored, essay, dan hasil karja. Tujuan dilakukan tes dan penilaian adalah agar diperoleh informasi tentang status dan perkembangan siswa dan kualitas sekolah. Adapun materi pembelajaran yang meliputis tandart kompetensi, silabus, RPP bahan ajar terlampir.
Inquiry merupakan salah satu komponen dan penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning), yang berarti menemukan. Menurut Nurhadi (2002) menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL (Contextual Teaching And Learning). Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Inquiry merupakan salah satu dari tujuh komponen penerapan pendekatan kontekstual di kelas. Siklus inquiry sebagai berikut: (1) Observasi (observation), (2) Bertanya (questioning), (3) Mengajukan dugaan (hipothesis), (4) Pengumpulan data (data gathering), (5) Penyimpulan (conclusion).
Langkah-langkah kegiatan menemukan (inquiry) adalah sebagai berikut: (1) merumuskan masalah, (2) mengamati dan melakukan observasi, (3) menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya, dan (4) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien lain.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan SD Negeri II Watuagung. Waktu penelitian 3 bulan yaitu dari bulan Februari s/d April 2014. Subyeknya adalah siswa kelas V sebanyak 26 siswa. Obyek penelitian adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar PKn. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model yang dilakukan oleh Kemmis danMc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Arikunto (2006: 83) mengemukakan model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa peneltian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu: (1) Perencanaan atau planning; (2) Tindakan atau acting; (3) Pengamatan atau observing; (4). Refleksi atau reflecting. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus. Indikator pencapaian dalam penelitian ini ditetapkan nilai pembelajaran Pkn 75 atau lebih sebagai batas tuntas pencapaian nilai Pkn dengan angka ketercapaian minimal 85% dari keseluruhan siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Prasiklus
Pada kondisi prasiklus prosentase rata-rata siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran PKn sebesar 67,9%, siswa yang cukup termotivasi 26,9%, dan mempunyai motivasi baik sebesar 6,4%. Dengan demikian motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri II Watuagung dalam mengikuti pembelajaran PKn, tergolong kurang. Berdasarkan hasil belajar pada prasiklus di atas, dapat dilaporkan bahwa ketuntasan belajar siswa sebanyak 7 anak (26,92%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 19 orang (73,08%).
Siklus I
Pada tindakan siklus I mengambil materi PKn standar kompetensi memahami kebebasan berorganisasi. Pembelajarannya dengan metode inquiri yang dilaksanakan dalam strategi cooperatif (belajar kelompok) secara heterogin Pelaksanaannya setelah kelompok terbentuk, Peneliti memberikan tugas yang berupa permasalahan-permasalahan yang harus didiskusikan oleh peserta didik. Dari hasil kerja siswa dapat dilaporkan bahwa prosentase rata-rata siswa yang mempunyai motivasi baik sebesar 16,03%. Ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri II Watuagung dalam mengikuti pembelajaran PKn, tergolong kurang dengan prosentase ketercapaian paling banyak ditunjukkan pada kriteria penilaian kurang sebesar 47.44%. Sedangkan jumlah siswa yang tuntas belajar baru 11 anak (42,31%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 15 orang (57,69%).
Siklus II
Pada pelaksanaan tindakan siklus II menggunakan metode inquiri namun lebih efektif. Hasil tes Siklus II mengalami peningkatan prosentase rata-rata siswa yang kurang mempunyai motivasi baik sebesar 28,85%. Dengan demikian motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri II Watuagung dalam mengikuti pembelajaran PKn, tergolong cukup yang ditunjukkan dengan besarnya prosentase rata-rata sebesar 42.95%. Sedangkan ketuntasan belajarnya mengalami peningkatan menjadi 17 orang (65,38%)
Siklus III
Pada siklus III dilaksanakan tindakan dengan menggunakan metode inquiri lebih efektif lagi. Dari hasil tes siklus II mengalami kenaikan prosentase rata-rata mempunyai motivasi baik sebesar 66,67%. Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 23 orang (88,46%) Dengan demikian untuk peningkatan hasil belajar PKn tidak perlu dilanjutkan lagi karena sudah mencapai indikator yang ditentukan.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa PKn Siswa Kelas V SD Negeri II Watuagung
Pembelajaran dengan metode ceramah pada kegiatan prasiklus menimbulkan kejenuhan bagi siswa, dengan adanya kejenuhan tersebut semangat belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran Pkn di SD Negeri II Watuagung menjadi rendah. Terbukti dari jumlah siswa yang mempunyai motivasi baik sebesar 6,4%. Dan ketuntasan belajarnya sebesar 7 anak (26,92%), Untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kegiatan prasiklus, guru mencoba untuk menerapkan metode inquiry, dengan harapan dalam pembelajaran siswa mempunyai keterlibatan lebih banyak.
Dalam upaya mengatasi hal tersebut diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri sebanyak 3 siklus. Pada siklus I berhasil meningkakan jumlah siswa yang mempunyai motivasi baik meningkat 9,63%. Yaitu dari 6,4% pada pra siklus menjadi 16,03%. Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran inquiry, motivasi belajar siswa rata-rata meningkat. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh indikator.
Karena tindakan siklus I belum mampu menjcapai indikaroe maka tindakan dilanjutkan ke siklus II yaitu dengan menggunakan metode inquiri namun penggunaannya lebih optimal. Hasil tindakan siklus II mengalami peningkatan jumlah siswa yang mempunyai motivasi baik meningkat 12,82% dari siklus I yaitu dari 16,03% menjadi 28,85%. Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran inquiry dengan optimal, motivasi belajar siswa rata-rata meningkat. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh indikator, namun belum mencapai indikator yang ditentukan. Oleh karenanya maka dilanjutkan ke siklus III
Pada siklus III dilakukan tindakan dengan menggunakan metode inquiri namun lebih optimal lagi. Dari hasil tindakan siklus II berhasil meningkatkan prosentase jumlah siswa yang mempunyai motivasi baik sebesar 37,8% atau dari 28,85% pada siklus II menjadi 66,67%. Padasiklus III. Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran inquiry, motivasi belajar siswa rata-rata meningkat. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh indikator.
Peningkatan Hasil Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri II Watuagung
Peningkatan hasil belajar dari prasiklus ke siklus I terlihat bahwa rerata hasil belajar Pkn siswa pada prasiklus adalah 70,04 dan pada siklus I menjadi 73,15 atau meningkat sebesar 3,11. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II terlihat bahwa rerata hasil belajar Pkn siswa pada siklus I adalah 73,15, pada siklus II menjadi 76,08 atau meningkat sebanyak 2,93. Peningkatan hasil belajar dari siklus II ke siklus III terlihat bahwa rerata hasil belajar Pkn siswa pada siklus III adalah 80,15 atau mengalami peningkatan seebsar 4 ,07 dari siklus II yakni dari 76,08 pada siklus II menjadi 80,15 pada siklus III. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa kelas V SDN II Watuagung secara totalitas dari pra siklus sampai dengan siklus III adalah sebesar 10,11 yaitu dari 70,04 pada pra siklus menjadi 80,15 pada siklus III. Penelitian tindakan kelas ini juga telah berhasil meningkatkan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I sebanyak 4 siswa (15,39%) yaitu pada pra siklus 7 siwa (26,92%) menjadi 11 siswa (42,31%) pada siklus I.
Dari siklus I ke siklus II jumlah siswa yang tuntas belajar mengalami peningkatan sebanyak 6 siswa (23,07%) yaitu dari 11 siswa (42,31%) pada siklus I menjadi 17 siswa (65,38%). Pada siklus II. Dari siklus II ke siklus III jumlah siswa yang tuntas belajar mengalami peningkatan sebanyak 6 siswa (23,07%) yaitu dari 17 siswa (65,38%) padas siklus II menjadi 23 siswa (88,46%) pada siklus III. Peningkatan ketuntasan belajar siswa kelas V SDN II Watuagung secara totalitas dari pra siklus sampai dengan siklus III sebanyak 19 siswa (73,07%) yaitu dari 4 siswa (15,39%) menjadi 23 siswa (88,46%)
SIMPULAN
Penerapan metode pembelajaran inquiry telah terbukti dapat: 1). Meningkatkan motivasi PKn standar kompetensi memahami kebebasan berorganisasi kelas V semester 2 SD Negeri II Watuagung Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014, 2). Meningkatkan prestasi belajar PKn standar kompetensi memahami kebebasan berorganisasi kelas V semester 2 SD Negeri II Watuagung Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014. Keberhasilan ini dibuktikan dengan tercapainya indikator yang telah ditentukan yaitu(1) nilai pembelajaran Pkn 75. atau lebih. Dalam penelitian ini telah berhasil mencapai rata-rata nilai PKn siswa 80,15. (2).Batas tuntas pencapaian nilai Pkn dengan angka ketercapaian minimal 85% dari keseluruhan siswa, dalam penelitian ini berhasil mencapai ketuntasan belajar sebesar 88,46%.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. dan Bintoro, T. 2000. Memahami dan Menangani Siswa dengan Problema dalam Belajar: Pedomen Guru. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Dirjen Dikdasmen, Departemen Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta,
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nurhadi dan Senduk, GA. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sudjana, Nana. 2008 Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.