PERANAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

TERHADAP PERTUMBUHAN GEREJA

 

Yahyo

STT APOLLOS Jakarta

 

Abstrak

 Menjadi jemaat yang bertumbuh secara kwantitas dan kwalitas menjadi misi gereja. Tugas dan panggilan gereja harus komprehensif dan semakin holistik, yaitu menggemakan dinamika kerajaan Allah, mengajar, menyatakan dan menyaksikan kebenaran, kejujuran, kekudusan dan perdamaian melalui kegiatan berteologi atau Pendidikan Agama Kristen. Gereja akan terkontaminasi dan mengalami penurunan nilai – nilai rohani apabila Pendidikan Agama Kristen tidak diperkuat didalam gereja sehingga pembentukan karakter dan pertumbuhan gereja sebagai tubuh Kristus menjadi staknan bahkan menurun.

Kata Kunci: Pendidikan, Pertumbuhan, Gereja.

 

PENDAHULUAN

Gereja sebagai pelaku pendidikan bertanggungjawab untuk memberikan pendidikan dan pengajaran kepada setiap anak didiknya. Dan peserta didik yang mengikuti pendidikan dalam konteks ini adalah semua anggota jemaat Tuhan yang ditangani dalam suatu lingkungan gereja lokal. Karena itu Pendidikan Agama Kristen, gereja adalah kegiatan pendidikan yang menaruh perhatian khusus kepada anggota jemaat yang dilayani oleh suatu organisasi gereja tertentu secara lokal.

Jadi dengan demikian gereja lokal merupakan wadah pedagogis bagi setiap anggota jemaatnya. Paulus Lilik (2006:7) menyatakan mengenai peranan gereja lokal bagi Pendidikan Agama Kristen sebagai berikut:

Gereja lokal memegang peranan penting dalam mengajar Pendidikan Agama Kristen. Gembala sidang gereja lokal bertanggungjawab mendewasakan jemaat. Gereja merupakan agen utama dalam mengajarkan Pendidikan Agama Kristen. Pengajaran Pendidikan Agama Kristen dapat diprogram melalui kebaktian umum, sekolah minggu, bible study dan bagaimana persekutuan seperti persekutuan kaum muda, kaum wanita atau kaum bapak.”1

Dari pengertian diatas jelas bahwa gereja bertanggungjawab untuk mendidik umatnya agar memiliki pengetahuan, sikap dan cara hidup serta tingkah laku yang sesuai dengan Firman Allah dan berpusat kepada Kristus dan hidup bergantung kepada Roh Kudus. Karena itu supaya hal ini dapat tercapai maka pihak gereja dalam hal ini para pemimpin, pelayan yang mempimpin, melayani, mendidik dan mengajar harus bersama-sama bersatu bergandengan tangan dan melaksanakan Pendidikan Agama Kristen dengan sungguh-sungguh.

 

 

 

PERANAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Salah satu bukti yang menyatakan bahwa hakekat dan pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen itu berdasarkan pada Alkitab adalah Matius 28:19-20, bunyinya sebagai berikut:

Karena itu pergilah, jadikan semua bangsa murid-Ku dan Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepada-Mu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.2

Dari penjelasan ayat diatas nyata bahwa Kristus memberikan perintah atau amanat bagi gereja dalam menjalankan visi dan misi dibidang pendidikan. Dengan demikian jelas bahwa tanggungjawab dalam bidang pendidikan sepenuhnya diserahkan kepada gereja dan Kristus telah berjanji akan menyertai gereja di sepanjang masa.

Dari uraian diatas jelas menyatakan bahwa usaha dalam menjalankan kegiatan Pendidikan Agama Kristen bagi jemaat merupakan sesuatu yang urgen dan semestinya dilakukan oleh gereja dan bukan karena tuntutan organisasi, melainkan karena menjalankan Amanat agung dari Tuhan Yesus Kristus. Dengan demikian jika hal ini dilaksanakan dengan tepat dan benar, maka Pendidikan Agama Kristen akan mendapatkan kedudukannya yang sebenarnya sebagai bagian dari pendidikan Allah kepada dan untuk manusia.

Hakekat Pendidikan Agama Kristen

Sebagai bagian dari pendidikan keagamaan, maka Pendidikan Agama Kristen merupakan salah satu bentuk kegiatan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan penanaman sikap hidup kepada anak didik supaya bertaqwa, percaya dan beriman kepada Penciptanya. Mengenai hal ini telah disebutkan dalam pernyataan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:232) yang menyatakan bahwa: “Pendidikan keagamaan adalah kegiatan di bidang pendidikan dan pengajaran dengan sasaran utama untuk memberikan pengentahuan keagamaan dan menanamkan sikap hidup beragama.”3

Dari pengertian diatas jelas bahwa kegiatan Pendidikan Agama Kristen bertujuan supaya setiap anak didik mengalami perubahan hidup yang berarti. Perubahan hidup ini akan terjadi jika upaya yang dilakukan benar-benar maksimal dan melibatkan semua pelaku dalam pendidikan. Dengan ini jelas bahwa kegiatan Pendidikan Agama Kristen dapat diwujudkan dalam kehidupan anak didik, sebab setiap bentuk kegiatan pendidikan akan berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung kepada perubahan hidup anak didik terutama menyangkut perubahan baik dalam aspek Kognitif, Afektif maupun aspek Psikomotor.

Kedua aspek ini baik kognitif maupun afektif sangat mempengaruhi bagaimana anak didik bertindak dan menjalankan kegiatan hidupnya atau kelakuannya. Sebab aspek kognitif selalu berhubungan dengan bagaimana setiap anak didik memperoleh pengetahuan dan pemahaman, sedangkan aspek afektif berhubungan dengan bagaimana anak didik memiliki sikap dalam menentukan tindakan serta kelakukan hidup (Psikomotornya).

Dengan adanya perubahan hidup yang lebih baik, maka anak didik akan dapat mengenal Allah dan Kristus secara pribadi, hidup dalam Roh Kudus serta dapat melakukan setiap kehendak-Nya bahkan menikmati berkat-Nya. Jika hal ini terjadi maka fungsi dan kedudukan Pendidikan Agama Kristen menjadi sangat berarti bagi pertumbuhan hidup anak didik. Untuk lebih jelasnya lagi maka Hakekat Pendidikan Agama Kristen terdiri dari penjelasan sebagai berikut:

 Subjek Pendidikan Agama Kristen

Terciptanya pendidikan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sangat ditentukan oleh unsur-unsur yang membentuk pendidikan itu secara keseluruhan. Faktor-faktor yang menentukan itu merupakan komponen pokok pendidikan baik dalam pendidikan secara umum, maupun pendidikan agama Kristen khususnya. Pendidikan Agama Kristen sebagai pendidikan keagamaan memiliki komponen pendidikan sebagaimana yang dimiliki oleh pendidikan pada umumnya.

Salah satu komponen pokok dari pendidikan agama Kristen yang menjadi faktor penentu pelaksanaan kegiatan Pendidikan Agama Kristen adalah adanya pelaku pendidikan atau disebut sebagai subjek Pendidikan Agama Kristen. Subjek (Pelaku) dalam pendidikan agama Kristen adalah pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam menjalankan pendidikan baik secara individual maupun secara organisasi atau lembaga.

Pelaku Pendidikan Agama Kristen berfungsi sebagai pihak yang bertanggungjawab bagi pelaksanaan pendidikan, sehingga tugas dan kewajiban mereka tidak hanya mengajar dan mendidik, melainkan mereka harus membimbing, mengarahkan kelakuan anak didik ke arah yang lebih baik.

PERTUMBUHAN GEREJA

Pengaruh Pendidikan Agama Kristen terhadap pertumbuhan jemaat dapat ditinjau dari dua aspek yaitu petumbuhan jemaat secara kwantitas dan pertumbuhan jemaat secara kwalitas. Mengenai hal ini maka menurut R.A.S. Pandiangan “Kebaktian Kebangunan Rohani dan Pertumbuhan Gereja”, (1989:167) mengatakan bahwa:

Berfikir tentang pertumbuhan gereja maka yang dimaksudkan disini adalah pertumbuhan kwantitas dan kwalitas dari gereja itu. Sebab keduanya saling terkait dan bila yang satu lepas dari yang lain itu berarti kehilangan makna dan tujuannya.4

Yang dimaksud pertumbuhan kwantitas adalah penambahan jumlah orang percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus (orang- orang yang diselamatkan, Kisah Rasul 2:45;14).

Pertumbuhan kwantitas adalah pertumbuhan akan pemahaman dan kemampuan orang – orang yang diselamatkan dan mewujudkan imannya, baik secara individu maupun secara bersama; baik horizontal maupun vertical; bahkan lebih khusus lagi ialah kwalitas dari sudut pelaksanaan misi gereja yaitu penyelamatan.5

Jadi berdasarkan uraian di atas maka jelas bahwa pertumbuhan jemaat secara kwantitas adalah menyangkut adanya penambahan jumlah anggota jemaat dari yang sedikit menjadi lebih banyak. Sedangkan pertumbuhan jemaat secara kwalitas adalah menyangkut mutu dan kwalitas hidup jemaat dalam hal perkembangan kerohanian dan iman kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia.

Gereja Tuhan hadir di dalam dunia sebagai kawan sekerja Allah untuk mewujudkan kerajaan-Nya di alam semesta ini. Dengan demikian gereja bukan hanya sekedar hadir menampakkan diri dalam wujud organisasi saja, melainkan harus nampak dalam wujud yang luas serta lengkap. Maksudnya ialah kehadirannya dalam persekutuan, pemberitaan injil, kesaksian dan pelayanan harus merupakan satu kesatuan yang utuh, sebab gereja pada hakekatnya tidak hanya Am (Oikumene) dan Universal akan tetapi gereja juga adalah satu yang memiliki sifat hidupnya yang kudus.

Dengan demikian gereja harus menyadari bahwa ia ditempatkan di dunia ini adalah untuk menjadi garam dan terang dunia yang dapat membawa manusia percaya kepada Tuhan sehingga menerima Kristus sebagai juruselamat secara pribadi. Oleh karena itu di dalam mewujudkan tujuan tersebut diatas, maka penting bagi gereja untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan dan perkembangannya. Sebab tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan jemaat, sangat berpengaruh kepada praktek hidup gereja bahkan pada hasil akhir.

Gereja yang bertumbuh dan berkembang dapat dilihat dari kemajuan dari segi kualitas dan kuantitas. Pertumbuhan secara kualitas mengacu kepada nilai mutu jemaat, yang memiliki peningkatan hidup baik dalam aspek iman, moral dan spiritual sehingga hal ini dapat mempengaruhi aspek-aspek lainnya dalam pertumbuhan dan perkembangan jemaat. Karena itu dengan meningkatnya pertumbuhan/ perkembangan jemaat secara kualitas, maka secara kuantitas gereja akan mengalami pertumbuhan yang besar. Dengan demikian gereja secara terus menerus akan mengalami pertumbuhan baik secara kualitas maupun secara kuantitas dan hal ini akan berlanjut terus sehingga berakhir kepada satu perjalanan hidup seperti yang dikehendaki Kristus, bandingkan Efesus 4:11-16 yang menyatakan bahwa:

Dan ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-berita injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar untuk dapat memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angan pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan. Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh didalam segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah Kepala. Daripada-Nyalah seluruh tubuh – yang rapuh tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota – menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.6

Berdasarkan pernyataan ayat Kitab Suci diatas, jelas menyatakan bahwa Allah menghendaki supaya gereja mengalami pertumbuhan tidak hanya secara kuantitas melainkan secara kualitas. Sebab nilai mutu jemaat sangat menentukan gereja mencapai kedewasaannya didalam Kristus. Jadi apa yang tertulis dalam ayat kitab diatas merupakan dasar bagi perjalanan hidup gereja dalam mengalami pertumbuhan didalam segala hal kearah Kristus yang adalah Kepala dari segala yang ada.

Dalam perjalanan pertumbuhan dan perkembangan gereja sangatlah ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya adanya usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan gerejawi, yaitu suatu upaya yang dilakukan oleh pihak gereja dalam memberikan pendidikan dan pengajaran yang layak bagi anggota jemaatnya.

penambahan jumlah anggota jemaat yang baru, pertambahan cecara kwantitas juga berlaku dalam hal menghasilkan para anggota yang ingin melayani sebagai hamba Tuhan, pimpinan dan pelayan atau majelis. menunjukan bahwa jemaat menghasilkan anggota yang memiliki karunia dalam memimpin dan melayani Tuhan diantaranya terdapat majelis jemaat yang diangkat oleh gembala sidang dan terdapat pula anggota jemaat yang mengikuti pendidikan khusus untuk menjadi pemimpin dan pengajar bagi umat. Penambahan ini menunjukan bahwa pertambahan jemaat grafiknya terus meningkat.

KESIMPULAN

Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen gereja yang diterapkan oleh gembala sidang sangat penting pengaruhnya terhadap pertumbuhan jemaat terutama menyangkut pertumbuhan jemaat dalam aspek kwantitas dan kwalitas. Pencapaian ini akan terwujud jika memiliki pemahaman yang benar yang Alkitabiah serta dasar teologis mengenai hakekat Pendidikan Agama Kristen.

Unsur – unsur Pendidikan Agama Kkristen yang menjadi factor penentu pertumbuhan jemaat:

1) Adanya pelaku pendidikan

Pelaku pendidikan yang dimaksud adalah para pengajar (gembala, guru) dan para murid Tuhan (jemaat).

2)  Dikembangkanya pendekatan dan metode pendidikan

3) Program pendidikan

4)  Wadah pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

___________, Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, 1993

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1991

Keneneth O. Gangel, Membina Pemimpin Pendidikan Kristen, Malang, yayasan penerbit Gandum Mas, 1989

Louis Le Bar, Education That is Cristian, Revel.1958

Pandiang R.A.S., Kebaktian Kebangunan Rohani dan Pertumbuhan Gereja, Jakarta, Pania SPG,1989

Paulus Lilik Khistianto, Drs. M.Si,M, Prinsip dan Praktek PAK, Yogyakarta, Yayasan Andi Offset, 2006

Peter C Wagner, Gereja Saudara Dapat Tumbuh, Jakarta PT. Ganddum Mas, 1990