STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM MATERI OPERASI OPERASI HITUNG CAMPURAN

MELALUI PENERAPAN METODE PERAGAAN

DENGAN MENGGUNAKAN SEKELOMPOK GAMBAR

PADA SISWA KELAS IV SDN 2 TEMENGENG

KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Sumindar

SDN 2 Temengeng Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

ABSTRAK

Perjalanan yang berliku-liku dan penuh tantangan semenjak proses terbentuknya sampai pada keadaan sekarang yang menghantarkan Matematika sebagai bahan kajian yang menarik. Apalagi akhir-akhir ini ada sekelompok orang yang meragukan eksistensi Matematika. Karena banyaknya penyelewengan dan pengkhianatan Pancasila, sehingga pembangunan manusia seutuhnya menjadi terhambat. Dan ada pula yang mempertanyakan keberhasilan pengajaran Matematika terhadap moral pelajar khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Matematika dengan diterapkannya pembelajaran kontekstual model pengajaran Script? (b) Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kontekstual model pengajaran Script terhadap motivasi belajar Matematika. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar Matematika setelah diterapkannya pembelajaran kontekstual model pengjaran Script. (b.) Mengetahui pengaruh motivasi belajar Matematika setelah diterapkan pembelajaran kontekstual model pengajaran bebasis masalah. (c) Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran Matematika. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari 4 tahap, yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2012/2013 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi beljar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (65%), siklus II (84%), siklus III (100%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif dapat berepengaruh positif terhadap prestasi dam motivasi belajar siswa Kelas IV serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Matematika.

Kata Kunci: Matematika, Metode Peragaan dan Gambar


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan merupakan peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa itu sendiri. Perjuangan pergerakan kemerdekaan indonesia yang telah mengantarkan pembentukan suatu pemerintahan negara Indonesia untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa…..” menuntut penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan yang dapat menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional di bidang pendidikan, maka pendidikan nasional mengusahakan hal-hal berikut. Pertama, membentuk manusia seutuhnya sebagai manusia pembangunan yang berkualitas tinggi dan mampu mandiri. Kedua, memberikan dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang terwujudnya kemampuan bangsa. Ketiga, mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup bangsa. Keempat, meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia serta mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Dengan demikian sistem pendidikan nasional adalah wahana untuk mencapai cita-cita tujuan nasional.

Kondisi SD Negeri 2 Temengeng bila dilihat dari segi sarana dan prasarana sudah memadai. Lima ruangan kelas dan satu ruang kantor sudah dikeramik, instalasi listrik sudah tersedia dan halaman sekolah sudah dipaving. Tersedianya media pembelajaran seperti komputer makin mempermudah terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Kondisi gedung yang kokoh dan terawat baik. Sayangnya keadaan sekolah yang demikian itu ternyata tidak didukung dengan kondisi lingkungan sekitar sekolah yang kondusif. Lokasi SD Negeri 2 Temengeng terletak ditepi jalan yang menghubungkan antar desa. Kendaraan-kendaraan banyak yang lewat terkadang sangat menggangu proses belajar mengajar. Keadaan demikian masih diperparah dengan adanya suara-suara bising pande besi dan mesin disel yang berasal dari bengkel pande besi yang letaknya sangat dekat dengan sekolah. Keadaan lingkungan sekolah yang demikian peneliti rasakan sangat mengganggu konsentrasi belajar siswa sehingga pencapaian prestasi belajar siswa masih kurang maksimal.

Identifikasi Masalah

Hasil pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar hitung bilangan campuran menunjukkan hanya 15 orang dari 31 siswa di kelas IV yang mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 75% ke atas. Selama pembelajaran berlangsung siswa hanya memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan lembar kerja siswa dengan meniru contoh penyelesaian yang diberikan guru. Para siswa bersikap pasif hanya menerima ilmu, siswa tidak diarahkan menemukan sendiri cara menyelesaikan soal.

Berdasarkan hal tersebut peneliti minta bantuan pengamat untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu:

  1. Rendahnya tingkat penguasaan siswa dalam memperagakan operasi hitung bilangan campuran dipapan tulis dengan bantuan balok garis bilangan.
  2. Rendahnya tingkat penguasaan siswa dalam memahami prinsip-prinsip balok garis bilangan dan garis bilangan.
  3. Kurangnya kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dari peneliti.
  4. Kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tentang operasi hitung bilangan campuran.

Analisis Masalah

Sudah menjadi hal yang biasa jika siswa SD mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran matematika khususnya operasi hitung bilangan campuran.

Menurut Gatot Muhsetyo (2007; 318), hal ini kemungkinan besar disebabkan karena banyaknya buku-buku pelajaran matematika ataupun guru-guru yang mengajarkannya tidak memperhatikan dengan benar prinsip-prinsip kerja dari balok garis bilangan.

Setelah peneliti berdiskusi dengan teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat dalam pelaksanaan pembelajaran dan juga berkonsultasi dengan dosen pembimbing, dan dirumuskan beberapa penyebab timbulnya masalah pada mata pelajaran matematika tentang operasi hitung bilangan campuran, yaitu:

1. Peneliti kurang maksimal dalam menggunakan alat peraga

2. Peneliti kurang tepat dalam memilih metode pembelajaran

3. Siswa kurang memahami materi yang telah disampaikan peneliti.

4. siswa kurang aktif dan kurang memperhatikan dalam mengikuti pelajaran.

Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut diatas maka yang peneliti jadikan sasaran utama perbaikan dalam pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 2 Temengeng Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora adalah:

1. “Bagaimana cara menerapkan metode peragaan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam operasi hitung campuran dengan menggunakan sekelompok gambar?”

2. “Apakah melalui penerapan metode peragaan dengan menggunakan sekelompok gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung campuran”

Pemecahan Masalah

Berdasarkan landasan teoritik di muka, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: dengan menggunakan model pembelajaran operasi hitung campuran dengan menggunakan sekelompok gambar dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika tentang Operasi hitung campuran. Dalam hal ini ditunjukkan oleh 100% siswa telah belajar dengan tuntas. Dengan berlandaskan teori-teori yang sudah dipikir oleh penulis dari kerangka berpikir diatas, diduga melalui model pembelajaran operasi hitung campuran dengan menggunakan sekelompok gambar dapat meningkatkan hasil belajar kelas IV mata pelajaran Matematika pada materi operasi hitung campuran. Berikut ini penulis sajikan diagram alir dari pemecahan masalah:


Bagan Alur Pemecahan Masalah PTK

Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan rasa antusias siswa agar lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Menanamkan prinsip-prinsip kerja garis bilangan pada operasi hitung bilangan campuran.

3. Menetapkan metode peragaan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam operasi hitung bilangan campuran.

4. Mengetahui efektifitas pemanfaatan alat peraga dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis, penelitian ini akan memperluas pengalaman penulis saat mengajar dikelas dalam pembelajaran tentang operasi hitung bilangan campuran.

2. Bagi siswa, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan kesulitan dalam pembelajaran tentang operasi hitung bilangan campuran.

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Matematika di SD

Konsep dasar matematika perlu dikuasai anak didik sejak dini. Konsep tersebut diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegunaan matematika antara lain: (1) untuk memecahkan persoalan sehari-hari. (2) pengembangan ilmu dan (3) mengembangkan matematika itu sendiri. Menurut Ruseffendi (1989, h. 23) menyatakan bahwa matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil dimana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif. Sedangkan Johson dan Rising (1972) menyatakan bahwa matematika itu adalah berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat.

Pengembangan Teori Bruner Dengan Metode Demonstrasi

Dalam proses belajar matematika, Bruner (1982) berpendapat bahwa pada dasarnya kemampuan mental siswa berkembang secara betahap mulai dari yang sederhana ke yang rumit, mulai dari hal yang mudah ke yang sulit, dan dari mulai yang nyata atau konkret ke yang abstrak. Secara lebih jelas Bruner menyebut tiga tahapan yang perlu diperhatikan sebagai model dalam menyajikan pelajaran. Ketiga model tahapan ini digambarkan sebagai berikut:

1. Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan (Enactive)

2. Tahap Ikonik atau Tahap Tahap Gambar Bayangan (Iconic)

3. Tahap Simbolik (Symbolic)

Alat Peraga

Bila ditinjau dari segi usia, anak SD umumnya berumur 6-12 tahun yang menurut Piaget, usia anak SD masih berada dalam masa operasional konkret serta awal operasional formal (Udin S. Wiranaputra, dkk; 2007, h./3.36). Oleh sebab itu penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika di SD sangat diperlukan guna mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak. Dengan digunakannya alat peraga anak akan dapat melihat langsung objek-objek matematika, meraba serta memanipulasi benda-benda sehingga pemahaman anak akan meningkat. Disamping itu dengan digunakannya alat peraga pembelajaran akan menjadi bermakna serta mudah diingat dan tidak membosankan.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PENELITIAN

Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas IV SD 2 Temengeng, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 31 orang, terdiri dari 15 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran matematika berlangsung dengan kompetensi dasar hitung bilangan campuran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pra Siklus

Tabel 4.2 Analisis Hasil Tes Formatif Pembelajaran Awal

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

0%

2

85-94

9

29%

Tuntas

3

75-84

11

35%

Tuntas

4

65-74

2

6%

Belum

5

55-64

2

6%

Belum

6

45-64

3

10%

Belum

7

35-44

5

16%

Belum

8

24-34

0%

9

15-24

0%

10

5-14

0%

Jumlah Anak

31

100%

Jumlah Anak yang tuntas

20

65%

Jumlah anak yang belum tuntas

11

35%

Berdasarkan tabel 4.1. dan 4.2. maka dapat digambarkan pada grafik batang sebagai berikut:

Grafik. 4.1 Hasil Tes Formatif Pembelajaran Awal

Siklus 1

Tabel 4.6 Analisis Hasil Lembar Kerja Siswa Pembelajaran Siklus I

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

6

19%

Tuntas

2

85-94

14

45%

Tuntas

3

75-84

6

19%

Tuntas

4

65-74

0

0%

5

55-64

0

0%

6

45-64

2

6%

Belum

7

35-44

3

10%

Belum

8

24-34

0

0%

9

15-24

0

0%

10

5-14

0

0%

Jumlah Anak

31

100%

Jumlah Anak yang tuntas

26

84%

Jumlah anak yang belum tuntas

5

16%

Gambar 4.2. Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus 1

Siklus II

Siklus II dimulai dengan membuat skenario perbaikan pembelajaran II dan berdiskusi dengan pengamat. Berdasarkan refleksi siklus I, maka untuk mengatasi kegagalan-kegagalan seperti yang disebutkan diatas, peneliti perlu melakukan berbagai upaya seperti berikut:

Tabel 4.11 Analisis Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

7

23%

Tuntas

2

85-94

20

65%

Tuntas

3

75-84

2

6%

Tuntas

4

65-74

0

0%

5

55-64

0

0%

6

45-64

1

3%

Belum Tuntas

7

35-44

1

3%

Belum Tuntas

8

24-34

0

0%

9

15-24

0

0%

10

5-14

0

0%

Jumlah Anak

31

100%

Jumlah Anak yang tuntas

29

94%

Jumlah anak yang belum tuntas

2

6%

Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus 2

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini dapat peneliti simpulkan bahwa:

  1. Langkah peneliti dengan intensitas dan kontuinitas dalam aktifitas peragaan misalnya dengan menyuruh siswa maju berulang kali atau secara perpasangan dengan teman sebangku dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan letak nilai sebuah bilangan bulat.
  2. Langkah peneliti menyempurnakan bentuk alat peraga balok garis bilangan ternyata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memperagakan operasi hitung bilangan campuran.
  3. Langkah peneliti memperbaiki teknik penyampain materi yaitu mengganti cara-cara lama dengan cara-cara baru versi Universitas Terbuka tenyata dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memperagakan dan menyelesaikan pengerjaan soal operasi hitung bilangan campuran baik melalui balok garis bilangan ataupun gambar garis bilangan.
  4. Langkah peneliti mengadakan tanya jawab dengan memperhatikan komponen keterampilan bertanya (pemberian acuan, pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan) ternyata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimpulkan cara menyelesaikan operasi hitung bilangan campuran melalui garis bilangan.
  5. Pembelajaran Pra Siklus terdapat ketuntasan sebesar 52% dan nilai rata-rata kelas mencapai 67,2, sedangkan pada siklus I ketuntasan mencapai 70,5% dan nilai rata-rata 73,4, pada siklus II mengalami peningkatan ketuntasan yaitu 100% dengan nilai rata-rata kelas 78,6.

Saran

Berdasarkan simpulan-simpulan diatas dapat disarankan:

  1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan letak nilai sebuah bilangan bulat maka seorang guru hendaknya melakukan upaya yaitu dengan meningkatkan intensitas dan kontiunitas dalam aktifitas peragaan, misalnya dengan disuruh maju berulang kali atau secara berpasangan dengan teman sebangku.
  2. Untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memperagakan dan menyelsaikan pengerjaan soal operasi hitung bilangan campuran baik melalui balok garis bilangan ataupun garis bilangan maka seorang guru dapat melakukan upaya-upaya yaitu dengan menyempurnakan bentuk alat peraga dan memperbaiki teknik penyampaian materi yaitu mengganti cara-cara lama dengan cara-cara baru seperti yang telah peneliti pelajari selama duduk dibangku kuliah S1 PGSD UT.
  3. Agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimpulkan cara menyelesaikan operasi hitung bilangan campuran melalui garis bilangan maka seorang guru dapat disarankan mengadakan tanya jawab dengan memperhatikan komponen bertanya yaitu pemberian acuan, pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi.

Hermawan, Asep Herry, dkk. 2007. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Khafid, M, dkk. 2007. Matematika Penekanan Pada Berhitung 4. Jakarta: Erlangga.

Muhsetyo, Gatot, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sukirman, dkk. 2003. Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardani, I.G.A.K. Julaeha, Siti dan Marsimah, Ngadi. 2013. Pemantapan Kemmapuan Profesional. Jakarta: Univesitas Terbuka.