The Relationship between the Understanding Of Indonesian National History (Survey on Student Education Studies Program History, P. IPS, FKIP March Eleven University, Surakarta)
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE UNDERSTANDING OF INDONESIAN NATIONAL HISTORY AND THE CONCEPT OF NATIONHOOD THE STATE-DEFENSE ATTITUDES
(SURVEY ON STUDENT EDUCATION STUDIES PROGRAM HISTORY, P. IPS, FKIP MARCH ELEVEN UNIVERSITY, SURAKARTA)
Agni Hapsari Era
History of Education Studies Program, Graduate Program University of Surakarta Eleven
ABSTRACT
This research was students of educational history FKIP P. IPS Eleven March Surakarta University, using a quantitative approach. Design used in this research is correlation research design. Sample are students of the University Studies Program History FKIP Eleven March in semester V and VII each numbered 34 and 53 students with purposive random sampling technique. Data collection techniques with test and questionnaires. The analysis tools with t test and correlation regression analysis.The research concludes that: (1) There are positive and significant relationship between the Indonesian National Historical Understanding (XÂ1) with the attitude of the State Defense rxlv value = 0,687, and t value of 2,169 > 2,021, meaning that higher the levels of understanding of Indonesian national history the better besides attitude of students to defend the country owned by the contribution of 68,70 % (2) There are positive and significant relationship between insight Nationality (X2) with defending the country (Y) with value rx2v = 0,701, and t value of 2,493 > 2,021, which means more high insight nationality then the better the attitude of students to defend the country owned by the contribution of 70,10%; (3) There are positive and significant relationship between the understanding of national history of Indonesia (X1) and the insight of nationality (X2) jointly with the state defense (Y) with value rxlx2v = 0,548 and F test value of 22,455 > Ftable = 3,190, meaning the higher level of understanding of Indonesian national history and insight nationality owned by the better students will defend their country with the attitude of the absolute contribution of 54,80%.
Key Words: Understanding the Indonesian National History, Nationality Insight, Attitude Martial State.
PENDAHULUAN
Pengajaran Sejarah Nasional Indo-nesia mengarah kepada usaha pembentuk-an jiwa nasionalisme dan patriotisme serta menjadi warga negara yang baik, karena di dalamnya terdapat usaha menanamkan pemahaman nilai perjuangan bangsa. Dalam sejarah tertulis pula bahwa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan telah membawa korban jiwa, harta, tenaga dan pikiran. Para pejuang secara tulus dan ikhlas melakukan perjuangan itu secara bersama-sama meskipun memiliki berbagai perbedaan misalnya kebudayaan, asal-usul, adat istiadat, tradisi bahasa, agama, suku bangsa dan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa para pejuang memiliki sikap nasionalisme, patriotism dan semangat persatuan yang tinggi demi bangsanya. Dengan demikian dalam bersikap dan bertindak didasari oleh keyakinan kebenaran nilai-nilai perjuangan 1945, misalnya membela persatuan dan kesatuan bangsa.
Demikian pula dengan wawasan kebangsaan yang memandang bangsa Indonesia terhadap diri bangsa dan lingkungannya, yang dalam hal ini meliputi ideologis konstitusional, kewilayahaan, sosial budaya dan kesejarahan tentang bangsa Indonesia yang dimulai pada awal kebangkitan nasional dengan munculnya Budi Utomo sampai Sumpah Pemuda.
Dalam hal sikap bela negara upaya pembelaan terhadap bangsa dan negara yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila serta kerelaan berkorban untuk meniadakan setiap ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang dating dari dalam maupun yang dari luar yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan yurisdikasi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
TINJAUAN PUSTAKA
Pemahaman Sejarah Nasional Indo-nesia
Pemahaman sebenarnya merupa-kan proses kognitif yang merupakan penggabungan antara mengetahui dengan menghayati. Melalui mengetahui dan menghayati memungkinkan seseorang untuk mendapatkan pemahaman secara utuh. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang paling rendah tingkatannya dan mendasari tingkat ranah selanjutnya yaitu ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Di lingkungan pendidikan maupun lingkungan masyarakat dimana seseorang itu berada, kemampuan intelektual maupun ketrampilan seseorang itu sangat ditekankan pada pemahaman. Perilaku pemahaman menurut Nana Sudjana (1996:24) dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Translation (menterjemahkan), yaitu merupakan tingkat terendah mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip.
2) Interpretation (hubungan antara susunan komunikasi dengan ide yang dipahami).
3) Extrapolation (pembuatan estimasi atau prediksi berdasarkan pada pengertian dan kecenderungan atau kondisi-kondisi yang diterangkan dalam komunikasi).
Menurut Sartono Kartodirjo (1989:49), sejarah adalah cerita tentang pengalaman kolektif suatu komunitas atau nation di masa lampau. Selanjutnya ada perkataan “tarikh†(bahasa Arab) yang berarti “sejarahâ€. Secara etimologis, perkataan “tarikh†mempunya makna “penentuan tunggal†suatu kejadian. Dari penjelasan tersebut, sejarah dapat diartikan secara sederhana, sebagai gambaran suatu peristiwa yang disebabkan oleh manusia di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaaan masa sekarang, dan selanjutnya dapat dijadikan pelajaran untuk menentukan sikap dalam menghadapi masa depan, sehingga pemahaman sejarah nasional Indonesia berarti kemampuan mahasiswa untuk dapat menjawab soal-soal pada aspek kognitif terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Dari pemahaman sejarah nasional Indonesia ini, sehingga dapat diukur seberapa jauh tingkat pemahaman individu (mahasiswa) terhadap konsep-konsep, fakta-fakta, substansi, materi sejarah nasional Indonesia dan diharapkan mampu mencapai tingkat pemahaman yang dicapai oleh mahasiswa berhubungan dengan sikap bela negara.
Wawasan Kebangsaan
Sartono Kartodirdjo yang dikutip Sutiyah (1996:16-17) mengatakan bahwa wawasan merupakan kerangka pikiran, kerangka referensi, pandangan atau perspektif dalam mengantisipasi fenomena kehidupan. Ditambahkan pula bahwa dalam wawasan terdapat dua unsur penting yaitu sebagai cara memandang dan sebagai hasil cara memandang.
Kemudian istilah kebangsaan umumnya dikaitkan dengan ciri-ciri yang menandai golongan bangsa atau bertahan dengan bangsa, yang dapat berupa persaudaraan dan keturunan, adat, sejarah dan pemerintahannya. Dalam kaitan ini wawasan wawasan kebangsaan merupakan cita-cita bangsa, rasionalisasi rasa dan kebangsaan yaitu pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional.
Dengan demikian, wawasan ke-bangsaan dalam kaitannya dengan seluruh proses perkembangan bangsa termasuk di dalam bela negara tidak hanya ditujukan kepada perjuangan untuk melahirkan bangsa dan negara saja, melainkan juga ditujukan untuk mengisi kemerdekaan. Ini berarti, wawasan kebangsaan tidak lagi hanya dilihat sebagai wujud kreatif terhadap sesuatu keadaan atau ancaman dan kekhawatiran pada setiap perubahan dan keadaan yang terjadi setiap saat.
Sikap Bela Negara
Sikap menurut Koentjaraningrat (1994:26) adalah suatu disposisi atau keadaan mental di dalam jiwa dan diri seseorang individu untuk bereaksi terhadap lingkunganya. Sedangkan sikap bela negara adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak secara teratur, menyelu-ruh, terpadu dan berlanjut dalam upaya pembelaan terhadap bangsa dan negara yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan dan kebenaran ideologi Pancasila serta kerelaan berkorban untuk meniadakan setiap ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datangnya dari dalam maupun yang dari luar yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdikasi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beberapa variable, serta ingin mendeskripsikan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan variable penelitian, oleh karena itu digunakan metode survei.
Menurut Consuelo G. Sevila (1993:76), Survei digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala-gejala tersebut ada (exist). Ditambahkan pula, jika bermaksud mengumpulkan data yang relative terbatas dari jumlah kasus yang relative besar jumlahnya, metode yang dapat digunakan adalah survei.
Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain korelasional, yaitu untuk mengetahui hubungan beberapa variable, baik secara sendiri ataupun secara bersamaan. Penelitian korelasional adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menetapkan besarnya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti (Donald Ary, 1982:418). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas kedua (X1) adalah pemahaman sejarah nasional indonesia, variabel bebas kedua (X2) adalah wawasan kebangsaan, dan variabel terikatnya (Y) adalah sikap bela negara.
Uji coba instrument dengan meng-gunakan:
a. Uji Validitas yaitu uji validitas construct dan validitas isi
b. Uji Reabilitas yaitu peneliti menggu-nakan rumus koefisien Alpha Cronbach
c. Analisis Butir Soal Tes, terdiri dari taraf kesukaran dan daya pembeda
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS Universitas Sebelas Maret. Sedangkan sampel penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Sejarah FKIP Universitas Sebelas Maret pada semester V dan VII yang sudah menempuh Sejarah Indonesia Baru berjumlah 34 dan 53 mahasiswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan Purposive Random Sampling.
Untuk pengumpulan data menge-nai sikap bela negara yaitu dengan instrument angket atau kuesioner skala likert. Skala Likert menuntut sejumlah butir pertanyaan yang monoton, terdiri dari pernyataan positif dan negative. Dalam merespon item tersebut, subjek diminta untuk memilih kesukaannya pada kategori jawaban yang berkisar dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Penskoran untuk pernyataan positif dilakukan dengan member skor tertinggi pada pilihan sangat setuju, dan terendah pada pilihan sangat tidak setuju dan sebaliknya.
Sedangkan untuk model tes, yaitu Wawasan Kebangsaan dan Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia pilihan jawaban dilakukan dengan model pilihan ganda antara a sampai dengan e, dengan penilaian jika jawaban benar maka nilainya 1 dan jika salah maka nilainya 0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian dan analisis data
Uji Normalitas
Pengujian persyaratan normalitas Galat taksiran variabel terikat terhadap variabel bebas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Uji normalitas data Variabel Pemahaman SNI (X1), Wawasan Kebangsaan (X2) dan Sikap Bela Negara (Y)
Uji Linearitas
Nilai-nilai probabilitas (Ï) dari tiap-tiap variabel ternyata nilainya lebih besar dari 0,05, maka dinyatakan bentuk persamaan garis fungsi regresi linear.
Uji Multikolinearitas
Bahwa nilai VIF (Variance Inflation Factor) di sekitar angka satu, dan mempunyai angka Tolerance Value mendekati satu yang berarti bahwa semua vairabel bebas tidak ada atau tidak terjadi multikolinearitas.
Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Pada tingkat signifikansi 5% hasil pengujian menunjukkan bahwa Dwhitung (1,835) berada diantara 1,50 – 2,50, berarti persamaan regresi yang digunakan dalam keadaan tidak terjadi autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Semua nilai thitung dari ketiga variabel dependen lebih kecil daripada ttabel atau nilai sign. lebih besar dari 0,05, sehingga dapat dikatan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Uji Independen
Berdasarkan uji korelasi diketahui nilai rxlx2 = 0,7578 > 0,312, oleh karena rhitung > rtabel maka data bersifat independen.
KESIMPULAN
Uji Hipotesis
Analisis Korelasi dan Regresi Parsial
Correlations
|
|
Pemahaman SNI (X1) |
Wawasan Kebangsaan (X2) |
Sikap Bela Negara(Y) |
Pemahaman SNI (X1) |
Pearson Correlation Sig (2-tailed) N |
1
40 |
.758** .00000 40 |
.687** .00000 40 |
Wawasan Kebangsaan (X2) |
Pearson Correlation Sig (2-tailed) N |
.758** .00000 40 |
1
40 |
.701** .00000 40 |
Sikap Bela Negara (Y) |
Pearson Correlation Sig (2-tailed) N |
.687** .00000 40 |
.701** .00000 40 |
1
40 |
ANOVAb
Model |
|
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
1 |
Regression Residual Total |
2326.364 1916.604 4242.968 |
2 37 39 |
1163.182 51.800 |
22.455 |
.000a |
a. Predictors: (Constant), Wawasan Kebangsaan (X2),: Pemahaman SNI (X1)
b. Dependent Variable: Sikap Bela Negara (Y)
Coefficientsa
|
|
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
|
|
|
Model |
|
B |
Std. Error |
Beta |
t |
Sig. |
1 |
(Constant) Pemahaman SNI (X1) Wawasan Kebangsaan (X2)
|
90.600 .562
.802 |
3.961 .259
.322 |
.367
.422 |
22.873 2.169
2.493 |
.000 .037
.017 |
a. Dependent Variable: Sikap Bela Negara (Y)
Coefficients Wawasan Kebangsaan
Coefficientsa
|
|
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
|
|
|
Model |
|
B |
Std. Error |
Beta |
t |
Sig. |
1 |
(Constant) Wawasan Kebangsaan (X2)
|
93.220
1.332 |
3.952
.220 |
.701
|
22.588
6.052
|
.000
.000
|
a. Dependent Variable: Sikap Bela Negara (Y)
Coefficients Pemahaman SNI
Coefficientsa
|
|
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
|
|
|
Model |
|
B |
Std. Error |
Beta |
t |
Sig. |
1 |
(Constant) Pemahaman SNI (X1)
|
94.169
1.052 |
3.939
.180 |
.687
|
23.909
5.833
|
.000
.000
|
Dependent Variable: Sikap Bela Negara (Y)
Uji Hipotesis 1
Berdasar analisis regeresi dan korelasi sederhana diperoleh koefisien detemininasi antara X1 dengan Y yaitu sebesar 0,4720 yang berarti bahwa 47,20% variasi yang terjadi pada bela negara dapat dijelaskan oleh Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia melalui regresi Ŷ = 94,169 + 1,052X1.
Apabila dilakukan pengontrolan antara variabel pemahaman Sejarah Nasional Indonesia (X1) didapat koefisien korelasi parsial sebesar rxly = 0,687. Uji keberartian dengan harga thitung sebesar 5,833 dan harga ttabel sebesar 2,02 pada α = 5% karena thitung (5,833) > ttabel (2,02) maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pemahaman Sejarah Nasional Indonesia dengan sikap bela negara mahasiswa
Uji Hipotesis 2
Berdasarkan analisis regresi dan korelasi sederhana diperoleh koefisien determinasi antara X2 dengan Y yaitu sebesar 0,491 yang berarti bahwa 49,10% variasi yang terjadi pada sikap bela negara dapat dijelaskan oleh wawasan kebangsaan melalui regresi Ŷ = 93,220 + 1,0332X2.
Apabila dilakukan pengontrolan antara variable wawasan kebangsaan (X2) didapat koefisien korelasi parsial sebesar rx2y = 0,701. Uji keberartian dengan harga harga thitung sebesar 6,052 dan harga ttabel sebesar 2,02 pada α = 0,05 karena thitung (6,052) > ttabel (2,02) maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel wawasan kebangsaan dengan sikap bela negara mahasiswa
Uji Hipotesis 3
Berdasarkan analisis regresi berganda dan korelasi berganda diperoleh koefisien determinasi antara X1 dan X2 dengan Y yaitu sebesa r0,548 yang berarti 54,80% variasi yang terjadi pada sikap bela negara dapat dijelaskan oleh pemahaman sejarah nasional Indonesia dan wawasan kebangsaan, melalui regresi Ŷ = 90,60 + 0,562X1+0,802X2.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui Fhitung = 22,455 > Ftabel = 3,230 maka Ho ditolak yang berarti Ha diterima sehingga dengan demikian terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pemahaman sejarah nasional Indonesia dan wawasan kebangsaan dengan sikap bela negara.
DAFTAR PUSTAKA
Ary Donald, Lucy Cheser Jacob and Asghar Razavieh, 1982. Introduction to Research in Educational, Terjemahan Arif Furchan, Surabaya: Usaha Nasional.
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembanguan. 1994. Jakarta: Gramedia
Nana Sudjana. 1996. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sartono Kartodirdjo. 1989. Fungsi Pengajaran Sejarah dalam Pembangunan Nasional Historika no 1. Surakarta: PPS UNS.
Sevilla, Consuela. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press
Â
Sutiyah. 1996. Hubungan antara wawasan sejarah dan lingkungan sosial budaya siswa dengan pelestarian kebudayaan daerah. Tesis. Jakarta:PPs UNS