UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

DAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA DALAM KELOMPOK

MATERI KEGIATAN POKOK EKONOMI DENGAN METODE

KOOPERATIF TEAMS GAME TOURNAMENTS PADA SISWA

KELAS VII G SMP NEGERI 1 PRINGAPUS SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Augustina Purnama Dewi Sumardi

SMP Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang

ABSTRAK

Salah satu faktor masih rendahnya kualitas pendidikan saat ini di Indonesia adalah sistem pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi. Demikian halnya dengan metode mengajar guru yang terkesan monoton sehingga minat siswa dalam belajar menjadi berkurang. Hal itu terjadi pada kelas VII G SMP Negeri 1 Pringapus, dimana ditemukan permasalahan dalam pembelajaran di kelas, yaitu prestasi belajar IPS yang masih rendah. Diperlukan sebuah model pembelajaran yang tepat dan menarik untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kooperatif model Team Games Tournament merupakan suatu model pembelajaran yang didalamnya terdapat unsur permainan akademik sebagai pengganti tes individu sehingga siswa tidak akan merasa bosan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif komparatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Di dalam setiap siklusnya terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Mei 2015 dengan subjek siswa kelas VII G semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 34 siswa. Instrumen penelitian meliputi RPP, sumber belajar, media pembelajaran, kartu soal, dan lembar observasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif yang menghitung presentase keberhasilan tindakan lalu membandingkan data pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan penelitian diperoleh simpulan bahwa tindakan yang diperlukan dalam penerapan pembelajaran kooperatif model Team Games Tournaments untuk meningkatkan prestasi belajar melalui beberapa tahap, yaitu tahap penyajian kelas, tahap diskusi kelompok, tahap turnamen, dan tahap penghargaan. Terdapat peningkatan prestasi belajar siswa di kelas VII G dari jumlah rata-rata 64,11 menjadi 72,05 pada siklus I dan meningkat menjadi 79,11 pada siklus II dengan ketuntasan belajar yang dicapai sebesar 85,29%. Di dalam menerapkan model Team Games Tournaments, guru diharapkan dapat mengatur waktu, mempersiapkan rencana kegiatan pembelajaran dan media yang tepat sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat berlangsung secara optimal dan efisien.

Kata kunci: metode Kooperatif Team Games Tournaments, prestasi belajar, kerjasama kelompok


PENDAHULUAN

Kepedulian guru untuk selalu mem-perbaiki kualitas pembelajaran yang dikelolanya merupakan bentuk pertang-gungjawaban guru sebagai tenaga pendidik yang profesional. Di dalam setiap kegiatan pembelajaran akan muncul berbagai permasalahan yang perlu dicari solusinya oleh guru. Terkadang perlu bantuan dari orang lain untuk mengungkap masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya, tetapi semua permasalahan adalah nyata yang dihadapi oleh guru di dalam kelas.

Tolok ukur dari kualitas penyelenggaraan sebuah pembelajaran adalah prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan suatu tanda atau simbol keberhasilan (achievement) yang dicapai dari usaha belajar oleh siswa. Tanda atau simbol tersebut biasanya dinyatakan dalam nilai, angka, atau huruf. Tanda itu melambangkan kemampuan aktual dalam bidang pengetahuan dan ketrampilan.

Tinggi rendahnya prestasi belajar didasarkan pada konsep Martery Learning (belajar tuntas). Belajar tIndikator prestasi belajar siswa ini dapat dilihat antara lain dari nilai ulangan harian siswa sebagai refleksi kegiatan pembelajan yang telah dilakukan. Nilai ulangan harian siswa untuk beberapa materi IPS kelas VII menunjukkan rerata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), salah satunya adalah pada materi Kegiatan Pokok Ekonomi. Kegiatan Pokok Ekonomi merupakan salah satu materi pembelajaran IPS untuk kelas VII yang berupa uraian teks, yang terbagi dalam 3 sub materi, yaitu kegiatan konsumsi, kegiatan produksi, dan kegiatan distribusi.

Berdasarkan hasil belajar tersebut, maka diiperlukan perbaikan pembelajaran IPS agar prestasi belajar siswa meningkat dan minimal memenuhi KKM. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipenga-ruhi oleh kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Salah satu penyebab masih rendahnya prestasi belajar IPS siswa adalah cara mengajar guru yang masih monoton, yaitu dengan metode ceramah. Sebagai alasan guru dalam memberikan pelajaran IPS secara cepat dan tidak menggunakan variasi metode mengajar adalah sedikitnya alokasi waktu yang tersedia. Setiap minggu hanya dua jam pelajaran, padahal materi yang termuat sangat padat. Jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain, alokasi waktu untuk mata pelajaran IPS sangat tidak seimbang. Akibatnya guru mengajarkan dengan cepat supaya target dalam program semester terpenuhi. Pembelajaran IPS yang dilakukan saat ini sebagian besar masih sekedar memberikan konsep-konsep.

Hambatan dari siswa SMP Negeri 1 Pringapus dalam mempelajari IPS adalah rendahnya minat. Kurangnya minat siswa dalam belajar IPS kemungkinan dipengaruhi oleh rasa bosan ketika guru melakukan proses pembelajaran dengan metode mengajar yang monoton tersebut. Usaha guru untuk mengajarkan materi IPS ini ternyata kurang direspon baik oleh siswa. Guru perlu menciptakan model pembelajaran yang tepat dan menarik untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran IPS adalah metode kooperatif Team Games Tournament. (TGT). Menurut Slavin (1995: 5), pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu: (1) tahap penyajian kelas (class precentation), (2) belajar dalam kelompok (team), (3) permainan (geams), (4) pertandingan (tournament), dan (5) perhargaan kelompok (team recognition).

Alasan mengapa peneliti memandang perlu dilaksanakannya penelitian ini, yaitu pertama bahwa konsep pembelajaran IPS berkaitan erat dan berhubungan langsung dengan kehidupan sosial siswa, metode kooperatif Team Games Tournament, sehingga dipandang efektif untuk membantu siswa mengatasi kesulitan dalam memahami konsep tersebut. Kedua, melalui metode kooperatif Team Games Tournament, siswa diharapkan tidak hanya mampu menguasai konsep yang diajarkan, tetapi juga dilatih untuk bekerjasama dalam kelompok, bermain, dan berkom-petisi.

PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dina Suciati (2008), Utaminingsih (2010), dan Sri Sudarwati. (2013). Penelitian yang dilakukan oleh Dina Suciati berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Teams Game Tournament) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kelas VIII C SMP Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar dan juga aktivitas pembelajaran siswa. Siswa mengalami peningkatan nilai dari 71,18 di siklus I menjadi 80,92 di siklus II. Aktivitas belajar siswa berada pada rentang 3,66 atau dalam kriteria Baik. Penelitian yang dilakukan oleh Utaminingsih yang berjudul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran IPS dengan Metode Teams Game Tournament di Kelas VIII SMPMTs Ngablak Semester II Tahun Pelajaran 2011 membuktikan bahwa penerapan metode Teams Game Tournament telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dari nilai 67,83 di siklus I menjadi 82,05 di siklus II. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Sudarwati (2013) yang berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas IX A SMPN 1 Pabelan Kabupaten Semarang telah mampu meningkatkan hasil belajar dari rerata nilai sebesar 75,6 pada siklus I menjadi sebesar 90,4 dengan ketuntasan belajar mencapai 100%.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAME TOURNAMENTS (TGT)

Teams Game Tournaments (TGF) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Di dalam kerja kelompok, guru memberikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak memahami dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk membantu memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan kepada guru.

Menurut Slavin (2008: 205) pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu: (1) Tahap penyajian kelas (class precentation); (2) Belajar dalam kelompok (team)’ (3) Permainan (geams); (4) Pertandingan (tournament); dan (5) Perhargaan kelompok (team recognition).

Metode pembelajaran kooperatif Teams Game Tournament (TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana (2000: 10) dalam Istiqomah (2006: 22), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain sebagao berikut: (1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas; (2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu; (3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam; (4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa; (5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain; (6) Motivasi belajar lebih tinggi; (7) Hasil belajar lebih baik; dan (8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ti ndakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang. Peneliti memilih SMP Negeri 1 Pringapus sebagai lokasi peneli-tian dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut merupakan tempat peneliti mengajar, sehingga peneliti dapat terlibat secara langsung dalam penelitian. Peneliti-an dilaksanakan secara kolaborasi dengan melibatkan seorang rekan guru sebagai observer. Selain melaksanakan pengamat-an terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan model kooperatif metode kooperatif Teams Game Tournament, observer bersama-sama peneliti juga melakukan analisis dan refleksi, untuk menganalisa kekurangan dan kelebihan pada setiap tindakan yang dilakukan.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang tahun pembelajaran 2014/2015, dengan jumlah 34 siswa, yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Pertimbangan peneliti memilih siswa kelas VII G sebagai subjek penelitian karena nilai rata-rata uji kompetensi siswa untuk pelajaran IPS Materi Kegiatan Pokok Ekonomi lebih rendah dibanding tujuh kelas yang lain. Rerata nilai uji kompetensi siswa pada kompetensi tersebut hanya sebesar 68,84 dengan ketuntasan klasikal sebesar 67%.

Fokus dalam penelitian ini adalah Pemahaman siswa terhadap materi Kegiatan Pokok Ekonomi yang diajarkan dengan menggunakan metode kooperatif Teams Game Tournament, ditunjukkan oleh hasil tes evaluasi dan aktifitas kerjasa-ma kelompok siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS materi Kegiatan Pokok Ekonomi menggunakan metode kooperatif Teams Game Tournament, ditunjukkan oleh hasil observasi.

Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 dengan waktu penelitian sekitar 5 (lima) bulan. Penelitian dimulai bulan Maret 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. Waktu lima bulan tersebut dipergunakan untuk melakukan serangkaian kegiatan penelitian, yaitu penyusunan proposal penelitian, penyusunan instrumen penelitian, pelaksanaan tindakan Siklus I, pelaksanaan tindakan Siklus II, analisa data, pembahasan data, dan penyusunan laporan.

Di dalam penelitian ini terdapat tiga sumber data yang dimanfaatkan yaitu observasi, dokumen dan kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi teknik observasi, kepustakaan, dan dokumentasi. Metode observasi yang peneliti gunakan yaitu observasi partisipasi (participant observation), karena peneliti terlibat secara langsung dalam pembelajaran dan benar-benar mengamati proses pembelajaran yang peneliti lakukan. Peneliti melakukan studi pustaka, baik sebelum maupun selama melakukan penelitian. Studi kepustakaan memuat uraian sitematis tentang kajian literatur dan hasil penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan dan diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir dari bidang ilmu tersebut. Peneliti juga menggunakan data hasil tournaments siswa pada siklus I dan siklus II sebagai data yang akan dianalisis.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui proses pengkajian yang terdiri dari empat tahap, yaitu Perencanaan (Planning), Tindakan (Action), Observasi (Observation), dan Refleksi (Reflection) dengan siklus berdaur sampai peningkatan yang diharapkan tercapai. Kegiatan tindakan kelas direncanakan dalam dua siklus. Secara rinci langkah-langkah pembelajaran tiap siklus dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan di siklus I meliputi hal-hal sebagai berikut (1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran materi Kegiatan Pokok Ekonomi dengan menggunakan metode kooperatif Teams Game Tournaments; (2) Menyiapkan kartu soal; (3) menyiapkan lembar kerja; dan (4) Menyiapkan lembar pengamatan

Pelaksanaan Tindakan

Di dalam tahap ini, kegiatan pembelajaran dilakukan melalui beberapa tahapan, meliputi: Penyajian kelas (class precentation), Siswa Bekerja Dalam Kelompok-Kelompok Kecil (team), Game Tournament , dan Penghargaan Kelompok (team recognition)

Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan secara kolaboratif dengan guru mitra sebagai observer. Hasil Penelitian ini harus menunjukan bahwa prestasi belajar siswa setelah diterapkannya Pembelajaran Kooperatif Model Teams Game Tournaments mengalami peningkatan.

Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah fase Acting dan Observing untuk menjamin akurasi dan kesegaran data. Kegiatan yang dilakukan meliputi analisis, sintesis, inter-pretasi, menjelaskan dan menyimpulkan data temuan. Hasil refleksi pada siklus I menjadi bahan untuk memperbaiki kinerja pada siklus berikutnya.

Teknik analisa data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu analisa data untuk data berjenis kuantitatif, berupa angka hasil belajar siswa, dan analisa data untuk data kualitatif, berupa kalimat yang menggambarkan hasil peng-amatan observer terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil tes pada setiap siklus. Hasil perhitungan nilai tiap peserta didik dilakukan dengan menjumlahkan keseluruhan nilai, kemudian menghitung nilai rata-rata kelas. Setelah mendapatkan nilai tiap peserta didik, kemudian dilakukan perhitungan prosentase nilai peserta didik secara keseluruhan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal (Pretest)

Pretest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi Kegiatan Pokok Ekonomi sebelum tindakan kelas dilaksanakan. Pretest diikuti oleh seluruh subjek penelitian, yaitu siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang yang berjumlah 34 orang. Hasil pretest dinilai dengan angka antara 10 sampai dengan 100. Siswa dikatakan mencapai atau melampaui hasil belajar jika nilai siswa menunjukkan sama atau lebih besar dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan, yaitu 75. Jika nilai siswa kurang dari KKM, maka dikatakan belum tercapai. Ketuntasan belajar secara klasikal tercapai jika sekurang-kurangnya 85% dari jumlah seluruh siswa di kelas memenuhi target pencapaian hasil belajar. Berdasarkan hasil pretest diketahui bahwa rerata nilai siswa sebesar 64,11 dengan nilai tertinggi adalah 90, nilai terendahnya 40, modus (nilai yang paling banyak muncul) adalah 70, dan ketuntasan belajar secara klasikal hanya 44,11%.

Rendahnya nilai pretest tersebut, membuktikan bahwa IPS masih merupakan mata pelajaran yang berat dibandingkan beberapa mata pelajaran yang lain. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari materi pelajaran IPS. Kondisi tersebut diperparah dengan minat belajar yang rendah, sehingga siswa malas mempelajari materi IPS secara mandiri. Meskipun guru sudah berupaya untuk menyampaikan materi, tetapi dalam kenyataannya nilai yang diperoleh siswa masih banyak yang belum memenuhi harapan.

Deskripsi Siklus I

Tindakan kelas pada Siklus I dilaksanakan pada Minggu ketiga bulan April 2015, tepatnya tanggal 13 sampai dengan 18 April 2015. Siklus I direncanakan selesai dalam waktu satu minggu. Di dalam satu minggu tersebut terdapat dua kali pertemuan, yaitu pada hari Selasa, tanggal 14 April 2015 dan hari Kamis, tanggal 16 April 2015. Fokus materi yang disampaikan adalah pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola permukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi

Setelah dilakukan tindakan pembelajaran Kegiatan Pokok Ekonomi dengan metode kooperatif Teams Games Tournaments di siklus I, maka peningkatan pemahaman siswa terhadap materi tersebut mulai tampak. Hal ini dibuktikan dari perolehan nilai yang mengalami peningkatan. Hasil mengerjakan kartu soal menunjukkan rerata nilai sebesar 73,52 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 61,76%. Hasil belajar di siklus I tersebut masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal dan ketuntasan belajar klasikal. Apabila dibandingkan antara rerata nilai kondisi awal (rerata nilai pretest) dengan kondisi akhir (rerta nilai kartu soal), maka terjadi kenaikan nilai cukup tajam sebesar 9,40 yaitu dari 64,12 menjadi 73,52 Kenaikan nilai ini menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus I telah mampu meningkatkan hasil belajar subjek penelitian

Keberhasilan yang telah peneliti capai di antaranya (1) Siswa yang awalnya belum begitu paham terhadap materi Kegiatan Pokok Ekonomi, menjadi lebih memahami dengan guru menerapkan pembelajaran pada materi tersebut menggunakan metode kooperatif Teams Group Tournaments; (2) Siswa yang pada awalnya tidak menyukai membaca materi IPS menjadi lebih menyukai; (3) Siswa menjadi lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif Teams Group Tournaments, karena metode pembelajaran yang digunakan memotivasi mereka dalam memahami materi.

Pada siklus I ini memang cukup banyak memberikan keberhasilan seperti yang peneliti harapkan. Akan tetapi, masih ada kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I. Kelemahan-kelemahan tersebut ditunjukkan dengan belum semua anggota kelompok memberikan koreksi terhadap hasil kerja kelompok lain karena masih didominasi oleh leader kelompok (anggota kelompok yang dianggap pintar). Selain itu, juga belum optimalnya kerjasama dalam kelompok dan kurang mengembangkan sikap saling membantu dan mendukung anggota kelompok. Permasalahan lain yang dijumpai saat pembelajaran berlangsung adalah guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi dan langkah-lanhkah dalam bermain kartu soal, sehingga beberapa siswa terlihat bingung mengerjakan tugas dalam kelompoknya.

Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan di siklus I, diperlukan adanya solusi yang tepat pada siklus II untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran pada siklus II, di antaranya: (1) agar tercipta suasana pembelajaran yang efektif serta meningkatkan kerjasama dalam kelompok, guru harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap siswa, melakukan pemilihan pasangan kelompok secara proporsional sesuai kemampuan belajar, dan tetap menciptakan pembelajaran yang santai dan menyenangkan; (2) untuk mengatasi kurangnya pemahaman siswa dalam langkah-langkah bermain kartu soal, guru menjelaskan kembali dengan tidak tergesa-gesa dan menayangkan langkah-langkah tersebut dalam bentuk power point.

Deskripsi Siklus II

Tindakan kelas pada siklus II direncanakan dilaksanakan pada Minggu keempat bulan Februari 2015, yaitu dari tanggal 20 sampai dengan 25 April 2015. Seperti halnya pada siklus I, maka siklus II juga direncanakan selesai dalam waktu satu minggu dengan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 21 April 2015 dan pertemuan kedua berlangsung hari Kamis, tanggal 23 April 2015. Kegiatan pada siklus II adalah menyampaikan kembali materi Kegiatan Pokok Ekonomi, yang meliputi kegiatan konsumsi, kegiatan produksi, dan kegiatan distribusi.

Pembelajaran IPS materi Kegiatan Pokok Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran Teams Game Tournaments dan kartu soal pada siklus II secara umum sudah berjalan dengan lebih baik. Guru sebagai pemandu kegiatan kelompok dalam pembelajaran juga sudah berperan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari intensitas yang tinggi dalam melayani dan membimbing kesulitan-kesulitan yang dihadapi masing-masing kelompok. Setelah pembelajaran dilaksanakan guru dan observer mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran.

Setelah dilakukan analisa terhadap nilai lembar kerja di siklus II, maka diperoleh rerata nilai sebesar 79,71. Apabila dibandingkan dengan siklus I, maka rerata nilai lembar kerja tersebut mengalami kenaikan sebesar 6,19, yaitu dari nilai 73,52 pada siklus I menjadi sebesaar 79,71 di siklus II. . Ketuntasan secara klasikal pada siklus II telah tercapai. Jika pada siklus I, prosentase ketuntasan belajar klasikal hanya sebesar 61,76%, maka di siklus II terjadi kenaikan ketuntasan klasikal 23,53%, yaitu menjadi sebesar 85,29%. Kemampuan siswa bekersama dalam kelompok sudah baik, ditunjukkan oleh partisipasi masing-masing anggota kelompok dalam membantu memberikan jawaban dari soal yang harus dikerjakan. Sudah tidak ada lagi dominasi siswa yang lebih pintar.

Pada siklus II, terdapat banyak keberhasilan yang peneliti capai, diantaranya: (1) Siswa lebih semangat dalam belajar dan sangat merespons penjelasan guru, ditunjukkan dengan keaktifan siswa dalam mengerjakan soal lembar kerja, mengemukakan pendapat, dan melakukan tanya jawab dengan guru; (2) Suasana kelas menjadi lebih kondusif dan menyenangkan setelah dilakukan pembelajaran dengan metode kooperatif Teams Group Tournaments; (3) Guru lebih mudah memonitor kegiatan pembelajaran secara individu maupun kelompok; (4) Pembelajaran dengan metode kooperatif Teams Group Tournaments dapat melatih dan mengembangkan sikap dan keterampilan berinteraksi sosial, serta menghargai antarteman; (5) Pembelajaran IPS materi Kegiatan Pokok Ekonomi menggunakan metode kooperatif Teams Group Tournaments cukup efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa. Kelemahan yang muncul di siklus II hanya pada siswa yang memiliki kemampuan lamban dan semangat belajar kurang, tampak lebih aktif saat pembelajaran berlangsung, tetapi hasil belajar yang diperoleh masih kurang maksimal. Setelah memperhatikan hasil yang dicapai siswa, perubahan tingkah laku secara menyeluruh, dan tidak ditemukannya kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat di siklus II ini, maka peneliti merasa tidak perlu mengadakan pengulangan pembelajaran di siklus berikutnya.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang sudah peneliti laksanakan pada siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Pringapus Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015, maka dapat disimpulkan bahwa metode kooperatif Teams Group Tournament mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS materi . Sesuai dengan data empirik yang dikumpulkan, maka penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dari 64,11 pada tahap prasiklus (pretest) menjadi sebesar 73,52 pada siklus I, dan meningkat kembali menjadi sebesar 79,71 di siklus II. Ketuntasan belajar secara klasikal juga telah tercapai pada siklus II, ditunjukkan dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar 85,29%.

Saran yang dapat peneliti kemukakan sehubungan dengan penelitian yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Guru diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran metode kooperatif Teams Group Tournament ini tidak hanya terbatas pada materi Kegiatan Pokok Ekonomi, karena strategi ini tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penemuan pemahaman secara mandiri, kelompok, dan menyenangkan; (2) Siswa hendaknya dapat mengembangkan pembelajaran kelompok, khususnya untuk mata pelajaran yang tidak hanya menuntut hapalan, tetapi juga menggali pemahaman, pengalaman, dan ide peserta didik, seperti halnya mata pelajaran IPS, sehingga peserta didik menjadi lebih kreatif dan dapat lebih memfungsikan kemampuan mereka dalam belajar; dan (3) Sekolah dapat melengkapi media yang dibutuhkan dalam pembelajaran, tidak hanya terbatas pada mata pelajaran IPS tetapi juga untuk pelajaran yang lainnya. Apabila sekolah memfasilitasi secara lengkap alat peraga yang dibutuhkan guru dan alat peraga tersebut dapat difungsikan secara optimal, maka akan semakin menunjang kelancaran pembelajaran, karena belajar menjadi lebih aktif, efektif, dan menyenangkan

DAFTAR PUSTAKA

Dina Suciati. 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Teams Game Tournament) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kelas VIII C SMP Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang (Hasil Penelitian). Malang: Jurusan Sejarah – Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

Istiqomah. 2006. Pembelajaran Teams Game Tournaments. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kasihani Kasbolah, 2001.Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang.

Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suarjana. 2000. Metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournaments, Jakarta: Balai Pustaka.

Sudarwati, Sri. 2013. PTK: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas IX A SMPN Pabelan Kabupaten Semarang. Semarang: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Sunardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Salatiga:Widya Sari Press

Utaminingsih. 2011. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran IPS dengan Metode Teams Game Tournament di Kelas VIII SMPMTs Ngablak Semester II Tahun Pelajaran 2011. Salatiga: Satya Wacana.

http://www.scribd.com/doc/50015294/3/I-1-B-Pengertian-belajar-menurut-beberapa-ahli. online tanggal 25/11/2015

http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli. Online tanggal 25/11/2015

http://ian43.wordpress.com/pengertianpembelajaran\kooperatif/anwarholil.blogspot.com/pendidikan-inovatif.htm. Online tanggal 28/11/2015