PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN KONSEP KETERBATASAN MANUSIA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

PADA SISWA KELAS IV SDN 5 NGAWEN

SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Suprihatini

Guru SD Negeri 5 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen Konsep Keterbatasan Manusia Melalui Model Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas IV SDN 5 Ngawen Semester 2. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 5 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan Model Pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan proses pembelajaran, baik keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Hal dapat terlihar dari keterampilan guru dengan menerapkan Model Pembelajaran Role Playing   pada siklus I  mendapat skor sebanyak 27 termasuk kriteria baik. Sedangkan pada siklus II  mendapat skor sebanyak 32 termasuk kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru pada tiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Role Playing   dapat meningkatkan keterampilan guru. Aktivitas siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Kristen dengan menerapkan Model Pembelajaran Role Playing   mengalami peningkatan setiap siklusnya dengan mendapat skor pada siklus I  memperoleh skor 18,8 dengan rata-rata 2,3 dan masuk dalam  kreteria baik. Dan hasil pada siklus II  mendapat skor 27dengan rata-rata 3,4. Sehingga dapat dikategorikan bahwa aktivitas siswa pada penelitian ini meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Role Playing   dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Kristen dengan menerapkan Model Pembelajaran Role Playing   mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar kelas II pada siklus I yaitu 72, dan pada siklus II yaitu 88. Persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I hanya 2 siswa sebanyak 67%, dan pada siklus II yaitu 3 siswa sebanyak 100%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Role Playing . Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dapat Hasil Belajar pada Siswa Kelas IV SDN 5 Ngawen Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kata kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Role Playing


PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam Kekristenan pendidikan aga-ma ini dikenal dengan nama Pendidikan Agama Kristen (PAK). Istilah ini lebih baik digunakan dalam konteks pendidikan aga-ma di Indonesia mengingat di Indonesia memiliki keberagaman agama, sehingga jika hanya dipakai istilah Pendidikan Agama saja hal ini masih kabur dan belum secara khusus mengarah ke Agama Kristen. Istilah Pendidikan Agama Kristen diambil dari terjemahan bahasa Inggris yaitu Christian Religius Education, yang dalam prakteknya adalah sebuah proses pembelajaran ber-sumber dari kebenaran Firman Tuhan.

Banyak pendapat yang memberi-kan pengertian dan cakupan kajian Pendidikan Agama Kristen. Menurut Tokoh Reformasi Martin Luter (1488-1548) PAK adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat untuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa mereka serta bersukacita dalam firman Yesus Kristus yang memerdekakan. Di samping itu PAK memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya yang berkaitan dengan pengalaman berdoa, firman tertulis (Alkitab) dan rupa-rupa kebudayaan se-hingga mereka mampu melayani sesame-nya termasuk masyarakat dan negara serta mengambil bagian dengan bertanggung jawab dalam persekutuan Kristen. Selain itu menurut John Calvin PAK adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra-putri gereja agar mereka terlibat dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh Kudus; mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan Gereja, diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengejawantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.

Berdasarkan uraian di atas pembelajaran Pendidikan Agama Kristen sangat penting bagi peserta didik yang beragama Kristen. Siswa SDN 5 Ngawen yang beragama Kristen berhak menda-patkan pengajaran dari guru Pendidikan Agama Kristen. Namun minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Kristen cenderung rendah. Hal tersebut ditunjukan dari hasil belajar Pendidikan Agama Kristen siswa kelas IV SDN 5 Ngawen masih berada dibawah standar KKM yang ditentukan yakni 70.

Untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan hasil belajar, yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kreativitas guru. Maka peneliti menggunakan Model Pembelajaran Role Playing . Pemilihan alternatif Model Pembelajaran Role Playing  dilandasi argumen pentingnya guru mendesain pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Penggunaan Model Pembelajaran Role Playing dan merupakan salah satu pembelajaran multimakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Role Playing mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat dalam kelompok.

Dari ulasan latar belakang tersebut maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul ” Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen Konsep Keterbatasan Manusia Melalui Model Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas IV SDN 5 Ngawen Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016”.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Latar Belakang Masa-lah Diatas, Dapat Dirumuskan Sebagai Berikut : “Bagaimana Cara Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen Konsep Keterbatasan Manusia Melalui Model Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas IV SDN 5 Ngawen ?”

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah :”Untuk meningkatkan Hasil Belajar Pendi-dikan Agama Kristen Konsep Keterbatasan Manusia Melalui Model Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas IV SDN 5 Ngawen”

KAJIAN TEORI

Pengertian Belajar

Gagne dan Berliner (Anni, 2007: 2) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgan et.al. (Anni, 2007: 2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Menurut Slavin (Anni, 2007: 2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan indivudu yang disebabkan oleh pengalaman.

Keterampilan guru

Menurut James B. Brow seperti yang dikutip oleh Sardiman A.M (dalam B Suryosubroto, 2009:2) mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersi-apkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.

Aktivitas siswa dalam belajar

Menurut Sardiman (2011:100) aktivitas belajar merupakan prinsip atau azas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas yang dimak-sudkan di sini bukan hanya aktivitas fisik tetapi mencakup aktivitas mental. Pada kegiatan belajar, kedua aktivitas tersebut saling berkait. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang mempunyai aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya dalam rangka pembelajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal.

Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Pendidikan Agama Kristen

Pendidikan Agama Kristen adalah sebuah usaha yang bersifat pendidikan dan pembelajaran kepada seluruh warga jemaat secara bertahap untuk mengenal Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadi, yang dituliskan dalam Alkitab sebagai sumber utama pembelajaran, dengan demikian setiap peserta didik memiliki pengenalan yang benar akan anak Allah, kedewasaan penuh, dan keteguhan iman dalam menghadapi berbagai persoalan yang terjadi dalam kehidupan setiap hari, sehingga dapat mengasihi sesama, dan menunjukkan perananannya di tengah masyarakat luas. Dari definisi ini dapat dijelaskan bahwa pengertian PAK adalah:

1. Usaha yang bersifat pendidikan dan pembelajaran.

2. Peserta didik adalah semua warga jemaat

3. Sumber utama materi dan kajian Pendidikan Agama Kristen adalah dari Alkitab.

4. PAK memiliki hasil yang jelas.

Model Pembelajaran Role Playing

Menurut Mulyasa (2005:43) pembelajaran dengan role playing ada tujuh tahap yaitu pemilihan masalah, pemilihan peran, menyusun tahap-tahap bermain peran, menyiapkan pengamat, tahap pemeranan, diskusi dan evaluasi serta pengambilan keputusan. Pada tahap pemilihan masalah, guru mengemukakan masalah yang diangkat dari kehidupan peserta didik agar mereka dapat merasakan masalah itu dan terdorong untuk mencari penyelesaiannya. Tahap pemilihan peran memilih peran yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, mendeskripsikan karakter dan apa yang harus dikerjakan oleh para pemain. Selanjutnya  menyusun tahap-tahap bermain peran. Dalam hal ini guru telah membuat dialog tetapi siswa bisa menambah dialog sendiri. Tahap berikutnya adalah menyiapkan pengamat. Pengamat dari kegiatan ini adalah semua siswa yang tidak menjadi pemain atau pemeran. Setelah semuanya siap maka dilakukan kegiatan pemeranan. Pada tahap ini semua peserta didik mulai bereaksi sesuai dengan peran masing-masing sesuai yang terdapat pada skenario bermain peran.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan menyusun proposal penelitian.Waktu penelitian dilkukan mulai bulan Januari sampai Maret 2015 selama tiga bulan.Tempat penelitian dikelas IV SD Negeri 5 Ngawen pada semester 2 tahun Pelajaran 2015/2016.Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 5 Ngawen Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 3 anak.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data meng-gunakan teknik dokumentasi untuk menda-patkan data kondisi awal, tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran,Teknik Peng-amatan / observasi untuk mencari data tentang keaktifan siswa dalam pembela-jaran baik dalam siklus 1 maupun dalam siklus 2, dan teknik tes tertulis untuk mencari data tentang hasil belajar siswa baik dalam siklus 1 maupun dalam siklus 2.

Alat Pengumpulan Data berupa Dokumen daftar nilai dan Dokumen catatan personal siswa data tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran pada kondisi awal,Lembar Pengamatan dan pedoman pengamatan untuk mendapatkan data keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2.

Validasi dan Analisis Data

Validasi data untuk memperoleh data keaktifan siswa selama proses pembelajaran dilakukan observasi / pengamatan yang dibantu oleh teman guru,sedangkan untuk memperoleh data hasil belajar siswa menggunakan tes tertulis.Agar butir soal yang dibuat benar –benar valid maka perlu dibuat kisi –kisi soal.

Dalam menganalisis hasil belajar menggunakan analisis deskriptif komperatif, yaitu membandingkan nilai tes yang diperoleh siswa pada kondisi awal,nilai tes setelah siklus pertama dan nilai tes setelah siklus kedua.Kemudian dilanjutkan refleksi : menarik kesimpulan berdasarkan deskripsi komperatif,membuat ulasan berdasar simpulan, dan menentukan action plan / tindak lanjut.

Prosedur Tindakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian tindakan kelas. Tindakan yang dilakukan ada 2 siklus.Siklus 1 yaitu melaksanakan proses pembelajaran dengan pendekatan konstektual tanpa bimbingan guru dalam tiap-tiap langkah kegiatan. Siklus 2 yaitu melaksanakan proses pembelajaran  dengan pendekatan konstektual dengan bimbingan guru dalam tiap-tiap langkah kegiatan. Tahapan tindakan Ada 4 tahap yaitu : (1) Planning (perencanaan), (2) Acting (pelaksanaan), (3)  Observasi (Pengamatan), (4) Reflecting (refleksi), yang direfleksi deskriptif komparatif.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal peneliti belum menggunakan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Role Playing ,diperoleh hasil bahwa keaktifan belajar Pendidikan Agama Kristen siswa dikelas IV SD Negeri 5 Ngawen rendah Hasil belajar juga rendah, nilai rata-rata ulangan harianya masih dibawah nilai KKM yang ditetapkan Sekolah.

Deskripsi Siklus 1 dan Siklus 2

1. Keterampilan guru dengan menerapkan Model Pembelajaran Role Playing pada siklus I  mendapat skor sebanyak 27 termasuk kriteria baik. Sedangkan pada siklus II  mendapat skor sebanyak 32 termasuk kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru pada tiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan keterampilan guru.

2. Aktivitas siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Kristen dengan menerapkan Model Pembelajaran Role Playing mengalami peningkatan setiap siklusnya dengan mendapat skor pada siklus I  memperoleh skor 18,8 dengan rata-rata 2,3dan masuk dalam  kreteria baik. Dan hasil pada siklus II  mendapat skor 27dengan rata-rata 3,4. Sehingga dapat dikategorikan bahwa aktivitas siswa pada penelitian ini meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan aktivitas siswa.

3. Hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Kristen dengan menerapkan Model Pembelajaran Role Playing mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar kelas II pada siklus I yaitu 72, dan pada siklus II yaitu 88. Persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I hanya 2 siswa sebanyak 67%, dan pada siklus II yaitu 3 siswa sebanyak 100%. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Role Playing dapat meningkat-kan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Simpulan

Dari seluruh pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas IV SD Negeri 5 Ngawen kecamatan Ngawen Kabupaten Blora dapat disimpulkan bahwa : Menurut teoritik, Penggunaan Model Pembelajaran Role Playing dalam pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan hasil pembelajaran bagi siswa. Menurut Empirik,Berdasarkan pengamatan dan refleksi menunjukan adanya hasil yang benar, yaitu adanya peningkatan nilai dari kondisi awal,siklus 1, dan Siklus 2.Secara umum dapat disimpulkan bahwa menurut teoritik dan empirik ternyata terbukti kalau Model Pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

SARAN

Bagi Guru, dapat menggunakan model pembelajaran inovatif lainya agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam pembelaran. Dalam pembelajaran masih banyak metode atau model lainnya yang dapat di gunakan untuk menunjang keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.

Bagi Siswa, melalui Model Pembelajaran Role Playing yang menuntut keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen menjadi meningkat. Hal ini bisa diterapkan pada mata pelajaran yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2006a. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Depdiknas. 2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2002. Petunjuk Penilaian di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, StandarKompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Ekosiswoyo, Rasdi, dkk. 1997. Manajemen Kelas Suatu Upaya Untuk Memperlancar Kegiatan Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press.

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Semarang : Rasail Media Grop

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman, AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Soekamto, Toeti dan  Winataputra. 1994. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Subagyo. 2004. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar-Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutrisno, 2008. Jurnal Pendidikan Widyatama. Pembelajaran IPADengan Pendekatan realistik. Jawa Tengah : LPMP

Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

Zaini, Hisyam dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD

Â