UPAYA MENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TENTANG MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK PECAHAN MELALUI METODE DISKUSI
UPAYA MENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
TENTANG MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN
BERBAGAI BENTUK PECAHAN MELALUI METODE DISKUSI
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TUGAS DAN RESITASI KELAS V SEMESTER 1 SD NEGERI PURWOREJO KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Dawud
Guru Kelas V SD Negeri Purworejo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang
ABSTRAK
Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, maka dalam rumusan masalah adalah: “Apakah upaya meningkatan aktivitas belajar siswa tentang menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan melalui metode diskusi dengan model pembelajaran tugas dan resitasikelas V semester 1 SD Negeri Purworejo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015” Hasil dari pra siklus dapat kita lihat bahwa yang berhasil mendapat nilai diatas 75 adalah baru 3 anak (15,78%) sedangkan yang belum mencapai target nilai rata-rata kelas sebanyak 16 anak (84,21%). Nilai rata-rata kelas yang dicapai pada pembelajaran awal ini masih jauh dari harapan, yaitu 67,89, sedangkan nilai tertinggi yang dicapai adalah 85 diperoleh hanya satu anak, sedangkan nilai diperoleh 2 anak. Adapun nilai terendah adalah 50 yang diperoleh hanya satu anak yaitu Moh Rinto. Karena anak tersebut memang kurang memperhatikan penjelasan dari guru karena suka mengganggu temannya. Setelah peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dengan pokok materi tentang menjumlahkan dan mengurangkan, materi pelajaran matematika kelas V SD Negeri Purworejo, ternyata berdasarkan hasil belajar siswa melalui tes formatif yang telah dilaksanakan belum memenuhi standar ketuntasan yang diinginkan. Karena dari jumlah siswa 19 anak, yang belum tuntas sebanyak 7 siswa (36,84%) dengan hasil nilai rata-rata yang dicapai 72,89. Adapun anak yang dapat dikategorikan tuntas yang mencapai target nilai yang diinginkan mencapai 12 anak (63,15%). Hal ini perlu masih diadakan penelitian melalui perbaikan siklus II. Dari hasil tes formatif pada Siklus II ini dapat diketahui bahwa peningkatan dalam mencapai target nilai yang ditentukan telah menghasilkan yang cukup signifikan. Terbukti bahwa siswa yang mencapai target nilai rata-rata 75 telah mencapai 16 anak, dengan demikian yang belum mencapai hanya tinggal 3 anak. Hal ini dikarenakan anak tersebut belum bias menguasai materi pembelajaran dan pada saat diskusi berlangsung anak tersebut selalu tidak dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru maupun oleh temannya. Pada pra tindakan (sebelum menggunakan metode diskusi) siswa yang dapat memenuhi target nilai rata-rata kelas pada aktivitas diskusi kelompok ini melalui tes formatif hanya ada 3 anak. Sedangkan siswa yang belum mencapai target nilai rata-rata sebanyak 16 anak. Ini berarti masih kurang memiliki perhatian pada materi pelajaran. Dari jumlah 19 anak Kelas V SD Negeri Purworejo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang yang mengeluarkan pendapat hanya 2 anak. Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Pecahan, Metode Diskusi, Tugas dan Resitasi
PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran dengan pokok materi tentang menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan tersebut, mata pelajaran matematika kelas V SD Negeri Purworejo Rembang, ternyata berdasarkan hasil belajar siswa melalui tes formatif yang telah dilaksanakan belum memenuhi standar ketuntasan yang diinginkan. Karena dari jumlah siswa 19 yang belum tuntas masih sebanyak 16 siswa (84,21%) dengan hasil nilai rata-rata yang dicapai 67,89. Adapun anak yang dapat dikategorikan tuntas yang mencapai target nilai yang diinginkan sebanyak 3 siswa (15,78%).
Dari hasil secara keseluruhan tersebut maka dapat diidentifikasi: 1) Siswa kurang merespon penjelasan guru, sehing–ga pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran kurang, 2) Pembelajaran kurang berhasil, nilai rata-rata masih di bawah nilai ketuntasan maksimal, 3) Lembar LKS dengan cepat dapat disele–saikan, namun hasilnya banyak kesalahan, 4) Saat diberi pertanyaan, hanya beberapa siswa yang dapat menjawab dengan benar.
Dalam proses belajar mengajar siswa yang sering mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disam–paikan. Hal ini menunjukkan hasil belajar siswa kurang baik. Untuk lebih meng–hasilkan materi yang disampaikan maka sebagai solusinya adalah menggunakan metode diskusi dalam penyelesaian operasi hitung campuran mata pelajaran Mate–matika kelas V sekolah dasar. Pada pembelajaran kelas V harus dapat memilih dan menggunakan metode yang tepat, yaitu menggunakan metode diskusi agar siswa dapat membahas secara tuntas dalam materi pembelajaran Matematika secara kelompok maupun secara individu dengan disertai diskusi dengan teman, sehingga siswa tersebut mendapatkan penalaran-penalaran yang logis.
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
Subjek penelitian adalah siswa kelas V. Lokasi penelitian adalah SD Negeri Purworejo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang pada tahun pelajaran 2014/2015.
Data yang akan dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Purworejo Rembang Tahun Pelajar–an 2014/2015 sejumlah 19 siswa.
Sumber data yang akan dipakai adalah catatan guru, laporan hasil pengamatan, dan observasi baik dari siswa maupun guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran dari peneliti sendiri maupun teman sejawat.
Untuk mengumpulkan data yang akan diolah dalam proses penelitian tindakan kelas ini peneliti telah menyiapkan lembar pengamatan dan lembar observasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS–AN
Nilai diatas 75 adalah baru 3 anak (15,78%) sedangkan yang belum mencapai target nilai rata-rata kelas sebanyak 16 anak (84,21%). Nilai rata-rata kelas yang dicapai pada pembelajaran awal ini masih jauh dari harapan, yaitu 67,89, sedangkan nilai tertinggi yang dicapai adalah 85 diperoleh hanya 1 anak, sedangkan nilai 80 diperoleh 2 anak. Adapun nilai terendah adalah 50 yang diperoleh hanya satu anak. Karena anak tersebut memang kurang memperhatikan penjelasan dari guru karena suka mengganggu temannya.
Ketuntasan belajar pada pembela–jaran awal ini masih jauh yang diharapkan. Terlihat bahwa anak yang yang tuntas mencapai target nilai rata-rata kelas baru 3 anak sehingga yang tergambar pada diagram 4.1 tersebut terdata 15,78%. Adapun anak yang belum tuntas masih 16 anak atau 84,21% dari jumlah keseluruhan satu kelas 19 anak.
Pada perbaikan Siklus I ini telah ada peningkatan yang cukup baik dari pembelajaran awal. Sehingga pada perba–ikan Siklus I dapat disimpulkan bahwa menggunakan metode diskusi kelompok telah dapat memotivasi anak untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa melalui tes formatif yang telah dilaksanakan belum memenuhi standar ketuntasan yang diinginkan. Karena dari jumlah siswa 19 anak, yang belum tuntas sebanyak 7 siswa (36,84%) dengan hasil nilai rata-rata yang dicapai 72,89. Adapun anak yang dapat dikategorikan tuntas yang mencapai target nilai yang diinginkan mencapai 12 anak (63,15%). Adapun nilai rata-rata yang dicapai pada perbaikan Siklus I ini baru 72,89, hal ini belum mencapai target nilai rata-rata 75. Hal ini perlu masih diadakan penelitian melalui perbaikan Siklus II. Dengan hasil perbaikan Siklus I ini yang dihasilkan melalui tes formatif Siklus I telah menunjukkan peningkatan yang baik, walaupun belum terpenuhi target nilai rata-rata kelas yang diinginkan.
Dalam pelaksanaan perbaikan Si–klus II ini peneliti telah menyempurnakan perbagai langkah dengan mengoptimalkan penggunaan alat peraga dan menggunakan metode diskusi kelompok dengan pembinaan guru sendiri secara teliti dan kondusif, maka dapat menghasilkan peningkatan yang signifikan.
Siswa yang mencapai target nilai rata-rata 75 telah mencapai 16 anak (84,21%), dengan demikian yang belum mencapai hanya tinggal 3anak (15,78%). Hal ini dikarenakan anak tersebut belum bisa menguasai materi pembelajaran dan pada saat diskusi berlangsung anak tersebut selalu tidak dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru maupun oleh temannya.
Nilai rata-rata pada siklus II ini telah mencapai 78,68 perolehan tersebut sangat signifikan, karena telah melampaui target nilai rata-rata yang ditentukan. Nilai tertinggi yang dicapai adalah 95, sedang–kan nilai terendah adalah 60 yang masing-masing hanya diperoleh satu orang.
Ketuntasan yang dicapai pada pembelajaran melalui perbaikan Siklus II ini telah mencapai 84,21%, sedangkan yang belum tuntas hanya 1 anak yang artinya tinggal 15,78% dari jumlah siswa seluruh–nya 19 anak. Dengan hasil tersebut di atas maka peneliti tidak diperlukan lagi diadakan penelitian perbaikan berikutnya.
Pada pra tindakan (sebelum menggunakan metode diskusi) siswa yang dapat memenuhi target nilai rata-rata kelas pada aktivitas diskusi kelompok ini melalui tes foramatif hanya ada 3 anak. Sedangkan siswa yang belum mencapai target nilai rata-rata sebanyak 16 anak. Ini berarti masih kurang memiliki perhatian pada materi pelajaran. Dari jumlah 19 anak Kelas V SD Negeri Purworejo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang yang mengeluarkan pendapat hanya 3 anak.
Jadi dapat dijelaskan pada Siklus I siswa yang mencapai target nilai rata-rata baru ada 12 anak, sedangkan pada Siklus II siswa yang mencapai target nilai rata-rata telah mencapai 16 anak. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode diskusi kelompok dengan menggunakan model pembelajaran tugas dan resitasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pada pelaksanaan metode diskusi kelompok kegiatan perbaikan Siklus I dan Siklus II, belum tercapainya tujuan metode diskusi tersebut disebabkan sebagai berikut:
a. Pada saat guru menjelaskan tentang topik yang akan dibahas dalam dikusi kelompok, sebagian siswa sibuk dengan dirinya sendiri, tidak menyimak penjelasan guru dan suka bercanda.
b. Sebagian siswa masih ragu-ragu untuk bertanya kepada guru.
c. Sebagian siswa yang diberi kesempat–an untuk berpartis Matematikasi tidak menggunakan dengan baik.
PENUTUP
Kesimpulan
Pada Siklus I jumlah siswa yang menjawab pertanyaan 12 siswa, sedangkan siklus II yang menjawab ada peningkatan sebanyak 16 siswa dari jumlah keseluruhan siswa satu kelas sebanyak 19 anak.
Pada kegiatan perbaikan Siklus II menunjukkan bahwa dengan mengguna–kan metode diskusi kelompok dengan menggunakan model pembelajaran tugas dan resitasi siswa yang dapat mncapai diatas nilai rata-rata target KKM yang ditentukan sebanyak 16 anak. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa target nilai KKM yang ditentukan telah terpenuhi dengan maksimal, bahkan telah melampaui target nilai rata-rata kelas yang ditentukan yaitu telah mencapai 78,68.
Saran
Siswa agar dapat memperhatian setiap guru menjelaskan materi pelajaran, sehingga dalam pelaksanaan diskusi dapat berjalan lancar. Secara individu atau kelompok siswa belum memilik keberanian untuk mengemukakan pendapat dalam memilih bahan berdiskusi. Sehingga akan menghambat kelancaran mata pelajaran Matematika. Untuk itu agar siswa memiliki keberanian yang tinggi, hendaknya guru dapat memberi kepercayaan kepada siswa baik itu individu maupun kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Elaine B. Johnson. 2007. Contextual Teaching and Learning. Jakarta: MLC.
Gatot Muhsetyo, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hera Lestari Miharja, dkk. 2007. Pendidikan Anak di Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nur Fajariyah dan Arif Al Rasyid. 2007. Matematika Cerdas Berhitung 5. Surakarta: Grahadi.
Moch. Omron H. 2002. Pendekatan Contectual Teaching and Learning. Jakarta: MLC.
Suparjo. 2004. Matematika Gemar Berhitung Jilid 5. Solo: Tiga Serangkai.
Tim Bina Karya Guru. 2006. Terampil Berhitung Matematika 5. Jakarta: Erlangga.
Wardani, I.G.A.K. Siti Juleha, Ngadi Marsinah. 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Zainal Aqib. 2002. Profesional Guru dalam Pembelajaran. Semarang: Insan Cendikia.