UPAYA MENINGKATAN PRESTASI HASIL BELAJAR IPS

TEMA INDAHNYA NEGERIKU TENTANG PENINGGALAN SEJARAH MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA

KELAS IV SEMESTER 2 SDN GIRIMARGO 1

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Loso

SDN Girimargo 1

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar IPS tentang peninggalan sejarah melalui metode Example non Example bagi siswa kelas IV SDN Girimargo 1 Miri kabupaten Sragen semester II tahun 2015/2016. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dengan metode Examples Non Examples dapat meningkatkan motivasi pembelajaran IPS pada siswa SD Negeri Girimargo1. Dengan dibuktikan data pada siklus I kategori Cukup tinggi sebesar 62%, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 100%. Dengan demikian metode Examples Non Examples sangat efektif untuk diterapkan pada pelajaran IPS tentang tema Indahnya Negeriku sub tema Indahnya Peninggalan sejarah.Pembelajaran dengan metode Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPS pada siswa SD Negeri Girimargo1. Dengan dibuktikan data pada siklus I tuntas 53%, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 100%. Dengan demikian metode Examples Non Examples sangat efektif untuk diterapkan pada pelajaran IPS tentang tema Indahnya Negeriku sub tema Indahnya Peninggalan sejarah.

Kata Kunci: Example non Example, Prestasi Belajar, IPS, Sejarah

PENDAHULUAN

Berdasarkan pencapaian hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Girimargo 1 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 ini sungguh memprihatinkan keadaannya. Oleh sebab itu jika tidak segera diadakan perbaikan dalam pembelajaran ini yang meliputi berbagai komponen yang terlibat dalam pembelajaran itu sendiri dikawatirkan pada akhir pembelajaran di kelas IV ini akan mengalami kegagalan , artinya banyak siswa yang nilainya jauh di bawah KKM yakni untuk pelajaran IPS KKM nya adalah 60. Hal ini terbukti dari 21 siswa kelas IV yang terdiri dari 11 anak laki – laki dan 10 anak perempuan pada setiap dilaksanakan Ulangan Harian (UH) ternyata hanya 4 siswa yang mendapatkan nilai ketuntasan belajar , itu saja nilainya hampir sejajar dengan nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah yakni 60. Sehingga didapat 2 anak mendapat nilai 70, 2 anak mendapat nilai 60, 8 anak mendapat nilai 50, 6 anak mendapat nilai 40, dan 3 anak mendapat nilai 30. Sungguh keadaan yang seperti inilah yang mengilhami penulis untuk mengkaji faktor – faktor x yang menjadi penyebab kasus ini. Dapat peneliti sampaikan rekap nilai secara global sebagai berikut: Nilai tertinggi 70 ,nilai terendah 30,jumlah nilai 1.020 dengan nilai rata – rata 48,57

Tentu di dalam pendidikan berlangsung terdapat kegiatan belajar mengajar antara guru dan peserta didik. Dibutuhkan kemampuan yang maksimal dari guru untuk menentukan hasil belajar peserta didik, salah satunya adalah setiap peserta didik memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.

Salah satu mata pelajaran di SD yang perlu ditingkatkan yaitu IPS. Sekolah dasar inilah merupakan lembaga pendidikan pertama yang menyediakan mata pelajaran IPS yang akan dipelajari oleh peserta didik. Akan tetapi kenyataanya, mata pelajaran IPS masih menjadi momok bagi peserta didik. Mereka beranggapan bahwa pelajaran tersebut sulit dan susah untuk dipahami. Dan akibatnya terjadi penurunan semangat atau motivasi belajar dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS.

Rendahnya hasil prestasi belajar siswa dibanding mata pelajaran lain karena, guru hanya menggunakan metode pembelajaran yang monoton, kegiatan siswa dikelas hanya duduk manis untuk mendengarkan, menulis atau mencatat dipapan tulis, mengulang pelajaran di rumah dan menghafalkan. Dalam proses kegiatan belajar semacam ini dengan menggunakan metode yang monoton membuat siswa menjadi pasif dan bosan, sehingga pembelajaran kurang begitu menarik.

Dari latar belakang yang peneliti sampaikan, maka dapat mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) Metode yang digunakan guru terlalu monoton, (2) Nilai siswa belum mencapai KKM, (3) Lambannya pemahaman siswa terhadap materi IPS, (4) Siswa kurang aktif dalam menanggapi materi pelajaran, (5) Siswa kurang maksimal dalam mengerjakan tugas yang di berikan guru.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka dapat peneliti rumuskan permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut: (1) Apakah metode Examples Non Examples dapat meningkatkan prestasi hasil belajar IPS tema Indahnya Negeriku sub tema Indahnya Peninggalan sejarah bagi siswa kelas IV SD Negeri Girimargo 1 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016? (2) Bagaimana metode Examples Non Examples dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS tentang tema Indahnya Negeriku sub tema Indahnya Peninggalan sejarah pada siswa kelas IV SD Negeri Girimargo 1 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016?

Di sini peneliti akan menyampaikan dua tujuan penelitian ini, yaitu: (1) Dengan menerapkan metode Examples Non Examples diharapkan dapat meningkatkan prestasi hasil belajar IPS tema Indahnya Negeriku sub tema Indahnya Peninggalan sejarah pada siswa kelas kelas IV SD Negeri Girimargo 1 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2015/2016. (2) Pembelajaran dengan metode Examples Non Examples diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS tentang tema Indahnya Negeriku sub tema Indahnya Peninggalan sejarah pada siswa kelas kelas IV SD Negeri Girimargo 1 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2015/2016.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Hakikat Motivasi Belajar

Menurut Mulyasa (2003:112) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi. Oleh karena itu motivasi dari siswa mempunyai beragam motivasinya.

Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ini dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas sebagaimana dikemukakan Brown (1981) sebagai berikut: (a) Tertarik kepada guru, artinya membenci atau bersikap acuh tak acuh; (b) tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan; (c) mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru; (d) ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas; (e) ingin identitasnya diakui oleh orang lain; (f) tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri; (g) selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali; dan (h) dan selalu terkontrol oleh lingkungannya.

Pengertian Example Non Example

Model Example non Example adalah strategi pembelajaran yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Menurut Buehl (1996) dalam Apariani dkk, (2010:20) menjelaskan bahwa Examples Non Examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan Non Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

Examples non examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajian gambar ditempel atau memakai LCD/OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi (Roestiyah. 2001: 73).

Tahap pelaksanaan pembelajaran model Example Non Example

Menurut (Agus Suprijono, 2009: 125) Langkah – langkah model pembelajaran Examples Non Examples, diantaranya:

a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran Gambar-gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Dasar.

b. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD Pada tahap ini Guru dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar dan membentuk kelompok siswa.

c. Guru memberi petunjuk dan kesempatan kepada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisa gambar. Peserta didik diberi waktu melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara seksama agar detil gambar dapat dipahami oleh peserta didik, dan guru juga memberi deskripsi tentang gambar yang diamati.

d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan sebaiknya disediakan guru.

e. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya. dilatih peserta didik untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing.

f. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

g. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Puskur (Kasim, 2008:4). Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan kebulatan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai priode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu ekonomi tergolong kedalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi merupakan ilmu-ilmu tentang prilaku seperti konsep peran kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial.

Kosasi Djahiri (Yaba, 2006:5) menyatakan bahwa IPS adalah merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan dan didaktif untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.

Penelitian yang relevan

Peneliti termotivasi untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini karena terilhami oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh saudara Amin Nur Robi’ Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar IPS Tentang Kedudukan Dan Peran Anggota Keluarga Melalui Metode Examples Non Examples Pada Siswa Kelas IV SDI Walisongo Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Pada Tahun 2011/2012.

Hasil pelaksanaan: Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui metode Examples Non Examples telah dilaksanakan sesuai dengan harapan yaitu terbukti dari pencapaian standar ketuntasan minimal dari 36% menjadi 88% pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 100%. dalam pelaksanaan perbaikan siklus I dan II dengan penggunaan Examples Non Examples menyebabkan motivasi dan hasil prestasi meningkat.

Kerangka Berpikir

Kondisi awal siswa kelas kelas IV SD Negeri Girimargo 1 Kecamatan Miri yang terjadi pada saat proses pembelajaran yaitu siswa terlihat pasif dan kurang berminat dalam mengikuti pelajaran IPS. Pembelajaran lebih banyak ceramah, menghafal tanpa memberi kesempatan siswa berfikir memecahkan masalah dan mengaitkannya dengan pengalaman empiris dalam kehidupan nyata sehingga pembelajaran kurang bermakna yang mengakibatkan pemahaman materi siswa rendah.

Salah satu upaya meningkatkan pemahaman materi siswa pada mata pelajaran IPS disekolah, perlu adanya penelitian yang sifatnya lebih Inovatif agar pembelajaran IPS lebih bisa dinikmati siswa dengan penuh semangat. Mulai dari kondisi awal kemudian dilanjutkan pada siklus I lalu di lanjutkan pada siklus II dengan langkah menerapkan metode pembelajaran yang relevan dengan kondisi siswa. Dalam hal ini, peneliti menerapkan metode Examples Non Examples agar pembelajaran lebih meningkat sehingga dapat di terapkan untuk siklus selanjutnya.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir diatas, peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan yaitu: Penerapan metode pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS tema Indahnya Negriku tentang Peninggalan bersejarah pada kelas kelas IV SDN Girimargo 1 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Girimargo 1 kelas IV. Di kelas ini sebanyak 21 anak terdiri dari 11 putra dan 10 putri. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan sejak bulan Januari sampai Maret 2016.

Prosedur/Siklus Penelitian

Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada kelas kelas IV SD Negeri Girimargo 1 Kecamatan Miri mata pelajaran IPS dengan desain prosedur sebagai berikut: (a) Mengamati fakta atau data; (b) Mengidentifikasi masalah yang terjadi; (c) Melakukan analisis masalah; (d) Melakukan alternatif dan prioritas pemecahan masalah; (e) Menentukan metode perbaikan pembelajaran; (f) Melakukan tindakan.

Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data adalah: (1) dokumentasi dengan mengumpulkan arsip barang tulisan; (2) Observasi yaitu dengan pengamatan terhadap kegiatan siswa maupun guru; (3) Tes Hasil Belajar.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan pengalaman yang dilakukan oleh peneliti dan dari daftar nilai kelas IV SD Negeri Girimargo 1 Kecamatan Miri untuk prestasi belajar siswa masih rendah. Ternyata hanya 4 siswa yang mendapatkan nilai ketuntasan belajar , itu saja nilainya hampir sejajar dengan nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah yakni 60. Sehingga didapat 2 anak mendapat nilai 70, 2 anak mendapat nilai 60, 8 anak mendapat nilai 50, 6 anak mendapat nilai 40, dan 4 anak mendapat nilai 30. Dapat peneliti sampaikan rekap nilai secara global sebagai berikut: Nilai tertinggi 70; Nilai terendah 30; Jumlah nilai 1.020; Nilai Rata-rata 48,57.

Pada ulangan harian pertama ini pada mata pelajaran IPS tema Indahnya Negriku tentang Peninggalan bersejarah pada kelas kelas IV SDN Girimargo 1 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016, jumlah siswa 21 orang yang mendapat nilai 30 berjumlah 3 (19,0%) ,40 berjumlah 6 (28,5%), nilai 50 berjumlah 8 (38,0%), nilai 60 berjumlah 2 (9,5%), nilai 70 berjumlah 2 (9,5%). Dari hasil tersebut diatas rata-rata kelas yang diperoleh nilainya 48,57.

Diskripsi Hasil Siklus I

Hasil Nilai IPS Peserta Didik Siklus I Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari siklus I yang telah dilaksanakan pada hari kamis, 21 Januari 2016 pada pelajaran IPS tentang tema Indahnya Negeriku sub tema Indahnya Peninggalan sejarah dengan menggunakan metode examples non examples ternyata hasilnya sudah baik akan tetapi belum mencapai hasil yang maksimal (100%) dan masih ada beberap siswa yang belum tuntas dalam belajarnya untuk nilai 50 sebanyak 4 siswa (19%), nilai 60 ada 3 siswa (14%), nilai 70 ada 10 siswa (48%). Untuk itu, maka akan dilanjutkan lagi pada siklus yang kedua yaitu pada hari senin, 23 Pebruari 2016.

Diskripsi Hasil Siklus II

Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa pada Siklus II menunjukkan data laporan sebagai berikut: Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari siklus 1 yang telah dilaksanakan pada hari kamis, 23 Pebruari 2016 pada pelajaran IPS tentang tema Indahnya Negeriku sub tema Indahnya Peninggalan sejarah dengan menggunakan metode Examples Non Examples pada siklus ke II ternyata hasilnya sudah baik dan mencapai hasil yang maksimal (100%), data siswa yang tuntas dalam belajarnya untuk nilai 70 sebanyak 7 siswa (30%), nilai 80 ada 8 siswa (38%), nilai 90 ada 5 siswa (24%), nilai 100 ada 1 siswa (5%), dengan demikian pelaksanaan siklus II hasilnya lebih meningkat dari pada siklus I.

Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Dari hasil data yang didapatkan pada siklus ke I dan II adalah sebagai berikut: Diagram diatas menunjukkan peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus 1 dengan menggunakan metode belajar Examples Non Examples rata-rata dalam kategori cukup tinggi, kemudian pada siklus kedua dengan menggunakan metode belajar Examples Non Examples rata-rata dalam kategori tinggi. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan metode Examples Non Examples dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas kelas IV di SD Negeri Girimargo 1 Kecamatan Miri padaa tahun 2015/2016.

Berdasarkah hasil Pengamatan oleh teman sejawat terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru sudah di tindak lanjuti dengan ditingkatkan lagi bobotnya. Terutama dalam evaluasi pembelajarannya dan aspek-aspek lain ditanggapi secara seksama. Refleksi yang dilakukan juga telah menemukan kelemahan-kelemahan untuk mendapatkan perbaikan. Kemudian pada siklus II dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi pada siklus ini diketahui prestasi belajar siswa mengalami peningkatan mulai kondisi awal kemudian siklus 1sampai pada siklus II dari 25 siswa dengan ketentuan batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70, sedang pada siklus I ada 3 anak (12%) yang belum tuntas kemudian pada siklus ke II seluruh siswa tuntas (100%) dan sudah memenuhi KKM.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan latar belakang masalah sampai pembahasan tiap siklus dan antar siklus, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan metode Examples Non Examples dapat meningkatkan motivasi pembelajaran IPS pada siswa SD Negeri Girimargo1. Dengan dibuktikan data pada siklus I kategori Cukup tinggi sebesar 62%, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 100%. Dengan demikian metode Examples Non Examples sangat efektif untuk diterapkan pada pelajaran IPS tentang tema Indahnya Negeriku sub tema Indahnya Peninggalan sejarah.

2. Pembelajaran dengan metode Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPS pada siswa SD Negeri Girimargo1. Dengan dibuktikan data pada siklus I tuntas 53%, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 100%. Dengan demikian metode Examples Non Examples sangat efektif untuk diterapkan pada pelajaran IPS tentang tema Indahnya Negeriku sub tema Indahnya Peninggalan sejarah.

3. Hasil perbaikan pembelajaran menunjukkan bahwa penggunaan metode Examples Non Examples dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada pembelajaran IPS tentang kedududkan dan peran anggota keluarga pada siswa SD Negeri Girimargo1. Dengan dibuktikan data data pada siklus I kategori Cukup tinggi sebesar 48%, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 56%. Dan data pada siklus I tuntas 88%, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 100%. Hal ini membuktikan bahwa motivasi dan hasil belajar setiap siklusnya selalu meningkat.

Saran dan tindak lanjut

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan metode Examples Non Examples pada siklus II SD Negeri Girimargo1 tahun ajaran 2015/2016. Untuk selanjutnya metode yang diterapkan diatas dapat diterapkan untuk meningkatkan pembelajaran dengan baik, adapun saran dan tindak lanjut antara lain:

1. Bagi guru semoga penelitian ini dapat dijadikan referensi pembelajaran dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariatif dan menyenangkan bagi siswa.

2. Bagi siswa dapat meningkatkan belajar dengan cara atau metode yang menyenangkan dan sesuai dengan tipe belajarnya masing-masing.

3. Bagi sekolah dapat meningkatkan kualitas untuk tenaga pendidikan (Guru) yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan motivasi dan meningkatkan hasil kemampuan siswa yang lebih handal.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. Dkk. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia
Anotasi.

Apriani, Atik dan David Indrianto. Implementasi model pembelajaran examples non examples. FKIP PGMI. IKIP PGRI SUMEDANG. 2010

Djamarah. S. B. Dan Zain, A. 2006. “Strategi Belajar Mengajar”. Jakarta: Rineka Cipta.

Kasim, Melany. 2008. Model Pembelajaran IPS

Livingston DJ dan Brown WD. 1981. The chemistry of myoglobin and its reactions. Food Technology.

Mahmud Dimyati. (1989). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Mulyasa,E.2003.Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung:Remaja Rosdakarya.

N.K, Roestiyah. 2001. Strategi Mengajar Belajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Purwanto Ngalim. (1990). Psikologi Pendidikan.. Bandung: Remaja Rosdakarya

Puskur.(2006). Kurikulum KTSP. Jakarta: Depdiknas

Rooijakkers (1982). Mengajar dengan Sukses. Terjemahan Soenoro. Jakarta: Gramedia.

Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo.

Suprijono Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tirtonegoro Sutratinah. (1984). Anak Super Normal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara

Yaba. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Progaram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Makassar.