PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI RESEPTIF
PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI
DENGAN STRATEGI RESEPTIF PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI SUNGGINGAN 2 KECAMATAN MIRI
KABUPATEN SRAGEN SEMESTER II TAHUN 2015/2016
Suwarni
SD Negeri Sunggingan 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskriptif melalui penerapan strategi pembelajaran reseptif bagi siswa SDN Sunggingan 2 Kecamatan Miri kabupaten Sragen. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas 4 (empat) langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1) Dengan menggunakan strategi reseptif dapat meningkatkan kinerja guru dan aktifitas siswa pada ketrampilan menulis deskripsi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Miri Kabupaten Sragen Tahun 2015/2016. (2) Penerapan strategi reseptif dapat meningkatkan ketrampilan menulis deskripsi Bahasa Indonesia pada kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2015/2016. Dari nilai KKM Bahasa Indonesia yaitu 70 pada kondisi awal nilai rata-rata kelas mencapai 66,45 dengan ketuntasan klasikal 36,4% (4 siswa). Kondisi tersebut mengalami peningkatan pada siklus I nilai rata-rata kelas menjadi 72 dengan ketuntasan klasikal 63,6% (7 siswa). Siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 79,82 dengan ketuntasan klasikal 90,1% (10 siswa).
Kata kunci: Keterampilan menulis Deskriptif, Strategi Reseptif
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini guru dituntut untuk professional sebab guru yang professional sangan menentukan keberhasilan proses pembelajaran dan dapat mening-katkan mutu pendidikan di Negara pada umumnya dan sekolah dasar pada khususnya. Guru yangn professional juga mendukung tujuan pengembangan sumber daya manusia yang dimaksud menciptakan tenaga kerja yang bermutu.
Pembelajaran yang berhasil apabila seorang guru tentu saja harus menetapkan strategi apa yang paling tepat dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini peneliti memilih strategi reseptif dalam menulis karangan deskripsi.
Deskripsi merupakan karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, merasakan, mencium) apa yang dilukiskan sesuai dengan citra penulisnya. Deskripsi juga tidak selalu berupa teks yang nyata namun juga dicanangkan pada jenis teks sastra seperti narasi.
Tujuan dan penulis deskripsi adalah menggambarkan apa yang dilihat penulis dalam bentuk tulisan dengan menggunakan struktur kebahasaan yang mampu membuat pembaca merasakan apa yang dirasakan penulis. Selain tujuan tersebut deskripsi mengajak siswa untuk menguraikan ciri-ciri atau karakter suatu objek sehingga siswa dituntut untuk mampu memiliki kata-kata yang tepat sebagai penyusun deskripsi ciri-ciri objek yang diuraikan dapat dinikmati pembaca.
Pada saat menulis deskripsi siswa dituntut untuk menyampaikan sesuatu dengan pemaparan sejelas-jelasnya. Dengan demikian mereka akan lebih kreatif dalam memiliki kata-kata paling tepat untuk menggambarkan ide atau gagasan mereka. Dalam menulis wacana deskripsi penulis harus mampu memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada pembaca (Tarigan, 1981: 93). Dengan demikian menulis deskripsi merupakan salah satu cara untung merangsang atau memotifasi siswa berfikir lebih kritis. Selain itu dalam deskripsi penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa yang baik agar dapat menghasilkan karangan deskripsi yang baik. Dengan alasan tersebut peneliti kemudian memilih menulis karangan deskripsi sebagai alat ukur kemampuan menulis siswa. Dalam penelitian ini karangan deskripsi dengan melukiskan suatu tempat.
Menurut peneliti sebagai guru kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Miri ketrampilan menulis siswa belum optimal.Terbukti dengan nilai yang masih rendah belum memenuhi KKM dan kurangnya motifasi untuk menulis.Hal ini dilihat dari perolehan nilai ketrampilan menulis karangan deskripsi dari 16 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM atau bawah tuntas 70 sebanyak 11 siswa.
Pendapat tersebut diperoleh peneliti dalam mencari permasalahan yang diteliti dalam tugas menulis karangan.Hal itu kemudian menjadi pokok permasalahan utama dalam penelitian ini. Ada beberapa fakta yang menyebabkan terjadinya kondisi tersebut antaranya adalah: (1) Siswa kurang latihan dan praktik menulis. (2) Siswa kurag menyukai kegiatan mengarang. (3) Guru tidak menggunakan strategi yang baik. (4) Kurang motifasi guru sehingga siswa tidak terangsang untuk membaca dan menulis.
Harus diakui berdasarkan peneliti guru kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Miri tersebut ada persoalan mengenai ketrampila menulis siswa. Persoalan itulah yang mengundang penulis untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Sunggingan 2 Miri memang seharusnya dilakukan, karena dengan pelaksanaan PTK diharapkan penulis dapat memberikan masukan untuk meningkatkan ketrampilan dan motivasi menulis siswa.
Dengan melihat hal tersebut di atas, bukan suatu kesalahan jika Nursito (1999:1) mengatakan bahwa tanpa mengurangi arti penting pelaksanaan pembelajaran di kelas maupun aktifitas berbahasa Indonesia, aktifitas menulis telah dikesampingkan sedemikian rupa, sehingga dibutuhkan strategi pengajaran agar anggapan tersebut tak lagi muncul.
Salah satu strategi yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas adalah dengan penerapan strategi reseptif dalam pengajaran ketrampilan menulis. Peneliti sengaja memilih strategi reseptif dalam peningkatan ketrampilan menulis siswa kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Miri, karena selain ketrampilan menulis siswa yang begitu rendah, kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis juga karena. Pelaksanaan pembelajaran ketrampilan menulis yang nyaris tidak ada perubahan membuat siswa merasa jenuh. Melalui Strategi Reseptif guru diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran tenang, santai, dan menyenangkan. Siswa perlu diberi motifasi agar merasa senang dalam mengikuti pelajaran menulis. Setiap pembelajaran menulis siswa diberi sugesti melalui percakapan, permainan, dan adegan.
Melalui Strategi Reseptif, penulis mencoba menerapkan sebagai salah satu strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Siswa dibangun kesadaran konsentrasinya yang diciptakan guru secara terencana sesuai karakter siswa serta materi yang disajikan.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa diharapkan mempunyai empat ketrampilan berbahasa yang terdiri dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis sehingga strategi reseptif sengaja dipilih penulis dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SD Negeri Sunggingan 2 Miri. Salah satu alasan adalah karena strategi reseptif merupakan strategi yang melibatkan keyakinan bahwa sebenarnya ada transfer langsung dari ketrampilan reseptif yakni menyimak dan membaca dengan ketrampilan produktif yakni berbicara dan menulis (Tarigan,1993:22).
Sebagai salah satu ketrampilan berbahasa, menulis merupakan suatu cara untuk berkomunikasi secara tertulis, menulis juga merupakan ketrampilan mengeluarkan, mengekspresikan isi hati atau pikiran dalam bentuk tulisan. Dikatakan oleh Tarigan (1984:40), menulis suatu kegiatan proaktif dan ekspresif. Menulis juga tidak datang secara otomatis, tetapi dengan melakukan banyak latihan dan latihan secata teratur.
Jelaslah bahwa kegiatan menulis menjadi fungsi utama sebagai sarana untuk belajar. Menyadari betapa pentingnya peranan kegiatan menulis maka harus ada upaya untuk meningkatkan ketrampila menulis, salah satunya dengan penerapan strategi reseptif dalam pembelajaran ketrampilan menulis.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalahnya adalah: (1) Apakah dengan Strategi Reseptif dapat meningkatkan ketrampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Miri, Kabupaten Sragen tahun 2015/2016? (2) Bagaimana penerapan strategi reseptif dapat meningkatkan ketrampilan menulis diskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri Sunggingan 2, Miri, Kabupaten Sragen Tahun 2015/2016?
Tujuan penelitian ini adalah dapat: (1) Meningkatkan ketrampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Miri Kabupaten Sragen Tahun 2015/2016 melalui Strategi Reseptif. (2) Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Miri Kabupaten Sragen Tahun 2015/2016.
KAJIAN PUSTAKA
Ketrampilan Menulis
Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, dan informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal, menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampaian pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis merupakan kegiatan yang komplek. Kompleksitas menulis terdapat pada kemampuan penulis menyusun dan mengor-ganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulis lainnya. Dibalik kerumit-annya, menulis banyak mengandung manfaat bagi pengembangan mental, intelektual dan sosial seseorang. Menulis dapat menyumbang kecerdasan, mengembangkan inisi-atif dan kreatifitas menumbuhkan keberanian, serta merangsang kemauan dan kemampuan mengum-pulkan informasi.
Menulis adalah kegiatan mengabadikan bahasa dengan tanda-tanda grafis yang disertai dengan aktifitas berfikir dan berbahasa. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (2000:1219) menulis diartikan sebagai kegiatan melukiskan pikiran atau perasaan, membuat huruf dengan pena.
Menulis merupakan suatu ketrampilan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara bertatap muka dengan orang lain. Menulis adalah kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis penulis kasus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Ketrampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus memalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur (Tarigan, 1985:3-4).
Menurut Tarigan (1984:40) menulis merupakan suatu kegiatan yang bersifat produktif dan ekspresif. Di dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata.
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa teori diatas yaitu bahwa menulis adalah kegiatan berbahasa secara tidak langsung dengan melukiskan dan menuangkan ide, gagasan atau perasaan dalam bentuk grafis atau lambang grafis berupa huruf, kata, dan paragraf secara utuh dan bermakna.
Menulis Karangan Deskripsi
Karangan adalah hasil mengarang, tulisan, cerita, artikel, buah pena (Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, 1985:448). Sesuai dengan pengertian diatas “Karangan” yang dimaksud judul ini adalah hasil karya siswa yang berupa tulisan berisi tentang ungkapan perasaan.
Karangan deskripsi
Kata deskripsi berasal dari kata latin describere yang berarti menulis atau membeberkan sesuatu hal. Deskripsi merupakan suatu bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Kraf, 1989:93)
Menurut Suyanto (1988:11) deskripsi adalah tentang paparan yang ditangkap oleh pancaindera, yakni indera penglihatan, pendengaran, pembau dan peraba.
Menurut Nursito deskripsi adalah karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, merasa dan mencium) apa yang dilukiskan sesuai dengan citra penulisnya.
Deskripsi adalah suatu karangan yang menggambarkan, melukiskan benda, manusia, tempat, atau suasana yang sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau mengalami sendiri. Sesuatu yang dideskripsikan itu berasal dari pengalaman dan kesan yang diperolehnya kedalam kata-kata.
Strategi Reseptif
Kata strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:964) bermakna sebagai berikut, (1) ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai, (2) ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang menguntungkan, (3) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Menurut Rochard (1987 dalam Tarigan, 1993:4), Strategi adalah prosedur-prosedur yang dipakai dalam belajar dan berpikir yang bertindak sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi adalah rencana yang cermat dari guru atau pengajar dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan khusus.
Hakekat Strategi Reseptif
Menurut Tarigan (1993:22),Strategi Reseptif adalah strategi pengajaran bahasa yang mengembangkan bahasa berdasarkan pada keyakinan bahwa manusia memiliki dua kompetensi bahasa yang terpisah, yang satu berkaitan dengan reseptif yang lain kepada produksi. Kompetensi bahasa yang terpisah tersebut kemudian dikaitkan dengan ketrampilan berbahasa, hal ini akan melibatkan keyakinan bahwa sebenarnya ada transfer langsung dari ketrampilan reseptif yakni menyimak dan membaca, dengan ketrampilan produktif yaitu berbicara dan menulis.
Strategi reseptif adalah strategi pembelajaran dan pengajaran bahasa yang menekankan pada proses pembelajaran bahasa yang bermula dari aspek reseptif (menyimak, membaca) menuju aspek reseptif (menerima) ke aspek ekspresif (mengungkapkan).
Strategi reseptif dapat ditinjau dari dasar psikologistik dan dasar paedagogis (Tarigan, 1993:23). Dasar psikologistik adalah keseluruhan kompetensi bahasa yang dapat dikembangkan secara sukses dengan melatih kegiatan-kegiatan reseptif. Peranan penting kegiatan-kegiatan reseptif dalam pemerolehan bahasa hanya merupakan suatu hipotesis.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tinjauan strategi reseptif dari psikolingistik menunjukkan bahwa tipe pembelajaran adalah tipe petualang dan tipe hati-hati. Faktor usia pembelajaran digolongkan anak-anak dan dewasa, sedangkan bakat dapat dikategorikan bakat rendah dan bakat tinggi.
Teknik Penyampaian Dalam Strategi Reseptif
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyampaian strategi reseptif (Awalina, 2001:22) yaitu: (a) Teknik oral: dari majemuk ke berbicara; (b) Tenik literal: dari membaca ke menulis; (c) Teknik oral-literal: menyimak-membaca-berbicara atau menulis.
Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik oral-literal: yaitu menyimak-membaca-menulis yang secara terinci diuraikan sebagai berikut: (a) Menyimak adalah kegiatan mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian. (b) Membaca adalah suatu proses yang digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media tulisan. (c) Menulis adalah ketrampilan mengekspresikan dan mengeluarkan pendapat, gagasan, dan ide dalam bentuk tulisan.
Kerangka Berpikir
Kondisi awal guru belum menggunakan strategi reseptif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga hasil belajar siswa rendah, dalam pembelajaran guru mendominasi, prestasi belajar tidak maksimal, nilai masih dibawah KKM. Tindakan (Siklus I) Guru telah menggunakan media gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga belajar sudah ada peningkatan tapi belum bisa optimal. Dengan menggunakan strategi reseptif dengan media gambar dapat menigkatkan pemahaman siswa tentang ketrampilan menulis deskripsi. Sehingga hasil belajar sudah optimal. Dengan menggunakan strategi reseptif, nilai meningkat siswa lebih antusias dalam pelaksanaan pembelajaran, pemahaman siswa terhadap materi juga meningkat.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas, hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah penerapan strategi reseptif dapat meningkatkan ketrampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Miri.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Miri Kabupaten Sragen. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun 2015/2016. Penelitian ini mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Miri Kabupaten Sragen Tahun 2015/2016. Dengan jumlah siswa sebanyak 11 siswa terdiri dari 6 anak laki-laki dan 5 perempuan.
Prosedur/Siklus Penelitian
Menurut Madya (1994:19-24) proses dalam penelitian tindakan kelas memiliki empat tahapan dalam setiap siklus yaitu, menyusunan rencana, Pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Utnuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal sebelum Siklus I. Siklus I bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa menulis deskripsi.Siklus I digunakan sebagai refleksi untuk melaksanakan siklus II. Sedangkan hasil proses tindakan pada siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan ketrampilan menulis deskripsi, setelah dilakukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus I. tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, Pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes tertulis, pedoman pengamatan lembar catatan lapangan, angket dan dokumentasi.
Catatan lapangan digunakan untuk mendeskripsikan kegiatan pembelajaran yang diisi pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran menulis karangan deskripsi, termasuk respon siswa terhadap menulis karangan deskripsi.
Analisis Data
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini mengandung data kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan untuk data kualitatif yang berupa hasil observasi lapangan. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan. Pengamatan dilaksanakan setiap kegiatan berlangsung.
Data kuantitatif diperoleh dari pre-tes pre-tes. Pre-tes dan post-tes dilakukan sebelum dan setelah siswa diberikan tindakan berupa pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan strategi reseptif. Dalam pengajaran menulis dibutuhkan penilaian pada hasil maupun proses menulis.
Indikator Keberhasilan
Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas, keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini ditandai kearah kebaikan baik terkait dengan suasana pembelajaran. Kriteria keberhasilan yang dicapai siswa dalam penelitian ini disamping meningkatnya prestasi siswa dalam pembelajaran juga meningkatnya tindak belajar. Apabila hasil tindakan telah memenuhi standar minimal yang telah ditentukan, tindakan dinyatakan berhasil dengan baik (Djamarah dan Zain, 1996:122). Adapun standar minimal adalah 70, dari keseluruhan siswa yang mengikuti proses pembelajaran telah tercapai taraf keberhasilan minimal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan tindakan penelitian terlebih dahulu melakukan observasi aktifitas pembelajaran di kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Miri Kabupaten Sragen Semester 2 Tahun 2015/2016 pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil karangan siswa kelas IV sebelum diadakan tindakan, menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Dari 11 siswa yang memenuhi KKM sebanyak 4 siswa dan 7 siswa mendapat nilai di bawah KKM.
Berdasarkan data hasil ketrampilan menulis Bahasa Indonesia yang rendah dari siswa kelas IV SD Negeri Sunggingan 2, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan strategi reseptif dalam upaya meningkatkan ketrampilan menulis deskripsi pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV.
Deskripsi Hasil Siklus I
Kegiatan guru dari hasil observasi dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja guru pada siklus I dalam kategori baik skor rata-rata 2,57 atau sebesar 68,75%. Hasil rekapitulasi data dari observasi aktifitas siswa pada siklus I menunjukkan hasil yang baik. Pada menghormati guru yang amat baik 2 siswa dengan presentase 18,18%, yang baik berjumlah 6 siswa dengan presentase 54,54%, yang cukup berjumlah 3 siswa dengan presentase 27,28%. Pada aspek penilaian berinisiatif yang amat baik 3 siswa dengan presentase 27,28%, yang baik 5 siswa dengan presentase 45,45%, yang cukup 3 siswa dengan presentase 27,28%. Pada aspek perhatian yang amat baik berjumlah 4 siswa dengan presentase 36,37%, yang baik berjumlah 5 siswa dengan presentase 45,28%, yang cukup berjumlah 2 siswa dengan presentase 18,18%. Pada aspek bekerja sistematis yang amat baik 3 siswa dengan presentase 27,28%, yang baik 5 siswa dengan presentase 45,44%, yang cukup 3 siswa dengan presentase 27,28%.
Hasil Ketrampilan Menulis Bahasa Indonesia setelah melakukan pembelajaran siklus I, nilai yang diperoleh siswa pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi reseptif mengalami peningkatan.
Dari laporan hasil observasi, dilihat bahwa ketrampilan menulis pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I dari 11 siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa, sedangkan siswa yang sudah tuntas sebanyak 7 siswa. Nilai tertinggi 82, dan nilai terendah 65. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I, siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM atau yang belum tuntas 4 siswa dengan presentase 36%, sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM atau sudah tuntas 7 siswa dengan presentase 64%.
Deskripsi Hasil Siklus II
Hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus II adala aktifitas guru, aktifitas siswa dan proses pembelajaran menerapkan strategi reseptif yang menunjukkan bahwa: guru telah memberikan instruksi yang jelas tentang ketrampilan menulis deskripsi, menciptakan suasana belajar yang kondusif, menggunakan waktu secara efisien, siswa sudah terbiasa bagaimana cara pembuatan kerangka karangan dalam penerapan strategi reseptif dan menulis dalam bentuk karangan deskripsi.
Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi kinerja guru siklus II dalam kategori amat baik. Skor rata-rata 3,9 tau sebesar 97,5%. Rekapitulasi data dari observasi aktifitas siswa Siklus II menunjukkan hasil yang amat baik pada aspek penilaian menghormati guru amat baik 8 siswa dengan presentase 72,72%, yang baik 3 siswa dengan presentase 27,28%. Pada aspek penilaian berinisiatif yang amat baik 6 siswa dengan presentase 54,54%, yang baik 3 siswa dengan presentase 27,28%, yang cukup 2 siswa dengan presentase 18,18%. Pada aspek penilaian perhatian yang amat baik 7 siswa dengan presentase 63,63%, yang baik 3 siswa dengan presentase 27,28%, yang cukup 1 siswa dengan presentase 9,9%. Pada aspek penilaian bekerja sistematis yang amat baik 6 siswa dengan presentase 54,54%, yang baik 4 siswa dengan presentase 36,36%, yang cukup 1 siswa dengan presentase 9,9%.
Dari hasil observasi, dapat dilihat bahwa dengan menerapkan dan menggunakan strategi reseptif dapat meningkatkan ketrampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV pada siklus II dari 11 siswa yang belum tuntas sebanyak 1 siswa, sedangkan siswa yang sudah tuntas sebanyak 10 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 93 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 69. Ketuntasan belajar pada siklus II, siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM atau yang belum tuntas adalah 1 siswa, sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM atau sudah tuntas adalah 10 siswa.
Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dengan menggunakan strategi reseptif pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen tentang “Menulis Karangan Deskripsi” mengalami peningkatan, hasil ketrampilan menulis Bahasa Indonesia yang diperoleh siswa dari pra siklus, Siklus I, dan Siklus II. Dari hasil observasi, hasil ketrampilan menulis Bahasa Indonesia mengalami peningkatan pada Prasiklus siswa yang mencapai KKM sebanyak 4 siswa atau sebesar 36,4%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 7 siswa atau sebesar 63,6%. Nilai tertinggi 74 dan terendah 56 dengan nilai rata-rata kelas 66,45 sedangkan siswa yang belum mencapai KKM 7 siswa atau sebesar 63,6% pada siklus I perolehan nilai yang mencapai KKM sebanyak 7 siswa atau sebesar 63,6% nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa 82 dan terendah 65, dengan nilai rata-rata kelas 72, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 4 siswa atau sebesar 36,4%.
Sedangkan pada siklus II siswa yang mencapai KKM 10 siswa atau sebesar 90,1%, siswa yang belum mencapai KKM 1 siswa atau sebesar 9,9%. Nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 69 dengan rata-rata kelas 79,82.
Dengan demikian pembelajaran yang menerapkan strategi reseptif terbukti dapat meningkatkan hasil ketrampilan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 tahun pelajaran 2015/2016.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1) Dengan menggunakan strategi reseptif dapat meningkatkan kinerja guru dan aktifitas siswa pada ketrampilan menulis deskripsi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Miri Kabupaten Sragen Tahun 2015/2016. (2) Penerapan strategi reseptif dapat meningkatkan ketrampilan menulis deskripsi Bahasa Indonesia pada kelas IV SD Negeri Sunggingan 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2015/2016. Dari nilai KKM Bahasa Indonesia yaitu 70 pada kondisi awal nilai rata-rata kelas mencapai 66,45 dengan ketuntasan klasikal 36,4% (4 siswa). Kondisi tersebut mengalami peningkatan pada siklus I nilai rata-rata kelas menjadi 72 dengan ketuntasan klasikal 63,6% (7 siswa). Siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 79,82 dengan ketuntasan klasikal 90,1% (10 siswa).
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta: Erlangga.
Depdikbud.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.
Gafur, Abdul. 2012. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak.
Hamid, Sholeh. 2012. Metode Edutaimen. Yogyakarta: Diva Press.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Pustaka (GP) Press.
Iskandar Wasid dan Sumindar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Keraf, Gorys. 1998. Komposisi. Jakarta: Edi-Flores. Nusa Indah
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis. Jakarta: Erlangga.
Suhardjono, Supardi. 2015. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Andi
Tarigan, Henry Guntur, 2008. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wardani, IGAK dan Kuswaya Wihardit. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.