PENERAPAN ALAT PERAGA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAYA PIKIR ASPEK ARITMATIKA ANAK

TK PERTIWI 2 DUYUNGAN KECAMATAN SIDOHARJO

KABUPATEN SRAGEN SEMESTER II TAHUN 2015/2016

Marimo

TK Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan daya pikir anak aspek aritmatika penerapan alat peraga puzzle pada TK Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Semester II tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian terdiri atas tiga siklus, masing-masing siklus terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai kemampuan daya pikir masih rendah dan dibawah kriteria ketuntasan minimal, sedangkan nilai kemampuan daya pikir anak setelah tindakan siklus I memperoleh nilai rata rata katagori cukup 20% dan katagori baik 20% dan kategori amat baik 60%, siklus II rata-rata nilai katgori cukup 5% katagori baik 20% dan katagori amat baik 75%, sedangkan siklus III rata rata nilai katagori cukup 0%, katagori baik 10%, dan katagori amat baik 90%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan alat peraga puzzle dapat meningkatkan kemampuan daya pikir pada anak TK Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Semester II tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari presentase nilai kemampuan kemampuan daya pikir sebelum tindakan dengan sesudah tindakan selalu mengalami peningkatan.

Kata kunci: alat peraga puzzle, daya pikir, aritmatika

PENDAHULUAN

Kegiatan belajar merupakan aktivitas yang ditempuh anak dengan tujuan untuk membentuk sikap/perilaku dalam kehidupan sehari-hari untuk itu di dalam proses belajar mengajar seorang guru memiliki peran yang sangat penting. Seorang guru di tuntut agar hasil dari proses belajar mengapa dapat maksimal sesuai dengan yang diharapkan untuk meraih harapan tersebut maka berbagai usaha guru selalu di coba. Salah satu upaya tersebut adalah penerapan penggunaan alat peraga dalam pembalajaran yang tepat.

Banyak benda atau objek yang dapat di adikan sarana belajar mengajar bagi anak Taman Kanak‑kanak (TK) yaitu mulai dari diri sendiri, guru, alam sekitar yang terdapat di lingkungan anak, alat permainan, sampai dengan sarana belajar mengaJar, sarana yang telah ada di sekolah Taman Kanak‑kanak harus digunakan secara optimal.

Pemilihan jenis sarana dapat ditentukan oleh guru sesuai dengan bidang‑bidang yang henclak dikembangkan dan juga disesuaikan dengan kebutuhan, minat serta kebutuhan, minat serta kernampuan anak dalam kegiatan belajar mengajar diusahakan agar penggunaan saran tersebut dilakukan secara kreatif dan berfungsi ganda. Sedangkan sarana‑sarana yang disajikan di Taman Kanak‑kanak hendaknya‑dapat membantu guru untuk melaksanakan berbagai metode/teknik mengajar dalam proses belajar mengajar, serta membantu anak untuk melakukan kegiatan sesuai dengan minat, taraf perkembangan dan kemampuannya. Alat bantu peraga atau alat peraga merupakan bagian teknologi pengajaran, wujudnya dari yang sangat sederhana dan murah sampai yang sangat rumit dan mahal.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut: (1) Kemampuan daya pikir anak Taman kanak-kanak Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sragen masih rendah rendah. (2) Banyak anak yang mengalami kesulitan dalam menggunakan alat peraga puzzle dalam belajar mengajar; (3) Guru belum menggunakan alat peraga puzzle dalam pembelajaran sehingga kemampuan daya pikir anak taman kanak-kanak masih rendah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah alat peraga puzzle dapat meningkatkan kemampuan daya pikir anak kelas B di Taman kanak-kanak Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Semester II tahun pelajaran 2015/2016?

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui strategi atau cara meningkatkan meningkatkan kemampuan daya pikir alat peraga puzzle pada anak kelas B di Taman kanak-kanak Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Semester II tahun pelajaran 2015/2016. (2) Mendeskripsikan penerapan alat peraga puzzle untuk meningkatkan kemampuan daya pikir pada anak Kelas B di Taman kanak-kanak Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Semester II tahun pelajaran 2015/2016.

KAJIAN TEORETIS

Penggunaan Alat peraga

Penggunaan alat peraga dapat memberi kesempatan kepada anak untuk melatih melakukan suatu proses secara mandiri, sehingga anak sepenuhnya terlibat untuk menemukan fakta untuk mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata. Melalui kegiatan penggunaan alat peraga anak tidak menelan begitu saja sejumlah informasi yang diperolehnya tetapi akan berusaha untuk mengolah perolehannya dengan membandingkan terhadap fakta yang ditemui selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal itu sesuai dengan pengertian belajar sebagai suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dan reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan atau suatu pengertian (Uzer Usman dan Lilis S, 2003: 99).

Kegiatan yang perlu dipersiapkan dalam penggunaan alat peraga adalah: a) kegiatan yang dilakukan guru adalah menetapkan tujuan/judul topik pelajaran, mempersiapkan bahan pelajaran dan mengatur kelas, menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan materi tentang media alat peraga dan kegunaannya, melaksanakan pembelajaran menggunakan alat peraga; b) kegiatan anak adalah mempersiapkan perlengkapan belajar, mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang tejadi selama proses kegiatan belajar mengajar, melaksanakan petunjuk guru apabila ada penugasan atau sejenisnya. Pada akhir kegiatan pembelajaran Matematika anak mengerjakan tugas dan guru untuk memantapkan pengetahuan yang diperoleh anak melalui pengalaman langsung dengan ketrampilan proses yaitu penyerapan materi yang dijelaskan menggunakan alat peraga.

Dalam proses belajar mengajar media pendidikan sangat penting artinya karena media pendidikan mempunyai manfaat sebagai berikut: (a) Memperjelas penyajian pesan baik dalam bentuk kata tertulis, gambar, simbol, dan diagram, (b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra (c) Menimbulkan kegairahan belajar anak, meningkatkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, dan (d) Memberikan perangsang, pengalaman dan persepsi yang sama antara guru dan anak yang memiliki latar belakang dan lingkungan yang berbeda (Sadiman, 1998:57). Dari berbagai macam media yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar dapat kita kelompokan sebagai berikut: (a) Grafik, (b) Bagan, (c) Diagram, (d) Poster, dan (e) Kartun.

Media Alat Peraga

Dalam dunia pendidikan kita mengenal berbagai istilah yang digunakan untuk media; ada yang menggunakan istilah media dengan gambar dan tulisan, bahkan dalam kepustakaan asing ada sementara ahli yang menggunakan istilah media pendidikan atau keperagaan itu dengan istilah media visual. Dengan melihat penjelasan-penjelasan seperti tersebut di atas mereka dapat kita ambil kesimpulan bahwa media visual atau media gambar adalah Media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan, jenis media ini yang sering digunakan oleh guru-guru untuk membantu isi atau materi pelajaran yang terdiri dari gambar diam atau mati. Manfaatnya: (a) Dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi lebih realistis, (b) Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender, buletin, dan sebagainya, (c) Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain, (d) Tidak mahal bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya, dan (e) Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua pelajaran

Peranan Media Alat Peraga dalam Pembelajaran

Memperhatikan pentingnya media dalam pembelajaran, maka sebenarnya tidak ada alasan lagi apabila untuk menginginkan proses belajar mengajar yang berhasil selain menggunakan media pada setiap proses belajar-mengajar tersebut. Untuk memberikan penekanan terhadap pernyataan tersebut, perhatikan pengaruh yang dimiliki media alat peraga di bawah ini: (1) Membuat konkret konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah, arus listrik dan sebagainya, (2) Memungkinkan anak berinteraksi langsung dengan lingkungannya, (3) Memungkinkan keseragaman pengamatan atau persepsi belajar anak, (4) Membangkitkan motivasi belajar, (5) Memberi kesan perhatian individual untuk seluruh anggota kelompok belajar, (6) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan, (7) Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak mengatasi waktu dan ruang, (8) Mengontrol arah maupun kecepatan belajar anak, (9) Media alat peraga berpengaruh mempercepat proses belajar, pengaruh mengandung arti bahwa dengan media alat peraga anak dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat, (10) Media alat peraga berpengaruh untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar anak dengan menggunakan media alat peraga akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran mamiliki nilai yang tinggi, (11) Media alat peraga berpengaruh untuk meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk kemampuan daya pikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.

Alat Peraga Puzzle

Puzzle merupakan alat permainan edukatif yang memudahkan anak untuk mengingat konsep-konsep yang akan dipelajari tanpa perlu bimbingan sehingga memungkinkan anak bekerja secara mandiri. Alat peraga Puzzle telah dirancang sedemikian rupa sehingga anak mudah memeriksa sendiri bila dalah dan segera menyadarinya. Puzzle ciptaan Montessori ini banyak terdapat di lembaga pendidikan prasekolah khususnya TK di Indonesia dan sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak Indonesia.

Kemampuan Daya Pikir

Kemampuan kognitif/daya pikir adalah kemampuan untuk melihat berbagai kemungkinan dalam memecahkan masalah. Kreatifitas merupakan bentuk pemikiran yang masih kurang diperhatikan dalam pendidikan formal. Murid masih ditekankan untuk memberikan penalaran berdasarkan informasi yang tersedia dengan kreativitas yang memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas dan taraf hidupnya, dengan kreativitas seseorang terdorong untuk membuat ide-ide penemuan-penemuan atau teknologi baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.

Pengembangan kognitif/daya pikir merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh semua orang, karena dari sinilah sumber daya manusia dapat dibentuk. Daya pikir merupakan kunci sukses dan keberhasilan dalam kehidupan. Orang yang tidak kreatif kehidupan statis dan sulit sekali meraih keberhasilan. Zaman yang sudah mengglobal dan penuh dengan persaingan keras sekarang ini membutuhkan kreativitas yang sangat tinggi. Oleh karena itu sistem pendidikan yang mengacu pada pengembangan kreativitas mutlak dibutuhkan.

Pendidikan pengembangan kognitif/daya pikir tidak bisa ditunggu dan harus dimulai sejak masa prasekolah atau usia balita. Usia ini adalah saat dimana manusia masih berada pada tahap yang paling halus oleh karena itu mudah dibentuk. Bila pembentukannya salah maka kecenderungan anak tersebut untuk berperilaku dijalur yang salah sangat besar terjadi, sebaliknya bila pembentukannya benar maka sangat besar kecenderungan anak tersebut berjalan di atas jalan yang benar pula., (Moeslichatoen R, 2003:38)

Kegiatan yang Dapat Mangembangkan Kemampuan Daya Pikir

Banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan daya pikir anak, namun di buku ini hanya akan diberikan beberapa contoh untuk diambil benang merahnya dan dijabarkan oleh orang tua dan guru. Hal ini penting karena pengembangan daya pikir anak tidak bisa dilakukan secara kaku dan harus dikembangkan secara ilmiah dan alami. Harus lebih banyak kreasi untuk mengembangkan daya piki, (Sumantri, 2003:32)

Pengukuran Kemampuan Daya Pikir Anak di Taman Kanak-kanak.

Untuk mengukur kemampuan daya pikir anak di TK digunakan alat evaluasi atau penilaian. Evaluasi atau penilaian adalah suatu cara untuk mengukur kemajuan pelaksanaan, keberhasilan dan perkembangan daya piker dan masalah yang berkaitan dengan hasil belajar yang diharapkan pada anak. Evaluasi perlu dilaksanakan agar guru TK memperoleh umpan balik tentang proses kegiatan di taman kanak-kanak. Alasan mengadakan evaluasi perkembangan daya piker anak adalah merupaka bagian dari rangkaian yang harus dilakukan guru dalam mengembangkan dayapikir anak. Tanpa ada pengukuran tujuan mengembangkan kemampuan daya piker anak tidak ada artinya. Misalnya dalam kegiatan mengelompokkan benda (balok) menurut cirri-cirinya, dengan mengadakan evaluasi maka guru dapat mengetahui sampai sejauh mana anak dapat memahami perintah yang diberikan guru dan sekaligus dapat mengerjakaanya.

Penelitian Terdahulu.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Uswatun (2007) dengan judul Penggunaan alat peraga edukatif dalam pembelajaran dalam upaya meningkatkan daya pikir anak.Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah nilai kemampuan daya pikir anak sebelum tindakan rata-ratanya adalah 78, sedangkan nilai kemampuan daya pikir anak setelah tindakan rata-ratanya adalah pada siklus I 83, siklus II 88, dan siklus III 93. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mengoptimalkan penggunaan alat peraga alat peraga puzzle dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan daya pikir anak. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai sebelum tindakan dengan sesudah tindakan

2. Penelitian yang dilakukan oleh Puji Astuti (2007) dengan judul “Kegiatan bimbingan individual dalam pembelajaran dalam upaya kemampuan perkembangan daya pikir anak TK dengan kesimpulan sebagai berikut: (1) Kegiatan bimbingan individual dalam pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan perkembangan kemampuan daya pikir dilaksanakan dalam empat tahap, yang setiap tahap mengalami peningkatan kemampuan menulis dari tahap satu ke tahap berikutnya; (2) Kegiatan bimbingan individual dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan perkembangan daya pikir dapat menarik minat anak sehingga dapat meningkatkan kreativitas nak dalam berkemampuan daya pikir.

Kerangka Berpikir

Dengan diterapkanya penggunaan alat peraga puzzle dalam pembelajaran di Taman kanak-kanak Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Semester II tahun pelajaran 2015/2016 dapat meningkatkan kemampuan daya pikir aspek pengembangan aritmatika pada anak dilakukan melalui 3 siklus Setiap siklus tindakan dari siklus I sampai siklus III selalu mengalami peningkatan daya pikir.

Hipotesis Tindakan

Penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis tindakan kelas ini sebagai berikut: bahwa Penerapan Penggunaan alat peraga puzzle dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan daya pikir pada aspek pengembangan aritmatika pada anak kelas B di Taman kanak-kanak Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Semester II tahun pelajaran 2015/2016.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Lokasi tempat penelitian ini dilaksanakan di Taman kanak-kanak Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan subjek sejumlah 20 anak. Penelitian ini dilaksanakan dari persiapan sampai penyusunan laporan hasil penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Januari 2016 sampai bulan Maret 2016. Subjek penelitian ditetapkan anak Taman kanak-kanak Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Semester II tahun pelajaran 2015/2016, dengan subjek 20 anak.

Sumber Data

Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian mi adalah data kualitatif. Sumber data meliputi: (1) Sumber data primer, yaitu anak, guru, dan orang tua. (2) Sumber data sekunder, yaitu arsip/dokumen, tes kemampuan belajar, kemampuan kognitif dan lembar observasi.

Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui yaitu: (1) Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dan dokumen-dokumen atau catatan-catatan yang telah ada di Taman kanak-kanak Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. (2) Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian yang berupa proses penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan daya pikir anak Taman kanak-kanak Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen.

Validitas Data

Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan sumber data yang tersedia, yaitu data yang berupa dokumen nilai kemampuan kognitif sebelum diadakan penggunaan alat peraga puzzle sebelum pembelajaran apabila didukung dengan tindakan observasi. Sehingga validitas data akan teruji kebenarannya. Kemudian data hasil kemampuan daya pikir melalui alat peraga puzzle. Validasi data ini menggunakan trianggulasi metode dan sumber data agar data benar benar valid sebagai data penelitian.

Indikator Kinerja

Untuk mengukur keberhasilan tindakan kegiatan Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga puzzle dapat meningkatkan perkembangan kemampuan daya pikir anak Taman kanak-kanak Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Semester II tahun pelajaran 2015/2016 peneliti perlu merumuskan indikator sebagai berikut: tercapainya kemampuan daya pikir anak sangat baik yaitu 85 dari KKM 75.

Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mencakup langkah-langkah: (1) persiapan; (2) studi/survay awal; (3) pelaksanaan siklus; dan (4) penyusunan laporan. Pelaksanaan siklus meliputi: (a) perencanaan tindakan (planning); (b) pelaksanaan tindakan(acting); (c) pengamatan (observing); (d refleksi (reflecting). Banyaknya siklus yang direncanakan adalah tiga siklus dipandang cukup untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Berikut ini adalah bagan prosedur Penelitian Tindakan Kelas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kemampuan daya pikir anak dalam KBM sebelum tindakan masih rendah, keadaan tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut: (1) 10 anak = 50% = nilai baik sekali 80-100; (2) 4 anak = 20% = nilai baik 70; (3) 5 anak = 25% = nilai cukup 60; (4) 1 anak = 5% nilai kurang 50. Frekuensi = 20 anak. Persentase = 50% hasil rata rata

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan daya pikir anak Taman kanak-kanak Pertiwi 2 Duyungan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Semester II tahun pelajaran 2015/2016 masih diperlukan tindakan pembelajaran selanjutnya dengan materi alat peraga puzzle dalam pembelajaran guna meningkatkan kemampuan daya pikir anak aspek pengembangan aritmatika.

Deskripsi Hasil Siklus I

Demikian hasil pengamatan proses pembalajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: (1) 12 anak = 60% = nilai baik sekali 80-100; (2) 4 anak = 20% = nilai baik 70; (3) 4 anak = 20% = nilai cukup 60; dan (4) 0 anak = 0% nilai kurang 50. Frekuensi = 20 anak. Persentase = 60% hasil rata rata

Deskripsi Hasil Siklus II

Untuk lebih meningkatkan kualitas anak dalam menggunakan alat peraga puzzle untuk meningkatan daya pikir anak maka guru akan menjelaskan materi mengenai kegunaan alat peraga puzzle tersebut dengan cermat. Adapun nilai perkembangan kemampuan daya pikir adalah sebagai berikut: (1) 15 anak = 75% = nilai baik sekali 80-100; (2) 4 anak = 20% = nilai baik 70; (3) 1 anak = 5% = nilai cukup 60; (4) 0 anak = 0% nilai kurang 50. Frekuensi = 20 anak. Persentase = 75% hasil rata rata

Deskripsi Hasil Siklus III

Secara umum kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga puzzle pada siklus III sudah dapat diatasi dengan baik. Anak terlihat sudah tidak malu untuk maju membacakan hasil kerjanya, bahkan anak yang mau maju untuk membacakan hasil kerjanya secara sukarela semakin meningkat. Hasil penilaian pada siklus III adalah: (1) 18 anak = 90% = nilai baik sekali 80-100; (2) 2 anak = 10% = nilai baik 70; (3) 0 anak = 0% = nilai cukup 60; (4) 0 anak = 0% nilai kurang 50. Frekuensi = 20 anak. Persentase = 90% hasil rata rata.

Pembahasan Hasil Penlitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi tindakan. Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran melalui alat peraga puzzle dapat meningkatkan kemampuan daya pikir anak dapat menarik perhatian anak, sehingga berakibat pada meningkatnya keampuan daya pikir anak. Selain itu juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dengan melalui puzzle untuk peningkatan daya pikir anak dapat dilihat hasilnya sebagai berikut: Dari hasil penelitian ini dapat dilihat pada nilai sebelum tindakan dan sesudah tindakan selalu mengalami peningkatan kemampuan daya pikir yaitu dari nilai sebelum tindakan diperoleh 50, setelah tindakan I menjadi 60, tindakan II 75 dan tindakan III 90. Kemudian hasil tersebut dapat dibandingkan dari perolehan nilai sebelum tindakan dengan perolehan nilai sesudah tindakan selalu mengalami peningkatan kemampuan daya pikir anak.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bahwa hasil atau nilai kemampuan daya pikir anak sebelum tindakan rata-ratanya adalah 50 dibandingkan dengan nilai kemampuan daya pikir anak setelah tindakan rata-ratanya pada siklus I 60, Siklus II 75, dan siklus III 90.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga puzzle dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan daya pikir anak. Hal tersebut dapat dilihat bahwa nilai sebelum tindakan dibanding dengan setelah tindakan dari siklus ke siklus berikutnya selalu mengalami peningkatan.

Implikasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yaitu berasal dari pihak guru maupun anak. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan oleh guru sebagai sarana untukmenyampaikan materi. Sedangkan faktor dari anak yaitu minat belajar atau motivasi anak dalam mengikuti proses pembelajaran.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan secara maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan anak dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan mengelola kelas serta didukung oleh teknik yang sesuai dan sarana dan prasarana yang menunjang, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan dapat diterima oleh anak dengan baik apabaila anak juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien.

Tindakan dari siklus I, II, III memberikan deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas kemampuan daya pikir anak dalam [pembelajaran menggunakan alat peraga puzzle.

Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode-metode yang tepat untuk digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran.

2. Kepala Sekolah harus lebih mengusahakan fasilitas, khususnya alat peaga edukatif yang dapat mendukung kelancaan kegiatan belajar mengajar.

3. Kepada guru yang belum menerapkan penggunaan alat peraga puzzle dapat mencoba menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran agar kemampuan daya pikir anak meningkat.

4. Penelitian ini dapat digunakan di sekolah lain. Namun, dalam penerapannya harus diikuti penyesusiaian dengan konteks kelas. Hal ini disebabkan sekolah yang ada di Indonesia pada dasarnya mempunyai pola pengajaran yang hampir sama, namun memiliki karakteristik khusus yang berbeda-beda. Maka perlu adanya pengembangan pola-pola pengajaran yang baru yang lebih baik dan lebih menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad DS, 2003. Permainan Membaca dan Menulis di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.

Depdikbud.1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka

, 2003. Perencanaan Kegiatan Belajar Mengajar Berbasis Kompetensi. Semarang: Proyek Pembinaan TK dan SD Propinsi Jawa Tengah.

, Metode Khusus mengajar di Taman Kanak-kanak. Semarang: Proyek Pembinaan TK dan SD Propinsi Jawa Tengah

Djanzah Ahmad.1993. Petunjuk Teknis Proses Belajar Mengajar di Taman Kanakkanak. Jakarta: Depdikbud

Elizabeth, 2002. Montesori Untuk Prasekolah. Jakarta: Pustaka Delaprasta.

Moelichatoen R,2003. Metode pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyani Sumantri.1994. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nasichin, 2001. Kurikulum Pendidikan Taman kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.

Poewadarminta,WJS.1993. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rusli, 1997. Proses Belajar Mengajar di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikbud.

Solehudin, 1997. Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Makalah Penataran Guru Atraktif.

Sudi Lestari, 1999. Pengembangan Ketrampilan Berbahasa dan Membaca. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutarto Pancaputro.2002. Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardani, 2004. Metode Pembelajaran Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta

Yudi Hendrayana, 2003. Pembelajaran Permainan Dasar Untuk Tamak kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.