Upaya Meningkatkan Disiplin Guru
UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU
DALAM KEHADIRANNYA MENGAJAR DI KELAS
MELALUI PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH SD NEGERI 3 JEPON SEMEMSTER I KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Tri Rahayuningsih
SD Negeri 3 Jepon Sememster I Kecamatan Jepon Kabupaten Blora
ABSTRAK
Kepala sekolah sebagai manajereal disatuan pendidikan mempunyai kewenangan dan tugas untuk menyusun program kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun kedepan,dan mempunyai tugas dan tanggungjawb moral untuk terwujudkan program yang telah disusun bersama-sama,guru dan komite sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah melihat kondisi/kebiasakan sehari-hari maka kepala sekolah melakukan tindakan untuk mengubah kebiasaan guru-guru kurang disiplin yang berakibat kegiatan belajar mengajar tersita waktunnya sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa, tindakan kepala sekolah melakukanpembinaan setiap selesai upacara mengadakan briving pagi yang didasarkan peraturan untuk disampaikan pada guru untuk dipahami ,dimengerti dan untuk dilaksakan. Peraturan merupakan sesuatu tatanan dalam organesasi untukdipatuhui oleh semua pihak tanpa terkecuali,untuk mencapai sesuatu tujuan yang diharapkan. Dalam pelaksanakan tugas sehari-hari, sehingga kebiasaan yang kurang baik yang terjadi di SDN 3 Jepon secara perlahan-lahan menjadi berubah, selain melalui briving pagi kepala sekolah juga melakukan pembinaan melalui rapat sekolah untuk mengubah kebiasaan perilaku guru yang kurang disiplin dalam kehadirannya di sekollah juga kehadirannya di kelas,terlambatan dalam kehadiran akan berdampak pada prestasi belajar siswa. Melalui pembinaan oleh kepala sekollahdapat mengubah kebiasaan guru yang hadir di sekolah belum tepat waktu menjadi bisa tepat waktu Dari peneltian ini berdasarkan data yang ada mulaia dari kondisi awal sampai dengan kepala sekolah melakukan tindakan, dari kondisi awal kehadiran guru di kelas data yang terhimpun sekitar 50% , kepala sekolah melakukan tindakan terjadi perubahan kehadran guru di kelas menjadi sekitar 70% , upaya itu tetap dilakukan oleh kepala sekolah untuk memaksimalkan kehadiran guru di kelas sampai pada tindakan akir kehadiran guru di kelas mencapai 98% , upata kepala sekolAh berhasil untuk menerapkan disiplin kerja.
Kata Kunci: Displin kerja dapat meningkatkan prestasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usaha meningkatkan mutu pendi-dikan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, untuk mewujudkan kesejahtera-an umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, di mana pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, dan ketrampilan. Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan mutu pendidikan maka diadakan proses belajar mengajar, guru merupakan figur sentral, di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu tugas dan peran guru bukan saja mendidik, mengajar dan melatih tetapi juga bagaimana guru dapat membaca situasi kelas dan kondisi siswanya dalam menerima pelajaran.
Keberhasilan proses pembelajaran sangat bergantung pada beberapa faktor diantaranya adalah faktor guru. Kehadiran guru di SDN 3 Jepon yang selama ini hamper setiap hari terlihat ada guru yang mengaja tidak tepat waktu, hal tersebut tidak bisa dibiarkan. Untuk itu kepala sekolah perlu mengambil suatu tindakan untuk ketertiban yaitu pembinaan tentang disiplin pegawai. Pada jadwal yang tertera di sekolah masuk Pkl 07.00 setiap hari Senin, tanggal 17 setiap bulan dan hari besar yang diabadikan kita melaksanakan upacara bel Pkl 06.45 untuk melaksanakan Senam setiap hari jumat. Mengamati kebiasaan guru SD N 3 Jepon disiplinnya rendah, maka kami sebagai steak holder muncul gagasan untuk merubah budaya sekolah yang kuran tertib waktu menjadi tertib waktu khususnya kedatangan guru di sekolah. Dengan kedatangan guru terlambat akhirnya mempengaruhi jam masuk kelas, apalagi kalau hari Senin pelaksanaan upacara bendera sering molor, akhirnya banyak waktu belajar mengajar tersita. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan sekolah dengan judul: Upaya Meningkatkan Disiplin Guru dalam Kehadiran Mengajar di Kelas Melalui Pembinaan Kepala Sekolah pada SD Negeri 3 Jepon Semester I Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/ 2015 .
Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang mendasari dari penelitian ini adalah:
1. Masih ada guru yang datang sering terlambat datang ke sekolah.
2. Masih kurangnya disiplin guru dalam kehadiran dikelas.
3. Guru masih rendah dalam tanggung-jawabnya
Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas maka dalam penelitian ini akan merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah melalui pembinaan dapat meningkatkan kehadiran guru dalam mengajar di kelas pada SDN 3 Jepon Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester I Tahun Pelajaran 2014/ 2015?
2. Apakah setelah dilaksanakan pembina-an dapat meningkatkan kehadiran Guru dalam mengajar di kelas pada SDN 3 Jepon Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 ?
Manfaat Penelitian
1. Untuk mendapatkan pengetahuan baru tentang cara meningkatkan disiplin guru kehadirannya mengajar di kelas pada SDN 3 Jepon Semester I melalui pembinaan kepala sekolah.
2. Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dari berbagai pihak yaitu:
a. Manfaat bagi siswa:
1) Melatih kebiasaan kehadiran di sekolah tepat waktu
2) Kegiatan belajar mengajar bisa maksimal
3) Perolehan materi pembelajaran akan lebih banyak dengan waktu yang cukup.
4) Prestasi belajar yang diharap-kan dapat tercapai secara maksimal.
b. Manfaat bagi guru
1) Untuk membantu kelancaran kegiatan belajar mengajar
2) Dapat menjadi motivasi guru dalam meningkatkan kedisiplin-an dalam kehadiran di Sekolah.
c. Manfaat bagi sekolah
1) Bisa dijadikan sumbangan da-lam mewujudkan budaya seko-lah tertib waktu yang dapat mendorong keberhasilan dan peningkatan mutu pembelajar-an.
2) Pihak sekolah dapat mening–katkan potensi sekolah dengan guru yang memiliki disiplin yang tinggi
KAJIAN PUSTAKA
Disiplin Guru
Dalam terjemahan bebas, disiplin adalah sebuah dorongan dalam diri untuk melakukan sesuatu yang seharusnya pada waktu dan tempat yang tepat dengan cara yang seharusnya untuk melaksanakan tugas pokoknya mengajar di kelas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Disiplin adalah suatu ketaatan (kepatuhan) terhadap peraturan organisasi untuk mencapai perilaku yang dikendalikan yang dapat dilakukan antara lain melalui menyampaikan peraturan yang harus diketahui.
Pembinaan Kepala Sekolah
Pengertian pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yg dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik; http://www.artikata.com/arti-360090-pembinaan.html
Pembinaan menurut Wojowasito (1980: 50) diartikan sebagai ”membangun, menggambarkan, dan memperbaiki”. Pem–binaan juga diartikan sebagai supervisi yang oleh Daresh (1972) dimaknai sebagai suatu proses mengawasi kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan organi–sasi. Pembinaan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi dan usaha-usaha untuk meningkatkan daya guna manusia dalam proses kerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang dilakukan melalui usaha menciptakan suasana kerja yang dapat mendorong untuk dapat mengembangkan potensi secara optimal. Adapun tujuan pembinaan sendiri diciptakan untuk mengembangkan kemampuan agar dapat melaksanakan tugas dan fungsi kerja lebih baik, lebih efektif.
Tanggung jawab pembinaan guru terletak di tangan kepala sekolah. Tujuan pembinaan guru adalah untuk mening–katkan kemampuan professional guru dalam meningkatkan proses dan hasil belajar melalui pemberian bantuan yang terutama bercorak layanan professional kepada guru.
Untuk dapat memahami kualitas pendidikan formal di sekolah, perlu kiranya melihat pendidikan formal di sekolah sebagai suatu sistem. Selanjutnya mutu sistem tergantung pada mutu komponen yang membentuk sistem, serta proses yang berlangsung hingga membuahkan hasil. Kinerja guru menjadi salah satu unsur dalam upaya peninkatan mutu sekolah. Kinerja guru meliputi kedisiplinan guru dan etos kerja. Apabila kedisiplinan telah menjadi budaya sekolah, maka arah pencapaian peningkatan mutu sekolah akan tercapai.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di S D Negeri 3 Jepon, Kecamatan.Jepon , Kabupaten Blora guna merubah budaya lama yaitu guru datang terlambat ke sekolah, diduga dengan pembinaan kepala sekolah melalui dapat meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran di sekolah. Waktu Penelitian mulai tgl 15 Juli 2014 s.d 31 Desember 2014.
Yang menjadi subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru-guru di SD Negeri 3 Jepon Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, sejumlah 17 orang guru, terdiri atas 12 orang guru PNS, dan 5 orang guru Non PNS dengan jumlah siswa 323 anak terdiri dari 11 rombel.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Data Kehadiran dan Kesiapan Guru SD N 3 Jepon Pada Kondisi Awal
No. |
Data Kehadiran dan Kesiapan |
Prosentase |
1. |
Kehadiran guru di sekolah |
40 % |
2. |
Kehadiran guru di dalam ruangan kelas |
50 % |
3. |
Kesiapan guru dalam membuat RPP |
50 % |
4. |
Kesiapan guru dalam menyiapkan materi pembelajaran |
60 % |
5. |
Kesiapan guru dalam membuat tes formatif |
60 % |
6. |
Kesiapan guru dalam pelaksanaan tes formatif |
70 % |
7. |
Kesiapan guru dalam menyusun LKS |
60 % |
8. |
Kesiapan guru dalam analisis soal |
70 % |
9. |
Kesiapan guru dalam mengadakan perbaikan |
60 % |
10. |
Kesiapan guru dalam mengadakan pengayakan |
60 % |
11. |
Jumlah rata-rata kehadiran dan kesiapan |
58 % |
Data Kehadiran dan Kesiapan Guru SD N 3 Jepon Pada Siklus I
No. |
Data Kehadiran dan Kesiapan |
Prosentase |
1. |
Kehadiran guru di sekolah |
70 % |
2. |
Kehadiran guru di dalam ruangan kelas |
70 % |
3. |
Kesiapan guru dalam membuat RPP |
70 % |
4. |
Kesiapan guru dalam menyiapkan materi pembelajaran |
70 % |
5. |
Kesiapan guru dalam membuat tes formatif |
80 % |
6. |
Kesiapan guru dalam pelaksanaan tes formatif |
80 % |
7. |
Kesiapan guru dalam menyusun LKS |
80 % |
8. |
Kesiapan guru analisis soal |
80 % |
9. |
Kesiapan guru melaksanakan perbaikan pembelajaran |
80 % |
10. |
Kesiapan guru melaksanakan pengayaan pembelajaran |
70 % |
11. |
Jumlah rata-rata kehadiran dan kesiapan guru |
75 % |
Data Kehadiran dan Kesiapan Guru SD N 3 Jepon Pada Siklus II
No. |
Data Kehadiran dan Kesiapan |
Prosentase |
1. |
Kehadiran guru di sekolah |
90 % |
2. |
Kehadiran guru di dalam ruangan kelas |
90 % |
3. |
Kesiapan guru dalam membuat RPP |
90 % |
4. |
Kesiapan guru dalam menyiapkan materi pembelajaran |
90 % |
5. |
Kesiapan guru dalam membuat tes formatif |
90 % |
6. |
Kesiapan guru dalam pelaksanaan tes formatif |
90 % |
7. |
Kesiapan guru dalam menyusun LKS |
90 % |
8. |
Kesiapan guru dalam analisis soal |
90 % |
9. |
Kesiapan dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran |
90 % |
10. |
Kesiapan guru melaksanakan perbaikan pembelajaran |
90 % |
11. |
Jumlah rata-rata kehadiran dan kesiapan |
90 % |
Data Kehadiran dan Kesiapan Guru SD N 3 Jepon Pada Siklus III
No. |
Data Kehadiran dan Kesiapan |
Prosentase |
1. |
Kehadiran guru di sekolah |
100 % |
2. |
Kehadiran guru di dalam ruangan kelas |
100 % |
3. |
Kesiapan guru dalam membuat RPP |
95 % |
4. |
Kesiapan guru dalam menyiapkan materi pembelajaran |
95 % |
5. |
Kesiapan guru dalam membuat tes formatif |
95 % |
6. |
Kesiapan guru dalam pelaksanaan tes formatif |
95 % |
7. |
Kesiapan guru dalam menyusun LKS |
95 % |
8. |
Kesiapan guru dalam analisis soal |
95 % |
9. |
Kesiapan dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran |
95 % |
10. |
Kesiapan guru melaksanakan perbaikan pembelajaran |
95 % |
11. |
Jumlah rata-rata kehadiran dan kesiapan |
96 % |
PENUTUP
Kesimpulan
Kepala sekolah yang mempunyai tugas dan tanggungjawab terhadap keberhasilan, hal ini dirasa oleh kepala sekolah untuk melakukan tindakan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diharapkan, hal utama yang perlu untuk dibenahi adalah disiplin kehadiran guru di sekolah dan di kelas. Upaya yang dilaksanakan melalui pembinaan .
Bisa kita simpulkan dengan kesadaran bagi semua pihak melalui pembinaan seorang pemimpin mempenga-ruhi anggotanya untuk mewujudkan suatu tujuan di Sekolah Dasar Negeri 3 Jepon untuk mencapai tujuan tertib waktu datang ke sekolah, dan masuk kelas waktu untuk belajar mengajar.
Disiplin guru dan warga sekolah dapat terwujud setelah kepala sekolah melakukan pembinaan yang berpedoman pada peraturan yang yang berlaku yang selalu disampaikan kepala sekolah waktu pelaksanakan upacara dan waktu tertentu mengadakan pembinaan dari data awal rata-rata kehadiran dan tugas yang dilaksanakan baru 58%,pada siklus I rata-rata kehadiran dan pelaksanakan tugas 75%,siklus II rata-rata kehadiraqn dan tugas 90% ,siklus III ketuntasan kehadiran dan pelaksanakan tugas mencapai 96%.
Saran
Untuk meningkatkan kedisipilinan guru datang ke sekolah, maka diperlukan manajemen seorang pemimpin di dalam pengelolaan dan penataan sekolah untuk menyusun setrategi termasuk di dalamnya tentangdisiplin kehadiran guru di sekolah dan tepat waktu di dalam menyajikan materi pelajaran pada peserta didik ,dengan rencana pembelajaran yang disusun secara profesional akan menghasilkan prestasi belajar yang diharapkan.
Guru yang profesional sekarang ini yang sangat diharapkan karena tuntutan jaman, guru untuk meningkatkan disiplin kerja dan mengembangkan kopetensinya yaitu: Pedagagig, sosial, kepribadian dan profesionaal, apabila guru bisa melaksanakan empat kompetensi secara baik maka bisa dikatakan sebagai guru yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat, (2010) Manfaat Prinsip dan Asas Pengembangan Budaya Sekolah. [OnLine].Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/03/04/manfaat-prinsip-dan-asas-pengembangan-budaya-sekolah/ [06 Oktober 2010]:
Arikunto, S.(2002).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta:
Rineka Cipta
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:Depdiknas
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:Kencana Prenada Media Group
Syamsul Hadi, (2009). Kepemimpinan Pembelajaran, Makalah Disampaikan pada Sosialisasi Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah Dalam Inovasi Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Tenaga Kependidikan