UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN KOOPERATIF LEARNING MODEL TGT
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN KOOPERATIF LEARNING MODEL TGT SISWA KELAS IV SEMESTER I SDN 2 TAMBAKSARI KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Suparti
SDN 2 Tambaksari Kecamatan Blora Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tolak ukur keberhasilan pembelajaran pada umumnya adalah prestasi beajar. Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN 2 Tambaksari untuk beberapa kompetensi dasar menunjukkan nilai rendah. Hal ini standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA memang sarat akan materi, disamping cakupannya luas dan perlu hafalan. Selain itu pembelajaran masih menggunakan model konvensional yang sifatnya searah dan membosankan. Kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru siswa pasif. Siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek. Kondisi seperti tersebut mengakibatkan rendahnya nilai rata-rata kelas dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. siswa yang tuntas hanya 7 siswa ( 47%.) Dengan rata-rata kelas 71 dari 15 siswa. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif learning model Team Group Tournament (TGT) dapat meningkat hasil belajar mata pelajaran IPA khususnya kompetensi dasar membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga bagi siswa kelas IV di SDN 2 Tambaksari. akhir siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar 10 siswa (67%), yang belum tuntas 5 siswa (33%), dengan nilai rata-rata kelas 77. Sedangkan pada siklus II siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 13 siswa (87%), siswa yang belum tuntas 2 siswa (13%) jadi secara umum ada peningkatan ketuntasan belajar maupun rata-rata kelas, 83 ,nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70, pengalaman belajar menunjukkan perubahan siswa lebih aktif, kreatif dan menyenangkan..
Kata Kunci: IPA Model Kooperatif, TGT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tolak ukur keberhasilan pembelajaran pada umumnya adalah prestasi beajar. Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN 2 Tambaksari untuk beberapa kompetensi dasar menunjukkan nilai rendah. Hal ini standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA memang sarat akan materi, disamping cakupannya luas dan perlu hafalan. Selain itu pembelajaran masih menggunakan model konvensional yang sifatnya searah dan membosankan. Kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru siswa pasif. Siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek. Kondisi seperti tersebut mengakibatkan rendahnya nilai rata-rata kelas dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. yang tuntas hanya 7 siswa ( 47%). Dengan rata-rata kelas 71 dari 15 siswa.
Rendahnya prestasi belajar IPA kelas IV di SDN 2 Tambaksari dimungkinkan juga guru belum menggunakan metode atau media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga memungkinkan siswa kurang aktif dan kreatif. Penerapan pembelajaran cooperative learning model Team Group Tournament merupakan tindakan pemecahan masalah yang ditetapkan dalam meningkatkan hasil belajar IPA khususnya kompetensi Dasar membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga, bagi siswa kelas IV semester I di SDN 2 Tambaksari, sehingga diharap dapat membantu para guru menyumbangkan gagasan tentang strategi kegiatan pembelajaran.
Rumusan Masalah
1 “Apakah guru dapat menerapkan cooperative learning model Team Group Tournament (TGT) dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang gaya siswa kelas IV semester I di SDN 2 Tambaksari , tahun pelajaran 2015/2016?”
2 “Apakah guru menerapkan cooperative learning model Team Group Tournament (TGT) dapat mengembangkan kemampuan belajar siswa kelas IV semester I di SDN 2 Tambaksari tahun pelajaran 2015/2016 ?”
3 “Apakah guru menerapkan cooperative learning model Team Group Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya siswa kelas IV semester I di SDN 2 Tambaksari tahun pelajaran 2015/2016 ?”
Tujuan Penelitian
Melalui pembelajaran cooperative learning model team group tournament bertujuan:
1 Mengembangkan kemampuan belajar memecahkan masalah secara bersama-sama dan meningkatkan hasil belajar IPA materi tentang gaya siswa kelas IV Semester I di SDN 2 Tambaksar.
2 Meningkatkan hasil belajar IPA materi tentang gaya siswa kelas IV semester I di SDN Tambaksari.
Manfaat Penelitian
Teoritis
1 Mengembangan model pembelajaran TGT dengan media peta dalam menanamkan konsep berarti Kemampuan utama belajar efektif dapat tercakup.
2 Diharapkan dapat memberi kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan khususnya bagi siswa.
Praktik /
1 Siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuan belajar.
2 Siswa termotivasi untuk meningkatkan pristasi belajar.
Bagi Guru
1 Terjadinya inovasi dalam proses belajar mengajar di kelas.
2 Mengubah strategi pembelajaran untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar.
Bagi Sekolah
1 Untuk meningkatkan prestasi menjadi sekolah unggulan.
2 Meningkatkan popularitas yang menjadi sekolah pilihan masyarakat.
KAJIAN PUSTAKA
Hasil Belajar IPA
Belajar merupakan usaha yang dilakukan dalam rangka untuk mencapai suatu yang ingin di capai menurut Suryabrata (2002:232) menyimpulkan tentang belajar yaitu:
1. Belajar membawa perubahan pola pikir dan tingkah laku,
2. Perubahan pada pokoknya mendapatkan kecapakan baru.
3. Perubahan terjadi karena usaha yang dilaksanakan dengan sengaja.
Belajar adalah suatu proses dimana suatu tindakkan muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi (Sukmadinata 2003: 15). Hal ini juga terkait
Dalam hal ini belajar adalah suatu proses yang dilandasi dengan perubahan pada diri siswa dan perubahan itu merupakan hasil belajar yang melibatkan segi jasmani dan rohani yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan tingkah laku serta semua aspek yang ada dalam indiovidu. Menurut paham Progresivisme Jhon Dewey (Pahyono, 2004: 4).
Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun terencana baik tes tertulis, tes lisan maupun perbuatan. Sedangkan S. Nasution berpendapat: bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar tidak hanya pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah mengikuti suatu materi dalam mata pelajaran berupa data kuantitatif dan kualitatif.
Hasil belajar IPA adalah hasil penilaian belajar siswa mengenali yang telah dicapai dan dinyatakan dalam bentuk nilai angka yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu atau dalam kompetensi yang dipelajari IPA.
Pembelajaran Kooperatif Learning
Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan belajar sendiri dan kelompok lain (Anitah 2008:37). Abdurrahman dan Bintoro (2000:78) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih dan silih asuh antara sesama siswa.
Ada 4 unsur pembelajaran kooperatif:
1) Saling ketergantungan positif artinya dalam pembelajaran guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan.
2) Interaksi tatap muka artinya menuntut para siswa dalam kelompok saling bertatap muka sehingga mereka dapat dialog, dengan interaksi ini siswa saling menjadi sumber belajar, belajar menjadi variasi. Dengan ini akan memudahkan siswa dalam mempelajari materi.
3) Akuntabilitas individual artinya meskipun pembelajaran kooperatif wujudnya dalam belajar kelompok, penilaian dalam tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individu.
4) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi artinya: melalui pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran ini menekankan aspek-aspek tenggang rasa, sikap sopan, berani mempertahankan pemikiran logis, mandiri dan berbagi sifat positif.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang bermanfaat dengan mengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda kedalam kelompok kecil.
Model Team Group Tournament (TGT)
Pembelajaran cooperative learning model Team Group Tournament dikemas dalam bentuk permainan karena bermain merupakan pemenuhan suatu kebutuhan mendasar bagi anak-anak serta sesuatu yang sangat menarik (Russel Tyler, 1999) aktivitas belajar dengan bermain yang dirancang dalam pembelajaran model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih terarah, tanggung jawab, kerja sama persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Penerapan model pembelajaran cooperative learning model TGT menimbulkan adanya kelompok dan kerja sama dalam belajar itu dapat persaingan individu dalam kelompok maupun antar kelompok.
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperasif learning TGT sebagai berikut
a) Pengelompokan siswa tiap kelompok 6 orang anggota heterogen baik kemampuan dan jenis kelamin.
b) Kegiatan dimulai dengan penjelasan guru tentang paparan masalah untuk mengenal konsep.
c) Penanaman konsep dengan cara tugas kelompok secara diskusi, mentah bisa saling gantian untuk menguasai materi.
d) Siswa memainkan pertandingan akademik dalam tournament. Pertandingan individual untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terdapat suatu konsep.
e) Hasil pertandingan dibandingkan dengan nilai sebelumnya dan dijumlah untuk skor kelompok.
f) Setelah itu guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik.
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang peneliti membuat suatu hipotesis:
1 Melalui pembelajaran kooperatif learning model Team Group Tournament (TGT) meningkatkan kemampuan belajar IPA materi gaya. siswa kelas IV semester I di SDN 2 Tambaksari
2 Melalui pembelajaran kooperatif learning model Team Group Tournament (TGT) Meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV semester I di SDN 2 Tambaksari
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai, bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan Nopember 2015. Pelaksanaan perbaikan dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran.
2 Subyek Penelitian
Yang dijadikan subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV semester I di SDN 2 Tambaksari.untuk memperbaiki prestasi belajar IPA yang presstasi hasil belajar masih rendah.
3 Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Tambaksari karena kami bertugas sebagai guru dan mengajar di sekolah tersebut.
4 Teman sejawat
Kami mengadakan penelitian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang kompetensi dasar gaya.. Dalam penelitian ini kami juga bekerja sama dengan teman sejawat sebagai observer dalam mengambil data dan dokumentasi.
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh oleh peneliti adalah data hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sendiri dan data hasil pengamatan yang diperoleh dari teman sejawat yang mendapingi peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II. Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan dokumentasi.
Peneliti menggunakan alat pengumpulan data berbentuk butir soal ulangan, lembar observasi/ lembar pengamatan (unjuk kerja) bagi siswa maupun guru. Butir soal digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa yang berupa nilai ulangan, sedangkan lembar pengamatan digunakan untuk menilai aktivitas, belajar siswa selama kegiatan pembelajaran.
Validasi Data
Untuk mendapatkan hasil belajar hasil yang valid, maka butir soal sebelum dibuat harus dibuat kisi-kisi terlebih dahulu yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan tujuan bahasan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Data pengamatan yang divalidasi adalah bentuk instrumennya (data kwalitatif)
Analisis Data
Data berupa kwantitatif berbentuk angka, hasil belajar dianalisis berupa deskriptif komparatif (membandingkan) dilanjutkan dengan refleksi. Deskriptif komparatif (membandingkan) nilai hasil belajar dari kondisi awal dibandingkan dengan nilai siklus I nilai siklus II.
Indikator Kinerja
Merupakan kondisi akhir/target yang hendak diharapkan atau dicapai. Berdasarkan pengalaman yang telah lalu dan hasil yang diperoleh dari soal pada saat melakukan penelitian tindakan kelas.
Prosedur Penelitian
Peneliti dalam mengadakan penelitian melalui penerapan pembelajaran kooperatif learning model Team Group Tournament (TGT) siswa kelas IV semester I di SDN 2 Tambaksari.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Siswa yang mendapat nilai A sejumlah 0% atau tidak ada, yang mendapat nilai B sebanyak 7 siswa ( 47%), nilai C sebanyak 5 siswa ( 33%) , nilai D sebanyak 3 siswa (20%), nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50.
Deskripsi Siklus I
Siswa yang mencapai nilai A (baik sekali) adalah 4 siswa (27%), siswa yang mendapat nilai B (baik) 6 siswa (40%), siswa yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 3 siswa (20%) sedangkan siswa yang mendapat nilai D (kurang) 2 siswa (13%) dari 15 siswa.
Deskripsi Siklus II
Siswa yang mendapat nilai sangat baik (A) adalah 6 siswa (40%), yang mendapat nilai baik (B) adalah 7 siswa (47%) yang mendapat nilai cukup (C) adalah 2 siswa (13%) dari 15 siswa.
Pembahasan tiap siklus
Pembahasan pra siklus
Hasil Belajar
Pada awalnya nilai hasil pembelajaran kelas IV masih rendah, yang jelas salah satunya disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan dan kurangnya siswa membaca. Selain itu masih menggunakan model pembelajaran konvensional., sehingga dari 15 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal 7 siswa (47%), sedangkan yang belum tuntas 8 siswa (53%) dengan KKM 75. Sedangkan nilai tertinggi 80, nilai terendah 50 dan rata-rata kelas 71 dari 15 siswa.
Pembahasan Siklus I
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I berupa hasil tes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut:
Berdasarkan ketuntasan belajar dari 15 siswa yang tuntas 10 siswa (67%), siswa yang belum tuntas 5 siswa (33%), sedangkan dari siklus I nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dan nilai rata-rata kelas 77. Dengan KKM 75.
Pembahasan Siklus II
Hasil tindakan pada siklus II juga merupakan hasiltes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Dari pelaksanaan tindakan siklus II diketahui siswa yang mendapat nilai A = 6 siswa (40%) siswa yang mendapat nilai B = 7 siswa (47%) sedangkan siswa yang mendapatkan nilai C = 2 siswa (13%). Hasil ketuntasan belajar, siswa yang tuntas 13 siswa (87%), yang belum tuntas 2 siswa (13%). Sedangkan nilai rata-rata kelas 83 dari 15 siswa , nilai tertiggi 90 dan nilai 70.
2. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian, dapat dilihat dan terjadi peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA pada kompetensi dasar gaya, bagi siswa kelas IV semester I di SDN 2 Tambaksari, melalui penerapan pembelajaran kooperatif learning model Team Group Tournament.pada akhir pembelajaran terdapat perubahan positif pada siswa mengenahi hasil belajar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif learning model Team Group Tournament (TGT):
1 Meningkatkan kemampuan belajar mata pelajaran IPA materi tentang gaya siswa kelas IV semester I di SDN 2 Tambaksari.
2 Perbaikan siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari 15 siswa yang mencapai ketuntasan belajar 10 siswa (66,7%), yang belum 5 siswa (33,3%), dengan nilai rata- rata kelas 73.
3 Perbaikan siklus II siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 13 siswa (87,5%), siswa yang belum tuntas 2 siswa (12,5%) jadi secara umum adanya ketuntasan belajar maupun rata-rata menunjukkan perubahan siswa lebih aktif, kreatif dan menyenangkan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dikemukakan saran sebagai berikut
1. Guru hendaknya didalam melaksanakan pembelajaran menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
2 Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya dapat menggunakan cara menarik perhatian siswa.
3. Media pembelajaran yang digunakan bisa didesain sendiri oleh guru pada awal sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional Pendidikan ,2006 , Kurikulum 2006, Standar Isi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar , Jakarta: Depdiknas.
Chalkoner,J. 2000, Jendela Iptek Energi Cetakan Kedua. Diterjemahkan oleh: Januarius Mujiyanto, Drs. Jakarta Balai Pustaka.
Anitah, 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. Universitas Terbuka.
Anita, Lic. 2002. Cooperative Learning. Jakarta. Grasindo.
Arikunto, Suharsini, 1991. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Rineka Cipta.
Ahmadi, Abu, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
BNSP, 2007. Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Slameto, 1995, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.