Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V SDN 1 Ketringan
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SDN 1 KETRINGAN DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
TENTANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TINGKAT PUSAT DAN DAERAH
DENGAN STRATEGI TRUE OR FALSE PADA SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Djono
Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kelas V
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas V SDN 1 Ketringan, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Peraturan Perundang-Undangan tingkat Pusat dan Daerah pada Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan Strategi True or False. Waktu penelitian selama tiga bulan pada Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan penelitian. Tempat penelitian di SDN 1 Ketringan, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora yang merupakan unit kerja dari penulis sebagai guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kelas V. Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas V di SDN 1 Ketringan, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora sebanyak 30 anak, terdiri dari 20 anak putra dan 13 anak putri. Sumber data dalam penelitian ini berkaitan dengan hasil belajar peserta didik, berupa dokumen hasil belajar, hasil pengamatan dan dokumentasi foto kegiatan penelitian. Validasi data dalam penelitian ini mencakup data kuantitatif dan data kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Prosedur penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian ini adalah 1) Strategi True or False merupakan kegiatan belajar dengan mengkaji kembali materi yang sudah disampaikan dalam bentuk pernyataan benar atau salah, 2) Strategi True or False dapat diterapkan dalam pendekatan belajar kelompok 3) Strategi True or False dapat dikembangkan menjadi perlombaan antar kelompok yang menarik dan menantang dan 4) Strategi True or False dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan dalam evaluasi hasil belajar.
Kata kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Strategi True or False
PENDAHULUAN
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap tidak menarik dan membosankan karena sangat teoritis. Sesuai dengan karakter mata pelajaran PKn yang kurang menekankan aspek penalaran, guru sering kali menjelaskan dengan metode ceramah secara klasikal, sehingga pembelajaran berlangsung dengan interaksi yang terbatas. Atas dasar ini pula, peserta didik enggan bertanya dan menjawab, sehingga penguasaan materi masih lemah dan hasil belajar juga jelek.
Pembelajaran PKn tentang Peratur-an Perundang-Undangan tingkat Pusat dan Daerah di Kelas V SDN 1 Ketringan, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora pada pertengahan Semester I pun masih jauh dari ideal karena guru berperan sebagai sumber belajar yang dominan. Dalam pembelajaran tersebut, guru menjelaskan materi secara teoritis dengan metode ceramah yang tidak bervariasi. Tanya-jawab antara guru dengan peserta didik pun tidak lancar karena materi dianggap mudah dipahami.
Guru berinisiatif melakukan evalua-si hasil belajar sesuai dengan materi yang disampaikan dan kisi-kisi materi yang belum disampaikan. Peserta didik mengerjakan empat soal pilihan ganda, empat soal isian dan satu soal uraian. Sesuai dengan analisis data hasil belajar diketahui bahwa nilai terendah sebesar 40, nilai rata-rata sebesar 63,48 dan nilai tertinggi sebesar 80 dengan ketuntasan sebesar 43,33% (12 anak tuntas dan 21 anak belum tuntas). Hasil belajar ini termasuk kategori jelek karena nilai rata-rata masih di bawah KKM sekolah sebesar 75 dan ketuntasan belum memenuhi 75%.
Jeleknya hasil belajar ini berkaitan dengan 1) pembelajaran klasikal dengan interaksi antara guru dengan peserta didik yang terbatas, 2) penggunaan metode ceramah yang tidak bervariasi, sehingga pembelajaran membosankan dan tidak menarik, 3) karakter peserta didik yang meremehkan materi, sehingga enggan bertanya-jawab dalam pembelajaran, 4) peserta didik belum menguasai materi dengan kuat. Atas dasar faktor-faktor tersebut, maka hasil belajar pun juga jelek.
Sesuai dengan uraian dalam latar belakang di atas, penulis sebagai guru guru PKn di Kelas V SDN 1 Ketringan berinisiatif melakukan tindakan dengan Strategi True or False. Dalam pembelajaran, peserta didik bergabung dengan kelompoknya menganalisis pernyataan, termasuk benar atau salah. Jika salah, pernyataan tersebut harus dikoreksi. Masing-masing kelompok mendapat daftar pernyataan yang berbeda-beda. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas dan kelompok lainnya turut serta mengklarifikasi, sehingga interaksi dalam pembelajaran meningkat. Dengan Strategi True or False diharapkan pembelajaran menjadi aktif, kooperatif, efektif menarik dan menantang, sehingga hasil belajar meningkat.
Rumusan masalah adalah “Apa Strategi True or False dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas V SDN 1 Ketringan, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Peraturan Perundang-Undangan tingkat Pusat dan Daerah pada Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015?”
Tujuan penelitian adalah mening-katkan hasil belajar peserta didik Kelas V SDN 1 Ketringan, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ten-tang Peraturan Perundang-Undangan tingkat Pusat dan Daerah pada Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan Strategi True or False.
KAJIAN TEORI
Menurut Abdurrahman (2003: 37), hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan pembelajaran. Pengertian yang hampir sama menurut Sudjana (2009: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya. Hasil belajar berupa a) keterampilan dan kebiasaan, b) pengetahuan dan pengertian, c) sikap dan cita-cita.
Menurut Sudjana (2006: 35), hasil belajar dibagi menjadi lima, yaitu a) informasi verbal, b) keterampilan intelek-tual, c) strategi kognitif, d) keterampilan motoris, e) sikap.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. pembelajaran pada intinya merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi antara peserta didik (respons), pendidik (stimulus) dan sumber belajar. Sedangkan Trianto (2010: 17) mendefinisikan pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Depdiknas (2003: 34) bahwa: Pendidikan Kewargane-garaan (PKn) merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut Silberman (2007: 94), strategi true or false adalah kegiatan kolaboratif yang merangsang kterlibatan langsung dalam materi pelajaran. Strategi ini mengembangkan bangunan tim, berbagi pengetahuanm dan belajar langsung.
Strategi true or false termasuk jenis pendekatan pembelajaran kelompok. Dalam pembelajaran tersebut, peserta didik bersama anggota kelompoknya masing-masing menganalisis pernyataan, apakah benar atau salah. Dengan berdis-kusi, peserta didik mencapai kesepakatan dalam menganalisis pernyataan. Masing-masing kelompok memperoleh daftar pernyataan yang berbeda-beda, sehingga fokus dengan tugasnya masing-masing. Selanjutnya, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lainnya mengklarifikasi, sehingga peserta didik selalu menganalisis pernyataan. Guru berfungsi sebagai mediator dalam diskusi kelas untuk mengkritisi pernyataan. Pembelajaran pada Siklus I dengan menganalisis pernyataan, sedangkan pembelajaran pada Siklus II dengan perlombaan dimana masing-masing kelompok mengumpulkan poin sesuai hasil tugas dan mengklarifikasi hasil tugas kelompok lain. Kelompok pemenang adalah kelompok dengan poin terbanyak.
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian selama tiga bulan pada Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan penelitian. Tempat penelitian di SDN 1 Ketringan, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora yang merupakan unit kerja dari penulis sebagai guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kelas V.
Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas V di SDN 1 Ketringan, Keca-matan Jiken, Kabupaten Blora sebanyak 33 anak. Subyek penelitian terdiri dari 20 anak putra dan 13 anak putri.
Sumber data dalam penelitian ini berkaitan dengan hasil belajar peserta didik, berupa dokumen hasil belajar, hasil pengamatan dan dokumentasi foto kegiatan penelitian.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes berupa ulangan harian yang terdiri dari empat soal pilihan ganda, empat soal isian dan satu soal uraian. Teknik nontes berupa pengamatan dan dokumentasi foto kegiatan penelitian.
Validasi data dalam penelitian ini mencakup data kuantitatif dan data kualitatif. Validasi data kuantitatif dengan menganalisis soal ulangan harian sesuai dengan indikator materi. Validasi data kualitatif dengan triangulasi metode, yaitu tes, pengamatan dan dokumentasi berupa dokumen foto kegiatan penelitian.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif dengan mengguna-kan komparatif, yaitu membandingkan data hasil belajar yang dicapai peserta didik pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II. Analisis data kualitatif dengan mengguna-kan deskriptif, yaitu mendeskripsikan hasil pengamatan dan dokumentasi foto kegiatan penelitian pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
Prosedur penelitian ini mengguna-kan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Pembelajaran pada Kondisi Awal secara klasikal dimana guru berfungsi sebagai sumber belajar utama dengan metode ceramah yang tidak bervariasi. Walaupun guru sudah menggunakan sumber belajar lainnya sesuai dengan materi, yaitu UUD 1945 dan Pancasila, pembelajaran hanya berlangsung teoritis dengan interaksi belajar antara guru dengan peserta didik yang terbatas. Selain itu, karakter peserta didik yang meremehkan materi menyebabkan tanya-jawab dalam diskusi kelas tidak lancar.
Pembelajaran pada Kondisi Awal masih jauh dari ideal, sehingga hasil belajar juga jelek. Sesuai dengan data evaluasi hasil belajar dalam ulangan harian diketahui nilai rata-rata sebesar 63,48 dengan ketuntasan sebesar 36,36%. Sesuai dengan pembelajaran yang belum ideal dan hasil belajar yang masih jelek pada Kondisi Awal, maka penulis melakukan tindakan dengan Strategi True or False.
Tindakan pada Siklus I dengan menganalisis daftar pernyataan dalam kelompok dengan Strategi True or False. Dengan Strategi True or False, peserta didik menganalisis pernyataan sebagai tugas kelompok sesuai dengan materi. Dengan demikian, peserta didik mengkaji kembali materi yang sudah disampaikan bersama dengan kelompoknya. Selain itu, peserta didik lainnya turut serta mengklarifikasi hasil tugas kelompok lain, sehingga peserta didik benar-benar aktif dalam pembelajaran.
Keberhasilan tindakan dengan Strategi True or False adalah peserta didik belajar dengan aktif dan kooperatif. Dengan menganalisis pernyataan dalam tugas kelompok, peserta didik terlibat dalam pembelajaran secara aktif dan kooperatif. Selain itu, pembelajaran juga efektif. Dengan mengkaji kembali materi dalam tugas kelompok, melakukan presentasi dan mengikuti diskusi kelas, peserta didik semakin menguasai materi, sehingga hasil belajar meningkat. Sesuai dengan analisis hasil belajar diketahui peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan. Pada Kondisi Awal diketahui nilai rata-rata sebesar 63,48 dengan ketuntasan sebesar 36,36%. Pada Siklus I diketahui nilai rata-rata sebesar 75,91 dengan ketuntasan sebesar 60,6%.
Keberhasilan pada Siklus I diantaranya a) peserta didik belajar lebih aktif dan kooperatif di dalam kelompok, b) peserta didik mencapai hasil belajar yang lebih baik. Sedangkan permalasahan yang masih terjadi pada Siklus I iantaranya a) aktifitas belajar masing-masing anggota di dalam kelompok bervariasi, ada yang aktif dan masih ada yang pasif, b) peserta didik masih pasif dalam mengklarifikasi hasil tugas kelompok lain, c) peserta didik masih pasif dalam bertanya lebih lanjut.
Sesuai dengan refleksi pada Siklus I, penulis melanjutkan tindakan pada Siklus II sesuai materi berikutnya dengan perbaikan tindakan. Perbaikan tindakan diantaranya a) mempertahankan susunan kelompok supaya peserta didik semakin aktif dan kooperatif, b) mengurangi jumlah pernyataan supaya alokasi waktu mengerjakan tugas kelompok memadai, c) melakukan perlombaan antar kelompok dengan memberikan poin sebagai penghargaan terhadap hasil tugas dan keberanian mengklarifikasi tugas kelompok lain dengan benar.
Tindakan pada Siklus II dengan mengembangkan Strategi True or False melalui perlombaan antar kelompok. Pada hakikatnya, tindakan pada Siklus II pada pertemuan pertama difokuskan pada klarifikasi hasil tugas kelompok lain dalam diskusi kelas. Untuk meningkatkan aktifitas belajar tersebut, peserta didik dilibatkan dalam perlombaan dengan mengumpulkan poin sesuai dengan hasil tugas kelompok dan klarifikasi tugas kelompok lain. Sedangkan pada pertemuan kedua difokuskan pada diskusi kelas dimana peserta didik bertanya lebih lanjut sesuai dengan materi pada pernyataan maupun materi pelajaran.
Keberhasilan tindakan dengan Strategi True or False adalah a) peserta didik belajar dengan aktif dan kooperatif di dalam kelompok maupun presentasi dan diskusi kelas dengan berpendapat, berdiskusi, mengklarifikasi pernyataan dan bertanya lebih lanjut, b) peserta didik belajar dengan efektif sesuai hasil belajar yang semakin meningkat. Sesuai dengan analisis hasil belajar diketahui peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan pada Siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 85,3 dengan ketuntasan sebesar 75,76%.
keberhasilan pada Siklus II diantaranya a) peserta didik belajar dengan aktif dan kooperatif di dalam kelompok, b) pembelajaran menjadi kompetitif dengan perlombaan antar kelompok yang menarik dan menantang, c) peserta didik mencapai hasil belajar yang semakin baik. Sedangkan permalasahan yang masih terjadi pada Siklus II iantaranya a) presentasi dan diskusi kelas hanya didominasi oleh beberapa peserta didik saja, b) beberapa kelompok tidak bersemangat dalam perlombaan antar kelompok karena salah satu kelompok yang aktif dan dominan dan kesulitan mengumpulkan ketertinggalan poin.
Pada Siklus I, peserta didik menganalisis daftar pernyataan sesuai dengan materi dalam tugas kelompok dengan Strategi True or False. Dalam belajar kelompok, aktifitas belajar peserta didik meningkat dengan berpendapat dan berdiskusi hingga mencapai kesepakatan dalam menganalisis pernyataan dan melakukan presentasi. Selain itu, setiap kelompok juga harus sepakat dalam mengklarifikasi hasil tugas kelompok lain dalam diskusi lain. Dalam diskusi kelas, peserta didik juga bertanya lebih lanjut. Dengan demikian, aktifitas belajar peserta didik menjadi aktif, baik secara individual maupun kelompok.
Pada Siklus I, aktifitas belajar peserta didik di dalam kelompok masih bervariasi, dimana ada peserta didik yang aktif dan masih ada yang pasif. Aktifitas belajar ini berkaitan dengan penguasaan materi dan hasil belajar dimana peserta didik yang aktif semakin menguasai materi dan mencapai hasil belajar yang semakin baik. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan dan data hasil belajar.
Pada Siklus II, pembelajaran difokuskan pada presentasi dan diskusi kelas. Pada pertemuan pertama difokuskan pada presentasi. Sedangkan pada pertemuan kedua difokuskan pada diskusi kelas melalui perlombaan antar kelompok. Peserta didik mengikuti perlombaan antar kelompok sebagai pengembangan Strategi True or False. Dengan susunan kelompok yang sama, peserta didik menjadi akrab dan tidak memerlukan penyesuaian diri dalam belajar kelompok. Perlombaan antar kelompok pada hakikatnya bertujuan meningkatkan aktifitas belajar pada diskusi kelas. Melalui perlombaan antar kelompok, peserta didik bersama kelompoknya bersemangat mengumpulkan poin dalam diskusi kelas.
Pada Siklus II, aktifitas belajar peserta didik dalam diskusi kelas semakin meningkat, baik dalam mengklarifikasi hasil tugas kelompok lain maupun bertanya lebih lanjut. Sesuai hasil perlombaan antar kelompok, penulis membimbing diskusi kelas dengan terarah dan lancar. Diskusi kelas mencakup materi pada daftar pernyataan dan materi secara keseluruhan, sehingga penguasaan materi semakin kuat dan hasil belajar semakin baik.
Hasil penelitian adalah 1) Strategi True or False merupakan kegiatan belajar dengan mengkaji kembali materi yang sudah disampaikan dalam bentuk pernyataan benar atau salah, 2) Strategi True or False dapat diterapkan dalam pendekatan belajar kelompok, 3) Strategi True or False dapat dikembangkan menjadi perlombaan antar kelompok yang menarik dan menantang, 4) Strategi True or False dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan dalam evaluasi hasil belajar.
PENUTUP
Simpulan penelitian sebagai berikut:
1. Strategi True or False dapat diterapkan dalam pendekatan belajar kelompok dan dapat dikembangkan menjadi perlombaan antar kelompok yang menarik dan menantang.
2. Strategi True or False dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas V SDN 1 Ketringan, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Peraturan Perundang-Undangan tingkat Pusat dan Daerah pada Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.
Saran penelitian sebagai berikut:
1. Bagi guru kelas dan guru mata pelajaran supaya mengkaji kembali materi yang sudah disampaikan dengan Strategi True or False, sehingga pembelajaran menjadi aktif, kooperatif dan efektif.
2. Bagi peserta didik supaya aktif dan kritis dalam menganalisis pernyataan sesuai dengan pemahamannya dan berani serta percaya diri dalam presentasi dan diskusi kelas, sehingga pemahaman materi semakin kuat.
3. Bagi sekolah supaya menyediakan hadiah sebagai penghargaan bagi pemenang dalam perlombaan antar kelompok, sehingga pembelajaran benar-benar menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Amalia, Risa. 2014. Penerapan Strategi Pembelajaran True or False untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 7 Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Tahun Perlajaran 2014/2015. Surakarta: Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Silberman, Mel. 2007. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana.