Upaya Meningkatkan Profesionalisme guru
UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU
MELALUI PENDAYAGUNAAN PERPUSTAKAAN
SEBAGAI SUMBER BELAJAR SD NEGERI 1 JOLOTUNDO
KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Mastur
Kepala SD Negeri 1 Jolotundo
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena untuk meningkatkan profesionalisme guru, terutama pada kompetensi pedagogik yaitu memberi motivasi kepada para siswanya agar dapat mendayagunakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar. Karena adanya korelasi antara pelajaran di kelas dengan literatur di perpustakaan maka akan meningkatkan pengetahuan bagi siswa SD Negeri 1 Jolotundo Lasem Rembang. Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Jolotundo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang selama 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Jika pada siklus I belum berhasil maka dapat dilanjutkan dengan siklus berikutnya hingga berhasil. Teknik analisis data meliputi reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan. Dengan mendayagunakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar maka hasil yang diperoleh pada mata pelajaran tertentu makin meningkat. Prestasi bagus yang diperoleh oleh siswa merupakan refleksi dari profesionalisem guru dalam mendidik siswanya. Penelitian ini berhasil dengan baik, hal itu terbukti dari hasil penelitian mulai dari kondisi awal hingga siklus II, dengan perolehan nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran tertentu yaitu pada kondisi awal nilai rata-rata 70, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 74, dan pada siklus II nilai rata-rata 81. Dengan demikian, penelitian ini berhasil.
Kata kunci: profesionalisme guru, perpustakaan sekolah, sumber belajar
PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan tempat berbagai macam buku yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai referensi sesuai bidang yang dibutuhkan. Pada era tahun 1990 – an banyak sekolah yang mendapatkan dropping dari pemerintah (waktu itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan). Dari berbagai buku yang telah diberikan oleh pemerintah tersebut dapat dikategorikan menjadi buku fiksi dan nonfiksi. Buku fiksi merupakan buku-buku yang memuat berbagai hal di luar ilmu pengetahuan. Misalnya berupa buku-buku cerita. Walaupun pada dasarnya buku cerita tersebut bagian dari sastra Indonesia (masuk dalam wilayah cakupan Bahasa Indonesia). Sedangkan buku nonfiksi merupakan buku-buku yang berisikan ilmu pengetahuan. Buku nonfiksi ini dapat digunakan sebagai referensi sebagai kajian teori dalam mempelajari bidang ilmu pengetahuan tertentu.
Perpustakaan menyediakan kolek-sinya sebagai sarana pendidikan disekolah dan lembaga pendidikan di luar sekolah dalam sistem pendidikan nasional. Perpus-takaan dengan koleksinya yang berisi berbagai pengetahuan dapat mendidik, mengembangkan minat dan apresiasi pengguna terhadap pengetahuan maupun pengalaman imajinatif secara mandiri dan berkesinambungan dalam pengembangan diri maupun masyarakatnya.
Perpustakaan merupakan tempat belajar seumur hidup (long life education). Masing- masing perpustakaan memiliki fungsi menurut jenisnya. Peprustakaan sekolah banyak dimanfaatkan oleh pelajar, perpustakaan khusus dimanfaatkan oleh pegawai/ karyawan, sedang perpustakaan umum menyediakan layanan untuk semua lapisan masyarakat yang berarti bahwa perpustakaan umum terbuka bagi siapa saja tanpa memandang perbedaan usia, ragam, ras dan pekerjaan.
Sejak berdiri sampai sekarang, perpustakaan ini belum berjalan dan belum terorganisir dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil observasi awal di lapangan menunjukkan bahwa pada jam- jam istirahat, perpustakaan belum banyak dikujungi oleh anak- anak yang meminjam buku juga membaca buku di perpustakaan. Selain itu juga Bapak/ Ibu guru belum memanfaatkan waktu luangnya dengan membaca di perpustakaan. Dari kenyataan inilah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di SD Negeri 1 Jolotundo Keca-matan Lasem Kabupaten Rembang dengan judul: “Upaya Meningkatkan Profesionalis-me Guru melalui Pendayagunaan Perpusta-kaan sebagai Sumber Belajar di SD Negeri 1 Jolotundo”.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka masalah-masalah yang muncul dapat penulis identifikasi sebagai berikut:
1. Anak-anak lebih suka bermain dan jajan saat jam istirahat sehingga kurang berminat pada membaca di perpustakaan.
2. Guru kurang memberi stimulus agar siswa terbiasa dengan budaya mencari (mengeksplor) suatu literatur untuk memperkuat (memperdalam) pengeta-huan.
3. Guru sendiri kurang meluangkan waktu untuk membaca-baca buku di perpus-takaan dalam rangka meningkatkan pengetahuan (profesionalitas guru).
Berdasarkan latar belakang masa-lah, identifikasi masalah yang telah penulis temukan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan profe-sionalisme guru di SD Negeri 1 Jolotundo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015?”
Tujuan penelitian adalah 1) Untuk meningkatkan profesionalisme guru SD Negeri 1 Jolotundo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.melalui Pendayaguna-an perpustakaan sekolah dan 2) Untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai sum-ber belajar di SD Negeri 1 Jolotundo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang.
KAJIAN PUSTAKA
Profesionalitas erat hubungannya dengan kata profesi dan profesional. Pengertian profesi masih cukup beragam, antara lain : 1). Menurut Jervis, profesi adalah suatu pekerjaan yang didasarkan pada latihan dan studi intelektual yang terspesialisasikan (Surodisastro, 1993:36), 2). Profesi adalah jabatan yang memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di jalur jangkauan khalayak ramai tidak semua orang dapat melakukannya (Soetjipto, 2000:136), 3). Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu (Depdikbud, 1994:662).
Pengertian profesional juga ada beberapa pendapat sebagai berikut : 1). Profesional bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, dan mengharapkan ada-nya pembayaran untuk melakukannya (Depdikbud, 1994:789), 2). Profesional adalah orang yang menerima honorarium untuk tugas profesinya karena keahliannya yang diperolehnya atas penguasaan suatu cabang ilmu (Suradisastra, 1993:137), 3). Profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian khusus (Usman, 2002:14).
Perpustakaan adalah kumpulan buku- buku atau bacaan (Poerwadarminta, 1984 : 782). Sedangkan menurut Tim penyusun Perpustakaan Wilayah Departe-men P dan K Provinsi Jawa tengah ( 1989 : 12 ), perpustakaan sekolah dasar adalah merupakan bagian intergral dari lembaga pendidikan tempat kumpulan bahan pustaka berupa buku dan bahan bukan buku, yang diatur menurut sistem tertentu dan dipergunakan dalam rangka belajar mengajar bagi murid dan guru. Dalam encyclopedia Britanica “Library is a collection of printed or written literature“, perpustakaan adalah koleksi buku- buku baik yang dicetak maupun dalam bentuk kesusasteraan.
Sebenarnya, pendayagunaan per-pustakaan sekolah dapat melibatkan beberapa metode dalam pembelajaran siswa. Artinya, kita dapat menggunakan perpustakaan sekolah untuk mengembang-kan aplikasi metode yang selama ini digunakan di kelas. Misalnya, metode ceramah digunakan untuk memberi briefing terhadap siswa tentang buku apa saja yang nantinya akan dibutuhkan, apa saja yang harus dan tidak boleh dilakukan di perpustakaan sekolah, dan lain-lain.
Metode diskusi dapat digunakan untuk membahas permasalahan yang ditemukan di buku-buku perpustakaan bahkan dapat digunakan sebagai literatur dalam pembahasan itu. Metode tanya jawab dapat digunakan untuk melakukan curah pendapat (tanya jawab) tentang hal-hal dalam buku yang dibaca siswa berkaitan dengan pokok permasalahan yang ditugaskan oleh guru. Metode penugasan (resitasi) dapat digunakan oleh guru untuk menugaskan kepada siswa agar mencari buku-buku yang berkaitan dengan materi pelajaran di kelas. Dan lain-lain metode yang dapat digunakan secara otomatis dalam mendayagunakan perpus-takaan sekolah.
Sumber belajar bermacam- ma-cam, yang pada pokoknya dapat berupa manusia dan non manusia. Pemusatan secara terpadu berbgai sumber belajar yang meliputi orang, bahan, peralatan, fasilitas lingkungan, tujuan dan proses itulah yang kemudian mewujudkan adanya sumber belajar. Yang dimaksud sumber belajar adalah tempat bagi guru/ untuk mengembangkan bahan- bahan pengajaran dengan bantuan multi media pendidikan yang terpadu yang terdiri dari unsur- unsur perpustakaan, workshop, audio visual, laboratorium.
METODOLOGI PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah guru-guru di SD Negeri 1 Jolotundo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun Pelajar-an 2014/2015 dengan jumlah 12 guru, yang terdiri dari 8 guru PNS dan 4 guru wiyata bhakti.
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Jolotundo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. Secara geografis SD Negeri 1 Jolotundo berada di Desa Jolotun-do dalam wilayah Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang.
Penelitian ini dilaksanakan seba-nyak 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan selama 1 minggu, dengan konfirmasi dari para pendidik tentang perkembangan yang terjadi setiap siklus maka peneliti dapat melakukan usaha-usaha ke arah peningkat-an profesionalitas personal dengan lebih baik.
Desain dari penelitian tindakan sekolah ini berdasarkan model yang dikembangkan di sekolah dasar yaitu dengan model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Hopkins, 1993:48). Setiap pelak-sanaan siklus melalui 4 tahap, dan jika pada tahap (siklus) sebelumnya belum berhasil kemudian diteruskan pada siklus berikutnya hingga hasil yang diharapkan benar-benar tercapai.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Adapun teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah sesuai dengan model interaktif yang dikemukakan oleh Milles dan Hubberman.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Deskripsi Siklus I
Pada awal siklus ini, hasil observasi yang peneliti lakukan diperoleh gambaran bahwa hasil siklus I total skor terendah 73% artinya bahwa tingkat pelaksanaan pendayagunaan perpustakaan sudah mulai meningkat. Dengan adanya peningkatan ini menunjukkan bahwa profesionalisme guru juga makin meningkat, karena dapat mendorong siswa-siswanya untuk lebih aktif yaitu mencari sumber informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran di sekolah. Naumn dengan hasil yang demikian penulis masih ingin meningkatkan profesionalisme guru di SD Negeri 1 Jolotundo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang dengan melakukan perbaikan pada siklus berikutnya (siklus II). Adapun perolehan nilai rata-rata kelas pada KD Mapel tertentu pada siklus I adalah sebagai berikut:
Deskripsi Siklus II
Pada Siklus II didapatkan nampak sudah ada peningkatan. Adapaun hasil dari pendayagunaan perpustakaan sekolah adalah 81%. Hal ini menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan pada siklus II ini mengalami peningkatan, dari siklus I dengan nilai rata-rata 74% kemudian pada siklus II dengan nilai rata-rata 81%. Adapun perolehan nilai rata-rata kelas pada KD Mapel tertentu pada siklus II adalah sebagai berikut:
Pembahasan
Pada saat kondisi awal, sebelum diadakan penelitian, hasil belajar siswa pada mata pelajaran tertentu adalah 70% atau rata-rata 70. Hal itu terjadi karena minat siswa terhadap budaya membaca di perpustakaan masih kurang. Oleh karena itu, perlu kita dorong agar siswa dapat memanfaatkan dengan baik buku-buku di perpustakaan dan menjadikannya sebagai sumber belajar.
Kebanyakan para siswa menggunakan waktu istirahat dengan bermain atau jajan. Satu sisi memang hal itu bisa dimaklumi karena siswa juga butuh recovery secara fisik (jajan) ataupun psikis (bermain). Namun, siswa juga bisa menyisihkan waktu luang dari istirahat itu sekitar 5 menit untuk sekedar melihat-lihat buku di perpustakaan kemudian jika tertarik bisa dipinjamm dan dibaca di rumah. Di satu sisi, siwa juga perlu motivasi dari guru agar meminjam buku tertentu yang berkaitan dengan materi pelajaran yang diberikan di kelas. Oleh karena itu, penulis sekaligus sebagai Kepala Sekolah memberi motivasi kepada para guru agar meningkatkan minat baca buku-buku di perpustakaan karena perpustakaan itu sebagai sumber belajar yang sangat potensial, karena di sana tersedia banyak buku baik fiksi maupun nonfiksi.
Kemudian, setelah diadakan usaha untuk mendayagunakan perpustakaan se-kolah maka hasilnya makin meningkat. Dengan adanya peningkatan hasil belajar tersebut maka peneliti sekaligus sebagai Kepala Sekolah yang ada di SD Negeri I Jolotundo dapat melihat bahwa keprofesionalan personal para guru di lembaga pendidikan tersebut makin meningkat. Usaha yang dilakukan guru dalam memberi stimulus terhadap para siswanya agar mencari literatur yang dapat mendukung materi pada mata pelajaran cukup berhasil. Hal ini terlihat dari hasil belajar yang telah dicapai oleh para siswa yang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Adapun nilai rata-rata dari keseluruhan pada siklus I ini adalah 74%. Berarti ada peningkatan sekitar 4% dari kondisi awal sebelum penelitian..
Dengan pencapaian nilai yang sedemikian menjadikan penulis makin optimis bahwa hal itu bisa ditingkatkan lagi, karena dengan intensitas pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber belajar.
Pada Siklus II didapatkan nampak sudah ada peningkatan. Adapaun hasil dari pendayagunaan perpustakaan sekolah adalah 81%. Hal ini menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan pada siklus II ini mengalami peningkatan, dari siklus I dengan nilai rata-rata 74% kemudian pada siklus II dengan nilai rata-rata 81%..
Kemudian, setelah diketahui prosentase dari setiap aspek yang dinilai maka dilakukan rekapitulasi untuk mengetahui kategori dari perolehan nilai yang telah didapatkan. Adapun hasil rekapitulasi ketercapaian target sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini:
Berdasarkan tabel tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa ada peningkatan dari tahap ke tahap. Dimulai dari kondisi awal sebelum dilakukan penelitian, perolehan nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran tertentu adalah 70, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 74, dan pada siklus II meningkat menjadi 81. Dengan demikian, usaha yang peneliti lakukan sekaligus sebagai Kepala Sekolah telah berhasil yaitu dapat meningkatkan profesionalisme guru dengan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber belajar di SD Negeri I Jolotundo Lasem.
Dari hasil analisis yang telah peneliti lakukan maka penelitian tindakan sekolah ini dalam rangka meningkatkan profeionalisme guru telah berhasil. Hal itu terbukti dari hasil penelitian, mulai dari kondisi awal, siklus I hingga siklus II terjadi peningkatan. Karena untuk meningkatkan profesionalisme bagi guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, tidak hanya menempuh pendidikan secara formal di tingkat pendidikan lebih tinggi, tetapi juga dapat dilakukan dengan peningkatan kemampuan kinerja, dalam hal ini kemampuan memotivasi anak didiknya agar mau memanfaatkan segala hal yang dapat mendukung materi pelajaran di sekolah. Dan hal itu tidak perlu jauh-jauh karena di SD Negeri I Jolotundo sudah disediakan perpustakaan yang bagus dan lengkap, serta tempatnya nyaman. Perpustakaan itu diberi nama “Lentera”. Sesuai dengan namanya diharapkan akan menjadi cahaya atau penerang bagi siapa saja yang mau membaca berbagai buku yang tersedia di sana, sehingga pengetahuan akan makin bertambah, baik pengetahuan diri (guru) maupun pengetahuan anak didik.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian serta analisis yang telah penulis uraikan pada bab- bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Profesionalisme guru mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik di sekolah. Kualitas pendidikan peserta didik di sekolah ditentukan oleh guru yang profesional.
2. Perpustakaan sebagai sumber belajar di sekolah tidak hanya menyediakan buku-buku fiksi dan nonfiksi, tetapi juga buku-buku pelajaran ,Koran, majalah dan lain- lainnya.. Selain itu buku- buku referensi yang berkaitan dengan peningkatan profesi guru.
3. Penelitian Tindakan Sekolah yang penulis lakukan yaitu upaya peningkatan profesionalisme guru melalui pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber belajar di SD Negeri I Jolotundo Lasem, telah berhasil. Hal itu terbukti dari hasil penelitian mulai dari kondisi awal hingga siklus II, dengan perolehan nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran tertentu yaitu pada kondisi awal nilai rata-rata 70, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 74, dan pada siklus II nilai rata-rata 81. Dengan demikian, penelitian ini berhasil.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan tersebut di atas, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Kepada Bapak/Ibu Guru disarankan untuk selalu mengembangkan profesi dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik di sekolah.
2. Para pemangku kepentingan (stake-holder) untuk mengaktifkan guru- guru dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah.sbagai sebagai sumber belajar di dalam proses pembelajaran.
3. Kepada Dinas terkait supaya mengadakaan pembinaan yang kontinu kepada perpustakaan sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Proffesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Sinar Grafika Offset.
Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka.
Depdiknas. 2002. Standar Kompetensi Guru Kelas SD – MI Program Pendidikan D-II PGSD. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti.
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik. Cetakan Kelima Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Kartini, Kartono, 1990, Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Alumni.
Muchidin, Ase. 2002. Pengadaan Bahan Pustaka, Jakarta : Perpustakaan Nasional.
Mujiyono, 2001, Psikologi Sosial, tidak diterbitkan.
Moleong, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda Karya..
Nurkancana, 1993. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Poerwadarminta, WJS, 1984. Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Sardiman. A.M. 2000. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Cetakan Ketujuh. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3 ES.