Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Tentang Memelihara Lingkungan
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn
TENTANG MEMELIHARA LINGKUNGAN
MELALUI METODE ACTIVE LEARNING KELAS II SEMESTER I
DI SDN I PADAAN KECAMATAN JAPAH KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Tatik Suharti
SDN I Padaan Kecamatan Japah Kabupaten Blora
ABSTRAK
Pada penelitian ini, dengan adanya perencanaan yang matang akan menghasilkan sesuatu yang efektif, karena mampu meningkatkan kemampuan siswa dan ini bisa digeneralisasikan untuk semua tingkatan kelas di kelas II di SDN 1 Padaan. Penerapan metode Active Learning serta pemberian tugas dapat membantu seorang guru (peneliti) dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran PKn secara tematik pada siswa kelas II di SDN 1 Padaan. Keberhasilan tersebut merupakan hasil kerjasama antara guru dan para siswa yang secara aktif dalam mengikuti pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga bisa memotivasi guru-guru lain untuk dapat menerapkan metode belajar yang lain. Hasil yang didapatkan oleh siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada kondisi pra siklus, nilai rata-rata siswa sebesar 71,61 sedangkan tingkat ketuntasannya sebesar 58,06%. Pada kondisi siklus I, nilai rata-rata siswa sebesar 78,39 sedangkan tingkat ketuntasannya sebesar 77,42%. Pada kondisi siklus II, nilai rata-rata siswa sebesar 86,13 sedangkan tingkat ketuntasannya sebesar 90,32%.
Kata Kunci: Active Learning, Lingkungan
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hal ini selaras dengan permasalahan yang sering muncul pada pendidikan sekolah dasar terutama pada kelas 1 sampai kelas 3. Dimana, untuk memudahkan pemahaman siswa haruslah didukung dengan aplikasi kehidupan sehari-hari. Sementara itu, pembelajaran tematik pada prinsipnya mampu menjawab atas permasalahan tersebut. Perpaduan beberapa mata pelajaran yang diajarkan dalam satu waktu, akan memberikan wawasan kepada siswa. Di samping itu, pembelajaran akan lebih bervariatif baik dari segi materi, metode dan langkah guru dalam mengajar. Maka dari itu, pada penelitian tindakan kelas IIni, peneliti akan menggunakan pendekatan tematik dalam pembelajaran pada mata pelajaran PKn di SDN 1 Padaan kelas II semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masa–lah tersebut dapat ditentukan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. PKn adalah pelajaran yang erat hubungannya dengan realita kehidupan sehari-hari
2. Pembelajaran kurang bervariatif apa–bila dilakukan hanya dPKnkai pada satu mata pelajaran saja.
3. Guru kurang bisa berinovasi terhadap teknik pembelajaran
Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, peneliti meng–analisa masalah sebagai berikut:
1. Siswa merasa jenuh dengan suasana di kelas yang hanya bersikap pasif
2. Pembelajaran bersifat pasif
3. Kurangnya kombinasi mata pelajaran yang cocok dalam melaksanakan pembelajaran Active Learning.
Rumusan Masalah
1. Apakah metode Active Learning. dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang memelihara lingkungan pada siswa kelas II di SDN 1 Padaan, Kecamatan Japah Pada Tahun 2014/2015?
2. Apakah ha setelah diterapkan metode Active Learning. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II Semester I pada di SDN 1 Padaan, Kecamatan Japah Pada Tahun 2014/2015?
Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN 1 Padaan dalam mata pelajaran PKn.
2. Untuk meningkatkan motivasi dan pengetahuan tentang metode mengajar yang tepat dan terarah.
3. Untuk menggunakan suatu media yang ada untuk digunakan dalam menun–jang proses belajar dan mengajar.
4. Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran PKn di SDN 1 Padaan.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadi–kan sumber informasi atau masukan kepada pengajar (guru) dalam memberikan pelajaranpelajaran yang dinilai sulit dipahami oleh siswa dalam menerima pelajaran. Active Learning memberikan cara belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1. Siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar PKn.
2. Hasil belajar siswa meningkat pada materi pokok tumbuhan hijau.
3. Siswa lebih dapat mencintai alam sekitar
b. Bagi Guru
1. Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan metode Active Learn–ing sebagai metode pembelajaran.
2. Guru lebih termotivasi untuk mela–kukan penelitian tindakan kelas yang bermanfaat bagi perbaikan dan peningkatan proses pembela–jaran.
3. Guru lebih termotivasi untuk menerapkan strategi pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga materi pelajaran akan lebih menarik.
c. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
d. Bagi Peneliti
Memberikan sumbangan penga–laman tentang penelitian tindakan kelas.
KAJIAN PUSTAKA
Strategi Pembelajaran Siswa Aktif
Setiap hari jutaan anak dan ribuan orang dewasa berinteraksi dalam hubungan antara siswa dan guru. Namun, tidak diketahui apakah interaksi yang mereka lakukan berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar. Tidak ada teori belajar atau praktik pendidikan yang mengetengahkan apakah yang sebenarnya terjadi ketika guru bertanya kepada siswanya di kelas. Apakah yang didengar siswa bila ia dipannggil? Apakah yang dipikirkannya, fantasinya dan yang diharapkannya? Kebiasaan seperti apa yang dilakukannya? Adakah pengaruh yang ditimbulkannya terhadap guru? Seringkali guru tidak mengerti jawaban siswa atau ia hanya menganggap jawaban tersebut adalah betul atau salah. Itulah sebabnya, memahami anak adalah hal yang sangat penting dalam proses belajar-mengajar. Dengan mempelajari strategi yang sesuai kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran, dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dapat terjawab.
Perkembangan anak SD
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.
Belajar dan Pembelajaran Bermakna
Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
Pembelajaran Pendidikan Kewargane–garaan (PKn) atau Sains
PKn atau sains munurut Sumaji (1998:35) adalah agar siswa mampu memahami dan menguasai konsepkonsep PKn serta keterkaitan dengan kehidupan nyata. Siswa juga mampu menggunakan metode ilmiah untuk memcahkan masalah yang dihadapinya, sehingga lebih menyadari dan mencintai kebesaran serta kekuasaan Penciptanya. Pengajaran PKn menurut Depdikbud (1993/1994:98-99) bertujuan agar siswa: (1) Memahami konsep-konsep PKn dan kaitannya dengan kehidupan sehari-sehari. (2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembang–kan pengetahuan, dan ide tentang alam di sekitarnya. (3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta peristiwa di lingkungan sekitar. (4) Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasa–ma dan mandiri. (5) Mampu menerapkan berbagai macam konsep PKN untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. (6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. (7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Kerangka Berpikir
Siswa kelas II semester I di SDN Padaan masih tergolong anak dalam masa berpola pikir kongkret dan holistik sehingga dalam belajar ia perlu menghadapi sesuatu yang nyata dan dapat dimanipulasi secara langsung.
Di sisi lain mata pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang mengandung konsep-konsep yang bersifat kongkrit. Maka dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga benda langsung ini siswa akan dibawa untuk mempelajari PKn tentang memelihara lingkungan secara nyata yang digunakan sebagai alat peraga untuk menemukan konsep tentang dokumen dan koleksi pribadi. Guru dituntut kreativitas untuk menciptakan proses pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dengan pengamatan langsung tidak hanya sekedar hapalan. Karena selama ini pembelajaran IPS lebih banyak mengunakan pendekatan eksPKntoris. Serta guru dapat memilih cara dan metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
Berdasarkan latar belakang peneli-tian yang menghasilkan nilai pembelajaran PKn masih di bawah harapan guru dan berdasarkan identifikasi masalah, rumusan tujuan dan manfaat penelitian di atas maka peneliti melakukan perbaiakn pembelajaran pada siklus I dan II. Perbaikan pembela-jaran menggunakan alat peraga benda langsung diharapkan untuk menarik perhatian siswa sehingga dapat menghasil-kan nilai pembelajaran yangmeningkat.
Dengan menggunakan alat peraga benda langsung pada materi dokumen dan benda berharga milik keluarga dapat meningkatkan kaektivan belajar siswa yang tinggi sehingga hasil akhir belajar yang di capai bisa optimal, sesuai dengan apa yang di harapkan dalam penelitian ini
1. keaktifan belajar PKn materi memeli-hara lingkungan pada siswa kelas II semester 1 di SDN 1 Padaan Kecamatan Japah Kabupaten Blora. Tahun pelajaran 2014/2015
2. Melalui Alat peraga benda langsung dapat meningkatkan hasil belajar PKN materi memelihara lingkungan pada siswa kelas II semester 1 tahun 2014/2015 di SDN 1 Padaan Kecamatan Japah Kabupaten Blora.
3. Melalui Alat peraga benda langsung dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar PKn materi memelihara lingkungan pada siswa kelas II semes-ter 1 di SDN 1 Padaan Kecamatan Japah Kabupaten Blora. Tahun pelajaran 2014/2015
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan di SDN 1 Padaan kecamatan Japah kabupaten Blora. Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2014 dan pada tanggal 10 Oktober 2014.
Sumber Data
Data Penelitian Tindakan Kelas IIni diambil atau dikumpulkan melalui guru kelas yaitu peneliti sendiri dan siswa kelas II semester I di SDN 1 Padaan Kecamatan Japah Kabupaten Blora tahun pelajaran 2013/2014..
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS–AN
Deskripsi Per Siklus
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
Tabel 1 Prestasi Belajar Pra Siklus
Nilai |
0 |
10 |
20 |
30 |
40 |
50 |
60 |
70 |
80 |
90 |
100 |
Banyak Siswa |
– |
– |
– |
|
2 |
2 |
6 |
3 |
14 |
4 |
– |
Jumlah Siswa |
Tuntas |
Belum Tuntas |
Rata-rata |
Tingkat Ketuntasan |
|||||||
23 |
15 |
8 |
73 |
65% |
Tabel 2. Nilai Tes Pra Siklus
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
1. |
85-100 |
A |
Sangat baik |
2 |
9% |
2. |
75-84 |
B |
Baik |
13 |
57% |
3. |
65-74 |
C |
Cukup |
3 |
13% |
4. |
55-64 |
D |
Kurang |
3 |
13% |
5. |
< 54 |
E |
Sangat Kurang |
2 |
9% |
Jumlah |
23 |
100% |
Dari hasil tes Pra siklus, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa atau 9%, sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 13 siswa atau (57%). Sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) 3 siswa atau (113) sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) 3 siswa atau (13%) sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) 2 siswa atau (9%).
Tabel 3. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus
No |
Ketuntasan Belajar |
Jumlah Siswa |
|
Pra Siklus |
|||
Jumlah |
Persen |
||
1 |
Tuntas |
15 |
65 |
2 |
Belum Tuntas |
8 |
35 |
Jumlah |
23 |
100% |
Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa dari sejumlah 23 siswa terdapat 15 siswa (65%) yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 8 siswa (35%) belum mencapai ketuntasan belajar. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 90 terendah 40 dengan nilai rata-rata 73.
Tebel 4. Rata-rata Hasil Tes Siklus I
No |
Keterangan |
Nilai |
1. |
Nilai Tertinggi |
90 |
2. |
Nilai Terendah |
40 |
3. |
Nilai Rata-rata Kelas |
73 |
Siklus I
Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dPKnhami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.
Tabel 5 Prestasi Belajar Matematika Siklus I
Nilai |
0 |
10 |
20 |
30 |
40 |
50 |
60 |
70 |
80 |
90 |
100 |
Banyak Siswa |
– |
– |
– |
– |
– |
1 |
3 |
3 |
17 |
7 |
– |
Jumlah Siswa |
Tuntas |
Belum Tuntas |
Rata-rata |
Tingkat Ketuntasan |
|||||||
23 |
20 |
3 |
81 |
87% |
Tabel 4. Hasil Belajar Siklus I
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
1. |
85-100 |
A |
Sangat baik |
22 |
96% |
2. |
75-84 |
B |
Baik |
0 |
0% |
3. |
65-74 |
C |
Cukup |
1 |
4% |
4. |
55-64 |
D |
Kurang |
0 |
0% |
5. |
< 54 |
E |
Sangat Kurang |
1 |
4% |
Jumlah |
23 |
100% |
Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A 22 siswa atau 96% , sedangkan yang mendapat nilai B siswa 0 (0 %) sedangkan yang mendapat nilai C 1 siswa (4%) yang mendapat nilai D 0 siswa (0%) sedangkan yang mendapat nilai E 1 siswa atau 4%.
Tabel 6. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I
No |
Ketuntasan Belajar |
Jumlah Siswa |
|
Siklus I |
|||
Jumlah |
Persen |
||
1 |
Tuntas |
20 |
87% |
2 |
Belum Tuntas |
3 |
13% |
Jumlah |
23 |
100% |
Berdasarkan ketuntasan siswa dari sejumlah 23 siswa terdapat 20 siswa atau 87% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 3 siswa atau 13%, belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100 nilai terendah 50 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 87%.
Tabel 7. Rata-rata Hasil Tes Siklus I
No |
Keterangan |
Nilai |
1. |
Nilai Tertinggi |
100 |
2. |
Nilai Terendah |
50 |
3. |
Nilai Rata-rata Kelas |
81 |
|
|
|
Siklus II
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.
Tabel 8. Hasil Belajar Siklus II
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
1. |
85-100 |
A |
Sangat baik |
16 |
70% |
2. |
75-84 |
B |
Baik |
7 |
30% |
3. |
65-74 |
C |
Cukup |
0 |
0% |
4. |
55-64 |
D |
Kurang |
0 |
0% |
5. |
< 54 |
E |
Sangat Kurang |
0 |
0% |
Jumlah |
23 |
100% |
Dari pelaksanaan tindakan siklus II dapat di ketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 16 siswa (70%). Sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 7 siswa atau (30%) sedangkan yang mendapat nilai (C) adalah 0 siswa (0%) sedangkan yang mendapat nilai (D) adalah 0 siswa atau (0%) dan E tidak ada atau 0% sedangkan nilai rata-ratanya kelas adalah 90%.
Tabel 9. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus II
No |
Ketuntasan Belajar |
Jumlah Siswa |
|
Siklus II |
|||
Jumlah |
Persen |
||
1 |
Tuntas |
23 |
100 |
2 |
Belum Tuntas |
0 |
0 |
Jumlah |
23 |
100% |
Berdasarkan ketuntasan siswa dari sejumlah 23 siswa terdapat 23 siswa atau 100% yang sudah mencapai ketuntasan belajar Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100 nilai terendah 75 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 90%.
Tebel 10. Rata-rata Hasil Tes Siklus II
No |
Keterangan |
Nilai |
1. |
Nilai Tertinggi |
100 |
2. |
Nilai Terendah |
80 |
3. |
Nilai Rata-rata Kelas |
90 |
|
|
|
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian di kelas II SDN 1 Padaan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada penelitian ini dilakukan perencanaan yang matang mulai dari menyiapkan tema, tujuan, dan media yang akan digunakan supaya dalam pelaksanaannya pun juga dapat berjalan dengan lancar sehingga melalui evaluasi yang dilakukan menunjukkan peningkatan belajar siswa dalam mata pelajaran PKn secara
2. Pada penelitian ini, dengan adanya perencanaan yang matang akan menghasilkan sesuatu yang efektif, karena mampu meningkatkan kemampuan siswa dan ini bisa digeneralisasikan untuk semua tingkatan kelas di kelas II SDN 1 Padaan.
3. Penerapan metode Active Learning serta pemberian tugas dapat membantu seorang guru (peneliti) dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran PKn secara tematik pada siswa kelas II SDN 1 Padaan
4. Hasil yang didapatkan oleh siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada kondisi pra siklus, nilai rata-rata siswa sebesar 71,61 sedangkan tingkat ketuntasannya sebesar 58,06%. Pada kondisi siklus I, nilai rata-rata siswa sebesar 78,39 sedangkan tingkat ketuntasannya sebesar 77,42%. Pada kondisi siklus II, nilai rata-rata siswa sebesar 86,13 sedangkan tingkat ketuntasannya sebesar 90,32%.
Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, saran yang dapat disampaikan untuk sesama guru adalah supaya lebih kreatif dan tidak monoton dalam memberikan metode belajar kepada siswanya. Kemudian kepada peneliti selanjutnya apabila ingin meneliti dengan mata pelajaran yang sama diharapkan memiliki variasi lain dalam melakukan penelitian, misalnya dalam materi yang berbeda, budaya yang berbeda, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2005. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal. (1994). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung. http://www.teknologipendidikan.net
Gagne, R.M (1985). The Conditions of Learning Theory of instruction (4th Edition). New York: Holt, Rinehart and Winston.
Hasibuan, J.J, Mudjiono (1988), Proses Belajar Mengajar. CV. Remaja Karya.Bandung.
Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Pustaka Mulia
Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. UNS Press.