UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH

DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA KRISTEN SATYA WACANA

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Raden Wahyu Joyo Diningrat

Sunardi

Tri Widiarto

Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana

 

ABSTRAK

Bung Karno pernah berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.” Tapi bagaimana jika siswa tidak menyukai mata pelajaran sejarah?. Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan pembelajaran Sejarah yang aktif, inovatif, dan menyenangkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Teams Games Turnament. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester I Tahun ajaran 2018/2019. Teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti melalui pengamatan secara langsung, teliti dan cermat, yang dikumpulkan sejak penentuan materi, penyusunan rencana, pelaksanaan pembelajaran, observasi selama proses belajar mengajar dan selama pelaksanaan turnamen, selanjutnya dilakukan analisis. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa siswa kelas XI IPS 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga mengalami peningkatan hasil belajar. Terlihat dari hasil pelaksanaan tiap siklus rata – rata nilai kelasnya meningkat. Nilai rata- rata kelas sebelum diterapkan model pembelajaran TGT adalah 56,52 dan setelah diterapkan model pembelajaran TGT naik menjadi 80,0.

Kata kunci: Pembelajaran aktif, inovatif, dan menyenangkan, Teams Games Turnament

 

PENDAHULUAN

Belajar merupakan perkembangan hidup manusia yang dimulai sejak lahir dan berlangsung seumur hidup. Dengan belajar seseorang mampu memahami dan menguasai kemampuannya, selain itu belajar akan membantu kita untuk terus menjadi lebih baik dan bisa menghadapi perubahan dan tantangan yang semakin kompleks.

Mayer (2008: 7) menyatakan “Learning is defened as a relatively permanent change in someone’s knowledge based on the person’s experience.” Lebih lanjut Good and Brophy (1990: 124) menyatakan: “Learning is the term we use to do describe the processes involved in changing through experience. It is the process of acquiring relatively permanent change in understanding, attitude, knowledge, information, ability, and skill through experience.”. (Slavin, Robert E. Dalam: Narulita Yusron (ed). 2010)

Jadi belajar adalah perubahan pada diri seseorang yang ditandai melalui pengalaman. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, sikap, pemahaman, informasi, kecakapan, dan keterampilan berdasarkan pengalaman.

Dengan hal yang sama Nana Sudjana (1998) belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang yang sedang belajar. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, kecakapan, keterampilan, sikap dan tingkah laku, kebiasaan dan perubahan-perubahan aspek lain yang ada pada individu belajar. (Hanafiah, Nanang., dan Cucu Suhana. 2010.)

Lebih lanjut Slameto (1999) menyatakan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya. Perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan mempunyai ciri-ciri yaitu perubahan yang terjadi secara sadar dan kontinu dan fungsional, perubahan dalam belajar bersifat menetap, bertujuan dan terarah menuju hal-hal yang bersifat positif dan aktif yang mencangkup aspek tingkah laku. (Hanafiah, Nanang., dan Cucu Suhana. 2010.)

Permasalahan keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi dalam menjawab pertanyaan masih rendah, ini berakibat kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai siswa dan kompetensi yang belum dipahami tidak terpantau dengan jelas oleh guru.

Dalam pembelajaran Sejarah yang dihadapi para guru adalah kesulitan dalam mengajarkan konsep-konsep kepada siswa, keaktifan siswa kurang, materinya kurang dipahami siswa, kurangnya minat dan perhatian siswa, kesulitan dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan guru, kurangnya konsentrasi dalam menerima pelajaran, dan munculnya kesan bahwa sejarah adalah pelajaran membosankan dan hanya belajar peristiwa masa lalu. Hal ini berpengaruh pada rendahnya prestasi dan motivasi belajar siswa. Hasil belajar yang rendah akan berakibat buruk pada kredibilitas guru sebagai pengajar dan pendidik, sehingga menimbulkan ketidak percayaan masyarakat pada pendidikan terutama guru.

Melihat permasalahan tersebut, untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa diperlukan suatu solusi yang tepat. Adapun solusi tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) pada saat pembelajaran Sejarah. Hasil yang diharapkan dalam pembelajaran agar siswa dapat lebih aktif, serta menigkatkan keterampilan guru. Peneliti meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Teams Game Tournament dalam pembelajaran untuk memecahkan masalah di atas. Model pembelajaran Teams Game Tournament ini didalamnya menekankan pada aktivitas sehingga siswa dapat melahirkan gagasan baru dalam menyelesaikan masalah yang disampaikan oleh guru, pembelajaran siswa jadi lebih tertarik dan aktivitas siswa meningkat sehingga pembelajaran lebih menyenangkan. Selain itu dengan melalui Teams Game Tournament (TGT) karakter dan moral siswa akan tertanam sehingga masadepan yang cerah bisa tercapai.

Strategi Pembelajaran

Jika dicermati, pengertian strategi pembelajaran ada tiga unsur yang perlu dipahami, yaitu istilah Strategi, Belajar, dan Pembelajaran. Istilah Strategi pada mulanya digunakan pada dunia kemiliteran. Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos yang berarti “Jenderal” atau “Panglima”, sehingga strategi diartikan ilmu kejenderalan atau ilmu panglima. Strategi dalam pengertian kemiliteran ini berarti cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk mencapai tujuan perang. Dalam dunia pendidikan sendiri, strategi diartikan sebagai suatu seni untuk membawakan pelajaran di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien (Gulo, 2002).

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan (Djamarah dan Zain: 2010). Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan peserta didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Raka Joni (1992) strategi sebagai pola dan urutan umum pembuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang telah ditetapkan.

Pembelajaran Teams Games Tournament (Turnamen Game Tim)

Strategi pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara Team-Games Tournament seperti mereka (Robert E. Slavin, 2010: 163). Dalam pembelajaran Team-Games Tournament (TGT) ada dua prinsip utama, yaitu:

  1. Kerja kelompok, yaitu kegiatan belajar harus dilakukan dalam bentuk kelompok-kelompok. Kerja kelompok merupakan inti dari strategi pembelajaran kooperatif (Joyce, Weil, 1986: 77).
  2. Menekankan empat kepribadian, yaitu :
  3. intrapersonal atau kepribadian dalam diri pribadi,
  4. interpersonal atau hubungan antar pribadi,
  5. group dynamic atau dinamisasi kelompok dengan pengembangan peran serta anggota dalam kelompok,
  6. self direction atau pengarahan diri sendiri.

Strategi pembelajaran Team Games Tournament (TGT), memiliki empat prosedur, yaitu

(a) Training grouping (pengelompokan),

(b) theory session (penyajian teori),

(c) Games Tournament (difokuskan turnamen), dan (Bruce Joyce and Marsha Weil, 1972: 83). Secara rinci langkah-langkah kerja dalam Team Games Tournament (TGT), sebagai berikut:

  1. Pembentukan kelompok: merupakan langkah awal dari model pembelajaran Team Games Tournament (TGT), disarankan setiap kelompok terdiri 3 siswa.
  2. Penyajian materi/teori: merupakan tahap kedua dari metode ini yang meliputi kegiatan: 1) penyampaian tujuan materi, 2) penyampaian isi materi, dan 3) Pelaksanaan turnamen.
  3. Game: gamenya terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang isinya relevan dan dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda.
  4. Turnamen: Dalam keempat tahap pembelajaran tersebut, pengajar harus mampu berfungsi sebagai fasilitator dan motivator sehingga prinsip-prinsip pembelajaran Team Games Tournament (TGT), yaitu interpersonal, intrapersonal, dinamisasi kelompok, dan pengarahan diri yang timbul dan berkembang pada masing-masing siswa dapat dikembangkan secara optimal. Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Artinya pemenang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi. Skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama, dan yang skornya paling rendah “diturunkan”. Dengan cara ini, apabila awalnya siswa sudah salah ditempatkan, untuk seterusnya mereka akan terus dinaikkan atau diturunkan posisinya sampai mereka mencapai tingkat kinerja yang sesungguhnya (Robert E. Slavin, 2010: 166).

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 pada bulan Oktober – November 2018

Subyek Penelitian

Siswa kelas XI IPS 2 semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019, dengan jumlah siswa 26 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Alat dan Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

  1. Hasil belajar siswa berupa lembar ulangan harian
  2. Data prestasi Siswa

Teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti melalui pengamatan secara langsung, teliti dan cermat. Langkah-langkah untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Pembentukan kelompok, dalam kegiatan ini guru mengatur pembentukan kelompok siswa, tiap kelompok terdiri dari 4 siswa.
  2. Penyampaian materi, pada kegiatan ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan materi yang telah ditentukan yakni Kontribusi Bangsa Indonesia dalam Perdamaian Dunia, membimbing diskusi dan tanya jawab antar siswa dan memberi balikan.
  3. Pelaksanaan turnamen, dalam kegiatan ini guru memberikan/membagikan kuis pada tiap-tiap kelompok siswa yang dikerjakan secara mandiri dan selanjutnya dilakukan penilaian
  4. Memberikan penjelasan kepada siswa setelah menyelesaikan tugas, memberi balikan/ masukan terhadap pekerjaan siswa.
  5. Melaporkan hasil kerja kelompok dengan model panel, tiap-tipa kelompok menyampaikan hasil kerjanya, dan memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang mendapatkan nilai tertinggi lalu mempertanggungjawabkan dalam diskusi.

Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data

Teknik Pengumpulan Data: Data dikumpulkan sejak penentuan materi, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, observasi selama proses belajar mengajar dan selama pelaksanaan turnamen, dan hasilnya selanjutnya dilakukan analisis.

Teknik Analisis Data: Teknik analisis data dengan menggunakan model Deskriptif Komparatif, yaitu dengan membandingkan dan mendeskripsikan antara hasil belajar sebelum tindakan perbaikan, dengan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan Siklus I dan Siklus II pada metode pembelajaran TGT

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Sejarah yang dapat dilihat dengan membandingkan hasil observasi dan pelaksanaan Teams Games Tournament pada pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2. Dengan batas ketuntasan nilai 70.

HASIL PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, hasil tindakan dan refleksi.

Pada kondisi Prasiklus hingga dilaksanakannya siklus I, tempat dilakukannya penelitian sedang diadakan kegiatan tahunan olahraga antar sekolah menengah atas se-kota salatiga, sehingga peneliti kurang maksimal dalam mendapatkan hasil yang diharapkan, tetapi pada saat diterapkannya siklus II, peneliti berhasil menciptakan suasana yang kondusif dan mendukung untuk dilaksanakannya penelitian pengajaran TGT secara baik dan lancar

Kondisi Prasiklus

Dari hasil uji prasiklus terdapat sepuluh (10) siswa dari dua puluh tiga (23) siswa yang belum tuntas, umtuk nilai rata-ratanya sebagai berikut :

Tabel 1 Prasiklus Model Pembelajaran dengan Ceramah

Indikator Nilai
Rata-rata nilai 78,8
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 0,0
Prosentase Ketuntasan 56,52%

 

Pada tahap prasiklus, Prosentase kelulusan mencapai 56,52% dengan rata-rata nilai 65, nilai tertinggi 90, dan nilai terendah 0 yang disebabkan karena tidak masuknya siswa saat pelajaran berlangsung

 

 

 

Siklus I (Model Pembelajaran dengan Metode TGT)

Tabel 2 Siklus I Model Pembelajaran dengan TGT

Indikator Nilai
Rata-rata nilai 69.34
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 37.5
Prosentase Ketuntasan 69.34%

 

Pada Siklus I, Terdapat 23 siswa yang mengikuti Mata Pelajaran Sejarah, dengan rincian nilai : Terdapat Tiga Belas (14) siswa tuntas, Sembilan (9) siswa yang Tidak Tuntas. Dengan rata-rata nilai 69,34, nilai tertinggi 85, dan nilai terendah 37,5, dengan prosentase kelulusan 60,86

Tabel 3 Siklus 2 (Model Pembelajaran dengan Metode TGT)

Indikator Nilai
Rata-rata Siklus II 80,0
Nilai Tertinggi 80,0
Nilai Terendah 80,0
% Tuntas 100%

 

Pembahasan Antar Siklus

Nilai siswa mengalami peningkatan melalui model pembelajaran TGT. Hasilnya dapat ditunjukkan dengan nilai yang sudah diperoleh siswa setelah mengerjakan soal-soal tes dari peneliti, berikut perkembangan nilai siswa

Tabel 4. Nilai Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

No. Indikator Nilai
Pra I II
1. Rata – rata Nilai 65 69,34 80
2. Nilai Terendah 0 37,5 80
3. Nilai Tertinggi 90 85 80
4. Prosentase Ketuntasan 56,52 60,86 100

 

Terjadi peningkatan nilai siswa sebesar 23,48 poin dari rata-rata semula adalah 56,52 bertambah menjadi 80,00.

SIMPULAN

Dengan menggunakan model pembelajaran TGT, siswa kelas XI IPS 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga mengalami peningkatan hasil belajar. Model pembelajaran ini dapat merangsang semangat siswa untuk belajar Sejarah dan merubah anggapan pelajaran sejarah yag hanya berisi tentang hafalan. Diterapkannya model pembelajaran TGT pada proses pembelajaran menjadikan Mata pelajaran Sejarah menjadi lebih aktif dan menyenangkan, karena siswa merasa lebih banyak di ajak untuk bermain dan berkompetisi guna meningkatnya hasil belajar. Hal tersebut terlihat dari hasil pelaksanaan tiap siklus yang rata – rata nilai kelasnya mengalami peningkatan. Nilai rata- rata kelas sebelum diterapkan model pembelajaran TGT adalah 56,52 dan setelah diterapkan model pembelajaran TGT naik menjadi 80.

Saran

  1. Bagi Guru yang menerapkan model pembelajaran TGT untuk lebih memacu siswa menjadi siswa yang aktif dan percaya diri.
  2. Guru tidak boleh terpaku dengan satu model pembelajaran saja, agar metode yang diberikan tidak monoton dan menyebabkan bosan siswa
  3. Sangat diperlukannya ikatan antara Guru dengan Siswa dengan demikian, guru dapat dengan mudah menstimulus semangat belajar siswa
  4. Bagi Pembaca Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat digunakan sebagai informasi untuk meneliti aspek atau variabel lain yang diduga memiliki kontribusi terhadap konsepkonsep dan teori-teori tentang pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Nanang., dan Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama

Suryani, Nunuk., dan Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak

Trianto. 2009. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada

Made Wena. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Bandung: Bumi Aksara.

Slavin, Robert E. Dalam: Narulita Yusron (ed). 2010. Cooperative Learning
(Teori, Riset dan Praktik)
. Bandung: Nusa Media.

Sari, Ervianna Rut. 2012. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament (Materi Permintaan, Penawaraan dan Terbentuknya Harga Pasar). Jurnal Pendidikan Ekonomi, Volume 1 No. 1

Wina Sanjaya. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.