UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PADA MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI

MELALUI METODE BERMAIN PERAN

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

KELAS V SEMESTER 1 SDN 1 TREMBULREJO

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Alip Mintarto

Kepala Sekolah SDN 1 Trembulrejo

ABSTRAK

Metode yang digunakan penelitian ini mendeskripsikan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan penerapan metode Bermain Peran dengan Model Cooperative Leraning dengan jumlah siswa 23 anak, pada pembelajaran PKn. Dalam pelaksanaan terdiri dari 2 siklus, meliputi pengumpulan data, refleksi, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan. Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V SDN 1 Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora terkait hasil belajar PKn tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui metode bermain peran dengan model pembelajaran cooperative learning, yang dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II. pembelajarn pra siklus bahwa dari jumlah 23 siswa yang mendapat nilai 41 sampai 50 sebanyak 2 siswa, yang mendapat nilai 51 sampai 60 sebanyak 5 siswa, nilai 61 sampai 70 sebanyak 4 siswa, nilai 71 sampai 80 sebamyak 9 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 3 siswa dan tidak ada yang mendapat nilai diatas 91. Apabila hasil evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran PKn dengan indikator Negara Kesatuan Republik Indonesia kelas V semester I di SDN 1 Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, tahun pelajaran 2014/2015

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Bermain Peran, Pembelaharan Cooperative Learning


PENDAHULUAN

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diberikan sejak SD sampai SLTA. Dengan PKn seseorang akan memiliki ke-mampuan untuk mengenal dan memahami karakter dan budaya bangsa serta menja-dikan warga negara yang siap bersaing di dunia internasional tanpa meninggalkan jati diri bangsa. Melalui PKn setiap warga negara dapat mawas diri dengan perkem-bangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini yang memberi dampak positif dan negatif. PKn juga bermanfaat untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan untuk mengelola dan meman-faatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Pada kenyataannya, PKn dianggap ilmu yang sukar dan sulit dipahami. PKn adalah pelajaran formal yang berupa se-jarah masa lampau, perkembangan sosial budaya, perkembangan teknologi, tata cara hidup bersosial, serta peraturan kenega-raan. Begitu luasnya materi PKn menye-babkab anak sulit untuk diajak berfikir kritis dan kreatif dalam menyikapi masalah yang berbeda. Sementara anak usia sekolah dasar tahap berfikir mereka masih belum formal, karena mereka baru berada pada tahap Operasi Onal Konkret (Peaget: 1920). Apa yang dianggap logis, jelas dan dapat dipelajari bagi orang dewasa, kadang – kadang merupakan hal yang tidak masuk akal dan membingungkan bagi siswa. Akibatnya banyak siswa yang tidak mema-hami konsep PKn.

Berdasarkan temuan penulis, seba-gian besar siswa kurang aktif dan berfikir kritis dalam materi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apabila anak menghadapi masalah kontekstual baru yang berbeda dengan yang dicontohkan, anak belum mampu berfikir kritis dan menemukan solusi dengan benar sehingga banyak anak yang menjawab salah, dan dengan alasan soalnya sulit. Karena itu wajar setiap kali diadakan tes, nilai pelajaran PKn selalu rendah dengan rata – rata kurang dari KKM.

Seperti yang dialami penulis sendiri, setiap ulangan PKn nilai rata – rata anak di bawah 75. Termasuk pada materi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Nilai rata – rata formatif hanya 68. Dari 23 siswa hanya 12 siswa 52 % yang memperoleh nilai 75 ke atas. Sedangkan 10 siswa yang lain 43 % mendapat nilai dibawah 75.

Menghadapi kenyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mendalami dan melakukan tindakan – tindakan perbaikan pembelajaran PKn, khususnya materi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui penelitian tindakan kelas. Perbaikan yang penulis lakukan mengenai penerapan metode bermain peran pada materi pengambilan keputusan bersama. Harapan penulis adalah terjadinya pembe-lajaran aktif, kreatif dan menyenangkan serta lebih bermakna dan adanya kebe-ranian peserta didik yang tuntas untuk menyelesaikan masalah kontektual dengan benar serta untuk lebih menguasai pela-jaran.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah dalam pembe-lajaran, sebagai berikut.

· Siswa kurang memahami konsep peng-ambilan keputusan bersama.

· Siswa kurang aktif dalam berdiskusi

· Siswa kurang terampil dalam berko-munikasi dengan teman sebaya.

· Hasil belajar siswa rendah

Rumusan Masalah

Setelah menemukan faktor penye-bab siswa belum memahami materi peng-ambilan keputusan bersama pada pelajaran PKn, peneliti berusaha merumuskan permasalahan. Rumusan masalah tersebut seperti berikut.

· Bagaimanakah keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn tentang Negara Ke-satuan Republik Indonesia?

· Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan hasil belajar PKn ten-tang Negara Kesatuan Republik Indo-nesia di kelas V SDN 1 Trembulrejo?”

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: Mening-katkan penguasaan konsep hubungan pengambilan keputusan bersama dengan menggunakan alat peraga berupa gambar dan benda – benda di sekitar.

· Mencari informasi keaktifan siswa da-lam pembelajaran PKn tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

· Mendiskripsikan penerapan metode bermain peran dengan model co-operative Leraning untuk mening-katkan hasil belajar pengambilan kepu-tusan bersama siswa kelas V SDN 1 Trembulrejo.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HI-POTESIS

Pembelajaran PKn Di SD

PKn merupakan mata pelajaran di sekolah yang perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah. Hal ini merupakan fungsi PKn sebagai pembangun karakter bangsa (nasional character build-ing) yang sejak proklamasi kemerdekaan RI telah mendapat prioritas, yang perlu direvitalisasi agar sesuai dengan arah dan pesan konstitusi Negara RI. Untuk itu pembentukan karakter anak yang kuat perlu penguasaan Pembelajaran Kewarga-negaraan sejak dini. Mata pelajaran PKn perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar karena PKn memiliki tugas pokok sebagai berikut:

· Mengembangkan Kecerdasan Warga Negara (civic intelligence).

· Membina tanggungjawab warga Ne-gara (civic intelligence).

· Mendorong partisipasi warga Negara (civic intelligence).

Kecerdasan warga Negara yang dikembangkan untuk membentuk warga Negara yang baik bukan hanya dalam dimensi rasional melainkan juga dimensi spiritual, emosional, dan social sehingga PKn memiliki ciri multidimensional. Kom-petensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk mengolah dan memanfaatkan informasi serta peka terhadap keadaan yang selalu berubah/tidak pasti.

Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2004: 4)

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relative menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya (Ham-zah: 2007: 213). Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas peneliti menyimpulkan bahwa aspek – aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperolah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran PKn pada materi Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan diperlukan aktivitas siswa yaitu dengan melakukan aktivitas langsung dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Repu-blik Indonesia. Melalui aktivitas tersebut pembelajar akan lebih mengena pada siswa. Selain itu siswa juga perlu berinteraksi dengan siswa yang lain untuk membuat simpulan dengan benar.

Metode Bermain Peran

Metode bermain peran adalah berperan atau mamainkan peranan dalam dramatisir masalah social atau psikologis.

Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang di gu-nakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku, dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pan-dang dan cara berfikir orang lain (Dep-dikbud, 1964: 171).

Melalui metode bermain peran siswa diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi, dengan bantuan kelompok social yang anggotanya teman – temannya sendiri. Dengan kata lain metode ini berupaya membantu individu melalui pro-ses kelompok sosial.

Melalui bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi masalah – masalah hubungan antara manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya didisku-sikan dalam kelas.

Proses belajar dengan menggu-nakan metode bermain peran diharapkan siswa mampu menghayati tokoh yang dikehendaki, keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan menentukan apakah proses pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri terhadap nilai berkembang: (Hasan, 1996: 266).

Hipotesis Tindakan

Dengan menerapkan Metode Ber-main Peran dengan model pembelajaran Cooperative Learning dalam pelajaran PKn di SDN 1 Trembulrejo Hasil belajar siswa dapat meningkat.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SDN 1 Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Subjek penelitian adalah siswa kelas V semester I, mata pelajaran PKn untuk materi Negara Kesatuan Republik Indo-nesia.

Letak SDN 1 Trembulrejo ada di Desa Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Jumlah siswa kelas V ada 23 siswa terdiri dari 15 laki – laki dan 8 perempuan. Dari 23 siswa peserta didik pada awal pembelajaran hanya 12 siswa 52% yang telah mencapai KKM 75. Sedangkan 10 siswa yang lain 48 % belum mencapai nilai 75. Sebagian siswanya dari masyarakat sekitar sekolah yang memiliki tingkat ekonomi menengah sampai ke bawah. Kesadaran akan pendidikan anak kurang. Hal ini terlihat dari banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas PR yang diberikan oleh guru. Selain itu jumlah anak yang melanjutkan ke SLTP dan SLTA juga masih sedikit.

Dalam pergaulan sehari – hari peserta didik menggunakan bahasa ibu yaitu bahasa Jawa untuk berkomunikasi baik di rumah maupun di sekolah. Akibatnya anak – anak mengalami kesu-litan dalam berkomunikasi dengan meng-gunakan bahasa Indonesia. Bila diajak berkomunikasi siswa dapat menangkap maksud pembicaraan, namun jika diminta untuk mengungkapkan secara lisan mau-pun tulisan mereka mengalami kesulitan.

Dalam kegiatan pengumpulan data ini, penulis dibantu supervisor 2. Peng-amatan ini dilakukan pada saat berlang-sungnya pelaksanaan perbaikan pembela-jaran di SDN 1 Trembulrejo. Dalam kegiatan pengumpulan data secara kualitatif, pengamat menggunakan lembar observasi guru. Data kuantitatif diperoleh dari hasil nilai tes formatif. Dari hasil tersebut dapat untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Dari hasil nilai tes formatif tersebut dapat diketahui tingkat keberhasilan penggunaan metode bermain peran dalam meningkatkan motivasi siswa.

Analsis data yang digunakan adalah analsis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Analsis deskriptif kualitatif untuk memberikan gambaran tentang proses pembelajaran berlansung baik dari perencanaan, pelaksanaan tindak-an, pengamatan maupun refleksi. Sedang-kan analisi deskriptif kuantitatif untuk membanmdingkan hasil belajar PKn.

Indikator kinerja dalam PTK bahwa hasil belajar siswa harus diatas KKM = 75. dan siswa aktif dalam mengikuti dalam kegiatan pembelajaran.

Prosedur Penelitian

1. Perencanaan

Membuat RPP, membuat LKS ins-trument observasi dan alat evaluasi pem-belajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Guru memberikan dan menyajikan materi sesuai dengan rencana pembela-jaran yang dibuat.

3. Pengamatan/observasi

Mengamati kegiatan belajar-meng-ajar, selama siswa proses pembelajaran, dalam bertanya serta kecakapan siswa dalam mempresentasikan hasil.

4. Refleksi

Siswa apakah sudah ada 85% yang mendapatkan nilai di atas KKM. Dan apakah ada 85% siswa yang aktif dalam pembelajaran IPA dengan Metode Bermain Peran dengan model pembelajaran Co-operative Learning. Serta apakah ada 85% siswa yang aktif dalam bertanya dan mampu mempresentasikan hasil.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V SDN 1 Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora terkait hasil belajar PKn tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui metode bermain peran dengan model pembelajaran cooperative learning, yang dilaksanakan dalam perbaikan pembela-jaran pada siklus I dan siklus II

Kondisi awal siswa nilai siswa sangat rendah dari nilai tes. Nilai rata-rata tes jauh dibawah KKM. Inilah yang menetapkan untuk mengadakan perbaikan dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas.

Siklus I

Ada 4 tahap yaitu:

1. Perencanaan (planning)

· Membuat rencana pembelajaran atau skenario metode, sesuai ma-teri yang diajarkan

· Membuat instrumen penelitian

· Membuat silabus

· Membuat lembar kerja sesuai materi

2. Pelaksanaan Tindakan (acting)

o Guru membagi siswa dalam 4 ke-lompok;

o Siswa mengikuti dan menyimpul-kan;

o Kelompok mempresentasikan hasil;

3. Observasi (observing)

o Pada siklus I nilai rata-rata tes kelas tes formatif 69 masih di bawah KKM = 75;

o Skor aktivitas siswa rata-rata 58,5%;

o Guru dalam siklus I hanya memberi materi

4. Refleksi

o Alat peraga terbatas;

o Guru tidak menjelaskan tentang materi;

o Siswa tidak berani bertanya kepada guru;

Siklus II

Pada siklus II sama seperti pada siklus I, namun pada siklus II guru dalam pelaksanaan tindakannya memberikan lan-kah-langkah dan alat peraga, serta membuat daftar pertanyaan yang meng-arah pada kesimpulan.

Pada siklus II rata-rata nilai tes formatif 96 sangat signifikan. sedangkan skor aktifitas juga naik sangat signifikan yaitu 85,4%

Dari sisnilah dapat memberikan gambaran bahwa dengan model pembe-lajaran cooperative learning dapat mening-katkan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah peneliti melaksanakan per-baikan pembelajaran melalui pembelajaran siklus I dan siklus II dengan materi Negara Kesatuan Republik Indonesia dikelas V semester I tahun pelajaran 2014/2015 di SDN 1 Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan metode bermain peran melalui pendekatan model cooperative learning dengan mengefektifkan alat peraga kebudayaan dan globe telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Peningkatan ini terjadi pada siklus I maupun siklus II dengan bukti adanya peningkatan pada:

o Menggunakan media pembelajaran ke-budayaan dan globe dapat meningkat-kan pemahaman siswa terhadap materi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

o Model pembelajaran cooperative learn-ing melalui penerapan metode bermain peran untuk dengan mengefektifkan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

o Prosentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilakukan perbaikan pembela-jaran pada evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran ada 12 siswa atau 52% dari 23 siswa. Pada perbaikan pembelajaran siklus I meningkat, siswa yang nilainya 75 keatas menjadi 16 atau 69% dari jumlah 23 siswa dan pada perbaikan siklus II menjadi 22 siswa atau 96%.

Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SDN 1 Trembulrejo, Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora peneliti kemuka-kan saran dan tindak lanjut sebagai berikut.

· Guru sebaiknya mengusahakan media pembelajaran benda – benda konkret yang berada disekitar siswa dapat menghilangkan verbalisme dan menye-nangkan.

· Guru harus memberi motivasi dan bimbimngan pada siswa yang meng-alami kesulitan.

· Guru hendaknya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk. 2010, Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta, Universitas Terbuka.

Aswani, Zaenul,2004, Tes dan Asesmen di SD, Jakarta, Universitas Terbuka.

Denny, Setyawan, 2005, Komputer dan Media Pembelajaran, Jakarta, Universitas Terbuka.

Gatot, Muhsetyo, Drs. M.Sc, dkk, 2007, Pembelajaran PKN, Jakarta, Universitas Terbuka.

Mulyani Sumantri, Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta, Universitas Terbuka.

 

Samsudin, Abin, 2004, Profesi Keguruan 2, Jakarta, Universitas Terbuka.