Upaya Meningkatkan Iman
UPAYA MENINGKATKAN IMAN DENGAN METODE PENUGASAN MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES
PADA MATA PELAJARAN PAI TENTANG AQIDAH
SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SDN 1 JAPAH
KEC. JAPAH, KAB. BLORA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Shofi’ah
SDN 1 Japah Kec. Japah, Kab. Blora
ABSTRAK
Perjalanan yang berliku-liku dan penuh tantangan semenjak proses terbentuknya sampai pada keadaan sekarang yang menghantarkan Pendidikan Agama Islam sebagai bahan kajian yang menarik. Apalagi akhir-akhir ini ada sekelompok orang yang meragukan eksistensi Pendidikan Agama Islam. Karena banyaknya penyelewengan dan pengkhianatan Pancasila, sehingga pembangunan manusia seutuhnya menjadi terhambat. Dan ada pula yang mempertanyakan keberhasilan pengajaran Pendidikan Agama Islam terhadap moral pelajar khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan diterapkannya pembelajaran Metode Jawab Resume? (b) Bagaimanakah pengaruh pembelajaran Metode TGT terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah diterapkannya pembelajaran Metode Penugasan melalui Ketrampilan Proses. (b.) Mengetahui pengaruh motivasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah diterapkan pembelajaran Aqidah dan Ketrampilan Proses (c) Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari 4 tahap, yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2014/2015. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi beljar siswa mengalami peningkatan dari Pra siklus sampai siklus II yaitu, Pra siklus (29%), siklus I (76%), siklus II (100%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif dapat berepengaruh positif terhadap prestasi dam motivasi belajar siswa Kelas IV serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Kata Kunci: Aqidah, Penugasan dan Ketrampilan Proses
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Guru sebagai seorang pendidik menginginkan agar semua anak didiknya menjadi orang pandai dan selalu mengikuti perkembangan zaman, oleh karena itu dengan segala kemampuan guru berusaha untuk senantiasa melaksanakan pembela–jaran yang sebaik-baiknya, sehingga siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Keinginan agar siswa menjadi pandai dan selalu mengikuti perkembangan zaman itulah yang mendorong peneliti memilih mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan kompetensi dasar Pembela-jaran Aqidah.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Pendidikan Agama Islam dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menghadapi banyak kendala sehingga pencapaian prestasi siswa tidak optimal hal ini dapat dilihat dari nilai. Pada pembelajaran awal hasil tes formatif Pendidikan Agama Islam tentang menyusun karangan pada siswa Kelas IV SDN 1 Japah menunjukkan hasil yang sangat rendah, nilai rata-rata kelas sebesar 69,09 hanya 5 dari 17 siswa yang telah mencapai ketuntasan penguasaan materi 75% keatas. Rendahnya nilai siswa menunjukkan bahwa siswa dalam menuangkan ide-ide atau gagasan dalam menyusun karangan juga masih terasa kurang. Membaca cepat sering tidak sesuai dengan tema atau topik yang ditentukan. Hanya beberapa siswa yang mampu Peningkatan Iman melalui Pelajaran Aqidah dengan kalimat-kalimat yang runtut, jelas dan sesuai dengan pembelajaran Aqidah
Sebenarnya rendahnya prestasi siswa dalam menyusun karangan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti kesalahan pola pembelajaran, kondisi sekolah, kondisi lingkungan, latar belakang orang tua dan kondisi keluarga siswa serta tingkat dukungan orang tua dalam memotivasi siswa belajar. Hubungan antara guru dan siswa juga berpengaruh. Pengalaman yang kurang menyenangkan dengan penelitpun dapat menimbulkan sikap yang negatif terhadap peneliti, misalnya guru yang suka memberikan hukuman tertentu tanpa alasan yang jelas akan membuat anak tidak suka pada gurunya.
Dari sekian banyak masalah, peneliti hanya dapat menangani masalah rendahnya prestasi belajar siswa dengan memperbaiki pola pembelajaran. Berdasar–kan pada pengamatan pembelajaran awal akan peneliti perbaiki dalam siklus 1 yang memfokuskan pada penerapan metode penugasan sebagia model pembelajaran-nya. Setelah pelaksanaan siklus 1 ternyata masih ada beberapa siswa yang belum mampu menuangkan ide-ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Berdasarkan hasil pengamatan siklus 1 yang dilakukan oleh pengamat dan pembimbing supervisor untuk meningkat-kan keterampilan siswa dalam menyusun karangan akan peneliti lakukan perbaikan pada siklus II dengan memfokuskan pada pendekatan keterampilan proses dengan metode penugasan sebagai model pembelajarannya.
Identifikasi Masalah
Dari hasil diskusi dengan pengamat dan dikonsultasikan dengan supervisor terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran. Berbagai masalah itu antara lain:
1. Keaktifan siswa dalam proses pembela-jaran kurang bahkan ada yang bersikap apatis.
2. Ketika peneliti menyampaikan materi pelajaran siswa kurang antusias dan pasif dalam mengikuti pelajaran.
3. Kurangnya kemampuan siswa dalam mendeskripsikan gambar.
4. Rendahnya tingkat penguasaan siswa dalam menyusun beberapa kalimat menjadi doa’ dan dzikir .
5. Pada waktu proses pembelajaran berlangsung guru kurang kreatif dan kurang inovatis.
6. Penggunaan media dalam pembela–jaran kurang optimal.
Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis masalah peneliti berkesimpulan bahwa selama proses pembelajaran komunikasi antara peneliti dan siswa sangat kurang sehingga tingkat pemahaman materi oleh siswa sangat kurang diketahui oleh peneliti. Oleh karena itu untuk memperbaiki pembela–jaran, peneliti akan menerapkan metode penugasan.
Atas pertimbangan tersebut, maka yang peneliti jadikan fokus perbaikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan kompetensi dasar penyusun-an karangan di Kelas IV (Empat) SDN 1 Japah, Kecamatan Japah Kabupaten Blora adalah:
1. “Bagaimana cara menerapkan metode penugasan melalui pendekatan kete–rampilan proses untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam Peningkatan Iman melalui Pelajaran Aqidah?”
2. “Apakah melalui pendekatan keteram–pilan proses dengan metode penugas–an dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam Peningkatan Iman melalui Pelajaran Aqidah?”
Pemecahan Masalah
Sudah menjadi hal yang biasa jika siswa SD mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran suatu contoh pelajaran PAI. Hal ini kemungkinkan besar disebabkan karena banyaknya buku-buku pelajaran matematika ataupun guru-guru yang mengajarkannya tidak memperhati-kan dengan benar prinsip-prinsip kerja selama ini pula peneliti masih tetap menggunakan cara lama yang ternyata sangat membingungkan siswa. Metode yang peneliti pilih sering tidak sejalan dengan materi yang sedang dibahas saat itu.
Tujuan Penelitian
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran.
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih berzikir dan berdoa.
3. Dirancang untuk meningkatkan ke–mampuan siswa dalam menggunakan ejaan yang baik dan benar dalam Peningkatan Iman melalui Dzikir dan Berdo’a.
4. Menumbuhkan kemampuan siswa da–lam berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tertulis.
Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian tin–dakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, siswa, sekolah tempat penelitian dan bagi pembaca.
1. Manfaat PTK bagi peneliti dan guru yang lain adalah:
a. Memperbaiki pembelajaran yang dikelola di kelas.
b. Mengembangkan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan.
c. Dapat memotivasi siswa untuk belajar.
d. Dapat berkembang secara profe–sional.
e. Dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat.
2. Manfaat PTK bagi siswa adalah:
a. Meningkatkan perhatian siswa pada materi pelajaran
b. Menumbuhkan motivasi belajar yang kuat.
c. Timbulnya keaktifan siswa dalam belajar berkurangnya sikap apatis siswa dalam proses pembelajaran.
d. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Manfaat PTK bagi sekolah adalah:
a. Perbaikan proses dan prestasi hasil belajar.
b. Memberikan sumbangan yang positif bagi kemajuan sekolah.
c. Membantu dalam mencapai visi dan misi sekolah.
d. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan.
4. Manfaat PTK bagi pembaca atau peneliti lain adalah:
a. Untuk menambah wawasan para pembaca tentang masalah yang diteliti
b. Sebagai acuan, masukan maupun perbandingan untuk mengambil tindakan.
PEMBAHASAN
Pembelajaran Aqidah
Akidah (Bahasa Arab: اَلْعَقِيْدَةُ; transliterasi: Aqidah) dalam istilah Islam yang berarti iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu akidah.
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-‘aqdu (الْعَقْدُ) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (التَّوْثِيْقُ) yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (اْلإِحْكَامُ) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (الرَّبْطُ بِقُوَّةٍ) yang berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (termi-nologi): ‘akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ Salaf as-Shalih.
Pembagian akidah tauhid
Walaupun masalah qadha’ dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat Islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa menempuh jalan kebenaran dalam pemahaman dan pendapat. Menurut mereka qadha’ dan qadar adalah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini termasuk ke dalam salah satu di antara tiga macam tauhid menurut pembagian ulama:
§ Tauhid Al-Uluhiyyah,
Mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
§ Tauhid Ar-Rububiyyah,
Mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.
§ Tauhid Al-Asma’ was-Sifat,
Mengesakan Allah dalam asma dan sifat-Nya, artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah, dalam dzat, asma maupun sifat.
Pembelajaran Aqidah Melalui Pendekatan Keterampilan Proses
Menurut Gagne (1984: ) membaca didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway dalam Toeti Soekamto (1992: 27) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut.
a. belajar adalah perubahan tingkah laku;
b. perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan;
c. perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
Dalam sistem pendidikan kita (UU. No. 2 Tahun 1989), seorang guru tidak saja dituntut sebagai pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran tertentu tetapi juga harus dapat berperan sebagai pendidik. Davies mengatakan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-prinsip belajar, khususnyai prinsip berikut:
a. Apapun yang dipelajari siswa, maka siswalah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif;
b. Setiap mahasiswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampu-annya;
c. Seorang siswa akan belajar lebih baik apabila mempengoreh penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya terjadi
d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan mahasiswa akan membuat proses belajar lebih berarti; dan
Kiat Meningkatkan Keimanan
Bukan sesuatu yang samar bahwa keimanan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kerena iman adalah kewajiban yang paling pokok dan paling mulia. seluruh kebaikan dan kejelekan yang dirasakan oleh seseorang tergantung dari benar dan tidaknya keimanan orang itu.
Oleh sebab itu, sudah selayaknya bagi setiap insan yang beriman berusaha untuk meningkatkan keimanannya, dan menjaganya agar tidak turun atau berkurang.
Kreatifitas Peningkatan Keimanan Dalam Pembelajaran Aqidah Pada Siswa SD
Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang komplek yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Definisi kreatifitas dalam dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.
Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.
Metode Penugasan (Resitasi)
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IV SDN 1 Japah dengan kompetensi dasar menyusun karangan ini, peneliti menggunakan meto–de penugasan. Imansjah Alipandie (1984:91) dalam bukunya yang berjudul “Didaktik Metodik Pendidikan Umum” mengemukakan bahwa metode penugasan adalah cara untuk mengajarkan sesuatu diluar jam pelajaran. Pelaksanaanya bisa dirumah, diperpustakaan dan hasilnya dipertanggungjawabkan. Sumiati Side (1984:46) menyatakan bahwa pemberian tugas-tugas berupa PR mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.
Tampanya pemberian tugas kepada siswa untuk diselesaikan dirumah sangat cocok karena dengan tugas ini akan merangsang siswa untuk melakukan latihan-latihan atau mengulangi materi pelajaran yang baru di dapat disekolah atau sekaligus mencoba ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya serta membiasakan diri siswa untuk mengisi waktu luangnya di luar jam pelajaran. Dengan pemberian tugas ini juga dapat melatih diri siswa untuk mempertanggungjawabkan hasilnya. Dengan sendirinya telah berusaha memperdalam pemahaman serta pengertian tentang materi pelajaran. Teori Stimulus-Respon (S-R) mendukung dalam hal ini, yaitu:
PELAKSANAAN PERBAIKAN PENELITI–AN
Subjek Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Kelas IV semester II SDN 1 Japah Kecamatan Japah Kabupaten Blora tahun pelajaran 2014/ 2015.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan tanggal 27 Januari 2015 dan Siklus II dilaksanakan tanggal 3 Februari 2015.
3. Mata Pelajaran
Penelitian ini dilakukan pada waktu pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi pokok Peningkatan Iman melalui Pelajaran Aqidah Kelas IV semester II di SDN 1 Japah Kecamatan Japah Kabupaten Blora tahun pelajaran 2014/2015.
4. Kelas dan Karakteristik Siswa
Penelitian dilakukan di Kelas IV dimana jumlah siswa terdiri dari 17 siswa dengan perbandingan 10 putri dan 7 putra dengan karakteristik siswa mayoritas kehidupan dari kalangan Petani dengan tingkat kemampuan ekonomi rata-rata kurang mampu.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS–AN
Pra Siklus/Pembelajaran Awal
a. Hasil Belajar
Pelaksanaan pembelajaran pra siklus/pembelajaran awal siswa Kelas IV nilai rata-rata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat rendah khususnya khususnya dalam tentang membaca memindai dan informasi menggunakan alat peraga bentuk informasi pada kompetensi yang harus dikuasainya dan perlu daya ingat yang setia sehingga mampu menghafal dalam jangka waktu lama. Sebelum dilakukan tindakan guru memberi tes. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 17 siswa terdapat 12 siswa atau 71% yang baru mencapai ketuntasan minimal sedangkan 5 siswa atau 29% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang melibatkan tentang Peningkatan Iman melalui Pelajaran Aqidah yang meng-gunakan alat peraga bentuk informasi yang telah ditentukan yaitu 75 sedangkan hasil nilai pra siklus terdapat nilai tertinggi 80 terendah 60 rata-rata kelas 69,09.
Dari hasil tes Pra siklus, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 0 siswa atau 0%, sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 4 siswa atau (29%). Sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) 8 siswa atau (47%) sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) 5 siswa atau (29%) sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) 0 siswa atau (0%).
b. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatifitas siswa maupun gagasan yang muncul siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton.
Siklus 1
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I berupa hasil tes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penelitian terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut:
a. Hasil Belajar
Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A 1 siswa atau 6% , sedangkan yang mendapat nilai B siswa 13 (76 %) sedangkan yang mendapat nilai C 3 siswa (18%) yang mendapat nilai D 0 siswa (0%) sedangkan yang mendapat nilai E 0 siswa atau 0%.
Siklus 2
Dari pelaksanaan tindakan siklus II dapat di ketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 9 siswa (53%). Sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 8 siswa atau (47%) sedangkan yang mendapat nilai (C) adalah 0 siswa (0%) sedangkan yang mendapat nilai (D) adalah 0 siswa atau (0%) dan E tidak ada atau 0% sedangkan nilai rata-ratanya kelas adalah 81,76%.
Berdasarkan ketuntasan siswa dari sejumlah 17 siswa terdapat 17 siswa atau 100% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 90 nilai terendah 75 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 81,76.
Tabel 1. Analisis Peningkatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
PRA SIKLUS |
Siklus I |
Siklus I I |
|||||||||
Nilai rata- rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
Nilai rata- rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
Nilai rata-rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
|||
Tnts |
Blm |
Tnts |
Blm |
Tnts |
Blm |
||||||
69,09 |
5 |
12 |
29% |
75 |
14 |
3 |
73% |
81,76 |
17 |
0 |
100% |
Dari ketiga tabel dan grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil tes formatif siswa. Pra Siklus nilai rata-rata hanya 69,09 Siklus I mengalami peningkatan menjadi 75 dan Siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 81,76. Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari Pra Siklus hanya 29%, Siklus I menjadi 73%% dan Siklus II menjadi 100%. Ini menunjukkan bahwa setelah diadakan perbaikan pembelajaran siswa semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ini terbukti adanya peningkatan nilai hasil tes formatif, serta ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini dapat peneliti simpulkan bahwa:
1. Langkah peneliti dengan meningkatkan dan mengefktifkan komponen keterampilan bertanya yaitu dengan pemberian acuan, pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan serta dengan memotifasi siswa dengan pemberian penguatan dan pujian pada siswa yang menjawab pertanyaan ternyata dapat mengatasi kekurang-mampuan siswa dalam menjawab pertanyaan lisan.
2. Langkah peneliti dalam memasang bermacam-macam gambar di papan tulis dengan maksud untuk memancing ide, inspirasi atau gagasan siswa ternyata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun do’a dan dzikir.
Saran
Berdasarkan simpulan-simpulan diatas dapat disarankan:
1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan lisan maka seorang guru hendaknya meningkatkan dan mengefektifkan komponen keterampilan bertanya yaitu dengan pemberian acuan, pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan serta dengan memotifasi siswa dengan pemberian penguatan dan pujian pada siswa yang menjawab pertanyaan.
2. Untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun doa’ dan dzikir maka seorang guru dapat disarankan untuk memasang bermacam-macam gambar di papan tulis supaya dapat merangsang keluarnya ide, inspirasi atau gagasan siswa dalam pembelajaran penyusunan doa’ dan dzikir .
DAFTAR PUSTAKA
Gagne, 1984. Membaca didefinisikan sebagai suatu proses. www.apresiatif_membaca.co.id.
Toeti Soekamto, 1992. “Berbicara tentang membaca”. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Toeti, 1992. “Pembelajaran Proses Belajar”. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sistem Pendidikan Nasional. (UU. No. 2 Tahun 1989). “Motivasi Belajar”. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Yeti Mulyati, dkk. 2007. Keterampilan BerPendidikan Agama Islam. Jakarta. Universitas Terbuka.
Baris, 1983. “Pendekatan proses dalam menulis”, Jakarta. Universitas Terbuka.
Guilford, 2007. “Kreativitas Merupakan Kemampuan atau Kecakapan”. Jakarta. Universtas Terbuka.
Imansjah Alipandie, 1984, “Didaktik Metodik Pendidikan Umum”. Jakarta, Universitas Terbuka.
Sumiati Side, 1984, “Prinsip utama belajar adalah pengulangan”. Universitas Terbuka. Jakarta.
Sri Anitah Wiryawan; 1990. “Cara tepat untuk menyesuaikan tugas dan memperkaya pengalaman disekolah melalui kegiatan diluar kelas”. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Sudirman, 1992, “Ilmu Pendidikan”. Jakarta. Universitas Terbuka.