UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA EKSPRESIF MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF KIDS’N KIT

PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI 2 PURWOSUMAN SEMESTER II TAHUN AJARAN 2018/2019

 

Sri Widadi

TK Pertiwi 2 Purwosuman

 

ABSTRAK

 Penelitian ini bertujuan untuk (1) Meningkatkan kemampuan bahasa ekpresif anak Kelompok B TK Pertiwi 2 Purwosuman semester II tahun ajaran 2018/2019 melalui APE Kids’n Kit, (2) Mengetahui bagaimana penerapan peningkatan kemampuan bahasa ekspresif anak Kelompok B TK Pertiwi 2 Purwosuman semester II tahun ajaran 2018/2019 melalui Alat Permainan Edukatif (APE) Kids’n Kit. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan bahasa ekspresif anak TK Pertiwi 2 Purwosuman Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Semester II Tahun 2018/2019. Pertama identifikasi masalah dan mengumpulkan data. Semua data dan informasi yang didapat merupakan pengamatan sehari-hari. Kemudian diadakan tindakan perbaikan siklus 1, lalu di observasi dan direfleksi, kemudian melakukan perbaikan siklus 2. Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat disimpulkan bahwa melalui bermain dengan APE Kids’n Kit dapat meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak terutama dalam hal anak dapat mendengarkan guru bahasa ekspresif, menyebutkan tokoh dalam cerita, dapat mengetahui isi cerita guru, dapat menceritakan kembali cerita yang didengar. Pada pra siklus keberhasilan pembelajaran baru mencapai 20%, siklus pertama keberhasilan pembelajaran mencapai 60% kemudian pada siklus kedua meningkat menjadi 80%.

Kata Kunci: kemampuan bahasa ekspresif, APE Kids’n Kit, anak TK

 

PENDAHULUAN

Pendidikan di taman kanak-kanak mengembangkan segala aspek perkembangan anak. Diantara aspek perkembangan itu adalah kemampuan nilai agama dan moral, kemampuan bahasa, kemampuan fisik motorik, kemampuan bahasa, dan kemampuan sosial emosional, serta kemampuan seni yang diintegrasikan dengan aspek kemampuan lainnya. Kemampuan bahasa sangat penting bagi anak karena akan mempengaruhi perkembangan aspek yang lainnya. Pengembangan kemampuan bahasa dilakukan dengan berbagai media, metode, kegiatan, dan eksplorasi pengalaman anak.

Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi baik lisan maupun isyarat yang didasarkan pada sebuah sistem simbol. Bahasa terdiri dari kata-kata yang dipergunakan oleh masyarakat (perbendaharaan kata) dan aturan aturan untuk memfariasikan dan mengkombinasikan kata-kata tersebut (Tata bahasa dan sintaksis). Semua bahasa manusia mempunyai karakteristik yang umum. Karakteristik tersebut meliputi ganarativitas yang tidak terbatas adalah kemampuan untuk menghasilkan kalimat bermakna yang tidak terbatas jumlahnya. dengan menggunakan serangkaian kata-kata dan aturan yang tak terbatas.

Mengembangkan kemampuan bahasa ekspresif merupakan hal penting, anak belajar mengungkapkan bahasa, bercerita, mengekspresikan keinginannya, bertanya, berkomunikasi, memperbanyak kosakata yang dikuasai dan sebagainya. Hal ini perlu dirangsang dan dikembangkan saat anak memasuki masa pekanya, karena pada masa ini anak sangat mudah belajar dan pembelajaran akan bermakna bagi anak apabila pembelajaran itu menyenangkan bagi anak.

Anak–anak TK Pertiwi 2 Purwosuman sebagian besar belum berkembang dengan baik kemampuan bahasa ekspresifnya. Anak kurang aktif bicara, bertanya, bercerita dan mengungkapkan keinginannya. Diantara 18 murid hanya 6 anak yang sudah bisa aktif berbahasa ekspresif atau sekitar 33,3% saja. Hail ini belum sesuai harapan hasil pembelajaran yang ingin dicapai. Guru mengharapka minimal 80% anak sudah berkembang sesuai harapan (BSH) dalam kemampuan bahasa ekspresif. Maka dari itu guru mengusahakan merangsang anak untuk mengembangkan kemampuan bahasa ekspresifnya dengan bermain Alat Permainan Edukatif (APE) Kids N’ Kit. Kids N’ Kit merupakan seperangkat alat permainan edukatif bagi anak pra sekolah untuk mengembangkan kemampuan bahasa, bahasa ekspresif, sosial emosional dan fisik motorik halus.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah melalui APE Kid’s N Kit dapat meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak Kelompok B TKPertiwi 2 Purwosuman? (2) Bagaimanakah proses peningkatan bahasa ekspresif anak Kelompok B TK Pertiwi 2 Purwosuman Melalui APE Kid’s N Kit?

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak Kelompok B TK Pertiwi 2 Purwosuman melalui APE Kid’s N Kit. (2) Mengetahui bagaimana proses peningkatan kemampuan bahasa ekspresif anak melalui APE Kid’s N Kit.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Kemampuan Bahasa Ekspresif

Menurut Shaley dalam Irina V. Skolova (2008:142) bahwa kemampuan adalah pengetahuan mengenai area yang di dalamnya seorang individu bekerja dan memerlukan ketrampilan untuk memproses informasi secara kreatif dalam menghasilkan berbagai respon yang baru dan sesuai. Dengan bahasa yang lebih sederhana kemampuan adalah pengetahuan seseorang mengenai suatu subyek sebelum mereka memunculkan gagasan baru mengenai subyek tersebut.

Menurut Yetti Mulyati (2009:2.3) bahasa adalah kumpulan bunyi – bunyi yang bermakna yang diujarkan dengan tujuan mengungkapkan pikiran. Dari hal ini dapat diturunkan hakikat bahasa adalah bunyi ujar (lisan) yang berujud lambang, bahasa memiliki sistem bunyi – bunyi bahasa yang diujarkan disusun berdasarkan ketentuan ketentuan yang dibuat oleh sekelompok masyarakat pengguna bahasa tersebut.

Menurut Agung Triharso (2013:116) kemampuan bahasa dan merangkai kata termasuk kecerdasan linguistik dapat dilihat dari kepekaan akan makna dan urutan kataserta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk menyatakan dan membuat arti yang kompleks.

Kemampuan Bahasa pada anak usia dini dibagi menjadi 3 yaitu mengungkapkan bahasa (bahasa ekspresif), menerima bahasa (bahasa reseptif) dan keaksaraan. Pengembangan kemampuan bahasa ekspresif diantaranya pada anak usia 5-6 tahun menurut Permendikbud no. 137 tahun 2014 yaitu:1) Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, 2) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama, 3) Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung 4) Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat keterangan), 5)Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain 6) Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan dan 7) Menunjukkkan pemahaman konsep – konsep dalam buku cerita.

Fungsi Bahasa

Soemarsono dalam Yetti Mulyati (2009: 2.14) mengungkapkan fungsi bahasa menurut beberapa ahli sebagai berikut: (1) Ariestoteles (2004: 58) menyatakan bahasa adalah alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan manusia. (2) Karl Raemid Popper mengemukakan 4 fungsi bahasa yaitu: (a) Fungsi ekspresif yaitu Fungsi untuk mengungkapkan atau menyatakan diri. (b) Fungsi Sinyal yaitu fungsi mereaksi, menjawab, atau memberi tanggapan (c) Fungsi deskriptif yaitu fungsi yang mencakuap kedua fungsi diatas hanya caranya memberi gambaran atau mendiskripsikan secara rinci apa-apa yang akan disampaikan. (d) Fungsi argumentasi yaitu fungsi bahasa dalam memberikan alasan atau argumen. (3) Karl Buhr seorang sarjana Jerman membedakan 3 fungsi bahasa (a) Appel yaitu fungsi memerintah (b) Ausdruch yaitu fungsi untuk mengungkapkan suasana hati. (c) Darstellung yaitu fungsi yang mengacu obyek tertentu yang berada di luar diri penutur.

Peranan Bahasa Bagi Anak

Menurut Wardani dan Asmawulan (2011:88) peranan bahasa bagi anak usia dini dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Bahasa sebagai sarana berpikir. (2) Bahasa sebagai sarana untuk mendengarkan. (3) Bahasa sebagai sarana untuk melakukan kegiatan berbicara. (4) Setelah anak memasuki sekolah bahasa mempunyai peranan untuk membaca dan menulis. Hal ini mempunyai paranan sangat penting dalam belajar kemampuan yang lainnya baik Moral agama, kognitif, fisik motorik maupun sosial emosional.

Alat Permainan Edukatif (APE)

Menurut Andang Ismail, (2012: 141) alat bermain adalah segala sarana yang bisa merangsang segala aktivitasyang membuat anak senang. Sedangkan alat permainan edukatif yaitu alat bermain yang dapat meningkatkan fungsi menghibur dan fungsi mendidik. Artinya alat permainan edukatif adalah sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern maupun maupun menggunakan teknologi sederhana bahkan bersifat tradisional. Alat permainan edukatif juga merupakan alat yang dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anak tentang sesuatu.

Alat permainan edukatif (APE) adalah alat yang digunakan oleh anak untuk bermain sambil belajar artinya alat dan bermain itu sendiri merupakan sarana belajar yang menyenangkan. Anak tidak akan bosan-bosan bermain, di samping itu dengan bermain akan membawa anak kepada pengalaman yang positif dalam segala aspek, seperti aspek pengembangan keimanan dan ketakwaan, daya pikir, daya cipta, kemampuan olah tubuh (jasmani).

Menurut Ki Hajar Dewantoro, dalam D Wijana Widarmi Dkk, (2008:2.25) bahwa di dalam kehidupan anak-anak permainan mempunyai kedudukan penting. Selama anak-anak tidak tidur dan tidak melakukan suatu pekerjaan maka ia sedang bermain. Dengan kata lain permainan mengisi sepenuhnya kehidupan anak-anak dari bangun tidur sampai mereka tidur lagi. Sedangkan menurut Mayke Tejasaputra, (2001:54) alat permainan yang tersedia untuk anak akan manentukan jenis bermainnya, apakah anak lebih sering melakukan kegiatan bermain aktif dan pasif. Bila fasilitas bermain yang tersedia untuk bermain aktif tidak banyak, otomatis anak akan melakukan kegiatan pasif.

Menurut Ismail (2012:113) manfaat alat permainan yaitu: (1) Dapat melatih Konsentrasi anak (2) Mengajar dengan lebih cepat (3) Dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu (4) Dapat mengatasi permasalahan keterbatasan tempat (5) Dapat mengatasi permasalahan keterbatasan bahasa (6) Dapat membangkitkan Emosi manusia (7) Dapat menambah daya Pengertian (8) Dapat menambah ingatan anak (9) Dapat menambah kesegaran dalam mengajar

Kids’n Kit

Kids’n Kit adalah alat permainan yang memperkenalkan dan memberikan pembelajaran karakter pada anak usia dini dan menunjang pencapaian perkembangan dalam lingkup agama dan moral, motorik halus, bercerita, bahasa, dan sosial emosional. (CV. Wiyata:2012)

Komponen Kids’n Kit terdiri dari: (1) Landasan (Smart Locker untuk menyimpan alat meronce, (2)Stick Holder, tempat memasang stick dan tali, (3) Card Holder untuk meletakkan poster, kartu proses dan kartu soal, (4) poster (ada 15), (5) Kartu Proses: kartu yang disusun berurutan sesuai proses., Manik:untuk membilang sesuai jumlah gambar/bentuk/warna, (6) Stick: untuk memasang/meronce manik-manik, (7)Tali: untuk memasang/meronce manik-manik, (8) Buku Cerita: berisi cerita sesuai gambar poster menurut tema/judul poster.

Cara mengoperasikan Kids’n kit yaitu pertama guru mengajak anak untuk memasang Poster pada Card Holder, letakkan Kartu soal pada Card holder kartu soal dengan tema yang sama dengan tema poster. Kemudian guru membacakan cerita sesuai dengan poster yang dipasang. Pada saat guru bercerita guru memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya, berkomentar, menjawab pertanyaan guru dan boleh menceritakan kembali gambar yang dipasang dan membaca buku cerita sesuai temanya.

Kerangka Pikir

Berdasarkan penelitian yang diperoleh mengembangkan kemampuan bahasa ekspresif memerlukan berbagai kegiatan, alat peraga atau media kreatif sehingga memperoleh kemampuan bahasa ekspresif yang maksimal, misalnya dengan menggunakan APE Kid’s N Kit untuk anak. Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut: pada pembelajaran bahasa sebelum menggunakan APE Kid’s N Kit, kemampuan bahasa ekspresif masih rendah, setelah menggunakan APE Kid’s N Kit, kemampuan bahasa ekspresif jadi meningkat.

 

 

Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut dapat dirumuskan hipotesa tindakan: Dengan Kegiatan pembelajaran melalui Alat Peraga Edukatif (APE) Kid’s N Kit dapat meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak di TK Pertiwi 2 Purwosuman Tahun Pelajaran 2018/2019. Melalui APE Kid’s N Kit dapat meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif: 1) Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, 2) Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung 3) Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat keterangan), dan 4) Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.

METODE PENELITIAN

Teknik Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan bahasa ekspresif anak TK Pertiwi 2 Purwosuman Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Tahun 2018/2019.

Latar Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok B TK Pertiwi 2 Purwosuman Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen yang terletak di Dukuh Pengan, Desa Purwosuman, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen.

Waktu Penelitian

Penelitian di TK Pertiwi Pertiwi 2 Purwosuman pada bulan Januari 2019 sampai dengan Juni 2019.

Subjek Penelitian

Subyek penelitian ditetapkan pada anak Kelompok B TK Pertiwi 2 Purwosuman Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen dengan jumlah anak 20, terdiri dari 9 anak laki-laki, 9 anak perempuan dengan 2 pendidik.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah anak didik, pendidik dan Kepala sekolah TK Pertiwi 2 Purwosuman. Sedangkan data yang dikaji yaitu:

Daftar Hadir Guru, Daftar Hadir Anak Didik, Buku Kurikulum TK, RPPH dan Buku penilaian.

 Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan prosedur kerja dari Hopkins yang diungkapkan kembali oleh Hartono (2011:38) menggambarkan penelitian tindakan sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Prosedur ini dapat dilaksanakan dalam beberapa siklus, sampai ada peningkatan hasil yang siknifikan dan sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Apabila belum mencapai indikator keberhasilan dapat dilaksanakan lagi dengan siklus kedua atau seterusnya berikutnya.

Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data

Pengamatan/Observasi

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Berdasarkan keterlibatan peneliti dalam penelitian tindakan ini, maka jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan. Dalam observasi partisipan, pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka.

Wawancara

Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau diskusi dilakukan antara peneliti dan guru. Wawancara atau diskusi dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran bahasa ekspresif anak.

Kajian dokumen

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada, seperti Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang dibuat guru, buku atau materi pelajaran, hasil unjuk kerja, dan buku penilaian yang dibuat guru.

Keabsahan Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya/keabsahannya sehingga data tersebut dapat dipertanggung-jawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik simpulan. Digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain adalah triangulasi dan review informan kunci.

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksanaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Lexy J. Moleong, 2002: 178). Teknik triangulasi yang digunakan antara lain berupa triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus.

Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, kesulitan anak dalam konsep membilang, berhitung dan menjumlah berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoretis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan selanjutnya.

Indikator Kinerja

Dalam penelitian diperlukan indikator keberhasilan kinerja yang menjadikan tolok ukur keberhasilan penelitian. Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan penelitian.

Anak dikatakan tuntas apabila memenuhi penilaian BSB dan BSH dengan prosentase 80%. Untuk mengetahui prosentase ketuntasan pada hasil belajar anak adalah:

Rumus P=n/N x 100%

Keterangan:

P        : Prosentase yang dicari

n        : Jumlah nilai tuntas/tidak tuntas

N       : Jumlah anak

100% : Angka konstan (100)

 

 

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Deskripsi Kondisi Pra Siklus

Sebelum diberikan tindakan penelitian, dilakukan pengamatan terhadap kemampuan bahasa ekspresif, anak–anak diberikan kegiatan pengembangan bahasa ekspresif dengan berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap, tanya jawab tentang cerita yang didengar, dan menceritakan kembali.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti merasa perlu melakukan perbaikan untuk meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak pada saat kegiatan pembelajaran, karena pada prosentase indikator keberhasilan kemampuan bahasa ekspresif baru 33,3%, belum tuntas 66,7%. Pelaksanaannya disepakati pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis tanggal 12, 13, dan 14 Maret 2019.

Diskripsi Siklus I

Pada siklus I, peneliti melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refkeksi pembelajaran bahasa ekspresif dengan APE Kid’s N Kit. Dari observasi siklus I hari kesatu diperoleh hasil antara lain: 1) Anak cukup mampu menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, 2) Anak cukup mampu berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata 3) Anak belum mampu menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap, 4)Anak belum mampu melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan. Berdasarkan hasil observasi, pada siklus I hari kesatu, ketuntasan pembelajaran baru 39%, dan belum tuntas 61%.Peneliti merasa perlu melakukan perbaikan lagi untuk meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak melalui APE Kid’s N kit karena pada prosentase indikator keberhasilan kemampuan bahasa ekspresif anak belum sesuai dengan indikator yang ditetapkan yaitu 80%. Berdasarkan hasil tersebut penelitian ini dikatakan belum berhasil sehingga perlu diadakan perbaikan pada hari berikutnya yang disepakati pada hari Rabu tanggal 13 Maret 2019.

Pada Siklus I hari kedua ketuntasan pembelajaran meningkat menjadi 50% atau 9 anak danbelum tuntas 50% atau 9 anak. Berdasarkan hasil tersebut penelitian ini dikatakan belum berhasil sehingga perlu diadakan perbaikan pada hari berikutnya yang disepakati pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2019.

Pada Siklus I hari ketiga ketuntasan pembelajaran meningkat menjadi 61% atau 11 anak dan belum tuntas 39% atau 7 anak. Berdasarkan hasil tersebut penelitian ini dikatakan belum berhasil sehingga perlu diadakan perbaikan pada Siklus II.

Dari hasil observasi pada kegiatan bermain APE Kid’s N Kit pada siklus I belum cukup maksimal, perlu dikembangkan baik dari media, cara dan kegiatan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dari siklus I hari ketiga diperoleh hasil antara lain: 1) Anak mampu menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, 2) Anak mampu berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata 3) Anak cukup mampu menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap, 4) Anak belum mampu melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.

Berdasarkan hasil tersebut penelitian ini dikatakan belum berhasil sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya yang disepakati pada hari hari Selasa sampai Kamis tanggal 19 sampai 21 Maret 2019.

Diskripsi Siklus II

Pada siklus II, peneliti melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pembelajaran bahasa ekspresif dengan APE Kid’s N Kit. Guru mengobservasi kegiatan anak dalam bermain dan mengganti anggota kelompok bermain anak agar bisa saling kerjasama apakah anak merasa senang dan tertarik ataukah masih pasif saja. Penulis melakukan observasi terhadap kegiatan anak dalam bermain dengan Kid’s N Kit. Observasi dilakukan mulai dari awal pembelajaran sampai pada penilaian kegiatan anak. Setelah diadakan observasi diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Anak mampu menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, 2) Anak mampu berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata 3) Anak mampu menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap, 4) Anak cukup mampu melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan, 5) Anak dapat mengetahui isi cerita dalam poster Kid’s N Kit.

Hal tersebut terlihat dari hasil observasi kemampuan bahasa ekspresif anak yang meningkat dari siklus I yang tuntas hanya 61% setelah diadakan perbaikan pada siklus II Hari ke-1 menjadi 72% atau 13 anak, belum tuntas 28% atau 5 anak.

Pada hari kedua hasil observasi kemampuan bahasa ekspresif anak yang meningkat dari siklus II hari ke-1 yang tuntas hanya 72% setelah diadakan perbaikan pada siklus II Hari ke-2 menjadi 77,8% atau 14 anak, belum tuntas 22,2% atau 4 anak.

Pada hari kedua hasil observasi kemampuan bahasa ekspresif anak yang meningkat dari siklus II hari ke-2 yang tuntas hanya 77,8% setelah diadakan perbaikan pada siklus II Hari ke-3 menjadi 89% atau 16 anak, belum tuntas 11% atau 2 anak.

Berdasarkan tabel observasi diatas, kemampuan bahasa ekspresif anak sudah meningkat dibandingkan dengan keadaan pada pra siklus dan siklus I. Hal tersebut terlihat dari hasil ketuntasan anak yang pada pra siklus hanya 33,3% meningkat menjadi 61% pada siklus I, kemudian diadakan perbaikan lagi pada siklus II hari ke-1 hasilnya meningkat menjadi 72%, pada hari ke-2 meningkat menjadi 77,8% dan pada hari ke-3 meningkat menjadi 89% atau 16 anak. Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak melalui APE Kid’s N Kit meningkat sudah berhasil karena telah memenuhi syarat ketuntasan yaitu 80%. Sehingga tidak perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.

Pembahasan

Siklus I

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I, peneliti mengambil langkah awal dengan melakukan apersepsi yang sesuai dengan kegiatan bermain menggunakan APE Kid’s N Kit. Pada akhir kegiatan peneliti melakukan evaluasi dan hasilnya sudah ada peningkatan kemampuan bahasa ekspresif anak dibandingkan hasil kegiatan pada pra siklus. Namun peningkatan ini belum signifikan karena anak belum dapat menggunakan APE Kid’s N Kit sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari indikator ketuntasan pada pra siklus yang hanya 33,3% atau 6 anak, setelah diadakan perbaikan pada siklus I hari ke-1 prosentase keberhasilan kemampuan bahasa ekspresif anak 39% hari ke-2, 50% dan hari ke-3 meningkat menjadi 61%, tetapi belum memenuhi syarat ketuntasan yaitu 80%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak melalui bermain APE Kid’s N Kit pada siklus I berdasarkan indikator ketuntasan 80% dinyatakan belum berhasil dan harus dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada siklus II setelah melakukan apersepsi yang sesuai dengan materi pembelajaran, kegiatan bermain menggunakan APE Kid’s N Kit dilakukan dengan menambah APE Kid’s N Kit satu unit lagi agar anak lebih punya kesempatan bermain APE Kid’s N Kit. Setelah peneliti mengadakan evaluasi hasil kegiatan terdapat peningkatan yang signifikan. Pada siklus II hari ke-1 ketuntasan pembelajarn bahasa ekspresif 72%, hari ke-2, 77,8% dan hari ke-3 meningkat menjadi 89%. Pada siklus II ini ini hasil pembelajaran yang diperoleh sudah optimal dan sudah sesuai dengan indikator ketuntasan yang ditetapkan.

Hal ini dapat dilihat pada prosentase indikator keberhasilan pada siklus II sudah mencapai 89%, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam upaya meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak melalui APE Kid’s N Kit pada siklus II berdasarkan indikator ketuntasan 80% bisa dikatakan sesuai harapan dan penelitian dikatakan berhasil dan berhenti pada siklus ini.

 

 

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Melalui bermain dengan APE Kid’s N Kit dapat meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak terutama dalam 1) menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, 2) berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata 3) menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap, dan 4) melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan, 5) Anak dapat mengetahui isi cerita dalam poster Kid’s N Kit. Pada pra siklus keberhasilan pembelajaran hanya 33,3% atau 6 anak, kemudian pada siklus pertama keberhasilan pembelajaran mencapai 61% atau 11 dan pada siklus kedua meningkat menjadi 89% atau 16 anak.

Saran

Bagi Guru TK

  1. Guru hendaknya mengetahui dan dapat memberikan solusi pada masalah yang timbul dalam pembelajaran bahasa ekspresif.
  2. Guru hendaknya meningkatkan kinerjanya dalam mendidik agar semua kompetensi anak didik dapat tercapai dengan baik.
  3. Guru hendaknya memberikan kegiatan pembelajaran yang kreatif, inovatif, menarik, menyenangkan dan bervariasi.
  4. Guru hendaknya meningkatkan profesionalitasnya dengan mengadakan penelitian tindakan kelas.

Bagi Sekolah

  1. Sekolah hendaknya menjadi tempat yang menarik dan menyenangkan bagi anak dalam berbagai kegiatan bermain sambil belajar maupun belajar seraya bermain.
  2. Sekolah hendaknya memberikan fasilitas APE yang dibutuhkan anak secara memadai untuk keberhasilan pendidikan.
  3. Sekolah supaya memberi kesempatan dan fasilitas pada guru untuk mengembangkan pendidikan dengan penelitian tindakan kelas

DAFTAR PUSTAKA

Agung Triharso (2013). Permainan Kreatif & Edukatif untuk Anak Usia Dini, Yogyakarta: Penerbit Andi.

Andang Ismail.(2012). Edecation Games, Yogyakarta: Pro-U Media

Asmawulan, Tri dan Wardani, Juwita Dwi (2011). Perkembangan Fisik Motorik dan Bahasa, Qinant Universitas Muhammadiyah Surakarta

Irina V. Sokolova (2008). Kepribadian anak. Sehatkah Kepribadian Anak Anda?. Jogjakarta:Penerbit Kata Hati.

Mayke S. Tedjasaputra (2001). Bermain, Mainan dan Permainan. PT Grasindo

Widarmi D. Wijana Dkk. (2008) Kurikulum Pendidikan anak Usia Dini. Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Terbuka

Yeti Mulyati, dkk, Bahasa Indonesia, (2009) Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Terbuka.

—————(2012). Kids’n Kit.Yogyakarta. CV Wiyata Cantya Pradipta