UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR TENIS MEJA MELALUI METODE DEMONTRASI DAN LATIHAN INTENSIF

SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SDN 3 BRABOWAN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Dekonanta Sigit Suwarno

SDN 3 Brabowan Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

ABSTRAKSI

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan gerak tubuh organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif,psikomotor dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional.Yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah (a) Peningkatan kemamuan belajar pendidikan jasmani bagi siswa dengan diterapkannya metode demontrasi dan latihan intensif tenes meja (b) Manfaat tenes meja terhadap motivasi kemampuan belajar siswa. Tujuan penelitian adalah (a) Meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar tenes meja siswa setelah diterapkannya metode tenes meja, (b) Motivasi belajar tenes meja diterapkan metode demomtrasi dan latihan intensif menggunakan penelitian tindakan (action research) yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan. Refleksi dan sasaran penelitian siswa kelas IV data diperoleh berupa hasil ,observasi,pengamatan hasil tes praktik. Dari hasil analisa didapat bahwa kemampuan belajar tenes meja siswa mengalami peningkatakan dari 18 siswa pada pra siklus yaitu Nilai B ,8 siswa (44%) , pada siklus I nilai 3 siswa(17%) nilai B nilai 7 siswa (39%) dan siklus II nilai A ,8 siswa (44%) dan nilai B yaitu 7 siswa ( 39%) untuk ranah psikomotror, dan untuk ranah afktif ada kemauan berlatih belajar tenes meja siswa termotivasi belajar berlatih siswa kelas IV semester I dalam pengembangan kegiatan berlatih.

Kata kunci: Tenes Meja Metode Demntrasidan Latihan Intensif.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani merupakan modal utama untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan jasmani, serta perkembangan yang seimbang.

Seiring dengan semangat untuk memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan jasmani memiliki peran nyata dalam mendidik generasi penerus bangsa yang sehat jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani maupun rohani merupakan modal awal yang sangat menentunkan dalam persaingan global yang ketat. Kemajuan suatu bangsa diukur dengan seberapa besar angka harapan hidup masyarakatnya, angka harapan hidup sangat dipengaruhi kualitas kesehatan yang dimiliki bangsa itu sendiri.

Pendidikan yang cenderung mengutamakan prestasi akademis semata tidak akan memberikan hasil maksimal pada perkembangan suatu bangsa. Selebihnya antara bidang akademis dan jasmani harus seimbang supaya memberikan kontribusi yang maksimal bagi bangsa dan negara. Jika dunia pendidikan masih mengabaikan akan pentingnya pendidikan jasmani tidak menutup kemungkinan kader penerus bangsa akan menjadi generasi yang sangat rapuh. Generasi unggul adalah generasi yang tahan uji dalam menghadapi setiap permasalahan yang dihadapi, baik secara fisik dan mental.

Olah raga tenes meja sekarang ini bukan olah raganya masyarakat kalangan atas saja atau di perkotaan tetapi hampir seluruh masyarakat gemar olah raga tenes meja,baik orang tua, remaja dan anak-anak,namun karena olah raga tenes meja belum adanya pembinaan yang yang lebih matang dan intensif sehingga hasil yng dicapai belum bisa diharapkan. Untuk menggali bakat dan meningkatkan cabang olah raga tenes meja maka kami memberiklan pelatian dan pembinaan secara teratur kepada peserta didik.karena olah raga tenes meja baru dilaksanakan maka prestasi belum nampak dalam pertandngan.Namun karena anak sanagat antosias dalam olah raga tenes meja, maka dalam waktu mendatang anak-anak setelah melaksanakan pelatihan intensif dan pembinaan secara perlahan akan berprestasi

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan maslaah sebagai berikut:

1. Apakah melalui metode demontrasi dan ltihan intensif dapat meningkatkan kemampuan belajar tenes meja siswa kelas IV semester I di SDN 3 Brabowan tahun pelajaran 2015/2016 ?

2 Apakah melalui metode demontrasi dan latihan intensif dan meningkatkan prestasi tenes meja siswa kelas IV semester I di SDN 3 Brabowan tahun pelajaran 2015/2016 ?

Tujuan Penelitian

1. Untuk menggali bakat yang dimiliki oleh siswa dan mencari bibit mengembangkan berbakat dan berminat siswa..

2. Mengetahui kemampuan belajar olahraga siswa setelah diterapkan metode demontrasi dan latihan intensif dalam tenes meja

3. Mengetahui motivasi siswa belajar tenes meja setelah diterapkan metode demontrasi dan latihan intensif bermain tenes meja

4. Untuk meningkatkan prestasi belajar tenes meja siswa yang secara umum di sekolah jarang dilaksanakan.

5. Untuk menumbuhkan motivasi yang kuat pada siswa , sehingga mau berlatih secara intensif untuk berprestasi.

Manfaat Penelitian

Guru sebagai pendidik mengharapkan agar siswa memiliki yang dapat:

1. Untuk mengembangkan bakat yang kemampuan dani kemauan yang dimiliki siswa untuk berlatih secara rutin.

2. Untuk melakukan latihan secara intensif dari kegiatan tenes meja yang akan bisa memupuk keahlian yang dimiliki.

3 Memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya berolah raga bisa menjaga kesehatan tubuh agar selalu sehat.

4. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran olah raga. yang ada di sekolah.

5. Untuk memupuk bakat yang dimiliki siswa dalam olah meja sehingga sekolah mempunyai siswa yang berpristasi untuk dikembangkan.

KAJIAN PUSTAKA

Sejarah Tenes meja

Tenes meja sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu di Asia. Kemudian dikembangkan dan dipopulerkan di Inggris. Pertama kali ada di Cina pada 5 abad sebelum masehi, dinamakan ti jian zi yang berarti memukul kumparan. Di Yunani dan India juga mengenal permainan, waktu itu permainan ini telah dimainkan menggunakan raket. Di Eropa permainan ini mulai masuk pada tahun 1600-an disebut shuttlecock atau jeu de volant.

Tentara inggris memperkenalkan permainan ini di negaranya pada awal abad 19.

Pada tahun 1873 bangsawan Inggris (Duke Of Beaufort) memperkenalkan permainan ini pada ke luarga kerajaan yang ada di wilayahnya di sebuah gedung yang bernama tenes meja, dan selanjutnya permainan ini dinamakan tenes meja hingga sekarang.

Penelitian adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2003:3). Sedangkan menurut Mukhlis (2003:5) Peneitian adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yan dilakukan. untuk memperbaiki/ meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannnya adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan gurj (Mukhlis, 2003:5).

Teknik dasar tenes meja

Untuk dapat bermain bulutangkis secara benar harus menguasai dasar-dasar olah raga tenes meja dengan baik. Teknik-tehnik dasar dalam bermain tenes meja antara lain, seorang pemain harus bisa memukul kok, baik dari atas maupun dari bawah. Jenis-jenis pukulan yang harus dikuasai adalah servis, lob, dropshot, smes, netting, underhand, dan drive. Kesemua jenis pukulan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan tehnik-tehnik yang benar.

Metode Latihan Ketrampilan (Drill Method)

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat, waktu dan Subjek Penelitian

Tempat Penelitian

Tempat penelitian di SDN 3 Brabowan karena peneliti bertugas sebagai guru di sekolah tersebut sehingga mudah dilaksanakan dan mencari data yang diperlukan.

SUBYEK / OBYEK PENELITIAN

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester I di SDN 3 Brabowan yang berjumlah 18 siswa terdiri dari laki-laki 12 siswa, dan siswa perempuan 6 siswa.dan obyek penelitian adalah meningkatkan pristasi belajar tenes meja.

PROSEDUR PENELITIAN

1) Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran.

2) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis, dan tes ketrampilan.

3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru

SUMBER DATA

Sumber data yang berasal dari siswa kelas IV di SDN 3 Brabowan,sumber data yang menyajikan keadaan diam dan bergerak. Sumber data diam seperti ruangan kelas, kelengkapan media. Sedangkan sumber data bergerak yaitu aktivitas guru dan siswa

METODE PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data kualitatif diambil melalui observasi dan dokumentasi. Sedangkan pengumpulan data kuantitatif diambil melalui tes.

Metode Observasi.

Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto. 2002: 133).

Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto. 2002: 206). dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. dokumen yang digunakan dalam penelitian

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto. 2002: 127). Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi belajar. Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini dikerjakan siswa secara individual setelah mempelajari suatu materi.

VALIDASI DATA

Peneliti berusaha melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian. mengikuti prosedur, kembali di uji keabsahan data yang dikumpulkan. Cara yang digunakan peneliti untuk memeriksa keabsahan data penelitian adalah menggunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi yang digunakan ada 3 (tiga) jenis yaitu trianggulasi metode, trianggulasi sumber, dan trianggulasi teori.

ANALISIS DATA

Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif siswa diukur dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan rerata atau mean dan dipaparkan dalam bentuk persentase.:(Poerwanti, 2008: 6-15)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis data Penelitian Persklus

Pra siklus

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari 18 siswa yang mendapat nilai A sejumlah 0% atau tidak ada, yang mendapat nilai B sebanyak 8 siswa ( 44%), nilai C sebanyak 7 siswa ( 39%) , nilai D sebanyak 3 siswa ( 17% ), nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50.

Siklus I

Dari hasil tes siklus I menunjukkan dari 18 siswa yang mencapai nilai A (baik sekali) adalah 3 siswa (17%), siswa yang mendapat nilai B (baik) 7 siswa (39%), siswa yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 5 siswa (27%) sedangkan siswa yang mendapat nilai D (kurang) 3 siswa (17%) dari 18 siswa.

Siklus II

Dapat diketahui dari 18 siswa yang mendapat nilai sangat baik (A) adalah 7 siswa (39%), yang mendapat nilai baik (B) adalah 8 siswa (44%) yang mendapat nilai cukup (C) adalah 3 siswa (17%) dari 18 siswa.

Pembahasan

Ketuntasan Hasil belajar siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran pertemuan terbimbing memiliki dampak positif dalam meningkatkan tenes meja. Hal ini dapat (ketuntasan belajar tenes meja dari pra siklus siklus I, dan siklus II untuk berlatih tenes meja yaitu sedangkan untuk ketrampilan yaitu pada pra siklus siklus I dan siklus II ketuntasan belajar tenes meja secara individu ada 3 siswa yang memperoleh nilai 70 belum mencapai ketuntasan.

Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran metode tenes meja paling dominan adalah belajar dengan sesama anggota kelompok, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antara siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

Berdasarkan analisis data aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode tenes meja dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran , menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik dalam prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahaan serta analisis yang telah dilakukan dapa disimpulkan sebagai berikut

1. Pembelajaran dengan metode pembelajaran tenes meja memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar tenes meja siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar tenes meja dalam setiap siklus, yaitu dari pra siklus siklus I siklus II

2. Penerapan metode demontrasi an latihan intensif berlatih tenes meja mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi siswa yang ditunjukkan dengna rata-rata siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan berlatih tenes meja sehingga mereka menjati termotivasi untuk berlatih.

Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh belajar tenes meja memberikan hasil yang optimal bagi siswa, disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan belajar tenes meja memerlukan persiapan yang cukup dari guru harus mampu menentukan waktu untuk berlatih tenes meja secara teratur dan disiplin waktu dalam melaksanakan latihan..

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan menambah waktu umtuk berlatih, dimana siswa nantinya dapat menemukan ketrampilan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu berlatih disiplin tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi , 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT. Rineksa Cipta

Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta; Erlangga

Husni, Agusta, dkk. 1987. Buku pintar Olahraga. Jakarta; CV Mawar Gempita

Muhajir, 1998, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Untuk SD/MI Kelas IV Jakarta; Erlangga

Slamet, S.R. 1994.Penjaskes 3. Jakarta; Tiga Serangkai

Suharno. 1986, Ilmu Kepelatihan Olah Raga Yogyakarta; IKIP Yogyakarta.

Syarifuddin, Aib. 1997, Penjaskes 1,2,3, Jakarta; PT. Gramedia Widiasmara Indonesia

Tim Abdi Guru.Penjaskes untuk SD kelas IV, Jakarta Penerbit Erlangga.

Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Edisi Keempat ) , ( 2002 ) , Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Rusli , Ibrahim , 2001 Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani. Jakara ; Dirjen Olahraga Depdiknas

, 2001, Pembelajaran Ketrampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar. Jakarta ; Dirjen Olahraga Depdiknas.