UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU KELAS V
Supermikdisko Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas V Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
dalam Mengelola Pembelajaran IPS
Niek Seta Hadiningsih
Pengawas Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
ABSTRAK
Rendahnya kualitas mutu pendidikan pada saat ini berkaitan erat dengan rendahnya sumber daya manusia guru di Indonesia. Rendahnya sumber daya manusia ini mengakibatkan rendahnya kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai guru. Salah satunya adalah menyusun perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, sehingga perlu adanya pembinaan atau supervisi. Tujuan dalam penelitian ini secara umum meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,sedangkan tujuan khusus adalah meningkatkan kemampuan guru kelas V Sekolah dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran IPS melalui supervisi akademik dialogis kolegial pada semester genap tahun Pelajaran 2015/2016. Sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakansekolah yang dirancang melalui 2 (dua) siklus, masing-masing siklus melalui tahapan perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), refleksi (reflecting). Hasil penelitian menunjukkan kondisi awal penilaian kemampuan guru kelas V dalam menyusun RPP masih rendah yaitu hanya mencapai 64,8%, kemudian setelah diberi tindakan dalam siklus pertama sudah ada peningkatan sebesar 70,6%. Hasil siklus kedua sebesar 92,8 %.Sedangkan dalam proses pembelajaran pada kondisi awal 63 %,pada siklus pertama terjadi peningkatan menjadi 67,1%,dan siklus kedua terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu 94 %. Dengan demikian, target yang diharapkan dalam penelitian ini sudah tercapai sesuai yang diharapkan karena terjadi peningkatan yang signifikan.
Kata kunci : Supermikdisko, Kemampuan Guru, Pembelajaran IPS
PENDAHULUAN
Pendidikan berperan sangat penting terhadap kemajuan suatu bangsa. Kualitas pendidikan akan meningkat apabila sumber daya manusia yang merupakan aset bagi bangsa secara terus menerus mau dan mampu mengembangkan dirinya. Kualitas pembelajaran guru di kelas sangat diperlukan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Guru merupakan tenaga pendidik yang memegang peranan penting dalam membangun suasana pendidikan dan pembelajaran yang menjadi dasar keberhasilan sebuah lembaga pendidikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan atau diinginkan masyarakat.Peran dan fungsi guru menjadi dominan dalam mencapai keberhasilan manajemen pendidikan secara keseluruhan dalam menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan dari pemangku kepentingan pendidikan.
Salah satu indikator profesionalitas bagi seorang guru untuk mendukung tugas pengajaranya dapat dilihat dari kemampuannya dalam menyusun RPP. Guru harus mampu menyusun RPP sendiri sesuai kondisi sekolah dan peserta didik. Dengan kemampuannya menyusun RPP sendiri yang sesuai dengan kondisi sekolah dan peserta didik diharapkan pelaksanaan pembelajaran guru di dalam kelas akan efektif dan efisien.
Namun kenyataan yang terjadi di lapangan selama ini masih jauh dari harapan,terlebih lagi dalam pembelajaran IPS.Pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran terpadu yang diberikan kepada siswa Sekolah dasar,menggunakan pendekatan interdisiplin,yang merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial.
Berdasarkan pemantauan dan wawancara menunjukkan bahwa guru mengalami kesulitan dalam mengelola pembelajarann IPS, karena keterbatasan kemampuan dalam membuat perencanaaan maupun dalam pelaksanaan pembelajaran.
Pada umumnya guru tidak membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sendiri, sebagian besar guru hanya mengkopi RPP contoh dari BSNP ,download dari internet atau dari teman KKG.
Dari hasil pemantauan ,diperoleh rata-rata hasil rencana pelaksanaan pembelajaran IPS untuk guru kelas V di Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo baru mencapai 60%,sedangkan dalam proses pembelajaran mencapai 63%. Dengan melihat kenyataan ini maka guru kelas V dipandang sangat perlu untuk mendapatkan perhatian khusus dari kepala sekolah maupun pengawas sekolah untuk dapat meningkatkan kompetensinya.
Pengawas sekolah adalah salah satu tenaga kependidikan yang keberadaannya sangat diharapkan oleh guru dalam rangka membantu dan membimbing guru ke arah tercapainya peningkatan kualitas pembelajaran guru. Kerjasama yang kooperatif antara pengawas sekolah dengan guru mutlak diperlukan, agar tujuan pendidikan di sekolah yang bersangkutan khususnya dan tujuan pendidikan di Kota Salatiga umumnya dapat terwujud dengan baik. Bagaimanapun juga hubungan yang sinergis dan kontinu antara pengawas dan guru sangat dibutuhkan,sehingga berbagai kegiatan dalam upaya memajukan prestasi peserta didik atau kemajuan sekolah dapat terlaksana.
Salah satu tugas pokok pengawas sekolah adalah melaksanakan supervisi pengajaran atau supervisi akademik.
Supervisi pengajaran didefinisikan sebagai sebuah proses berkelanjutan pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien, sedangkan menurut Glickman (1981), Supervisi pengajaran adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran. Inilah tujuan ideal dari supervisi pengajaran. Apabila konsep-konsep ideal tersebut dilaksanakan, maka dapat diharapkan kualitas pendidikan ke depan akan meningkat secara signifikan..
Untuk mengatasi masalah ini, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memberikan pembinaan atau supervisi dilanjutkan pelatihan dialogis kolegial dan pembinaan bagi para guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran agar dapat melaksanakan tugas pokoknya dengan penuh tanggung jawab. Dengan adanya upaya pemberdayaan guru melalui kegiatan supervisi akademik,yang dilanjutkan pelatihan dialogis kolegial diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan guru kelas V Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo dalam mengelola pembelajaran IPS pada semester gasal Tahun Pelajaran 2015/2016.
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi masalah yang muncul adalah;1)
Mengapa kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan proses pelaksanaan pembelajaran rendah? 2) Mengapa kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan proses pelaksanaan pembelajaran perlu ditingkatkan? 3)Faktor- faktor apa yang menyebabkan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan proses pelaksanaan pembelajan rendah? 4) Bagaimana caranya agar kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan proses pelaksanaan pembelajaran dapat meningkat? 5) Apa yang harus dilakukan pengawas sekolah agar kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan proses pelaksanaan pembelajaran dapat meningkat?
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,penelitian tindakan sekolah ini dibatasi pada “ Supervisi Akademik Dialogis Kolegial untuk meningkatkan kemampuan guru kelas V Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Salatiga dalam mengelola pambelajaran IPS” yang dilaksanakan pada semester genap Tahun pelajaran 2015/2016.
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut; 1) Apakah dengan supervisi akademik dialogis kolegial dapat meningkatkan kemampuan guru kelas V Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dalam mengelola pembelajaran IPS ? 2) Bagaimana peningkatan kemampuan guru kelas V Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS? 3) Bagaimana perubahan perilaku guru kelas V Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dalam mengelola Pembelajaran IPS ? 4) Bagaimana peningkatan kemampuan guru kelas V Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dalam melaksanakan proses pembelajaran setelah mengikuti supervisi akademik?
Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dengan tujuan umum meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,sedangkan tujuan khusus adalah meningkatkan kemampuan guru kelas IV Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPS melalui supervisi akademik dialogis kolegial pada semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016.
Pelaksanaan penelitian ini memberikan banyak manfaat, baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis..Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk pengembangan pengajaran pada kelas V Sekolah Dasar , khususnya pengembangan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Disamping itu ,penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Kemampuan Guru
Pengertian kemampuan adalah perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Danim 1994:12). Dalam konteks keguruan, kemampuan tersebut diterjemahkan sebagai “gambaran hakekat kualitatif dari perilaku guru yang nampak sangat berarti” (Wijaya 1992:7). Dengan demikian, suatu kemampuan dalam suatu profesi yang berbeda menuntut kemampuan yang berbeda-beda pula. Kemampuan dalam profesi keguruan akan diwujudkan pada kemampuan pengalaman dari kompetensi keguruan itu sendiri.
Hakikat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar/ KD. Setiap guru SD berkewajiban menyusun RPP yang sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendikbud No. 65 Tahun 2013 dan Permendiknas No. 41 tahun 2007). RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru memiliki kewenangan merancang menetapkan penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Pelatihan Dialogis Kolegial
Kualitas mengajar guru secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran siswa. Untuk itu perlu diadakan pembinaan tindak lanjut dan pelatihan dialogis kolegial dari pengawas antara lain melalui supervisi pengajaran. Gomes (1997:197) menjelaskan, “Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Kondisi idealnya, pelatihan harus dirancang untuk mewujudkan tujuan – tujuan organisasi, yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan perorangan.
Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling umum dan para pimpinan mendukung adanya pelatihan, karena melalui pelatihan para pekerja akan menjadi lebih trampil dan karenanya akan lebih produktif sekalipun manfaat -manfaat tersebut harus diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika pekerja sedang dilatih.” Menurut Schermerhorn (1999:323), pelatihan merupakan “Serangkaian aktivitas yang memberikan kesempatan untuk mendapatkan dan meningkatkan ketrampilan yang berkaitan dengan pekerjaan”. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia.
Dialogis adalah bersifat terbuka dan komunikatif,sedangkan kolegial bersifat akrab seperti teman sejawat. Dari pengertian tersebut maka yang dimaksud Pelatihan Dialogis Kolegial di sini adalah usaha meningkatkan mutu atau kemampuan guru yang dilakukan secara komunikatif dan akrab sebagai teman sejawat.
Supervisi Akademik
Supervisi Akademik atau pengajaran merupakan bagian dari supervisi pendidikan. Tujuan dari supervisi pembelajaran adalah peningkatan mutu pembelajaran melalui perbaikan mutu dan pembinaan terhadap profesionalisme guru.
Supervisi Akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Glickman ,2007).Supervisi Akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.Senada pendapat tersebut dikemukakan oleh Daresh,2001 yang menyatakan bahwa Supervisi Akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran IPS
Pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar.Melalui mata pelajaran Pengetahuan Sosial siswa diarahkan ,dibimbing,dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang efektif. Menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang efektif merupakan tantangan beratb,karena masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.Untuk itulah Pengetahuan sosial dirancang untuk membangun dan merefleksikan kemampuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berubah dan berkembang secara terus menerus.
Pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa ,fakta,konsep,dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. Pelajaran Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar meliputi dua bahan kajian pokok,yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan sosial mencakup lingkungan sosial,ilmu bumi,ekonomi, dan pemerintahan. Sedangkan bahan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa sekarang.
Kerangka Berpikir
Upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di SD wilayah binaan merupakan kebutuhan yang mendesak dan harus dilaksanakan. Guru kelas V Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo kenyatannya kurang mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)) sesuai dengan standar proses, mereka hanya mengcopy Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari contoh yang sudah ada ,misalnya download internet atau mengcopy dari teman KKG tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah masing-masing.
Banyak cara dan strategi yang bisa dilakukan, salah satu di antaranya melalui Supervisi Akademik berupa pembinaan dilanjutkan pelatihan dialogis kolegial untuk meningkatkan kemampuan guru kelas V Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil belajar.
Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kiranya perlu diberikan supervisi akademik berupa pembinaan dan pelatihan dialogis kolegial sehingga kemampuan guru meningkat. Jika kemampuan merencanakan pembelajaran IPS meningkat, maka dengan sendirinya pembelajaran mata pelajaran IPS akan berlangsung efektif, pencapaian kompetansi terwujud, prestasi belajar peserta didik meningkat. Pada akhirnya, kualitas pendidikan di tingkat sekolah meningkat pula.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas ,maka hipotesis tindakan yang dilakukan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah melalui supervisi akademik berupa pembinaan dan pelatihan dialogis kolegial diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru kelas V dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan dalam proses pembelajaran IPS di kelas V SD Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Salatiga pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan ,dimulai sejak bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2016,dengan pertimbangan bahwa berdasarkan identifikasi masalah yang dihadapi peneliti pada semester genap ini peserta didik benar-benar harus dipersiapkan dalam menghadapi ulangan kenaikan kelas.
Adapun kegiatan yang dilakukan dimulai pada awal Maret menyusun proposal ,pertengahan Maret menyiapkan instrumen yang diperlukan untuk penelitian,bulan April mengumpulkan data melalui kegiatan pembinaan dan pelatihan sampai dengan bulan Mei ,dilanjutkan menganalisis data dan membahas hasil penelitian , selanjutnya pada bulan Juni menyusun laporan hasil penelitian.
Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan di sekolah wilayah binaan yang berada di Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Gugus Diponegoro terdiri dari 9 Sekolah Dasar ,tetapi pada penelitian ini peneliti hanya mengambil 7 sekolah yang masih menggunakan kurikulum 2006. Adapun yang 2 sekolah diantaranya 1 sekolah menggunakan kurikulum 2013 dan sudah mendapat pendampingan tersendiri, sedangkan yang 1 sekolah merupakan sekolah swasta yang masih baru dan belum pernah mengikuti akreditasi.
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah guru kelas V di wilayah binaan peneliti yaitu gugus Diponegoro Kecamatan sidorejo Kota Salatiga sebanyak 7 orang yang mengajar kelas V di SDN Sidorejo Lor 04, SD N Sidorejo Lor 05, SDN Blotongan 01, SDN Blotongan 02, SDN Blotongan 03, SDN Bugel 01, SDN Bugel 02. Dari ketujuh guru tersebut terdiri dari 2 orang laki-laki dan 5 orang perempuan.
Sumber Data
Dalam penelitian tindakan sekolah ini sumber data diperoleh dari sumber data primer,yaitu guru kelas V SD di Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga berjumlah 7 orang,terdiri dari 2 laki-laki dan 5 perempuan. Dalam hal ini peneliti menggunakan sumber data berdasarkan hasil pengamatan. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari Kepala Sekolah. Pada sumber data sekunder ini peneliti menggunakan sumber data berdasarkan hasil wawancara.
Teknik dan Alat Pengumpul data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui dokumentasi, pengamatan,dan wawancara. Guru kelas V sebagai model berlatih menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan standar proses. Setelah tersusun RPP guru melaksanakan proses pembelajaran.
Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif,yaitu mendeskripsikan hasil penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru kelas V dan proses pembelajaran , kemudian dikomparasikan /dibandingkan antara hasil kondisi awal, setelah siklus 1 , dan hasil siklus 2 , selanjutnya dilakukan refleksi.
Indikator Kinerja
Adapun indikator kinerja yang ditetapkan berdasar target yang ingin dicapai adalah sebagai berikut; 1) Indikator untuk proses pembelajaran dibuat target untuk masing-masing aspek pembelajaran yang diamati ,sejauh mana perubahan yang terjadi dalam penggunaan media,metode,skenario pembelajaran. 2) Untuk penilaian sikap dengan kategori Amat baik, baik, cukup , kurang. 3) Indikator hasil penyusunan RPP dibuat target predikat baik dengan skor minimal 75 atau rata-rata 75 %..Apabila belum tercapai 75 %,maka perlu dilanjutkan ke siklus yang selanjutnya,sehingga benar-benar angka tersebut dapat dilampaui,mengingat angka 75 merupakan standar minimal yang harus dicapai,
Prosedur Tindakan
Penelitian Tindakan Pengawas Sekolah ini didesain dengan 2 (dua) siklus, yaitu siklus pertama dan siklus kedua, tiap-tiap siklus melalui tahapan perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), refleksi (reflecting).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Kondisi Awal
Pada kegiatan prasiklus para guru kelas V diberikan penjelasan mengenai serangkaian kegiatan penelitian tindakan sekolah yang berjudul “ Supermikdisko Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas V Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dalam Mengelola Pembelajaran IPS “ yang dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016 mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Kemudian guru kelas V diminta untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mata pelajaran IPS. Sebelum tindakan pada siklus I dilakukan penilaian terhadap kemampuan guru kelas V dalam menyusun RPP oleh pengawas sekolah dan hasilnya adalah seperti tabel 1.
Kemampuan Guru kelas V Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo di Kota Salatiga masih sangat rendah. Ini terbukti pada kondisi awal penilaian kemampuan guru pada mata pelajaran IPS dalam menyusun RPP masih rendah yaitu baru mencapai 64,8%. Kenyataan di lapangan bahwa masih banyak guru-guru kelas V Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo di Kota Salatiga belum mampu menyusun RPP sendiri.
Tabel 1. Data Awal Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP sebelum Tindakan
NO |
GURU |
SEKOLAH |
NILAI |
1 |
M 1 |
SD sidorejo Lor 04 Salatiga |
60 |
2 |
M 2 |
SDSidorejo Lor 05 Salatiga |
76 |
3 |
M 3 |
SD Blotongan 01 Salatiga |
70 |
4 |
M 4 |
SD Blotongan 02 Salatiga |
61 |
5 |
M 5 |
SD Blotongan 03 Salatiga |
65 |
6 |
M 6 |
SD Bugel 01 Salatiga |
60 |
7 |
M 7 |
SD Bugel 02 Salatiga |
62 |
Jumlah |
454 |
||
Nilai-rata |
64,8 |
Siklus Pertama
Hasil penelitian pada Siklus I dapat terlihat pada tabel berikut;
Tabel 2: Data Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP Siklus I
NO |
GURU |
SEKOLAH |
NILAI |
1 |
M 1 |
SD Sidorejo lor 04 Salatiga |
64 |
2 |
M 2 |
SD Sidorejo Lor 05 Salatiga |
86 |
3 |
M 3 |
SD Blotongan 01 Salatiga |
77 |
4 |
M 4 |
SD Blotongan 02 Salatiga |
66 |
5 |
M 5 |
SD Blotongan 03 Salatiga |
70 |
6 |
M 6 |
SD bugel 01 Salatiga |
61 |
7 |
M 7 |
SD Bugel 02 Salatiga |
70 |
Jumlah |
494 |
||
Nilai rata-rata |
70,6 |
Setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama terjadi perubahan peningkatan pada kemampuan menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran yaitu dari kondisi awal 64,8% menjadi 70,6% pada siklus I. Hal ini terjadi karena guru telah mendapatkan pembinaan dan pelatihan dari pengawas sekolah. Dengan meningkatnya kemampuan guru dalam menyusun rencama pelaksanaan pembelajaran, maka diharapkan kualitas pelaksanaan proses pembelajaran akan meningkat pula, sehingga diharapkan dapat mempengaruhi kualitas mutu pendidikan yang semakin baik.
Berikut ini data kemampuan Guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I yang dapat disajikan dalam tabel.
Tabel 3: Data Kemampuan Guru dalam pelaksanaan pembelajaran Siklus I
NO |
GURU |
SEKOLAH |
NILAI |
1 |
M 1 |
SD Sidorejo lor 04 Salatiga |
63 |
2 |
M 2 |
SD Sidorejo Lor 05 Salatiga |
79 |
3 |
M 3 |
SD Blotongan 01 Salatiga |
66 |
4 |
M 4 |
SD Blotongan 02 Salatiga |
65 |
5 |
M 5 |
SD Blotongan 03 Salatiga |
65 |
6 |
M 6 |
SD bugel 01 Salatiga |
66 |
7 |
M 7 |
SD Bugel 02 Salatiga |
66 |
Jumlah |
470 |
||
Nilai rata-rata |
67 |
Siklus Kedua
Hasil evaluasi kemampuan guru dalam menyusun Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menunjukkan peningkatan dari hasil siklus pertama. Hasil Penelitian pada Siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Data Kemampuan Guru Dalam Menyusun RPP Siklus 2
NO |
GURU |
SEKOLAH |
NILAI |
1 |
M 1 |
SD Sidorejo Lor 04 Salatiga |
95 |
2 |
M 2 |
SD Sidorejo Lor 05 Salatiga |
95 |
3 |
M 3 |
SD Blotongan 01 Salatiga |
91 |
4 |
M 4 |
SD Blotongan 02 Salatiga |
95 |
5 |
M 5 |
SD Blotongan 03 Salatiga |
89 |
6 |
M 6 |
SD Bugel 01Salatiga |
90 |
7 |
M 7 |
SD Bugel 02 Salatiga |
95 |
Jumlah |
650 |
||
Nilai-rata |
92,8 |
Pada siklus kedua terjadi peningkatan yaitu dari siklus pertama 70,6% menjadi 92,8% pada siklus kedua. Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dilakukan dengan cara memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang terjadi dari refleksi pertama. Dari hasil refleksi itulah guru kemudian berusaha memperbaiki dengan bimbingan pengawas, sehingga pada siklus kedua kegiatan berjalan semakin efektif dan hasilnya semakin optimal.
Data kemampuan Guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5. Data Kemampuan Guru dalam pelaksanaan pembelajaran Siklus II
NO |
GURU |
SEKOLAH |
NILAI |
1 |
M 1 |
SD Sidorejo lor 04 Salatiga |
96 |
2 |
M 2 |
SD Sidorejo Lor 05 Salatiga |
96 |
3 |
M 3 |
SD Blotongan 01 Salatiga |
91 |
4 |
M 4 |
SD Blotongan 02 Salatiga |
96 |
5 |
M 5 |
SD Blotongan 03 Salatiga |
90 |
6 |
M 6 |
SD bugel 01 Salatiga |
93 |
7 |
M 7 |
SD Bugel 02 Salatiga |
97 |
Jumlah |
659 |
||
Nilai rata-rata |
94 |
PEMBAHASAN
Pada siklus I perubahan tingkah laku guru dideskripsikan dalam lima karakter guru, yaitu berpikir positif, keingintahuan, keaktifan, semangat dan kreativitas. Pada siklus II perubahan tingkah laku guru dideskripsikan dalam enam karakter guru, yaitu berpikir positif, keingintahuan, keaktifan, semangat, kreatif dan percaya diri.
Tabel 6. Perubahan Tingkah Laku Guru
NO |
GURU |
SEKOLAH |
SIKLUS I |
SIKLUS II |
1 |
M 1 |
SD Sidorejo Lor 04 Salatiga |
Baik |
Amat baik |
2 |
M 2 |
SD Sidorejo Lor 05 Salatiga |
Baik |
Amat Baik |
3 |
M 3 |
SD Blotongan 01 Salatiga |
Baik |
Amat baik |
4 |
M 4 |
SD Blotongan 02 Salatiga |
Baik |
Amat baik |
5 |
M 5 |
SD Blotongan 03 Salatiga |
Baik |
Amat Baik |
6 |
M 6 |
SD Bugel 01 Salatiga |
Baik |
Amat Baik |
7 |
M 7 |
SD Bugel 02 Salatiga |
Baik |
Amat baik |
Pendapat yang diberikan oleh guru tentang pembinaan dan pelatihan dialogis kolegial penyusunan RPP sangat baik. Setiap guru yang disupervisi menyatakan bahwa kegiatan supervisi yang pada awalnya merupakan kegiatan yang menakutkan sekarang berubah menjadi kegiatan yang sangat bermanfaat bagi guru karena dapat merefleksikan setiap kegiatan yang dilakukan. Guru merasa senang karena dengan pembinaan dan pelatihan mereka dapat memahami kekurangannya ,sehingga dapat segera memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya.
Berdasarkan hasil analisis dari siklus I ke siklus II terlihat dari adanya peningkatan rata-rata dan kriteria kemampuan guru mengelola proses pembelajaran, baik dalam merencanakan proses pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, maupun kelengkapan administrasi. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Perbandingan Data Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II
No. |
Siklus |
Kemampuan guru merencanakan proses pembelajaran |
Kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran |
Performan Guru dalam Pembelajaran |
1 |
I |
70,6% (cukup) |
67,1% (cukup) |
69,7% (cukup) |
2 |
II |
92,8 % (Amat baik) |
94 % (Amat baik) |
96,7% (Amat baik) |
Pada siklus I kemampuan guru dalam merencanakan proses pembelajaran berada pada kategori cukup, dan berpengaruh pada kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena selama ini guru tidak menyusun sendiri RPP yang digunakan pedoman dalam pembelajaran. sehingga RPP yang disusun belum tentu sesuai dengan karakteristik siswa disekolah masing-masing.
Setelah diberikan tindakan supervisi yang lebih optimal lagi pada siklus II terlihat adanya peningkatan baik menyusun RPP, melaksanakan proses pembelajaran, maupun kelengkapan administrasi. Pada siklus II, guru diberikan penjelasan mengenai bagaimana menyusun RPP sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007, bagaimana melaksanakan proses pembelajaran yang baik, dan kelengkapan administrasi secara lebih mendalam. Setelah guru diberikan bimbingan secara lebih intensif , akhirnya guru mampu merencanakan proses pembelajaran yaitu menyusun RPP yang berorientasi pada Permendiknas no. 41. Tahun 2007 tentang standar proses, melaksanakan proses pembelajaran, dan melengkapi administrasi. Guru diberikan bimbingan berdasarkan kebutuhan guru tersebut.
Secara umum kegiatan pembinaan dengan tindak lanjut pelatihan dialogis kolegial tentang penyusunan RPP dapat meningkatkan mutu pembelajaran mata pelajaran IPS yang dapat dilihat dari meningkatnya kinerja guru kelas V Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam analisis data, peneliti dapat menyimpulkan hal-hal berikut: 1) Supervisi akademik dialogis kolegial yang dilakukan melalui pembinaan dan pelatihan dapat meningkatkan kemampuan guru kelas V Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dalam mengelola proses pembelajaran IPS,terbukti dengan adanya peningkatan dalam penyusunan RPP , pelaksanaan proses pembelajaran,maupun perubahan perilaku. 2) Ada peningkatan kemampuan guru kelas V dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada siklus I kemampuan guru dalam menyusun RPP adalah 70,6%, sedangkan pada siklus II kemampuan guru dalam menyusun RPP meningkat menjadi 92,8%. 3) Ada perubahan perilaku guru kelas V dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setelah mendapatkan pembinaan dan pelatihan. Pada siklus I perubahan tingkah laku karakter guru menjadi lima karakter, yaitu berpikir positif, keingintahuan, keaktifan, semangat, dan kreativitas. Adapun pada siklus II perubahan tingkah laku karakter guru menjadi enam karakter, yaitu berpikir positif, keingintahuan, keaktifan, semangat, kreativitas, dan percaya diri.4) Ada peningkatan yang signifikan kemampuan guru kelas V dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pada siklus I kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah 67,1 %,sedangkan pada siklus II mencapai 94
Rekomendasi
Rekomendasi ditujukan kepada;1) Kepala Disdikpora Kota Salatiga untuk mengalokasikan anggaran in service training berkelanjutan tentang pengelolaan proses pembelajaran bagi guru SD di Kota Salatiga. 2.) Kepada pengurus KKG Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga untuk meningkatkan kegiatan KKG sebagai wadah pembinaan profesional guru. 3) Kepala Sekolah Dasar untuk memberikan pembinaan kepada guru tentang pentingnya RPP bagi peningkatan kualitas pembelajaran.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:1.) Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah sebaiknya melaksanakan supervisi akademik secara periodik dan berkelanjutan agar kompetensi guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran agar proses pembelajaran dapat ditingkatkan. 2.) Guru-guru kelas V khususnya di SD Gugus Diponegoro Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga disarankan agar dalam menyusun RPP disesuaikan dengan kondisi sekolah, karakteristik peserta didik dan disesuaikan dengan standar proses.
DAFTAR PUSTAKA
Asri Budiningsih, C. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.
Glickman, Carl. D. 1981. Developmental Supervision: Alternative Practice for Helping Teacherss Improve Instruction. Alexandria: ASCD
Pidarta, A. 1996. Profesionalisme Guru. Yogyakarta: Kanisius.
Sahertian, P.A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Suhardjono & Supardi 2011. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: ANDI Offset.
Suryo Subroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Wijaya, H. ES dan Tabrani Rusyan. 1992. Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Nine Karya Jaya.