Upaya Meningkatkan Kemampuan Melalui Pemberian Bimbingan Berkelanjutan
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENYUSUN SILABUS BERBASIS KOMPETENSI
MELALUI PEMBERIAN BIMBINGAN BERKELANJUTAN
BAGI GURU SMP NEGERI 1 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Sumardi
SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun silabus melalui pemberian bimbingan yang berkelanjutan bagi guru SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2019.Tempat dilaksanakannya penelitian di SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo. Subjek penelitian yaitu guru mata pelajaran maupun guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Nguter baik guru kelas VII, VIII, maupun IX. Prosedur pada penelitian tindakan ini dengan menggunakan Metode Penelitian Tindakan Sekolah dengan dua siklus yang masing-masing siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Analisis data yang digunakan adalah diskriptif komparatif dengan cara membandingkan tabel kemampuan menyusun silabus. Dari penelitian yang telah dikaji didapatkan hasil penelitian bahwa pemberian pembimbingan yang berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan dalam menyusun silabus yang berbasis kompetensi bagi guru SMP di Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo dengan tingkat kemampuan menyusun secara rata-rata meningkat = 41, 72%, peningkatan kemampuan ini sangat signifikan.
Kata kunci: bimbingan berkelanjutan; kompetensi; silabus
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kompetensi Peneliti berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007. Salah satu kompetensinya adalah kompetensi Supervisi Akademik oleh Peneliti. Supervisi akademik yang dilakukan Peneliti antara lain adalah: (1) Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan pembelajaran kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis dan naluri kewirausahaan. (2) Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di sekolah berlandaskan stantar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. (3) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode/teknik pembelajaran/ bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa.
Kemampuan menyusun silabus yang relatif rendah oleh guru disebabkan minimnya keterlibatan guru dalam menyusun silabus. Penyusunan itu mayoritas dilakukan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran di tingkat Kabupaten. Selain itu, mereka cenderung masih menggantungkan pada MGMP Kabupaten. Mereka merasa kurang percaya diri. Selain itu, kekurangpahaman terhadap penyusunan Silabus tampak pada ketidaksesuaiaan dengan kondisi sekolah sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Oleh karena itu, MGMPS perlu diberdayakan dan diintensifkan agar para guru di bawah bimbingan Peneliti dapat melaksanakan sesuai dengan job deskripsi dan kondisi sekolah.
Rumusan Masalah
Dari permasalahan-permasalahan yang muncul, maka rumusan masalahnya adalah:
- Bagaimanakah proses pemberian bimbingan berkelanjutan bagi guru dalam menyusun silabus sesuai kurikulum di SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019?
- Bagaimanakah hasil dari proses pemberian bimbingan berkelanjutan bagi guru dalam menyusun silabus sesuai kurikulum di SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019?
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN
Landasan Teori
Kemampuan Menyusun Silabus Berbasis Kompetensi
Kemampuan
Kemampuan artinya menguasai, dalam kaitan ini kemampuan dapat diberi arti adanya tingkat penguasaan baik yang bersifat pengetahuan, pemahaman merupakan keterampilan dalam menyusun silabus.
Silabus
Langkah-langkah Pengembangan Silabus
- Komponen dalam Silabus, Identitas, Standart kompetensi ,Kode kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator, Materi Pembelajaran, Kegiatan pembelajaran, Penilaian, Alokasi waktu, Sumber belajar
- Kompetensi , kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten
- Bimbingan, Khususnya berkenaan tentang tugas untuk memantau, mensupervisi, menilai, membimbing terhadap penyelenggaraan pendidikan serta Jabatan Fungsional Peneliti memberikan bimbingan merupakan upaya Peneliti.
- Guru, pekerjaannya mengajar. Dalam bahasa Arab disebut Mualim. Dalam bahasa Inggris Teacher is a person whose accupation is teaching other (Mc. Leod, 1989).
Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Pada kondisi awal peneliti mengevaluasi:
- Peneliti belum melakukan pembimbingan berkelanjutan
- Dari sisi guru memiliki kemampuan menyusun silabus
Setelah mengetahui kondisi awal, maka diperlukan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Peneliti.
- Bimbingan yang dilakukan oleh Peneliti kepada guru secara klasikal, ini merupkan siklus I, pada pemberian bimbingan yang merupakan tindakan Peneliti meliputi:Perencanaan pembimbingan klasikal; Tindakan pembimbingan klasikal; Pengamatan pembimbingan klasikal; Refleksi pembimbingan klasikal
- Bimbingan yang dilakukan oleh Peneliti kepada guru secara kelompok. Pada pembimbingan kegiatan ini dilakukan:Perencanaan pembimbingan kelompok; Tindakan kepada guru dalam kegiatan pemberian bimbingan materi; Pada waktu melaksanakan tindakan perlu dilaksanakan observasi; Tindakan lanjutan refleksi
- Dari tindakan-tindakan yang dilakukan akan menghasilkan kondisi akhir.
- Kondisi akhir dapat diduga melalui pemberian bimbingan dapat meningkatkan kemampuan dalam menyusun silabus bagi guru SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang dibuat dapat digunakan: (1) Sebagai instrumen penguji kebenaran teori yang telah dipaparkan. (2) Dapat memberikan konstibusi dalam hal gagasan baik penyeimbang teori atau membangun teori tentang gejala-gejala yang dipelajari.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Tempat penelitian : SMP Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo
Alamat : Jln, Raya Nguter- Sukoharjo Km 4 Nguter di Sukoharjo
Subjek Penelitian
Subjek penelitian
- Guru kelas VII SMP Negeri 1 Nguter Sukoharjo
- Guru Kelas VIII SMP Negeri 1 Nguter Sukoharjo
- Guru kelas IX SMP Negeri 1 Nguter Sukoharjo
Sumber Data
Sumber data yang dihimpun dari guru baik guru kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX yang terdiri atas dokumen (1) guru kelas VII, VIII, dan IX yang membuat silabus maupun yang belum membuat silabus. (2) yang mengerjakan silabus setelah mengikuti pembimbingan. (3) yang membuat silabus setelah mengikuti pembimbingan.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting karena data guru menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu check/list. Dalam hal ini penulis membuat check list yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkap kemampuan dalam menyusun silabus. Check list ang isinya ada tiga puluh (30) pertanyaan dengan menggunakan skala 0 sampai dengan 4.
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan yaitu Deskriptif Comporatif yaitu dengan cara membandingkan tabel kemampuan menyusun silabus. Yang dibandingkan (1) Tabel kemampuan menyusun silabus pada kondisi awal; (2) dengan pembimbingan klasikal; (3) dengan pembimbingan secara kelompok.
Prosedur / Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan. Penelitian tindakan ini dengan menggunakan dua siklus yang dilakukan secara berkelanjutan.
Tahapan Siklus
Pada prosedur tindakan yang dikemas dalam siklus meliputi:
- Planning (perencanaan)
- Acting (Tindakan)
- Observing (Evaluasi)
- Reflecting (Tindak lanjut)
Siklus I
- Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merancang mengumpulkan guru untuk dibimbing, di samping materi yang disajikan juga berapa lama penyajiannya, merencanakan program supervisi, merencanakan instrumen tes dan nontes, serta analisisnya.
- Tindakan
Peneliti melakukan bimbingan kepada guru secara klasikal yang diikuti lebih dari 30 guru. materi yang menjadi bahan bimbingan mengenai silabus.
- Observasi
Pengamatan pada siklus I ini kemampuan dalam mencerna/ memahami silabus pengamatan dilakukan pada waktu proses memberikan bimbingan.
- Reflecting
Pada akhir pembimbingan diberikan tugas mengisi/membuat dan menyusun silabus dari format yang penulis sediakan untuk dibuat hasil pengisian/pembuatan silabus dikumpulkan untuk dinilai, yang akhirnya dapat diukur kemampuan menyusun silabus.
Siklus II
- Perencanaan
Penelitian merancang pembimbingan menjadi kelompok-kelompok kecil dengan anggota empat sampai dengan lima orang. Waktu pembimbingan antara kelompok diupayakan sama, materi yang digunakan pembimbingan merupakan pendalaman di siklus I.
- Tindakan
Peneliti melakukan pembimbingan ke kelompok guru secara bergantian.
- Observasi
Peneliti yang dilakukan pada tahap:
- Pada waktu pembimbingan berjalan
- Pada akhir pembimbingan kelompok
- Refleksi
Pemberian tugas yang kedua dengan pembuatan/penyusunan silabus oleh masing-masing guru.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Kondisi Awal
Data Kemampuan Menyusun Silabus sebelum Pembimbingan
No | Uraian | Nilai | Ket |
1 | Nilai terendah | 45 | |
2 | Nilai tertinggi | 70 | |
3 | Nilai rata-rata | 58,28 |
Diskripsi Hasil Siklus I
No | Uraian | Nilai Teredah | Nilai Tertinggi | Nilai rata-rata |
1 | Kondisi awal | 45 | 70 | 58,28 |
2 | Pembimbingan klasikal (siklus I) |
66 |
83 |
78 |
Diskripsi Hasil Siklus II
No | Uraian | Nilai | Ket |
1 | Nilai terendah | 72,5 | |
2 | Nilai tertinggi | 91,6 | |
3 | Nilai rata-rata | 82,6 |
Perbandingan Kemampuan Menyusun Silabus Pada Siklus I dengan Siklus II
No | Uraian | Nilai Teredah | Nilai Tertinggi | Nilai rata-rata |
1 | Pembimbingan siklus I (klasikal) | 72 | 83 | 78 |
12 | Pembimbingan siklus II (kelompok) | 72 | 91,6 | 72,6 |
Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
Pembahasan Pelaksanaan Tindakan
Pada tindakan dapatlah dibandingkan antara kegiatan awal dengan kegiatan siklus I maupun pada siklus II.
Untuk kegiatan-kegiatan dapat dibandingkan sebagai berikut:
Hasil observasi siklus I dan siklus II
- Observasi pada siklus I menunjukkan kemampuan menyusun silabus SMP Negeri 1 Nguter sebagai berikut:Nilai terendah = 66; Nilai tertinggi = 83; Nilai rata-rata = 78
- Observasi pada siklus II menunjukkan hasil sebagai berikut: Nilai terendah = 72,5;Nilai tertinggi = 91,6; Nilai rata-rata = 82,6
Hasil refleksi siklus I dan siklus II
- Hasil refleksi siklus I yang dibandingkan dengan kondisi awal (belum ada pembimbingan) menunjukkan kenaikan kemampuan dalam menyusun silabus dilihat dari nilai rata-rata.Kondisi awal nilai rata-rata = 58,28.Kondisi siklus II nilai rata-rata = 78
- Hasil refleksi siklus II yang dibandingkan dengan kondisi siklus I, menunjukkan kenaikan kemampuan dalam menyusun silabus dilihat dari nilai rata-rata,Kondisi siklus I, nilai rata-rata = 78.Kondisi siklus II, nilai rata-rata = 82,6
Hasil Penelitian
Dari kajian penelitian dapat diungkapkan bahwa:
- Kondisi awal sebelum adanya pembimbingan menunjukkan nilai rata-rata menyusun silabus 58,28 setelah ada pembimbingan klasikal (siklus) nilai rata-rata = 78. Ini berarti dengan adanya pembimbingan secara klasikal dapat meningkatkan kemampuan menyusun silabus persentasi peningkatan sebesar 22,835
- Kondisi siklus I (adanya pembimbingan klasikal) dibandingkan kondisi siklus II (Pembimbingan Kelompok): Nilai rata-rata siklus I = 78; Nilai rata-rata siklus II = 82,6
Dengan adanya pembimbingan kelompok dapat meningkatkan kemampuan menyusun silabus, besarnya peningkatan kemampuan + 6%.
- Bila kondisi awal (belum ada pembimbingan/dibandingkan dengan kondisi siklus II), kemampuan dilihat dari nilai rata-rata menunjukkan: Nilai rata-rata kondisi awal = 58,28; Nilai rata-rata pada siklus II = 82,6; Hal ini menunjukkan adanya kenaikan (82,6 – 58,28) = 24,32; Persentasi kenaikan= Ini berarti dengan adanya pembimbingan yang berkelanjutan (baik klasikal, maupun kelompok dapat meningkatkan kemampuan menyusun silabus)
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan: “Melalui Pemberian Bimbingan Berkelanjutan Dapat Meningkatkan Kemampuan Guru SMP di Kec. Nguter dalam Menyusun Silabus” dapat diterima / terbukti.
PENUTUP
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan:Pembimbingan berkelanjutan dalam menyusun silabus perlu pemahaman yang jelas.Peningkatan kemampuan menyusun silabus oleh guru SMP Negeri 1. Nguter dapat dilakukan melalui pemberian bimbingan.Pemberian bimbingan kelas, hal ini dapat meningkatkan kemampuan menyusun silabus bagi guru SMP Negeri 1 Nguter di mana peningkatan kemampuan rata-rata sebesar + 33,3%.Pemberian bimbingan kelompok dapat meningkatkan kemampuan menyusun silabus sebesar 5,9% dibandingkan dengan pemberian bimbingan klasikal. Pemberian bimbingan kelompok dapat meningkatkan kemampuan menyusun silabus secara rata-rata sebesar 41,72% dibandingkan dengan kemampuan awal sebelum ada pembimbingan. Prestasi guru dalam hal kemampuan dapat ditingkatkan melalui pembimbingan / pembinaan yang terprogram dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Bimbingan Teknis. Penyusunan KTSP dan Silabus SMP. (2006). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Problema Pelaksanaan Kurikulum. Jakarta: Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang.
________. 2006. Standar Kompetensi untuk Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang.
________. 2006a. Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang.
Fausal, Sanapiah (Penyunting). (1982). Methodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Kartono, Kartini. (1985). Pengantar Metodologi Research Sosial. Bandung: Alumni.
Karo, Cilih Bukti. (1979). Metodologi Pengajar. Surakarta: SKIP UNS.
Keputusan Bersama Mendikbud & Kepala BAAKN. Nomer 0322/0/1996. (1996) Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Peneliti. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Peneliti Sekolah dan Angka Kreditnya dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No 97 /U /2002 Khususnya berkenaan tentang tugas untuk memantau, mensupervisi, menilai, membimbing terhadap penyelenggaraan pendidikan
Nawawi, Handri. (1985). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Pers.
Syah, Muhibin. (1995). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Safari. (2004). Penulisan Berbasis Kompetensi. Jakarta: APSI.
Suradji. (1990). Interaksi Belajar Mengajar. Surakarta: SKIP UNS.