MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PELESTARIAN BUMI

 

Muh Dawam

UPBJJ –UT Surakarta

 

ABSTRAK

Indonesia dengan luasnya wilayah dan potensi sumber daya alam yang melimpah sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun demikian kualitas sumber daya manusia Indonesia harus mempunyai karakter dengan berwawasan jauh kedepan yaitu bagaimana alam semesta sebagai lingkungan hidup manusia yang ada ini tidak mengalami kerusakan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Penyelamatan Bumi beserta lingkungannya, sudah menjadi keharusan dan ditangani secara secara serius, serta berkelanjutan, mengingat sudah semakin parah kerukannya. Adapun unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. 2) Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. 3) Unsur fisik (abiotik) yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti, tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: Bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat peristiwa alam dan karena faktor manusia antara lain: Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri, atau terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat berkaitan dengan pelestrian lingkungan hidup antara lain: pelestarian tanah (tanah , datar, lahan miring/perbukitan), pelestarian udara, pelestarian hutan, pelestarian laut dan pantai, serta pelestarian flora dan fauna.

Kata Kunci: sumberdaya, karakter, lingkungan hidup, pencemaran

 

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Indonesia dengan luasnya wilayah dan potensi Sumber Daya Alam yang melimpah sangat dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Namun demikian kualitas sumber daya manusia Indonesia harus mempunyai karakter bangsa dengan berwawasan jauh kedepan yaitu bagaimana alam semesta yang ada di bumi Indinesia ini tidak mengalami kerusakan. Hal ini berdasarkan Undang Undang No.32 Tahun 2009 mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa pemerintah dapat memberikan sangsi kepada fihak manapun yang dapat menimbulkan ancaman sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup secara luas.

 Berkaitan dengan pembentukan karakter bangsa yang paling tepat adalah melalui sektor pendidikan mulai jenjang pendidikan dasar sampai Perguruan Tinggi yang outputnya diharapkan mampu bersaing baik secara hard skill maupun soft skill. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik atau mahasiswa sangat penting untuk ditingkatkan. Melihat masyarakat Indonesia sendiri juga masih lemah sekali dalam penguasaan soft skill. Untuk itu tidaklah sia-sia jika pemerintah bersedia mengucurkan dana dan anggaran APBN dalam rangka menyelamatkan bumi ini dari kehancuran.

MENGENAL BUMI KITA

Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya. Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Tata Surya. Bumi terkadang disebut dengan dunia atau Planet Biru.

Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di permukaannya pada miliar tahun pertama. Biosfer Bumi kemudian secara perlahan mengubah atmosfer dan kondisi fisik dasar lainnya, yang memungkinkan terjadinya perkembangbiakan organisme serta pembentukan lapisan ozon, yang bersama medan magnet Bumi menghalangi radiasi surya berbahaya dan mengizinkan makhluk hidup mikroskopis untuk berkembang biak dengan aman di daratan. Sifat fisiksejarah geologi, dan orbit Bumi memungkinkan kehidupan untuk bisa terus bertahan.

Litosfer Bumi terbagi menjadi beberapa segmen kaku, atau lempeng tektonik, yang mengalami pergerakan di seluruh permukaan Bumi selama jutaan tahun. Lebih dari 70% permukaan Bumi ditutupi oleh air, dan sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau yang memiliki banyak danau dan sumber air lainnya yang bersumbangsih terhadap pembentukan hidrosferKutub Bumi sebagian besarnya tertutup es; es padat di lapisan es Antartika dan es laut di paket es kutubInterior Bumi masih tetap aktif, dengan inti dalam terdiri dari besi padat, sedangkan inti luar berupa fluida yang menciptakan medan magnet, dan lapisan tebal yang relatif padat di bagian mantel.

Bumi berinteraksi secara gravitasi dengan objek lainnya di luar angkasa, terutama Matahari dan Bulan. Ketika mengelilingi Matahari dalam satu orbit, Bumi berputar pada sumbunya sebanyak 366,26 kali, yang menciptakan 365,26 hari matahari atau satu tahun sideris. Perputaran Bumi pada sumbunya miring 23,4° dari serenjang bidang orbit, yang menyebabkan perbedaan musim di permukaan Bumi dengan periode satu tahun tropis (365,24 hari matahari). Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, yang mulai mengorbit Bumi sekitar 4,53 miliar tahun yang lalu. Interaksi gravitasi antara Bulan dengan Bumi merangsang terjadinya pasang laut, menstabilkan kemiringan sumbu, dan secara bertahap memperlambat rotasi Bumi.

Bumi adalah tempat tinggal bagi jutaan makhluk hidup, termasuk manusia. Sumber daya mineral Bumi dan produk-produk biosfer lainnya bersumbangsih terhadap penyediaan sumber daya untuk mendukung populasi manusia global. Wilayah Bumi yang dihuni manusia dikelompokkan menjadi 200 negara berdaulat, yang saling berinteraksi satu sama lain melalui diplomasi, pelancongan, perdagangan, dan aksi militer.

MENYELAMATKAN BUMI KITA

Meski upaya pelestarian lingkungan hidup semakin gencar dilakukan, namun kenyataannya laju pengrusakan alam terjadi lebih cepat. Bencana lingkungan terjadi di seluruh penjuru dunia. Demikian pula di Indonesia.

Tahun ini, tepat tanggal 22 April, gerakan Hari Bumi memasuki usia ke-46. Dimulai dari Amerika Serikat, gerakan masyarakat sipil tersebut telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia yang memperingatinya sebagai salah satu hari penting terkait lingkungan hidup.

Selayaknya, hari penting tidak hanya untuk dirayakan dengan seremoni, tetapi menjadi kesempatan untuk melakukan refleksi, sejauh mana upaya kita menjaga Bumi dari berbagai ancaman kerusakan dan kehancuran.

Dewasa ini telah menjadi keyakinan yang luas bahwa kelestarian lingkungan hidup bukan sekedar masalah teknis, tetapi juga terkait dengan kebijakan, mekanisme pasar dan budaya (gaya hidup), bahkan dikaitkan juga dengan agama, isu keamanan, dan keadilan sosial. Isu yang sebelumnya dipandang tentang lingkungan, seperti perubahan iklim, kini dianggap sebagai tantangan kemanusiaan terbesar yang mengancam kemajuan pembangunan dan peradaban.

Kompleksitas tersebut mencerminkan kesadaran mengenai keterkaitan yang kuat antara lingkungan dan seluruh aspek kehidupan, dan pada ujungnya eksistensi umat manusia di atas Bumi. Kompleksitas tersebut pula menuntut penanganan yang disertai perspektif dan keahlian yang komprehensif, partisipasi semua pihak, dan keterpaduan dari semua unsur tersebut.

KERUSAKAN ALAM DI INDONESIA

Kebakaran hutan

Ambil contoh persoalan kerusakan lingkungan di Kalimantan akibat kebakaran hutan dan lahan yang sering dikaitkan dengan ekspansi industri kelapa sawit. Selain isu teknis mengenai penggunaan lahan gambut yang menyebabkan emisi gas rumah kaca meningkat pesat, persoalan tersebut erat hubungannya dengan tata guna lahan yang bermasalah. Sebagian perkebunan, baik yang dikelola oleh perusahaan maupun rakyat, terletak di kawasan yang memiliki nilai konservasi tinggi. Sementara itu, praktik perkebunan kelapa sawit tidak efisien, atau nilai panen per hektar tidak optimal.

Studi Climate Policy Initiative (CPI) tahun 2015 menunjukkan bahwa produktivitas perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah lebih rendah 13% dari angka rata-rata nasional dan 23% dibandingkan dengan Malaysia. Tingginya permintaan dunia akan crude palm oil (CPO) dan berlanjutnya praktik pertanian yang tidak efisien berpotensi mendorong pembukaan lahan lebih banyak lagi di provinsi yang memiliki 10% dari total hutan Indonesia.

Hutan dan perkebunan

Selain itu, studi CPI yang lain menunjukkan bahwa kerangka kebijakan terkait pajak dan fiskal saat ini lebih mendorong pembukaan lahan daripada peningkatan produktivitas lahan pertanian.

Pemerintah daerah yang di wilayahnya terdapat sumber daya minyak dan gas akan menerima bagi hasil dari pemerintah pusat. Namun bila tidak, seperti Kalimantan Tengah, pilihan untuk menambah anggaran daerah terbatas. Pilihan yang mudah dilakukan adalah mengeluarkan izin pembukaan lahan. Dengan rencana tata ruang dan pengembangan wilayah yang belum jelas, hal tersebut berpeluang untuk terjadinya pembukaan lahan baru, termasuk di atas hutan, untuk kepentingan pertanian.

Persoalan lingkungan di wilayah yang mengalami ekspansi perkebunan sawit juga diwarnai dengan isu kesenjangan sosial: antara masyarakat adat dan masyarakat lokal dan pendatang, antara petani kecil dan petani besar, serta antara petani dan perusahaan pengolahan kelapa sawit.

Ketika kebakaran besar terjadi, saling tuding dan gesekan sosial pun mengikuti. Bila tidak segera ditangani penyebabnya, yang antara lain terkait persoalan klaim lahan, api tidak hanya akan menghancurkan alam tetapi juga serat-serat yang mengikat keutuhan masyarakat.

Apa yang harus dilakukan.

Beberapa peluang dapat dimanfaatkan agar daerah tidak terjerumus ke dalam persoalan lingkungan yang lebih buruk. Pertama, komitmen pemimpin daerah yang tinggi menjadi kunci untuk membuka partisipasi pihak-pihak yang ingin membantu perbaikan dan pelestarian lingkungan.

Kedua, tuntutan akan keberlanjutan (sustainability) dalam rantai pasok kelapa sawit oleh perusahaan pembeli dan pengguna CPO, pemerintah Indonesia dan negara-negara pengimpor, merupakan peluang bagi pemerintah daerah, industri dan petani untuk memperbaiki praktik-praktik pertanian agar penggunaan lahan yang ada dapat lebih optimal dan pada saat yang sama menjaga wilayah bernilai konservasi tinggi dari ekspansi pertanian.

Ketiga, kegelisahan yang disampaikan oleh masyarakat terkait pembagian manfaat dari keberadaan industri sawit sebetulnya merupakan pengingat bahwa peningkatan produktivitas pertanian harus diikuti dengan pengembangan industri hilir berlokasi di daerah yang sama.

Dengan demikian nilai ekonomi dari kegiatan pertanian yang dikirim dari suatu wilayah lebih tinggi dan masyarakat dapat mendapatkan manfaat ekonomi lebih besar dari perkembangan berbagai industri barang dan jasa. Selain itu, pendapatan pajak yang meningkat dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk membangun dan memelihara infrastruktur dan sarana pelayanan dasar untuk kesehatan dan pendidikan seluruh masyarakat.

Sekilas potret kondisi lingkungan di atas menegaskan bahwa di balik keruwetan dan intensitas persoalan terdapat peluang perbaikan. Syarat utama untuk keberhasilannya adalah keterpaduan dalam pikiran, kebijakan, dan aksi di lapangan.

UPAYA KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa di tunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memperhatikan faktor lingkungan.Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Didalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:

  1. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup
  2. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Adapun ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan sebagai berikut:

  1. Menjamin pemerataan dan keadilan
  2. Menghargai keanekaragaman hayati
  3. Menggunakan pendekatan integratif
  4. Menggunakan jangka panjang

Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat berkaitan dengan pelestrian lingkungan hidup antara lain:

Pelestraian Tanah (Tanah , Datar, Lahan Miring/Perbukitan)

Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi pada tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu di bangun tera sering atau sengke dan, sehingga mampu menghambat laju aliran hujan.

Pelestarian Udara

Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernafas memerlukan udara terkandung beraneka ragam gas, salah satunya Oksigen.Udara yang kotor karena debu ataupun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang, keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu di upayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:

  1. Menggalakan penanaman pohon ataupun tanaman hias di sekitar kita Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui fotosintesis. Rusaknya hutan.
  2. Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan ampun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara diperkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
  3. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon si atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta di pergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozom menyusut.

Pelestarian Hutan

Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan

  1. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul
  2. Melarang pembabatan hutang secara sewenang-wenang
  3. Menerepkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon
  4. Menerapkan sistem tebang-tanam dalam kegiatan penebangan hutan
  5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.

Pelestarian Laut dan Pantai

Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:

  • Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau diarea sekitar pantai
  • Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut
  • Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan
  • Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

Pelestarian Flora dan Fauna

Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.

Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:

  1. Mendirikan cagar alam dan suka margasatwa
  2. Melarang kegiatan perburuan liar
  3. Menggalakan kegiatan penghijauan.

 

 

 

KESIMPULAN

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia ya mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Penyelamatan Bumi

beserta lingkungannya, sudah menjadi keharusan dan ditangani secara secara serius, serta berkelanjutan, mengingat sudah semakin parah kerukannya.

Adapun unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. 2) Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. 3) Unsur fisik (abiotik) yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti, tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.

Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: Bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat peristiwa alam dan karena faktor manusia antara lain: Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri, atau terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat berkaitan dengan pelestrian lingkungan hidup antara lain: pelestarian tanah (tanah , datar, lahan miring/perbukitan), pelestarian udara, pelestarian hutan, pelestarian laut dan pantai, serta pelestarian flora dan fauna

DAFTAR PUSTAKA

Saleha Sitti.2009. Kerusakan Lingkungan dan Penanggulangannya. Salemba Medika: Jakarta

Http:www//walhi.org.id/penanggulangan_kerusakakan_hutan.html

http://organisasi.org/usaha_cara_metode_pelestarian_hutan_agar_tidak_gundul_dan_rusak_akibat_eksploitasi_berlebih_demi_melestarikan_lingkungan

http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/lingkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-pengertian-kerusakan-linkungan-dan-pelestarian-.htm

http://www.dw.com/id/menyelamatkan-bumi-indonesia-yang-kian-rusak/a-19196244

Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia dan Penyebabnya