UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK UNTUK MENGENAL BENTUK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK UNTUK MENGENAL BENTUK MELALUI MEDIA PAPAN GEOMETRI DARI FLANEL DI KELOMPOK A DI TK PERTIWI PURWOREJO I
KEC. BAE KAB. KUDUS TAHUN AJARAN 2014/2015
Lanny Wijayaningsih
Yuniar Widha Agnesi
Program Studi S1 PG-PAUD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan visual spasial anak untuk mengenal bentuk pada kelompok A di TK Pertiwi Purworejo I Kec. Bae Kab. Kudus, melalui media papan geometri dari flanel. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 19 orang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki. Aspek yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek mengenal bentuk, mengenal dan mengurutkan ukuran bentuk dari kecil hingga terbesar, membuat bentuk baru dari bentuk-bentuk tersebut, yang diambil dari PERMENDIKBUD NO.137 Tahun 2014. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus setiap siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan. Hasil observasi sebelum tindakan menunjukkan kemampuan visual spasial anak untuk mengenal bentuk pada kategori rendah yaitu 58%. Pada siklus I kemampuan visual spasial anak untuk mengenal bentuk pada kategori tinggi sebanyak 53% dan siklus II sebanyak 89%. Sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil, terbukti pada siklus II 89% dari jumlah subjek 19 anak kemampuan visual spasial anak untuk mengenal bentuk pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan visual spasial anak untuk mengenal bentuk dengan media papan geometri dari flanel terbukti dapat meningkatkan kemampuan visual spasial anak untuk mengenal bentuk pada kelompok A di TK Pertiwi Purworejo I Kec. Bae Kab. Kudus.
Kata kunci: Kemampuan Visual Spasial Anak untuk Mengenal Bentuk, Papan Geometri dari Flanel
PENDAHULUAN
Kemampuan visual spasial adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan mengenal perubahan itu, menggambarkan suatu hal/benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik. Juga kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang Gardner (dalam Suparno, 2004:31).
Kemampuan visual spasial dapat dikembangkan melalui kegiatan menggam-bar, melukis, mencoret-coret, menyanyi, mengenal dan membayangkan suatu konsep, membuat prakarya, mengunjungi berbagai tempat, melakukan permainan konstruktif dan kreatif, mengatur dan merancang (Sujiono, 2013). Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang melibatkan semua indra anak terlibat dalam pembelajaran yang diawali dengan menampilkan model dan diakhiri dengan membuat atau menciptakan sesuatu.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelompok A TK Pertiwi Purworejo I Kec. Bae Kab. Kudus Menunjukkan bahwa kemampuan visual spasial anak di kelompok A TK Pertiwi Purworejo I Kec. Bae Kab. Kudus masih rendah. Saat observasi pada kegiatan pengenalan bentuk, ukuran, dan warna guru memberikan bermacam-macam bentuk geometri (lingkaran, segitiga, persegi, dan persegi panjang). Dari 19 anak di kelas, hanya 8 anak yang dapat mengelompokkan bentuk, warna dan mengurutkan ukuran bentuk dengan benar dan dapat berkreasi merancang dan membentuk dari bentuk geometri tersebut.
Media papan geometri dari flanel sebagai salah satu strategi meningkatkan kemampuan visual spasial anak karena dengan media papan geometri dari flanel, akan dapat meningkatkan daya imajinasi anak dan meningkatkan kepekaan terha-dap garis, bentuk, dan ruang secara akurat serta mambantu anak untuk meng-ekspresikan imajinasinya dalam membuat bentuk baru dengan mengkombinasikan bentuk, ukuran, dan warna dari kepingan-kepingan geometri yang digunakan sesuai dengan keinginan anak.
KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK MENGENAL BENTUK
Kemampuan visual spasial berkait-an dengan kemampuan kepekaan terhadap warna, garis, bentuk dan ruang secara akurat. Sebagaimana dikemukakan oleh Gardner (dalam Suparno, 2004) bahwa “anak yang berintelegensi visual spasial tinggi biasanya suka menggambar disekolah, suka akan warna-warna, dan membangun balok-balok menjadi bangunan yang indah dan bermakna”.
PAPAN GEOMETRI DARI FLANEL
Papan geometri dari flanel adalah salah satu media yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan visual spasial anak dalam mengenal bentuk, karena dengan papan geometri dari flanel anak dapat mengenal bentuk serta ukuran bentuk dan anak dapat mengekspresikan gagasan atau perasaan serta membuat anak lebih kreatif, dengan permainan yang menantang anak memiliki kesempatan dalam memecahkan masalah tetapi bukan masalah yang sebenarnya melainkan permainan yang harus dikerjakan anak.
Berdasarkan Indikator PERMEN-DIKBUD NO 137 Tahun 2014 aspek-aspek indikator keberhasilan yaitu:
1. Anak dapat mengenal bentuk dari kepingan bentuk geometri (lingkaran, persegi, persegi panjang, dan segitiga)
2. Anak dapat mengenal dan mengurutkan ukuran bentuk dari kecil hingga tebesar
3. Anak dapat membuat bentuk baru dari kepingan geometri di papan geometri dari flanel
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Secara garis besar, terdapat empat tahapan dalam siklus penelitian tindakan kelas yang lazim digunakan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun bagan alur penelitian tindakan kelas menurut Arikunto dkk (2014).
HASIL PENELITIAN
a. Prasiklus
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas kelompok A TK Pertiwi Purworejo I Kec. Bae Kab. Kudus menunjukkan bahwa kemampuan visual spasial anak untuk mengenal bentuk masih rendah. Adapun kondisi awal yang diperoleh melalui observasi Pra Siklus dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 4.1 Distribusi Kemampuan Visual Spasial Anak untuk Mengenal Bentuk Pra Siklus Kelompok A TK Pertiwi Purworejo I Kec. Bae Kab. Kudus
No |
Kategori |
Jumlah Anak |
Presentase |
1 |
Baik (B) |
3 |
16% |
2 |
Cukup (C) |
5 |
26% |
3 |
Kurang (K) |
11 |
58% |
Jumlah |
19 |
100% |
Berdasarkan prosentase hasil belajar pra siklus dapat dilihat dari tabel diatas bahwa dari 19 anak yang menjadi subjek penelitian pada kemampuan visual spasial anak dalam mengenal bentuk (Lingkaran, persegi, persegi panjang, dan segitiga) terdapat 3 anak (16%) yang masuk kategori baik, 5 anak (26%) yang masuk kategori cukup, dan 11 anak (58%) yang masuk kategori kurang. Dengan demikian, dalam hal kemampuan visual spasial anak masih didominasi dalam kategori Kurang. Data hasil pengamatan tersebut di atas, dijadikan peneliti sebagai bahan penyusunan rencana tindakan pada siklus I.
a. Siklus I
Hasil Pengamatan yang dilakukan pada Siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.2 Distribusi Kemampuan Visual Spasial Anak Untuk Mengenal Bentuk Siklus I Kelompok A TK Pertiwi Purworejo I Kec. Bae Kab. Kudus
Penilaian Kemampuan Visual Spasial |
Pertemuan I |
Pertemuan II |
Pertemuan III |
|||
Jumlah Anak |
% |
Jumlah Anak |
% |
Jumlah Anak |
% |
|
Baik (B) Skor (7, 8, 9) |
3 |
16% |
5 |
26% |
10 |
53% |
Cukup (C) Skor (5, 6) |
7 |
37% |
6 |
32% |
4 |
21% |
Kurang (K) Skor (3, 4) |
9 |
47% |
8 |
42% |
5 |
26% |
Berdasarkan tabel diatas pada siklus I pertemuan pertama diperoleh data sebesar 16% kategori Baik dengan jumlah anak sebnayak 3 anak, kriteria Cukup sebesar 37% dengan jumlah anak sebanyak 7 anak dan kriteria 47% pada kriteria Kurang dengan jumlah anak sebanyak 9 anak. Pada siklus I pertemuan kedua diperoleh data sebesar 26% kategori Baik dengan jumlah anak sebanyak 5 anak, kriteria Cukup sebesar 32% dengan jumlah anak sebanyak 6 anak dan kriteria 42% pada kriteria Kurang dengan jumlah anak sebanyak 8. Pada siklus I pertemuan ketiga diperoleh data sebesar 53% kriteria Baik dengan jumlah anak sebanyak 10 anak, kriteria Cukup sebesar 21% dengan jumlah anak sebanyak 4 anak, dan sebesar 26% pada kriteria Kurang dengan jumlah anak sebanyak 5 anak. Dilihat dari data data tersebut, maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan Siklusi I menjadi acuan untuk melaksanakan Siklus II. Hal- hal yang masih kurang dalam Siklus I akan diperbaiki pada Siklus II.
Dengan demikian, jika disbanding-kan dengan kondisi pra tindakan, terdapat peningkatan kemampuan mengenal huruf anak setelah tindakan ke Siklus I,akan tetapi belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.
b. Siklus II
Tabel. 4.3 Distribusi Kemampuan Visual Spasial Anak untuk Mengenal Bentuk Siklus II kelompok A di TK Pertiwi Purworejo I Kec. Bae Kab. Kudus
Penilaian Kemampuan Visual Spasial |
Pertemuan I |
Pertemuan II |
Pertemuan III |
|||
Jumlah Anak |
% |
Jumlah Anak |
% |
Jumlah Anak |
% |
|
Baik (B) Skor (7, 8, 9) |
12 |
63% |
14 |
74% |
17 |
89% |
Cukup (C) Skor (5, 6) |
3 |
16% |
4 |
21% |
2 |
11% |
Kurang (K) Skor (3, 4) |
4 |
21% |
1 |
5% |
0 |
0% |
Berdasarkan tabel diatas pada siklus II pertemuan I diperoleh data sebesar 63% pada kriteria Baik dengan jumlah anak sebanyak 12 anak. Kriteria Cukup sebesar 16% dengan jumlah anak sebanyak 3 anak, dan kriteria Kurang sebersar 21% dengan jumlah anak sebanyak 4 anak. Pada siklus II pertemuan 2 diperoleh data sebesar 74% pada kriteria Baik dengan jumlah anak sebanyak 14. Kriteria Cukup sebesar 21% dengan jumlah anak sebanyak 4 anak, dan kriteria Kurang sebesar 5% dengan jumlah anak sebanyak 1 anak. Pada siklus II pertemuan 3 diperoleh data sebesar 89% pada kriteri Baik dengan jumlah anak sebanyak 17 anak. Kriteria Cukup sebesar 11% dengan jumlah anak sebanyak 2 anak, dan kriteria Kurang sebesar 0% dengan jumlah anak sebanyak 0 anak.
PEMBAHASAN
Pada pelaksanaan tindakan siklus I, banyak anak yang belum dapat mengenal bentuk, mengenal dan mengurutkan ukuran, dan membuat bentuk baru, terkadang anak-anak bisa menyebutkan empat bentuk (lingkaran, persegi, persegi panjang, dan segitiga) beserta ukurannya tetapi anak belum dapat mengenal bentuk persegi maupun dalam ukuran kecil atau sedang. Anak-anak juga masih belum bisa membedakan antara bentuk persegi dan persegi panjang. Melihat hal ini, guru segera mengambil tindakan agar anak tidak terus-menerus melakukan kesalahan saat belajar mengenal bentuk atau membedakan ukuran.
Kemampuan visual spasial untuk mengenal bentuk pada anak meningkat dengan kriteria Baik pada tindakan siklus II dengan prosentase sebesar 89% dari jumlah anak. Anak mampu dalam mengenal bentuk dengan baik, mengenal dan mengurutkan ukuran dengan benar dan membuat bentuk baru dari bentuk- bentuk tersebut secara mandiri. Dari hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, pada Siklus I pertemuan ketiga dengan prosentase sebesar 53%, Siklus II pertemuan ketiga meningkat dengan prosentase sebesar 89%. Kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan visual spasial anak untuk mengenal bentuk melalui papan geometri dari flanel dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk, mengenal dan mengurutkan ukuran, dan membuat bentuk baru dari bentuk-bentuk tersebut.
Hasil penelitian ini mendukung dengan teori yang dikemukakan oleh Abdurrahim (dalam juli, 2014) yang menyatakan bahwa terdapat lima jenis kemampuan visual spasial, yaitu 1) Hubungan keruangan (spatial relation), menunujukkan persepsi tentang posisi berbagai objek dalam ruang. 2) Diskriminasi visual (visual discrimination), menunjukkan pada kemampuan membedakan suatu objek dari objek yang lain. 3) Diskriminasi bentuk dan latar (figure-ground discrimination), menunjukkan pada kemampuan membedakan suatu objek dari latar belakang yang mengelilinginya. 4) Visual clouser, menunjuk pada kemampuan mengingat dan mengidentifikasi suatu objek tersebut tidak diperlihatkan secara keseluruhan. 5) Mengenal objek (object recognition), menunjukkan pada kemampuan mengenal sifat berbagai objek pada saat mereka memandang. Pengenalan tersebut mencangkup berbagai bentuk geometri, hewan, huruf, angka, kata dan sebagainya.
Dari lima jenis kemampuan visual spasial diatas hasil penelitian ini tergolong dalam jenis kemampuan visual spasial mengenal objek (object recognition), yang menunjukkan pada kemampuan anak dalam mengenal sifat bentuk dari anak dapat mengelompokkan bentuk atau membedakan bentuk maupun ukuran dari yang terkecil hingga terbesar dan anak dapat menggunakan bentuk tersebut untuk membuat bentuk-bentuk baru.
Oleh karena itu, kelebihan media papan geometri dari flanel yaitu bersifat menyenangkan, dapat membantu dan meningkatkan daya imajinasi anak dan meningkatkan kemampuan kepekaan terhadap garis, bentuk, dan ruang secara akurat, membantu guru dalam mengembangkan permainan yang lebih kreatif dan lebih berorientasi pada proses sehingga membantu meningkatkan kemampuan visual spasial anak untuk mengenal bentuk dan meningkatkan kualitas pembelajaran anak.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab IV, diambil simpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media papan geometri dari flanel dapat meningkatkan kemampuan visual spasial anak untuk mengenal bentuk kelompok A TK Pertiwi Purworejo I kec. Bae Kab. Kudus semester II tahun ajaran 2014/2015. Hal ini terlihat dari peningkatan prosentase kemampuan visual spasial anak dalam mengenal bentuk dari hasil data pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Kemampuan visual spasial anak dalam mengenal bentuk pada kondisi awal sebelum tindakan menunjukkan kemampuan visual spasial anak dalam mengenal bentuk sebesar 16%. Pada siklus I kemampuan visual spasial anak dalam mengenal bentuk mendapat prosentase sebesar 53%. Pada siklus II kemampuan visual spasial anak dalam mengenal bentuk meningkatkan mendapat prosentase sebesar 89%. Sehingga pembelajaran dapat dikatakan berhasil karena 89% dari 19 jumlah anak kelompok A TK Pertiwi Purworejo I Kec. Bae Kab. Kudus telah mencapai indikator keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong Thomas. 2013. Kecerdasan Multiple di dalam Kelas. Jakarta: Indeks.
Anjungsari, Pitria. 2013. Pembelajaran Menggunakan Permainan Media Balok Untuk Meningkatkan Kemampuan Visual Spasial Anak Kelompok B di TK Bunda Balita. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia 2013.
Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarata: Pustaka Pelajar.
Campbell, Linda, Bruce Champbell dan Dee Dickinson. 2006. Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Depok: Intuisi Press.
Juli, Santri Putri. 2014. Meningkatakan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini dengan Metode Bermaian Building G-Block Pada Kelompok B di TK Dharma Wanita Pemersatu Bengkulu. Jurnal Universitas Bengkulu 2014.
Mendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Paul, Suparno. 2004. Kecerdasan Majemuk Ganda. Jakarta: Indeks
Sudjiono, Bambang, Yuliani Nurani Sudjiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks.
Sujiono, Nurani Yuliani. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia dini. Jakarta: indeks.
Tadkirotun, Mudfiroh. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Tangeran: Universitas Terbuka.
Yanti. 2013. Kreativitas Anak Melalui Permainan Kepingan Geometri Papan Planel di TK Jam’iyyatul Hujjaj Bukit Tinggi. Jurnal Universitas Padang 2013.