UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS HASIL BELAJAR MATEMATIKA
UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL TGT
(TEAMS GAMES TOURNAMENT) SISWA KELAS VI SEMESTER I
DI SDN 1 SAMBONGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Wurini Suci
SDN 1 Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran dan hasil belajar yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas VI semester I di SDN 1 Sambongrejo, Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), dapat meningkatkan proses pembelajaran, baik keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Aktivitas dan hasil belajar matematika tentang pecahan dengan menerapkan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) mengalami peningkatan dari 15 siswa pra siklus yang tuntas,7 siswa siklus I ,10 siswa. dan hasil siklus II, 13 siswa dan 2 siswa yang belum tuntas mendapat nilai 70 masuk dalam kreteria cukup. Sehingga aktivitas siswa dan pristasi belajar meningkat. Hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dengan menerapkan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) mengalami peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pra siklus pada siklus I yaitu dan pada siklus II yaitu 91. Persentase siswa yang tuntas belajar dari 15 siswa pada pra 47% siklus siklus I sebanyak 67% dan pada siklus II yaitu 15 siswa sebanyak 87%. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar siswa selalu meningkat.
Kata kunci: Materi Pecahan , Model TGT (Teams Games Tournament
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penelitian untuk mengembangkan kemampuan guru yang bermnfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,terutama untuk melatih siswa bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Supinah dan Agus D.W:2009).
Menurut Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Aqib, 2009: 16).
Permendiknas RI nomor 22 tahun 2006, menyebutkan bahwa dalam setiap pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Selanjutnya dalam Permendiknas RI nomor 41 tahun 2007 dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi pengajaran sekaligus melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran (Supinah dan Agus D.W: 2009)..
RUMUSAN MASALAH
a. Apakah Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika tentang pecahan siswa kelas VI semester I di SDN 1 Sambongrejo tahun pelajaran 2015/2016 ?
b. Apakah Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang pecahan siswa kelas VI semester I di SDN 1 Sambongrejo tahun pelajaran 2015/2016 ?
TUJUAN PENELITIAN
1. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran matematika materi pecahan melalui Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika materi pecahan melalui Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
3. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan melalui Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa
2) Dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
3) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
b. Bagi Guru
1) Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun dan mengembangkan program pembelajaran serta melaksanakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
2) Guru menjadi lebih kreatif karena guru dituntut untuk melakukan upaya inovatif sebagai implementasi dari model pembelajaran yang dipakainya.
3) Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas untuk perbaikan atau peningkatan kualitas pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Menerapkan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
2) Menerapkan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), dapat mengembangkan kualitas pembelajaran.
3) Menerapkan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), dapat meningkatkan profeional guru.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (Anni, dkk, 2007: 14) yaitu:
Kondisi internal (dari dalam individu yang belajar).
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Kondisi internal ini mencakup kondisi fisik (seperti kesehatan organ tubuh), kondisi psikis (kemampuan intelektual, emosional), dan kondisi sosial (seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan).
Faktor eksternal (dari luar individu yang belajar).
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah variasi dan derajat kesulitan materi atau (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar..
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Menunjuk pada pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri atas kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
3. Stategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5 Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
Penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.
Hakikat matematika
Secara umum, tujuan diberikan matematika di sekolah adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran yang logis, rasional dan kritis. Tujuan lain adalah mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Penekanan tujuan umum pendidikan.
Riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran telah banyak dilakukan oleh pakar pembelajaran maupun oleh para guru di sekolah. Dari tinjuan psikologis, terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa metode-metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa. Dua teori
HIPOTESIS
Hipotesis penelitian melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas VI semester I di SDN 1 Sambongrejo pembelajaran matematika tentang pecahan meningkat.
METODE PENELITIAN
Setting penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan dimulai dari bulan Juli 2915 hingga bulan Oktober 2015. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Sambongrejo..
Subyek penelitian
Subyek penelitian siswa kelas VI semester I di SDN 1 Sambongrejo , berjumlah 15 laki-laki 12 siswa, dan siswa perempuan 3 siswa.
Prosedur penelitian
Menelaah materi pembelajaran matematika, indikator. RPP yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran,menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran,menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis, menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru.
Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan didalam kancah, yaitu mengenai tindakan kelas (Arikunto,2009:17). Dalam pelaksanaan penelitian direncanakan dua siklus.
Observasi
Observasi atau pengamatan yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat (Arikunto, 2009: 19). Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran matematika melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
Sumber data.
Sumber data yang menyajikan keadaan diam dan bergerak. Sumber data diam seperti ruangan kelas, kelengkapan media. Sedangkan sumber data bergerak yaitu aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran
Metode pengumpulan data
Teknik pengumpulan data kualitatif diambil melalui observasi dan dokumentasi. Sedangkan pengumpulan data kuantitatif hasil belajar.
Metode observasi.
Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto. 2002: 133).
Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto. 2002: 206).
Studi dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar nilai siswa.
Validasi data
Peneliti berusaha melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian. Penelitian yang telah mengikuti prosedur, kembali di uji keabsahan data yang dikumpulkan. Cara yang digunakan peneliti untuk memeriksa keabsahan data penelitian adalah menggunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi yang digunakan ada 3 (tiga) jenis yaitu trianggulasi metode, trianggulasi sumber, dan trianggulasi teori.
Analisis data
Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif siswa diukur dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan rerata atau mean (Poerwanti, 2008: 6-15)
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang ditentukan oleh sekolah yang dikategorikan kedalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut:
Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan ketrampilan guru dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan hasil catatan lapangan dan wawancara yang dianalisis dengan deskriptif kualitatif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Pembahasan pra siklus
Pada awalnya nilai hasil pembelajaran kelas VI masih rendah, yang jelas salah satunya disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan dan kurangnya siswa membaca. Selain itu masih menggunakan model pembelajaran konvensional., sehingga dari 15 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal 7 siswa (47%), sedangkan yang belum tuntas 8 siswa (53%) dengan KKM 75. Sedangkan nilai tertinggi 80, nilai terendah 50 dan rata-rata kelas 71 dari 15 siswa.
Pembahasan Siklus I
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I berupa hasil tes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh ketuntasan belajar dari 15 siswa yang tuntas 10 siswa (67%), siswa yang belum tuntas 5 siswa (33%), sedangkan dari siklus I nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dan nilai rata-rata kelas 77. Dengan KKM 75.
Pembahasan Siklus II
Hasil tindakan pada siklus II merupakan hasil ltes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh: hasil belajar siswa yang mendapat nilai A = 6 siswa (40%) siswa yang mendapat nilai B = 7 siswa (47%) sedangkan siswa yang mendapatkan nilai C = 2 siswa (13%). Hasil ketuntasan belajar, siswa yang tuntas 13 siswa (87%), yang belum tuntas 2 siswa (13%). Sedangkan nilai rata-rata kelas 83 dari 15 siswa , nilai tertiggi 90 dan nilai 70.
PENUTUP
KESIMPULAN
Hasil penelitian menerapkan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pembelajaran matematika siswa kelas VI semester I di SDN 1 Sambongrejo peneliti menarik kesimpulan:
1 Aktivitas beljar Matematika dengan menerapkan model TGT (Teams Games Tournament) pra siklus mendapat siklus I dan siklus II memperoleh dengan rata-rata dan masuk dalam kreteria baik. mendapat. Sehingga dapat dikategorikan bahwa aktivitas siswa pada penelitian ini meningkat setiap siklusnya.
2 Hasil belajar matematika menerapkan model TGT (Teams Games Tournament) mengalami peningkatan yaitu rata-rata dari pra siklus 71, siklus I yaitu 77 dan siklus II yaitu 83. Persentase siswa yang tuntas belajar pada pra siklus 47% siklus I 67% dan siklus II 87% dari 15 siswa. Dengan demikian dapat hasil belajar siswa meningkat
SARAN
Penelitian menerapkan model TGT (Teams Games Tournament) pembelajaran matematika tentang pecahan siswa kelas VI semester I di SDN 1 Sambongrejo, peneliti membuat saran sebagai berikut:
1. Guru,menerapkan model pembelajaran TGT menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran. matematika tentang pecahan,dan masih banyak model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.
2. Siswa melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) yang menuntut keterlibatan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika tentang pecahan menjadi meningkat..
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Depdiknas: PJJ UNNES
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S.dkk. 2007. Penelitian Timdakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Anni, catharina tri.2006.Psikologi belajar. Semarang UPT MKK UNNES.
Dedidwitagama.wordpress.com/…/laporan-penelitian-tindakan-kelas–pkn/
Hamalik,Dr.Oemar. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH06b4/8d6063a0.dir/doc.pdf Oleh Penenaken Bangun,Dosen STKIP.Riama.Medan.
Http://klikhimabio.blogspot.com/2009/01/observasi-sebagai-alat-evaluasi.html
Kartadinata, Sunaryo.Prof.2002.Bimbingan di Sekolah Dasar.Bandung: CV.Maulana.
Mudjito.2009.Pedoman Penilaian Hasil Belajar Dan Kalender Pendidikan di Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.nomor 22 tahun 2006.Depdiknas.
Pitadjeng. 2005. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Semarang: UNNES
Poerwanti,Endang,dkk.2008.Asesmen Pembelajaran SD.Derektorat Jendral Pendidikan Tinggi: Depdiknas.
Sardiman A.M.2011.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Sugandi.Achmad.Drs.20007.Teori Pembelajaran. Semarang:UPT MKU UNNES.