Upaya Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar Siswa
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MEMELIHARA LINGKUNGAN
MELALUI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING KELAS I SEMESTER I
SDN 1 GONDANG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Sri Widyaningsih
SDN 1 Gondang Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Hal ini selaras dengan permasalahan yang sering muncul pada pendidikan sekolah dasar terutama pada kelas I sampai kelas 3. Dimana, untuk memudahkan pemahaman siswa haruslah didukung dengan aplikasi kehidupan sehari-hari. Sementara itu, pembelajaran tematik pada prinsipnya mampu menjawab atas permasalahan tersebut. Perpaduan beberapa mata pelajaran yang diajarkan dalam satu waktu, akan memberikan wawasan kepada siswa. Di samping itu, pembelajaran akan lebih bervariatif baik dari segi materi, metode dan langkah guru dalam mengajar. Maka dari itu, pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan menggunakan pendekatan tematik dalam pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang dikombinasikan dengan IPS dan PKn di SDN 1 Gondang kelas I semester I tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa dari sejumlah 23 siswa terdapat 15 siswa (65%) yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 8 siswa (35%) belum mencapai ketuntasan belajar. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 90 terendah 40 dengan nilai rata-rata 73. Berdasarkan ketuntasan siswa dari sejumlah 23 siswa terdapat 20 siswa atau 87% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 3 siswa atau 13%, belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100 nilai terendah 50 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 87%. Berdasarkan ketuntasan siswa dari sejumlah 23 siswa terdapat 23 siswa atau 100% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Tidak ada siswa yang tidak tuntas atau atau 0%, belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100 nilai terendah 75 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 90%.
Kata Kunci: Lingkungan, Active Learning, IPA
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang sering muncul pada pendidikan sekolah dasar terutama pada kelas I sampai kelas 3. Dimana, untuk memudahkan pemahaman siswa haruslah didukung dengan aplikasi kehidupan sehari-hari. Sementara itu, pembelajaran tematik pada prinsipnya mampu menjawab atas permasalahan tersebut. Perpaduan beberapa mata pelajaran yang diajarkan dalam satu waktu, akan memberikan wawasan kepada siswa. Di samping itu, pembelajaran akan lebih bervariatif baik dari segi materi, metode dan langkah guru dalam mengajar. Maka dari itu, pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan menggunakan pendekatan tematik dalam pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang dikombinasikan dengan IPS dan PKn di SDN 1 Gondang kelas I semester I tahun pelajaran 2014/2015.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masa–lah tersebut dapat ditentukan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. IPA adalah pelajaran yang erat hubungannya dengan realita kehidupan sehari-hari
2. Pembelajaran kurang bervariatif apa–bila dilakukan hanya dipakai pada satu mata pelajaran saja.
3. Guru kurang bisa berinovasi terhadap teknik pembelajaran
Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, peneliti menganalisa masalah sebagai berikut:
1. Siswa merasa jenuh dengan suasana di kelas yang hanya bersikap pasif
2. Pembelajaran bersifat pasif
3. Kurangnya kombinasi mata pelajaran yang cocok dalam melaksanakan pembelajaran Active Learning.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan kemam–puan siswa tentang memelihara ling–kungan pada siswa kelas I di SDN 1 Gondang, Kecamatan Blora Pada Tahun 2014/2015?
2. Bagaimana hasil belajar siswa melalui pembelajaran Active Learning Siswa Kelas I Semester I pada SDN 1 Gondang, Kecamatan Blora Pada Tahun 2014/2015?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan po–kok di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDN 1 Gondang dalam mata pelajaran IPA.
2. Untuk meningkatkan motivasi dan pengetahuan tentang metode meng–ajar yang tepat dan terarah.
3. Untuk menggunakan suatu media yang ada untuk digunakan dalam menun–jang proses belajar dan mengajar.
4. Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPA di SDN 1 Gondang.
KAJIAN PUSTAKA
Strategi Pembelajaran Siswa Aktif
Setiap hari jutaan anak dan ribuan orang dewasa berinteraksi dalam hubung–an antara siswa dan guru. Namun, tidak diketahui apakah interaksi yang mereka lakukan berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar. Tidak ada teori belajar atau praktik pendidikan yang mengete–ngahkan apakah yang sebenarnya terjadi ketika guru bertanya kepada siswanya di kelas. Apakah yang didengar siswa bila ia dipanggil? Apakah yang dipikirkannya, fantasinya dan yang diharapkannya? Kebiasaan seperti apa yang dilakukannya? Adakah pengaruh yang ditimbulkannya terhadap guru? Seringkali guru tidak mengerti jawaban siswa atau ia hanya menganggap jawaban tersebut adalah betul atau salah. Itulah sebabnya, memahami anak adalah hal yang sangat penting dalam proses belajar-mengajar. Dengan mempelajari strategi yang dipakai oleh siswa dalam mengikuti pelajaran, pertanyaan-pertanyaan di atas dapat terjawab.
Perkembangan anak SD
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu me–ngontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.
Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembang–nya pemahaman terhadap ruang dan waktu
Belajar dan Pembelajaran Bermakna
Belajar pada hakekatnya merupa–kan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikait–kannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan meng–hubungkan konsep-konsep untuk mengha–silkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.
Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains
IPA atau sains munurut Sumaji (1998:35) adalah agar siswa mampu memahami dan menguasai konsepkonsep IPA serta keterkaitan dengan kehidupan nyata. Siswa juga mampu menggunakan metode ilmiah untuk memcahkan masalah yang dihadapinya, sehingga lebih menyadari dan mencintai kebesaran serta kekuasaan Penciptanya. Pengajaran IPA menurut Depdikbud (1993/1994:98-99) bertujuan agar siswa: (1) Memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-sehari. (2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembang–kan pengetahuan, dan ide tentang alam di sekitarnya. (3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta peristiwa di lingkungan sekitar. (4) Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasa–ma dan mandiri. (5) Mampu menerapkan berbagai macam konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. (6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. (7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Sekolah Dasar dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah sebagai berikut:
1. Menanamkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap teknologi dan masyarakat.
2. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3. Menanamkan pengetahuan dan pema–haman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains kehidupan sehari-hari.
5. Mengalihgunakan pengetahuan, kete–rampilan, dan pemahaman kebidang pengajaran lainnya.
6. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
7. Menghargai ciptaan Tuhan akan lingkungan alam. Maksud dan tujuan tersebut adalah agar anak memiliki pengetahuan tentang gejala alam dan berbagai jenis dan peran lingkungan alam dari lingkungan buatan dengan melalui pengamatan agar anak tidak buta dengan pengetahuan dasar mengenai IPA atau Sains.
Kerangka Berpikir
Siswa kelas I SD masih tergolong anak dalam masa berpola pikir kongkret dan holistik sehingga dalam belajar ia perlu menghadapi sesuatu yang nyata dan dapat dimanipulasi secara langsung.
Di sisi lain mata pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang mengandung konsep-konsep yang bersifat kongkrit. Maka dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga benda langsung ini siswa akan dibawa untuk mempelajari IPA tentang memelihara lingkungan secara nyata yang digunakan sebagai alat peraga untuk menemukan konsep tentang dokumen dan koleksi pribadi. Guru dituntut kreativitas untuk menciptakan proses pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dengan pengamatan langsung tidak hanya sekedar hapalan. Karena selama ini pembelajaran IPS lebih banyak mengunakan pendekatan eksipatoris. Serta guru dapat memilih cara dan metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
Berdasarkan latar belakang peneli-tian yang menghasilkan nilai pembelajaran IPA masih di bawah harapan guru dan berdasarkan identifikasi masalah, rumusan tujuan dan manfaat penelitian di atas maka peneliti melakukan perbaiakn pembelajaran pada siklus I dan II. Perbaikan pembela-jaran menggunakan alat peraga benda langsung diharapkan untuk menarik perha-tian siswa sehingga dapat menghasilkan nilai pembelajaran yangmeningkat.
Hipotesis Tindakan
Pada perbaikan proses pembela-jaran melalui alat peraga benda langsung dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar materi dolumen dan benda berharga milik keluarga pada siswa kelas II semester 1 tahun 2014/2015 SDN SDN 1 Gondang Kecamatan Blora Kabupaten Blo-ra, penulis bersama dengan teman sejawat mengajukan dugaan sementara sebagai berikut:
1. Melalui Alat peraga benda langsung da-pat meningkatkan keaktifan belajar IPA materi memelihara lingkungan pada siswa kelas I semester 1 tahun 2014/2015 SDN SDN 1 Gondang Kecamatan Blora Kabupaten Blora.
2. Melalui Alat peraga benda langsung dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi memelihara lingkungan pada siswa kelas I semester 1 tahun 2014/2015 SDN SDN 1 Gondang Kecamatan Blora Kabupaten Blora.
3. Melalui Alat peraga benda langsung dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA materi memelihara lingkungan pada siswa kelas I semester 1 tahun 2014/2015 SDN SDN 1 Gondang Kecamatan Blora Kabupaten Blora.
Subjek Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan di SDN 1 Gondang kecamatan Tunjungan kabupaten Blora. Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2011 dan pada tanggal 10 Oktober 2011.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS–AN
Deskripsi Per Siklus
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
1. Pra Siklus
Tabel 1 Prestasi Belajar Pra Siklus
Nilai |
0 |
10 |
20 |
30 |
40 |
50 |
60 |
70 |
80 |
90 |
100 |
Banyak Siswa |
– |
– |
– |
|
2 |
2 |
6 |
3 |
14 |
4 |
– |
Jumlah Siswa |
Tuntas |
Belum Tuntas |
Rata-rata |
Tingkat Ketuntasan |
|||||||
23 |
15 |
8 |
73 |
65% |
Tabel 2. Nilai Tes Pra Siklus
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
1. |
85-100 |
A |
Sangat baik |
2 |
9% |
2. |
75-84 |
B |
Baik |
13 |
57% |
3. |
65-74 |
C |
Cukup |
3 |
13% |
4. |
55-64 |
D |
Kurang |
3 |
13% |
5. |
< 54 |
E |
Sangat Kurang |
2 |
9% |
Jumlah |
23 |
100% |
Dari hasil tes Pra siklus, menun–jukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa atau 9%, sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 13 siswa atau (57%). Sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) 3 siswa atau (113) sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) 3 siswa atau (13%) sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) 2 siswa atau (9%).
2. Siklus I
Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikait–kannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.
Tabel 3 Prestasi Belajar Matematika Siklus I
Nilai |
0 |
10 |
20 |
30 |
40 |
50 |
60 |
70 |
80 |
90 |
100 |
Banyak Siswa |
– |
– |
– |
– |
– |
1 |
3 |
3 |
17 |
7 |
– |
Jumlah Siswa |
Tuntas |
Belum Tuntas |
Rata-rata |
Tingkat Ketuntasan |
|||||||
23 |
20 |
3 |
81 |
87% |
Tabel 4. Hasil Belajar Siklus I
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
1. |
85-100 |
A |
Sangat baik |
22 |
96% |
2. |
75-84 |
B |
Baik |
0 |
0% |
3. |
65-74 |
C |
Cukup |
1 |
4% |
4. |
55-64 |
D |
Kurang |
0 |
0% |
5. |
< 54 |
E |
Sangat Kurang |
1 |
4% |
Jumlah |
23 |
100% |
Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A 22 siswa atau 96%, sedangkan yang mendapat nilai B siswa 0 (0 %) sedangkan yang mendapat nilai C 1 siswa (4%) yang mendapat nilai D 0 siswa (0%) sedangkan yang mendapat nilai E 1 siswa atau 4%.
3. Siklus II
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.
Tabel 5. Hasil Belajar Siklus II
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
1. |
85-100 |
A |
Sangat baik |
16 |
70% |
2. |
75-84 |
B |
Baik |
7 |
30% |
3. |
65-74 |
C |
Cukup |
0 |
0% |
4. |
55-64 |
D |
Kurang |
0 |
0% |
5. |
< 54 |
E |
Sangat Kurang |
0 |
0% |
Jumlah |
23 |
100% |
Dari pelaksanaan tindakan siklus II dapat di ketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 16 siswa (70%). Sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 7 siswa atau (30%) sedangkan yang mendapat nilai (C) adalah 0 siswa (0%) sedangkan yang mendapat nilai (D) adalah 0 siswa atau (0%) dan E tidak ada atau 0% sedangkan nilai rata-ratanya kelas adalah 90%.
Pembahasan
Pada siklus I nampak adanya peningkatan prestasi pada siswa. Tetapi penguasaan siswa terhadap materi yang ada masih kurang. Hal ini disebabkan karena kurangnya aktivitas siswa dalam bertanya sehingga guru pun menganggap bahwa siswa sudah paham. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka akan dilakukan tindakan pada siklus II.
Pada siklus II, telah dilakukan penelitian dengan metode praktikum di depan kelas, dimana siswa diberi tugas untuk melakukan uji pengenalan anggota tubuh. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan nampak aktivitas siswa dala berkelompok. Adanya kerjasama dan praktek secara langsung, maka nampak adanya peningkatan hasil belajar
Pada siklus II ini, siswa diminta untuk membentuk kelompok heterogen, dimana salah satu anggota yang mempunyai kemampuan lebih dari semua kelompok dikumpulkan, kemudian diberi penjelasan oleh guru. Setelah paham siswa yang sudah diberi penjelasan materi tersebut kembali ke kelompoknya masing-masing dan menjelaskan kepada teman dalam kelompoknya tersebut. Kemudian setiap kelompok dengan perwakilan siswa yang memiliki kemampuan tinggi menyajikan materi yang telah didiskusikan. Berdasarkan evaluasi, metode tersebut membuat peningkatan yang signifikan Dari sejumlah tindakan atau siklus pembela–jaran yang dilakukan dalam penelitian ini, tampak adanya hubungan antara pra siklus,siklusI,dan siklus II. Berdasarkan hubungan tersebut terdapat peningkatan hasil belajar siswa V di SDN 1 Gondang.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian di kelas V SDN 1 Gondang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada penelitian ini dilakukan peren-canaan yang matang mulai dari menyiapkan tema, tujuan, dan media yang akan digunakan supaya dalam pelaksanaannya pun juga dapat berjalan dengan lancar sehingga melalui evaluasi yang dilakukan menunjukkan peningkatan belajar siswa dalam mata pelajaran IPA secara tematik hal ini disebabkan karena kurangnya aktivitas dan pemahaman yang menghambat kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Pada penelitian ini, dengan adanya perencanaan yang matang akan menghasilkan sesuatu yang efektif, karena mampu meningkatkan kemampuan siswa dan ini bisa digeneralisasikan untuk semua tingkatan kelas di kelas I SDN 1 Gondang.
3. Penerapan metode Active Learning serta pemberian tugas dapat membantu seorang guru (peneliti) dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPA secara tematik pada siswa kelas I SDN 1 Gondang. Keberhasilan tersebut merupakan hasil kerjasama antara guru dan para siswa yang secara aktif dalam mengikuti pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga bisa memotivasi guru-guru lain untuk dapat menerapkan metode belajar yang lain.
4. Hasil yang didapatkan oleh siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada kondisi pra siklus, nilai rata-rata siswa sebesar 71,61 sedangkan tingkat ketuntasannya sebesar 58,06%. Pada kondisi siklus I, nilai rata-rata siswa sebesar 78,39 sedangkan tingkat ketuntasannya sebesar 77,42%. Pada kondisi siklus II, nilai rata-rata siswa sebesar 86,13 sedangkan tingkat ketuntasannya sebesar 90,32%.
Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, saran yang dapat disampaikan untuk sesama guru adalah supaya lebih kreatif dan tidak monoton dalam memberikan metode belajar kepada siswanya. Kemudian kepada peneliti selanjutnya apabila ingin meneliti dengan mata pelajaran yang sama diharapkan memiliki variasi lain dalam melakukan penelitian, misalnya dalam materi yang berbeda, budaya yang berbeda, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2005. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal. (1994). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung. http://www.teknologipendidikan.net
Gagne, R.M (1985). The Conditions of Learning Theory of instruction (4th Edition). New York: Holt, Rinehart and Winston.
Hasibuan, J.J, Mudjiono (1988), Proses Belajar Mengajar. CV. Remaja Karya.Bandung.
Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Pustaka Mulia
Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. UNS Press.