UPAYA PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN
UPAYA PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN
DALAM BERMAIN SEPAK BOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III, SEMESTER I SDN 1 SAMBONGREJO,
KEC. SAMBONG KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Wurini Suci
SDN 1 Sambongrejo, Kec. Sambong Kabupaten Blora
ABSTRAK
Kecepatan dan kelincahan adalah model dasar dalam berpain sepakbola dan bagi pemain merupakan modal sukses untuk mencetak gol, dan mempertahankan kemasukan gola. Dengan kemampuan kecepatan akan memudahkan pemain dalam rangka membawa bola. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Apakah prestasi belajar dapat ditingkatkan dengan penguasaan dasar-dasar sepakbola bagi siswa dengan diterapkannya metode demontrasi? (b) Apakah ada pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa Kelas III semester I SDN 1 Sambongrejo Kecamatan Sambong? Tujuan dari penelitian ini adalah (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar dasar-dasar sepakbola pada siswa setelah diterapkannya metode demonstrasi, (b) mengetahui motivasi belajar dasar-dasar sepakbola setelah diterapkannya metode demonstrasi. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari dua tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan. Refleksi dan refisi Sasaran penelitian ini adalah Siswa Kelas Kelas III Semester I dari data diperoleh berupa hasil tes praktik, lembar observasi kegiatan beolajar mengajar. Dari hasil analisa didapat bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatakan dari siklus I sampai II yaitu, siklus I (61.54%), siklus II (89,74%) untuk ranah psikomotro, siklus I (84,62%). Siklus II (100%) untuk ranah afktif. Simpulan dari penelitian ini adalah metode demonstrasi dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa Kelas III serta model pembejalaran dapat digunakan sebagai salah satu alternative penjas.
Kata kunci: Prestasi Belajar penjas, metode demonstrasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sepakbola adalah salah satu jenis olah raga yang sangat digemari orang seluruh dunia. Olah raga ini sangat universal. Selain digemari orang laki-laki olah raga ini juga digemari para perem-puan tidak hanya tua muda bahkan anak-anak Sejak tahun 1990 an olah raga ini mulai digunakan untuk para wanita meski-pun sebelumnya olah raga ini hanya diperuntukkan bagi kaum pria.
Olah raga ini melibatkan 11 orang dalam satu teamnya. Untuk menjadi peme-nang dalam suatu pertandingan harus me-lawan satu team lainnya. Lapangan. para pemain sepak bola memperebutkan sebua bola untuk dimasukkan ke dalam gawang yang dijaga seorang penjaga gawang (goal keeper)
Olah raga ini menjadi sangat me-narik karena selain hanya memperebutkan sebuah bola dilapangan dengan menggu-nakan kaki tetaspi juga terlihat gaya-gaya permainannya dalam memperebutkan bola untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawan. Oleh karena olah raga ini melibat-kan banyak orang tentunya kerjasama team yang baik sangat dibutuhkan selain teknik bermain yang baik.
Hanya para atlet sepak bola manea Negara yang sukses membina karier di bidang olah raga ini. Tentunya diperlukan usaha dan latihan yang keras untuk menjadi atlet sepak bola yang handal dan professional
“Goallll……!” teriakan ini sungguh identik dengan sepakbola siapapun yang berteriak “ goal” dapat dipastikan akan mengangkat tangan, berdiri, wajah men-dongak, mulut terbuka lebar, mata berbi-nar-binar, hati berbunga-bunga dan di-akhiri dengan tengok kanan, tengok kiri sambil mengulurkan tangan dan suara gemuruh. hal ini sungguh kontradiksi dengan sebagian orang yang ada di tempat yang sama yang tidak bisa berteriak” goal..” Mereka duduk diam, kaget, gelisah, kecewa, dengan tangan di depat mulut, sambil menggit jari dengan muka yang pucat. Sebagian lain berteriak langkat, mengutuki, menyumpahi, protes keras, pemandangan seperti ini selalu ada di dalam permaianan sepak bola, baik di kampong, halaman rumah, sekolah, lapangan kecil atau di stadion yang megah.
Olahraga ini juga dilakukan anak kecil, anak-anak, remaja, pemuda, orang dewasa, priba bahkan wanita. Sepakbola sungguh popular di mata masyarakat, dari pelosik desa hingga kota besar di seluruh dunia.
Sepak bola merupakan olah raga yang simple, sederhana dan murah. Bah-kan hamper tidak memerlukan biaya. Na-mun bila pertandingan yuang professional, olah raga ini biayanya bisa terbesar dari aneka cabang olah raga lainnya. Untuk mengelola dan menghidupi sebuah klub sepak bola bisa memakan biaya milyaran rupiah. Di satu pihak sepak bola dikatakan hamper tidak memerlukan biaya, karena alat dan sarana yang dibutuhkan hanya satu benda bulat dan tanah lapang. Benda bulat yang disebut bola itu bisa bola yang mahal, (bola karet), bola plastic, jeruk bali (keprok) atau jerami, kertas, serabut kelapa, yang pengelola harus mengadakan studi banding, harus tanggap akan anak asuhnya, mau belajar dari pengalaman pahit, sekkaligus berusaha membuktikan pengelolaan yang lebih professional.
Bila dikaji bersama pola permainan sepak bola. Itu sederhana, pola permainan hanya menyerang (Attacktion), memper-tahankan (defention) dan menyusun posisi strategi ini, keahlian dan keterampilan masing-masing pemain tampak jelas, ke-mauan membawa bola, menggiring bola, merebut bola, mempertahankan bola, mengecoh lawan, sangat diperlukan oleh individu pemain untuk diterapkan dalam kerja sama antara pemain.
Tiap pemain harus punya kemam-puan DK4, maksudnya daya tahan tubuh, kekuatan, kelenturasn, kecepatan dan kelincahan. Ke 5 faktor ini harus dimiliki para pemain untuk mengembangkan ke posisi puncak. Dari kelima faktor tersebut yang menarik untuk dikaji bersama adalah faktor kecepatan dan kelincahan. Kecepat-an dan kelincahan ini dapat dibentuk dari dalam diri (pembawaan) atau dari luar diri (karena mampu mengkombinasikan dari segala teknik yang dimiliki)
Mempunyai kecepatan dan kelin-cahan yang lebih, bagi setiap pemain merupakan mudah dan sukses untuik mencetak gol, dan mempertahankan kema-sukan bola. Dengan kemampuan kecepatan dan kelincahan akan memudahkan pemain tersebut dalam rangka membawa bola (menggiring bola) ke hadapan gawang lawan.
Seorang pemain yang mempunyai kelincahan dan kecepatan yang bagus, bola yang digiring bagaikan lekat di kaki dan tentu mudah melewati halangan lawan dan tidak mudah dikelabuhi lawan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, cabang olah raga bola sepak bola menarik untuk dikaji bersama sehingga perkem-bangan sepak bola Indonesia semakin di-minati masyarakat sekaligus mampu duduk sejajar dengen club-club di negeri luar. Sedangkan masalah yang khusus menarik untuk dibahas bersama dengan judul “Upaya Meningkatkan Kelincahan dan Kecepatan Dalam Bermain Sepak Bola Pada Siswa Kelas III SDN 1 Sambongrejo, Kec. Sambong tahun pelajaran 2013/2014.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu maslaah sebagai berikut:
1. Apakah prestasi belajar dapat diting-katkan dengan penguasaan dasar-dasar sepak bola bagi siswa dengan diterapkannya metode demonstrasi?
2. Apakah ada pengaruh metode demon-strasi terhadap prestasi belajar siswa Kelas III Semester I di SDN 1 Sambongrejo Kecamatan Sambong?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di-atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui peningkatan prestasi bela-jar dasar-dasar bermain sepak bola pada siswa setelah diterapkan metode demonstrasi.
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola pada siswa setelah diterapkan metode demonstrasi.
Sejarah Singkat Sepak Bola
Permainan sepak bola berasal dari Inggris. Pada tanggal 26 Oktober 1963 ter-dapat organisasi yang menyusun peraturan permainan. Yaitu The Foodball Association. Federasi sepak bola dunia yaitu Federaion Internasional the Foodball Association (FIFA) dibentuk pada tanggal 21 Septem-ber 1904, diketuai oleh guirin.
Bangsa Indonesia mengenal per-mainan sepak bola dari bangsa Belanda. Pada tanggal 19 april 1930 di Yogyakarta, dibentuk Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia (PSSI) yang diketuai oleh Mr Soeratin Sosro Soegondo.
Permainan sepak bola termasuk permainan bola besar. Sepak bola dimain-kan di lapangan rumput oleh dua regu atau dua kesebelasan yang saling berhadapan. Tujuan permainan sepak bola adalah me-masukkan bola ke gawang lawan seba-nyak-banyaknya dan mempertahankan daerah sendiri dari serangan lawan. Ka-rakteristik permainan adalah memainkan bola dengan menggunakan kaki ataupun dengan seluruh anggota tubuh kecuali oleh lengan.
Hakekat permainan sepak bola adalah mempertahankan dan penyerangan (Pend. Jasmani SLTP 3, Slamet, 26) maka untuk kelincahan dan kecepatan yang diprediksikan berpengaruh terhadap ke-mampuan menggiring bola, berpatokan pada hakekat permainan yang menitik be-ratkan pada pertahanan dan nilai tersendiri bagi penonton) jika mereka memahami betul akan peraturan permainan sepak bola, sikap yang dilarang untuk dilakukan dalam permainawn, tentu mereka akan terlihat lincah, cepat dan atraktif.
Penelitian ini juga berlandaskan pada penerobosan strategi pertahanan la-wan, teknik menghadang lawan, teknik mengendalikan lawan, teknik merebut bola. Dengan dasar kemampuan pemahaman teknik-teknik tersebut, tentu mendukung kualitas pemain dalam melakukan unsure kelincahan dan kecepatan. Baik pada saat sendirian, atau bersama kawan bermain.
Oleh sebab itu penelitian ini juga qakan membahas tentang:
– Penerobosan strategi pertahanan la-wan
– Teknik menghadang bola
– Teknik merebut bola
– Teknik mengendalikan lawan/bola
Serta menghubungkan dengan un-sur-unsur permainan sepak bola yang terfokus pada kecepatan, kelincahan dalam proses kemampuan menggiring bola dalam permainan.
Teknik Dasar Permainan Sepak Bola
Ada beberapa teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus dikuasai oleh pemain, antara lain menendang, menggiring, mengontrol, menyundul dan menghentikan bola.
1. Menendang Bola
Pemain sepak bola harus mampu melakukan gerakan menendang bola dengan baik dan benar sesuai dengan fungsi atau bagian kaki yang akan diguna-kan. Pada dasarnya cara menendang bola dapat dibedakan menjadi empat yaitu:
a. Teknik menedang dengan kaki bagian dalam
Teknik menendang dengan ka-ki bagian dalam dapat dilakukan seba-gai berikut:
1. Sikap permulaan
Posisi badan harus dengan bola. Salah satu kaki menumpu di samping bola dengan ujung kaki mengarah ke depan serta lututnya sedikit ditekuk dan badan agak condng ke depan. Kaki sepak (tending) dibuka ke luar selebar 90° hingga mata kaki mengarah ke depan bola. Pandangan dipusatkan pada bola yang akan ditendang. Kedua lengan menjaga keseim-bangan.
2. Gerakan
Kaki tendang ditarik ke be-lakang, kemudian diayunkan ke de-pan mengenai bola dengan menggunakan kaki bagian dalam tepat pada titik pusat tendang hingga bola bergerak ke depan.
3. Sikap akhir
Gerakan selanjutnya diikut oleh gerak lanjut dari kaki tendang yang diimbangi anggota tubuh lain-nya, kesadaran yang sering terjadi adalah:
1. Sikap badan kaki
2. Kaki tumpu tidak disam-ping bola
3. Badan kurang condong
4. Tidak diikuti gerak lanjut
b. Teknik menendang bola dengan panggung kaki
Teknik menggunakan pung-gung kaki dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Sikap permulaan
Sikap badan di belakang bola yang menyudut ± 30°. Kemu-dian pada saat akan menendang bola yang berjarak sekepal tangan. Bersamaan dengan mengayun kaki tendang bola ke belakang. Badan sedikit condong ke depan dan kedua lengan menjaga keseim-bangan Pandangan dipusatkan ke bola.
2. Gerakan
Pada saat kaki tendang mengayun ke depan, kaki menga-ruh ke bola, pergelangan kaki di titik tengah, ujung kaki selangkah ke samping bawah, kemudian bola ditendang tepat pada sasaran titik pusat tendang
3. Sikap akhir
Sikap akhir tendangan du-kung oleh gerak lanjut tendang yang diikuti anggota badan selu-ruhnya.
c. Teknik menendang dengan pung-gung kaki adalah sebagai berikut:
Teknik menedang dengan panggung kaki adalah sebagai berikut:
1. Sikap permulaan
Pemain berdiri agak ke belakang di samping bola dengan jarak kaki tumpu lebih kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tendang ke belakang harus dengan bola. Pandangan kearah tendangan.
2. Gerakan
Dengan mengayun dan menggerakkan kaki, tendangan bola sekuat-kuatnya ke depan de-ngan menggunakan punggung ka-ki.
3. Sikap akhir
Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang dan diikuti oleh anggota tubuh lainnya.
d. Teknik menendang dengan pung-gung kaki bagian luar
2. Mengontrol Bola
Mengontrol bola adalah suatu upa-ya untuk meguasai bola sebelum bola di-hentikan oleh kaki. Dalam upaya mengon-trol bola pemain harus dalam kondisi siap dengan pengamanan yang tepat agar dapat menguasai bola sepenuhnya. Setelah bola tersebut terkontrol dengan baik, bola baru dihentikan
Menghentikan bola depan dilaku-kan dengan cara
a. Menghentikan bola dengan tela-pak kaki
Sebelum menghentikan bola de-ngan telapak kaki pemain terlebih dahulu mengontrol bola dan mendekati bola yang sedang ber-gerak. Bola tersebut dihentikan dengan telapak kaki, dengan cara menyongsong bola yang datang, kemudian telapak kaki ditarik ke belakang bersamaan dengan da-tangnya bola.
b. Menghentikan bola dengan pung-gung kaki
Pada umumnya menghentikan bola dengan punggung kaki dila-kukan jika bola jauh dari udara. Cara menghentikan bola dengan punggung kaki sebagai berikut:
1. Pemain bergerak ke arah bola
2. Tepat di bawah bola melam-bung, angkatlah kaki ke depan atas yang digerakkan untuk menghentikan bola dengan punggung kaki.
3. Tahan bola dengan menggu-nakan kaki dengan sedikit sentuhan atau tarikan.
4. Bola jatuh diantara kedua kaki
c. Menghentikan bola dengan dada
Cara menghentikan bola dengan dada sebagai berikut
1. Pemain mengontrol bola yang melayang dengan cermat
2. Majulah untuk menjemput bo-la
3. Dalam posisi seimbang, dada dibuka leher dan kedua ta-ngan melebar
4. Tahan bola yang tepat di dada dengan sedikit sentuhan atau berikan ke belakang
5. Bola jatuh di antara kedua kaki
d. Menghentikan bola dengan paha
Cara menghentikan bola dengan menggunakan paha adalah seba-gai berikut:
1. Pemain mengontrol dan menghentikan bola yang melayang di udara.
2. Pemain bergerak kearah da-tingnya bola
3. tempatkan tubuh di bawah datangnya bola. Kemudian te-kuk lutut hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambung bola.
4. Angkat salah satu kaki yang akan digunakan, kemudian te-kuk lutut hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola
5. Dengan sedikit sentuhan, bila dihentikan dengan paha.
6. Bola jatuh diantara perut.
e. Menghentikan bola dengan perut
Menahan bola dengan menggu-nakan perut dapat dilakukan apa-bila posisi bola melayang di atas tanah. Caranya sebagai berikut
1. Amati pergerakan bola yang melayang
2. Bergerak kedepan menjemput bola
3. Dengan menjaga keseimbang-an tahan bola dengan meng-gunakan perut dengan sen-tuhan atau menarik perut ke-belakang dan jatuhkan bola antara kedua kedua kaki.
3. Menggiring Bola
Menggiring bola adalah suatu ge-rakan membawa bola dengan mengguna-kan kaki untuk menuju daerah pertahanan lawan dan untuk mengelak penjagaan lawan.
Ada beberapa cara menggiring bo-la yaitu menggiring bola menggunakan punggung kaki bagian dalam dan menggiring bola menggunakan punggung kaki bagian luar.
a. Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki Bagian Dalam
Cara melakukannya sebagai berikut:
1. Sikap permulaan
Posisi badan agak condong ke depan, punggung kaki bagiand alam dekat bola, paha sedikit ditekuk dan kaki kiri digunakan untuk bertumpu. Untuk letak kaki tumpu di samping bola dengan sedikit lutut dan kedua lengan menjaga keseimbangan.
2. Gerakan
Pemain bergerak ke depan sambil menggiring bola, kaki dan bola sekali-kali bersentuhan, dan kedua kaki selalu dekat dengan bola. Sesuai irama langkah dengan bola.
b. Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki bagian Luar
Cara melakukannya sebagai berikut:
1. Sikap permulaan
Salah satu kaki ditempat-kan didepan dengan pergelangkan kaki sedikit diputar kedala, lutuk agak ditekuk dan kaki lainnya sebagai tumpuan. Sikap badan sedikit condong ke depat dan berat badan berada di kaki belakang dengan kedua lengan tergantung rileks
2 . Gerakan
Pemain bergerak ke depan dengan kedua kaki selalu berde-katan dengan bola. Persentuhan bola dengan kaki tepat pada ba-gian kaki bagian luar.
4. Menyundul Bola
Menyundul bola adalah saat upaya mengambil bola yang melayang di udara dengan dengan menggunakan kepala.
Daerah pernekaan bola dan kepala pada saat akan melakukan sebuah sundulan adalah kening, karena kening merupakan bagian yang terkuat dari kepala.
a. Menyundul Dengan Awalan Melom-pat
Cara menyundul dapat dilaku-kan sebagai berikut
1. Sikap permulaan
Pemain berdiri dari posisi seimbnag menghadap sasaran. Pandangan mengarah dan mengontrol bola yang berada di udara.
2. Gerakan
Bergeraklah mendekati bo-la setelah berjarak satu meter an-tara kepala dan bola, lalu melom-pat untuk melakukan sundulan dengan menguatkan leher. Sundul-an bola dilakukan dengan kepala atau kening. Mendaratlah dengan tumpuan kaki.
b. Menyundul bola tanda awalan
Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
1. Sikap permulaan
Pemain berdiri dalam posisi seimbnag menghadap kearah bola yang datang. Kedua kaki di buka sejajar dan pandangan kea rah bola. Kedua lengan terbuka ke samping tetapi rileks
2. Gerakan
Bola kira-kira satu meter didepan kepala dengan meleng-kungkan sedikit ke belakang otot leher. Kemudian gerakan bola ke depan sehingga kepala menyudul bola.
5. Merebut bola dari kaki lawan
Merebut bola adalah usaha untuk menguasai atau menghadang bola dari pengguasaan lawan. Hal itu biasanya dilakukan ketika pemain sedang berada dalam posisi bertahan. Teknik merebut bola dapat dibedakan menjadi:
a. Merebut bola dari posisi depan
b. Merebut bola dari posisi samping
c. Mererbut bola sambilo meluncur
d. Merebut bola dengan mengguna-kan bahu
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemain dalam mererbut bola, yaitu:
a. Konsentrasi dan pandangan selalu mengarah pada bola
b. Saat menghadapi bola, dibutuhkan ketenangan dan keseimbangan
c. Dituntut ketepatan dalam meram-pas bola
d. Ketika melakukan perebutan bola, tidak boleh melakukan pelanggar-an.
Teknik Gerakan Tanpa Bola
Gerakan tanpa bola, sebenarnya sangat penting dan menentukan dalam suatu serangan. Dengan gerakannya, pe-main tanpa bola dapat menciptakan berba-gai keadaan yang menguntungkan bagi pihaknya. Pemain sepak bola modern seka-rang ini dimainkan dengan cara bermain dnegan rajin bergerak. Pemain yang tidak mampu bergerak dengan cepat dan rajin, tidak akan pernah dapat menjadi pemain baik.
Membebaskan diri dari lawan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Dengan gerak yang tiba-tiba sehingga lawan ketinggalan untuk bertindak dan menggunakan “saat” yang mengertikan untuk dapat menerima operan dalam keadaan bebeas.
2. Pemain dapat juga menciptakan “posisi bebas” tersebut dengan berhentik tiba-tiba atau dengan cepat mengubah arah.
3. Atau pemain mencoba “melelahkan” lawan dengan ara terus menerus berlari, sehingga dapat menerima bola tanpa gangguan lawan.
4. Dapat berpura-pura tidak aktif, seperti kelelahan atau seakan—akan tidak berminat, sehingga lawan lengah, lalu mengambil kesempatan tersebut.
Berlari ke tempat kosong dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. setiap bentuk mengandung makna. Bentuk-bentuk berlari ke tempat kososng sebagai berikut:
1. Bergerak kearah teman yang mem-bawa bola
2. Berlari menjauhi “daerah bola” dengan maksud untuk dapat menerima operan jauh.
3. Pemain penyerang depan bergerak mundur, berlari telah melepaskan diri dari kawalan fisik lawan, untuk dapat menerima operan
4. Pemain yang berlari dengan kencang kearah pertahanan lawan dan menuju kearah tengan lapangan, merupakan cirri dari serangan balik.
5. Mengikuti teman yang membawa bola juga berarti siap untuk membantu dan memperkuat penyerangan. Sering dilakukan dalam daerah pertahanan sendiri atau di lapangan tengah.
Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Penyerangan
Pemain yang menguasai bola, se-belum bola tersbut dioperkan kepada temannya akan melakukan gerakan dengan bola, baik itu berupa “berlari dengan bola” aau gerakan menggiring bola. Memang terdapat sedikit perbedaan antara “berlari dengan bola” dan menggiring bola. Berlari dengan bola selalu dalam jangkauan. Langkah konstan dan tidak terlalu sering menyentuh bola. Sedangkan menggiring bola adalah mengubah arah dan kecepatan bola dengan sentuhan-sentuhan kaki yang cepat.
Teknik gerakan dengan bola pada pola penyerangan sebagai berikut:
1. Wall Pass atau Operan Satu-Dua
Wall Pass atau operan satu-dua memang merupakan gerak yang sangat sederhana dari dua orang pemain. Pemain A mengoper bola pada b, kemudian lari ke posisi baru. Pemain B tanpa menahan bola mengoper kembali kepada A yang menerima bola tersebut pada posisi baru. Walaupun sederhanam namun diperlukan latihan yang tekun dan sungguh-sungguh dari pemain. Diperlukan kecerdikan dari pemberi bola pertama untuk mencari “lobang” kemana dia bisa berlari untuk menerima operan keduaaa.
Bagi penerima operan pertama, diperlukan kemahiran untuk memperhi-tungkan saat dalam melakukan operan kedua yang akuran, sehingga pemberi operan pertama dapat “bertemu” bola pada posisi baru saat yang tepat. Perlu diingat bahwa pemain yang melakukan operan yang pertama kemudian “pelari” yang ha-rus mencari posisi baru yang kosong untuk menerima operan kedua dari temannya. Pelari inilah yang menentukan kemana operan kedua harus dilakukan.
2. Lemparan ke Dalam
Jika dilakukan secara baik, beren-cana dan dilatih dengan sunguh-sungguh maka lemparan ke dalam dapat menjadi awal dari serangan yang berbahaya. Terutama sekali jika lemparan ke dalam ini terjadi di daerah pertahaan lawan.
3. Tendangan Penjuru
Keberhasilan tendangan sudut ke kotak penalty bergantung kepada dua hal yaitu
a. Keterampilan pemain penyerang dalam menyundul bola ke gawang lawan.
b. Kemampuan pihak bertahan untuk menyapu bola-bla tinggi didaerah penalty, termasuk kemahiran penjaga gawang dalam memotong dan menangkap bola-bola tinggi di kotak penalty.
Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Pertahanan
Dalam permainan sepak bola dikenal tiga bariasan pemain yaitu (1) Barisan Penyerang, (2) Barisan Pemain lapangan tengah (3) barisan pertahanan (pemain belakang). Pemain belakang atau barisan pertahanan ini mempunyai “ tugas utama”, untuk mempertahankan dan me-lindungi daerah berbahaya atau gawang-nya dari serangan lawan. Dalam menjalan-kan tugas utama ini, terdapat cara-cara, tugas, pola teknik, atau strategi tertentu yang perlu dipahami.
Hal ini diperlukan agar dalam men-jalankan kegiatan sebagai pemain berta-han, pertahanan itu terlaksana dengan terkoordinir dan terpola serta merupakan gerakan bersama bukan tindakan sendiri-sendiri yang lepas satu sama lain.
1. Penjagaan Satu Lawan Satu (Man to Man Marking)
Prinsip dasar permainan bertahan adalah penjagaan (marking). Penjagaan yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan adalah penjagaan orang per orang. Dalam hal ini setiap pemain ber-tanggung jawab untuk menjaga seorang pemain lawan. Penjaga yang lebih diuta-makan adalah penjagaan dilakukan secara ketat, dan diminta tidak perlu lawan dapat ditinggalkan. Dari pada pikir seperti inilah datangnmya kemungkinan-kemungkinan dalam sepak bola modern dimana pemain belakang justru dapat ikut menyerang bahkan mencetak gol.
2. Penjagaan Daerah (Zona Marking)
Dalam pertahanan dengan cara penjagaan daerah ini, seorang pemain menjaga daerah (zone) tertentu di daerah pertahanan. Setiap lawan yang masuk ke daerah tersebut menjadi urusan dari men- tackle pemain lawan yang masuk ke daerahnya. Begitu lawan meninggalkan daerahnya urusan diambil alih oleh pihak bertahan lain, ke daerah mana lawan tersebut masuk.
3. Penjagaan Gabungan
Penjagaan gabungan adalah cara penjagaan terpadu antara satu lawan dengan penjagaan daerah. Artinya stiap pemain menjaga lawan tertentu, akan tetapi jika lawan tersebut tiba-tiba menukar posisinya dengan pemain lawan. Maka “ jagaanya” dapat diserahkan kepada teman lain dan segala menjaga pemain lainnya.
Dengan kata lain tidak perlu “mengikuti” lawan yang harus dijaganya terus-menerus. Untuk pelaksanaan ini tentu saja diperlukan pengertian dan kerja-sama yang baik sesama pemain bertahan. Sebab sering mengalami adanya tukar menukar posisi dari lawan, sehingga terjadi tukar menukar tugas.
4. Latihan Bermain Dengan Teknik Seder-hana
Latihan bermain sepak bola mem-punyai berbagai tujuan khusus, antara lain dapat (1) meningkatkan penguasaan keterampilan teknis dalam situasi bermain (2) melatih dan menerapkan teknik tertentu, (3) melatih kerja sama yang baik bagian atau unit tertentu, maupun tim secara keseluruhan dan (4) meningkatkan kualitas fisik.
Teknik dasar yang telah dipelajari seperti menggiring bola, mengoper bola, cara menerima bola, menembak dan sebagainya diterapkan lagi dalam bentuk latihan bermain. Dalam hal ini kita dihadapkan dengan situasi permainan yang sebenarnya. Artinya dalam mengolah bola akan senantiasa berhadapan dengan lawan inilah yang menjadi tujuan latihan. Apabila siswa telah mampu menguasai situasi tersebut, maka dapat dikatakan telah menguasai teknik sepak bola sebenarnya. Maksudnya siswa tidak saja menguasai teknik sepak bola konteks latihan teknik tetapi telah menguasai teknik sepak bola dalam situasi permainan atau pertandingan sesungguhnya.
Selanjutnya berbagai strategi tek-nik bermain, gerakan tertentu, tidak akan dapat dikuasai tanpa penerapan di lapang-an, terutama dalam situasi permainan. Hal tersbut dilatih dalam bentuk-bentuk latihan bermain dnegan tugas-tugas yang ditentu-kan, sesuai dngan aspek-aspek seperti yang dikemukakan di atas. Bersamaan dengan melatih unsur-unsur tersebut terbi-na pula kerjasama antara pemain dalam unit-unit tertentu menurut tugas masing-masing.
Dengan latihan bermain siswa dila-tih penguasaan segi teknik, menerapkan teknik, strategi dan gerakan tertentu serta melatih kerjasama. Siswa juga dalam waktu yang bersamaan memelihara bahkan dengan penekanan khusus dapat mening-katkan kondisi fisik yang sesuai degan tuntutan permainan sepak bola.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat, waktu dan Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan peneliti-an untuk memperoleh data yang diingin-kan. Penelitian ini bertempat di SDN 1 Sambongrejo
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnuya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Desember semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.
3. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas III (Tiga).tahun pelajaran 2013/2014.
PEMBAHASAN
1. Ketuntasan Hasil belajar siswa
Melalui hasil penelitian ini menun-jukkan bahwa pembelajaran pertemuan terbimbing memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, dan II) untuk ranah psikomotor yaitu 61,54%, 84,62 % dan 100%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diper-oleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode demonstrasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata—rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diper-oleh aktivitas siswa dalam proses pem-belajaran dengan model pembelajaran metode demonstrasi paling dominan adalah belajar dengan sesama anggota kelompok, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antara siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode demonstrasi de-ngan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran, menje-laskan/melatih menggunakan alat, mem-beri umpan balik dalam prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
4. Tanggapan siswa terhadap Model pem-belajaran metode demonstrasi
Berdasarkan analisis angket siswa dapat diketahui bahwa tanggapan siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran model dmonstrasi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respopn positif terhadap model pembela-jaran metode demonstrasi, sehingga siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahaan serta analisis yang telah dilakukan dapa disim-pulkan sebagai berikut
1. Pembelajaran dengan metode pembe-lajaran metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (61,54%), siklus II (89,74%), sedang-kan untuk ranah afektif yaitu siklus I (84,62%), siklus II (100%)
2. Penerapan metode pembelajaran me-tode demonstrasi mempunyai penga-ruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjuk-kan dengna rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembe-lajaran metode Demonstrasi sehingga mereka menjati termotivasi untuk belajar.
Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberi-kan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan metode pembela-jaran demonstasi memerlukan persiap-an yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode demon-strasi dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nanti-nya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan ke-terampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3 Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SDN 1 Sambongrejo.tahun pelajaran 2013/2014.
4. Untuk penelitian yang serupa hendak-nya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT. Rineksa Cipta
Bachrie, Eddy, dkk. 1982. Buku Kerja Pelatih Sepakbola Remajai. Bandung; Binacipta
Betty, C. Eric. 1987. Latihan Sepakbola Metode Baru Pertahanan. Bandung; Pioner Jaya
Coever, Weil. 1982; Sepakbola Pembinaan Pemain Ideal. Jakarta; PT Gramedia.
Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta; Erlangga
Remmy, Muchtar. 1992. Olah Raga Pilihan Sepak Bola, Jakarta; Depdikbud Dirjen Dikti
Roji. 1996. Penjaskes 3, Jakarta; Intan Parawara
Sajono, 1986. Pembinaan dan Kondisi fisik, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
Slamet, S.R. 1994.Penjaskes 3. Jakarta; Tiga Serangkai
Sneyer, J. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi, Jakarta; PT. Rosda Karya
Suharno. 1986, Ilmu Kepelatihan Olah Raga Yogyakarta; IKIP Yogyakarta.
Syafi’I, Imam, 1999, Sepakbola Dasar. Surabaya; UM Press IKIP Surabaya