Upaya Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Alat Peraga Kartu Kata
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA
PELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI PEMANFAATAN
ALAT PERAGA KARTU KATA BAGI SISWA KELAS VII A
SMP NEGERI 11 SURAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN 2016/2017
Dyah Utaminingtyas
SMP Negeri 11 Surakarta
ABSTRAK
Rendahnya kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas VII A terbukti pada nilai berbicara yang telah dicapai, dipandang perlu mencari solusi. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris melalui pemanfaatan alat peraga kartu kata bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Kartu kata merupakan alat peraga yang berupa kartu bertuliskan beberapa kosa kata berbahasa Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Surakarta kelas VII A semester genap pada bulan Januari sampai Juni 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik test unjuk kerja dan teknik non test pengamatan. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif kuantitatif dan deskriptif komparatif kualitatif. Kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan dari 54,01 menjadi 62,90 meningkat sebesar 14,13%. Berdasarkan proses pembelajaran memanfaatkan alat peraga kartu kata terdapat peningkatan antusias siswa. Kesimpulan penelitian bahwa kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta semester genap tahun pelajaran 2016/2017 dapat meningkat melalui pemanfaatan alat peraga kartu kata.
Kata Kunci: Kemampuan, berbicara dan kartu kata
Abstract
The low level of English Speaking ability class VII A provens on the value achieved, it must be sought. The purpose of the research is to improve the ability to speak English through the use of word card props for students of SMP Negeri 11 Surakarta Semester Genap of the academic year 2016/2017. The word card is card reader with some English vocabulary. This research is a classroom action research in two cycles. Each cycle consists of four stages of planning, action, observation and reflection. The reserach was conducted at SMP Negeri 11 class VII A Semester Genap of the academic year 2016/2017 in January to June 2017. The research method used is descriptive comparation. Data collection techniques using test techniques in the form of performance and non test techniques in the form of observations. Data analysis used is quantitative comparative descriptive and qualitative comparative descriptive. The ability to speak English from the first to final condotion there is an increase from 54,01 to 62,90 increased 14,13%. Based on the learning process utilizing the word card there is an increase in students enthusiasm. Research conclusion that ability to speak English students class VII A SMP Negeri 11 Surakarta of academic year 2016/2017 can increase through utilization props word card.
PENDAHULUAN
Rendahnya kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas VII A tersebut terbukti pada nilai yang telah dicapai sebanyak tiga kali penilaian. Pada penilaian pertama yang diikuti oleh 32 siswa, nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa kelas VII A adalah 70, sedangkan nilai terendah yang dicapai adalah 32. Sementara nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa kelas VII A adalah 55,50. Pada penilaian yang ke dua yang diikuti oleh 31 siswa, seorang tidak hadir karena sakit, nilai tertinggi yang dicapai adalah 92. Sedangkan nilai terendah adalah 22. Nilai rata-rata 53,26. Pada penilaian ke tiga yang diikuti oleh 32 siswa, nilai tertinggi adalah 80. Sedangkan nilai terendah adalah 33 dan nilai rata-rata 53,28. Berdasarkan nilai yang dicapai oleh siswa kelas VII A, maka hasil penilaian tersebut tidak sesuai dengan KKM yang harus dicapai yaitu 73. Kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris siswa rendah karena guru belum memanfaatkan alat peraga. Selama ini siswa hanya menirukan guru.
Untuk meningkatkan kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta, peneliti perlu melakukan tindakan. Tindakan yang harus dilakukan adalah dengan memanfaatkan alat peraga. Tindakan pertama, peneliti memanfaatkan alat peraga secara kelompok besar. Tindakan ke dua, peneliti memanfaatkan alat peraga secara kelompok kecil.
Rumusan masalah dalam penelitian ini Apakah melalui pemanfaatan alat peraga dapat meningkatkan kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta? Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017.
KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan judul penelitian yaitu upaya peningkatan kemampuan berbicara dalam pelajaran bahasa Inggris melalui pemanfaatan alat peraga kartu kata maka peneliti memaparkan kajian teori sebagai berikut: Setiap makhluk ciptaan tuhan diberi kemampuan yang beraneka ragam. Kemampuan tersebut bisa dilatih dan akhirnya akan menghasilkan harapan yang diinginkan. Pada dasarnya semua orng orang mempunyai kemampuan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia kemampuan adalah kesanggupan , kecakapan ataupun kekuatan untuk melakukan sesuatu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995: 623)
Berbicara adalah kemampuan kedua yang dimiliki seseorang sesudah kemampuan mendengarkan. Dengan berbicara kita bisa menjalin komunikasi dengan orang lain. Sedangkan hakikat berbicara adalah mengungkapkan berbagai makna dalam berbagai teks lisan. (Depdiknas, 2003: 1) Dengan berbicara kita dapat memecahkan masalah bersama. Dengan berbicara semua akan menjadi jelas.
Kartu kata merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun hakikat dari kartu yaitu kertas tebal berbentuk persegi panjang untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan karcis (Sulistyowati,2005: 223). Kartu yang dimaksud adalah kartu kecil yang berisi gambar, konsep, soal atau tanda simbol yang mengingatkan siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. (Asyad 1996: 120) Sedangkan hakikat dari kata yaitu kumpulan dari beberapa huruf yang diucapkan dan mengandung makna sebagai ungkapan perasaan. (Sulistyowati 2005: 225)
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yaitu dengan menganalisis data, dengan menggunakan deskriptif komparatif berbentuk kuantitatif dan kualitatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif komparatif kuantitatif yaitu dengan cara membandingkan nilai kondisi awal dengan siklus I, nilai siklus I dengan nilai siklus II, dan nilai kondisi awal dengan nilai kondisi akhir. Deskriptif komparatif kualitatif dilakukan pada proses pembelajaran dengan membandingkan proses pembelajaran kondisi awal dengan siklus I, siklus I dengan siklus II, kondisi awal dengan kondisi akhir, dan dilanjutkan dengan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas VII A SMP Negeri 11 semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta semester genap tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 31 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Pada semester gasal, jumlah siswa kelas VII A berjumlah 32. Namun pada semester genap, seorang siswa berhenti sekolah karena harus bekerja sehingga jumlah siswa kelas VII A menjadi 31. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2017. Sumber data ada dua macam yaitu sumber data yang berasal dari subyek namanya sumber primer dan sumber yang berasal dari selain subyek namanya sumber sekunder. Bentuk data yang dikumpulkan dari sumber data primer dan sumber data sekunder ada dua macam yaitu: a). Berbentuk angka atau bilangan disebut data kuantitatif misalnya nilai ulangan; dan b). Berbentuk bukan angka atau bukan bilangan disebut data kualitatif. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan peneliti menggunakan test unjuk kerja yang dilakukan baik sebelum penelitian maupun pada saat penelitian dilakukan yaitu pada siklus I maupun siklus II. Agar soal yang digunakan untuk mengumpulkan data valid, maka perlu dibuat kisi-kisi penulisan soal yang sesuai dengan kurikulum, karena alat pengumpulan data yang peneliti pergunakan berbentuk test unjuk kerja, maka perlu dilakukan pengamatan. Pengamatan divalidasi dengan cara mengajak teman sejawat yang berperan sebagai observer untuk mengamati dan mengoreksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Awal
Untuk meningkatkan kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta, peneliti perlu melakukan tindakan. Tindakan yang harus dilakukan adalah dengan memanfaatkan alat peraga. Tindakan pertama, peneliti memanfaatkan alat peraga secara kelompok besar. Tindakan ke dua, peneliti memanfaatkan alat peraga secara kelompok kecil. Agar lebih jelas terbaca, berikut peneliti tampilkan tabel nilai kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris kondisi awal.
Tabel 1. Nilai Kemampuan Berbicara pelajaran Bahasa Inggris Kondisi Awal
No Subjek |
Penilaian 1 |
Penilaian 2 |
Penilaian 3 |
1 |
67 |
22 |
50 |
2 |
65 |
53 |
53 |
3 |
52 |
45 |
53 |
4 |
47 |
50 |
57 |
5 |
68 |
33 |
40 |
6 |
53 |
62 |
80 |
7 |
53 |
43 |
60 |
8 |
32 |
58 |
47 |
9 |
48 |
57 |
43 |
10 |
68 |
50 |
33 |
11 |
60 |
65 |
40 |
12 |
53 |
57 |
70 |
13 |
48 |
50 |
47 |
14 |
63 |
40 |
57 |
15 |
47 |
Tdk msk Sekolah |
43 |
16 |
43 |
45 |
53 |
17 |
53 |
72 |
70 |
18 |
50 |
55 |
50 |
19 |
58 |
67 |
43 |
20 |
50 |
53 |
50 |
21 |
58 |
43 |
43 |
22 |
55 |
55 |
50 |
23 |
38 |
67 |
60 |
24 |
55 |
43 |
50 |
25 |
60 |
52 |
53 |
26 |
67 |
37 |
67 |
27 |
70 |
48 |
63 |
28 |
62 |
60 |
50 |
29 |
60 |
52 |
60 |
30 |
45 |
60 |
53 |
31 |
65 |
65 |
60 |
32 |
63 |
92 |
57 |
Nilai Terendah |
32 |
22 |
33 |
Nilai Tertinggi |
70 |
92 |
80 |
Rata-rata |
55,50 |
53,26 |
53,28 |
Rentang Nilai |
38 |
70 |
47 |
Berdasarkan tabel 1 kondisi awal menunjukkan nilai rata-rata pada penilaian pertama yaitu 55,50, nilai rata-rata pada penilaian kedua yaitu 53,26, sedangkan nilai rata-rata pada penilaian ketiga yaitu 53,28.
Siklus I
Pada siklus I, peneliti sudah memanfaatkan alat peraga kartu kata dalam pelajaran kemampuan berbicara Bahasa Inggris bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta semester genap tahun pelajaran 2016/2017 secara kelompok besar yang setiap kelompok terdiri dari sepuluh siswa dengan praktik dialog. Saat tindakan penelitian dibantu oleh seorang guru sebagai observer. Hasil tindakan siklus I dapat ditunjukkan pada tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2. Hasil Penilaian Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris kondisi awal dan siklus 1
No |
Uraian |
Kondisi Awal |
Siklus 1 |
Refleksi |
1
2
3 |
Tindakan
Proses Pembelajaran
Hasil Belajar
|
Dalam menyampaiakan pelajaran belum menggunakan alat peraga
Masih banyak siswa yang pasif, mengantuk, bicara sendiri, tidak memperhatikan penjelasan guru, kreatifitas dan antusias siswa masih rendah
Nilai kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris pada kondisi awal Nilai terendah 32, 22 dan 33 Nilai tertinggi 70, 92 dan 80 Nilai rata – rata 55.50,53.26 dan 53,28 |
Dalam menyampaikan pelajaran sudah menggunakan alat peraga kartu kata dalam kelompok besar yang terdiri dari 10 siswa per kelompok, dengan praktik dialog. Sedikit siswa yang pasif, masih ada siswa yang mengantuk, tapi makin berkurang siswa yang bicara sendiri juga makin berkurang, siswa makin memperhatikan penjelasan guru, siswa semakin antusias.
Nilai kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris pada siklus 1 Nilai terendah 38 Nilai tertinggi 88 Nilai rerata 59.48 |
Terdapat peningkatan antusias siswa dalam pembelajaran hal ini dapat mengurangi rasa mengantuk siswa
Deskriptif Komparatif nilai terendah meningkat 13,15% dari 33 (nilai terendah penilaian terakhir) menjadi 38 (38-33) x 100 38 = 13,15% |
Penilaian kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris pada kondisi awal, nilai terendah 32, 22 dan 33. Nilai tertinggi 70, 92 dan 80. Nilai rata-rata 55,50, 53,26 dan 53,28. Penilaian pada siklus 1, nilai terendah 38. Nilai tertinggi 88. Nilai rata-rata 59,48. Deskriptif komparatif nilai terendah meningkat 13.15% dari 33 menjadi 38.
Proses pembelajaran pada kondisi awal masih banyak siswa yang pasif, mengantuk, bicara sendiri, tidak memperhatikan penjelasan guru, dan antusias siswa masih rendah. Tetapi pada siklus 1, sedikit siswa yang pasif, masih ada siswa yang mengantuk tapi makin berkurang. Siswa yang bicara sendiri juga makin berkurang, siswa makin memperhatikan penjelasan guru, siswa semakin antusias. Terdapat peningkatan antusias siswa dalam pembelajaran hal ini dapat mengurangi rasa mengantuk siswa.
Siklus II
Sesudah dilakukan tindakan dengan memanfaatkan alat peraga berupa kartu kata dalam pembelajaran kemampuan berbicara pada mata pelajaran bahasa Inggris bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta semester genap tahun pelajaran 2016/2017 secara kelompok kecil yang setiap kelompok terdiri dari lima siswa, dengan praktik monolog, dan setelah itu dilakukan test unjuk kerja ternyata kemampuan berbicara mata pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta menjadi lebih baik bila dibanding ketika pada siklus 1.
Tabel 3. Hasil penilaian kemampuan berbicara Bahasa Inggris siklus 1 dan siklus 2
No |
Uraian |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
Refleksi |
1
2
3 |
Tindakan
Proses Pembelajaran
Hasil Belajar
|
Dalam menyampaikan pelajaran sudah menggunakan alat peraga kartu kata dalam kelompok besar yang terdiri dari 10 siswa per kelompok. Siswa praktik dialog. Sedikit siswa yang pasif, masih ada siswa yang mengantuk, tapi makin berkurang siswa yang bicara sendiri juga makin berkurang, siswa makin memperhatikan penjelasan guru, siswa semakin antusias. Penilaian kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris pada siklus 1 Nilai terendah 38 Nilai tertinggi 88 Nilai rerata 59,48 |
Dalam menyampaikan pelajaran sudah menggunakan alat peraga kartu kata dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5 siswa per kelompok. Siswa praktik monolog. Tidak ada siswa yang pasif, tidak ada siswa yang mengantuk, tidak ada siswa yang bicara sendiri, siswa makin memperhatikan penjelasan guru, siswa semakin antusias.
Penilaian kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris pada siklus 2 Nilai terendah 50 Nilai tertinggi 88 Nilai rerata 62,90 |
Terdapat peningkatan antusias siswa dalam pembelajaran hal ini dapat menghilangkan rasa mengantuk siswa
Deskriptif Komparatif nilai terendah meningkat 24 persen dari 38 menjadi 50 (50 – 38) x 100 50 = 24% |
Penilaian kemampuan berbicara Bahasa Inggris pada siklus 1, nilai terendah 38. Nilai tertinggi 88. Nilai rata-rata 59,48. Penilaian pada siklus 2 nilai terendah 50. Nilai tertinggi 88. Nilai rata-rata 62,90. Deskriptif komparatif nilai terendah meningkat 24% dari 38 menjadi 50.
Proses Pembelajaran pada siklus 1 terdapat siswa yang pasif, mengantuk, bicara sendiri, kurang memperhatikan penjelasan guru, antusias siswa agak rendah. Tetapi pada siklus 2, tidak ada siswa yang pasif, tidak ada siswa yang mengantuk. Siswa yang bicara sendiri juga tidak ada, siswa makin memperhatikan penjelasan guru, siswa semakin antusias. Terdapat peningkatan antusias siswa dalam pembelajaran hal ini dapat menghilangkan rasa mengantuk siswa.
Pembahasan
Berdasarkan kenyataan bahwa kemampuan berbicara mata pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta semester genap tahun pelajaran 2016/2017 rendah karena guru belum menggunakan alat peraga berupa kartu kata ketika menyampaikan pembelajaran berbicara, sementara siswa hanya menirukan guru. Maka perlu dilakukan tindakan. Peneliti melakukan tindakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, pada siklus I, guru sudah menggunakan alat peraga kartu kata dalam pembelajaran kemampuan berbicara pada mata pelajaran bahasa Inggris bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta semester genap tahun pelajaran 2016/2017 secara kelompok besar yang setiap kelompok terdiri dari sepuluh siswa dengan praktek dialog.
Sesudah dilakukan tindakan dengan memanfaatkan alat peraga berupa kartu kata dalam pembelajaran kemampuan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Inggris bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta semester genap tahun pelajaran 2016/2017 secara kelompok besar yang setiap kelompok terdiri dari sepuluh siswa, dengan praktik dialog dan setelah itu dilakukan test unjuk kerja ternyata nilai kemampuan berbicara mata pelajaran bahasa Inggris siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta menjadi lebih baik bila dibanding ketika pada kondisi awal.
Sesudah dilakukan tindakan dengan memanfaatkan alat peraga berupa kartu kata dalam pembelajaran kemampuan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Inggris bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarata semester genap tahun pelajaran 2016/2017 secara kelompok kecil yang setiap kelompok terdiri dari lima siswa, dengan praktek monolog dan setelah itu dilakukan test unjuk kerja ternyata kemampuan berbicara mata pelajaran bahasa Inggris siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta menjadi lebih baik bila dibanding ketika pada siklus 1.
Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Tindakan
No |
Kondisi Awal |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
1 |
Belum memanfaatkan alat peraga |
Sudah memanfaatkan alat peraga kartu kata secara kelompok besar terdiri dari 10 siswa dengan praktik dialog. |
Sudah memanfaatkan alat peraga kartu kata secara kelompok kecil terdiri dari 5 siswa dengan praktik monolog. |
Hasil pengamatan kondisi awal
Tabel 5 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris
No |
Kondisi Awal |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
Refleksi dari kondisi awal ke kondisi akhir |
1 |
Nilai kemampuam berbicara pelajaran bahasa Inggris pada kondisi awal Rata-rata Nilai terendah 29 Nilai tertinggi 80 Nilai rerata 54,01 |
Nilai kemampuan berbicara pelajaran bahasa Inggris pada siklus 1 Nilai terendah 38 Nilai tertinggi 88 Nilai rerata 59,48
|
Nilai kemampuan berbicara pelajaran bahasa Inggris pada siklus 2 Nilai terendah 50 Nilai tertinggi 88 Nilai rerata 62.90 |
Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkat–an kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris dari rata-rata 54,01 menjadi 62,90 meningkat sebesar 14,13 persen (62.90 – 54.01) x 62.90 100 = 14.13% |
Sebelum penelitian dilakukan. Kemampuan berbicara mata pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas VII A SMP Negeri 11 Surakarta semester genap tahun pelajaran 2016/2017 rendah. Supaya kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas VII A SMP Negeri 11 semester genap tahun pelajarn 2016/2017 meningkat, peneliti memanfaatkan alat peraga kartu kata. Pada siklus II guru memanfaatkan alat peraga kartu kata secara kelompok kecil yang setiap kelompok terdiri dari lima siswa, dengan praktik monolog. Siswa tidak hanya melihat saja tetapi mereka mempraktikkan seperti yang dilakukan oleh guru.
Dari siklus I ke siklus II dimana siswa semula cuma melihat saja kemudian siswa mempraktekkan, maka diharapkan kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris siswa dapat meningkat. Pada kondisi akhir, melalui pemanfaatan alat peraga kartu kata pada pembelajaran Bahasa Inggris dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas VII A SMP Negeri 11 semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan hasil penilaian kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris dari rata-rata 54,01 menjadi 62,90 meningkat sebesar 14,13%. Hal ini relevan dengan Victor (2008), penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca dan berbicara siswa.
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa dengan menggunakan alat peraga berupa kartu kata dapat meningkat. Adapun saran yang dapat diberikan yaitu pada setiap proses pembelajaran agar bisa digunakan alat peraga, karena bisa mendorong siswa untuk lebih aktif dan bersemangat serta mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Pemanfaatan alat peraga dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbicara pelajaran Bahasa Inggris siswa dan dapat membuat sekolah bangga.
DAFTAR PUSTAKA
Asryad. 1996. Media Pembelajran. PT Raja Gasindo Persada. Jakarta
Depdiknas. 1993. Garis-garis Besar Program Pengajaran Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta.
Depdikbud.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinnaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP dan MadrasahTsanawiyah. Jakarta.
Oemar Hamalik.1994. Media Pendidikan.PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Sulistyowati. 2005. Media Pembelajaran. PT. Andalira. Jakarta