UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR AKIDAH AKHLAK MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MOVIE LEARNING PADA PESERTA DIDIK MADRASAH ALIYAH NEGERI BLORA

KELAS XII IPS 3 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Suparti

Madrasah Aliyah Negeri Blora

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk Memberikan pembelajaran yang lebih bervariatif, menyenangkan (having fun), efektif dan meningkatkan prestasi peserta didik Madrasah Aliyah Negeri Blora. Pembelajaran Akidah Akhlak pun, memerlukan berbagai inovasi dan kreativitas dalam metodologi pembelajaran agar peserta didik tetap tertarik dengan materi yang dipelajari dan tetap merasa senang dan termotivasi selama mengikuti proses pembelajaran. Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 656) menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Sehingga upaya meningkatkan minat belajar pada Akidah Akhlak bisa diartikan sebagai suatu upaya untuk menjadikan hati peserta didik memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mempelajari materi Akidah Akhlak.Dan dari hasil analisis angket minat berada dalam skor rata-rata 3,50 – 4,49 yaitu dalam kategori Baik. Sedangkan dari hasil analisis angket motivasi berada dalam skor rata-rata 3,50 – 4,49 yaitu dalam kategori Baik. Adapun hasil analisis keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak melalui strategi pembelajaran Movie Learning adalah Baik yaitu diperoleh rata-rata 87,90. Hal ini menunjukkan bahwa dengan strategi pembelajaran Movie Learning dapat meningkatkan minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kunci: Minat, Belajar, Movie Learning

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pentingnya pembelajaran agama Islam, termasuk di dalamnya mata pelajaran Akidah Akhlak, adalah terletak pada kemampuan seorang guru untuk bisa mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.Inilah yang menjadi acuan pemikiran bagaimana memilih metode/strategi pembelajaran yang tepat untuk bisa mencapai tujuan tersebut secara maksimal.

Jika secara psikologis peserta didik kurang tertarik dengan metode yang digunakan guru maka dengan sendirinya peserta didik akan memberikan umpan balik (feedback) psikologis yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran. Indikasinya adalah timbul rasa tidak simpati peserta didik terhadap guru, tidak tertarik dengan materi-materi yang dipelajari, dan lama kelamaan timbul sikap acuh tak acuh terhadap agamanya sendiri. Kalau kondisinya sudah seperti ini, sangat sulit mengharapkan peserta didik sadar dan mau mengamalkan ajaran-ajaran agama. Oleh karena itu, pembelajaran Akidah Akhlak memerlukan berbagai inovasi dan kreativitas dalam metodologi pembelajaran agar peserta didik tetap tertarik dengan ilmu agama (Akidah Akhlak)dan tetap merasa senang selama mengikuti proses pembelajaran.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Apakah melalui melalui strategi pembelajaran Movie Learning dapat meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran Akidah Akhlak ?
  2. Bagaimana motivasi peserta didik selama mengikuti pembelajaran Akidah Akhlak melalui strategi pembelajaran Movie Learning?
  3. Bagaimana keaktifan peserta didik selama mengikuti pembelajaran Akidah Akhlak melalui strategi pembelajaran Movie Learning?

Tujuan Penelitian

Sejalan dengan sasaran tindakan dan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

  1. Ingin mengetahui seberapa besar peningkatan minat peserta didik pada pelajaran Akidah Akhlak ketika mengikuti pembelajaran melalui strategi pembelajaran Movie Learning
  2. Ingin mengetahui seberapa besar peningkatan motivasi peserta didik ketika mengikuti pembelajaran Akidah Akhlak melalui strategi pembelajaran Movie Learning.
  3. Ingin mengetahui seberapa besar peningkatan keaktifan peserta didik selama mengikuti pembelajaran Akidah Akhlak melalui strategi pembelajaran Movie Learning.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat di antaranya:

Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi guru dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran Akidah Akhlak di kelasnya.

Bagi peserta didik

Memberikan pembelajaran yang lebih bervariatif, menyenangkan (having fun), efektif dan meningkatkan prestasi peserta didik.

Bagi Madrasah

Mendukung suksesnya implementasi Kurikulum 2013 terutama pada proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Blora

LANDASAN TEORI

Minat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 656) menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Sehingga upaya meningkatkan minat belajar pada Akidah Akhlak bisa diartikan sebagai suatu upaya untuk menjadikan hati peserta didik memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mempelajari materi Akidah Akhlak.

Menurut Slameto (2003:57), minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap perilaku. Peserta didik yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan peserta didik yang kurang berminat.

Slameto (2003:57) juga berpendapat bahwa peserta didik yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
  2. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
  3. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati.
  4. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
  5. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
  6. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

Pada proses pembelajaran, minat tidak muncul dengan sendirinya, akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, yaitu: motivasi, proses belajar, bahan pelajaran dan sikap guru, keluarga, teman pergaulan, lingkungan, dan fasilitas.

Motivasi

Praktisi pembelajaran Uno (2010: 31) menjelaskan bahwa hakekat motivasi adalah sebagai suatu dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku dengan beberapa indikator, seperti adanya motif kuat untuk berhasil dan merasa butuh dalam mempelajari sesuatu. Lebih jauh lagi, Sardiman (2010: 84) menegaskan bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pembelajaran itu.

Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan peserta didik. Hawley (Yusuf 1993: 14) menyatakan bahwa para siswa yang memiliki motivasi tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah. Sardiman (1988: 84) mengemukakan ada tiga fungsi motivasi, yaitu:

  1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
  2. Menuntun arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberi arah, dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
  3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar peserta didik tinggi, seorang guru menurut Winkel (1991) hendaknya selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar, pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan kehadiran siswa di kelas merupakan suatu motivasi belajar yang datang dari siswa.
  2. Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, karena dalam proses belajar, seorang siswa terkadang dapat terhambat oleh adanya berbagai permasalahan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kelelahan jasmani ataupun mental siswa.

Aktivitas

Dalam aktivitas pembelajaran di sekolah, guru harus mengusahakan agar peserta didik dapat melakukan proses belajar secara efektif agar memperoleh hasil pembelajaran yang sebaik-baiknya. Dalam kemajuan metodologi proses belajar mengajar saat ini asas aktivitas (Student activity) lebih di tonjolkan melalui suatu program unit activity, sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai.

Menurut Hamalik (2001) ada beberapa jenis aktivitas yang disampaikan oleh para ahli, antara lain: kegiatan-kegiatan visual, lisan, mendengarkan, menulis, menggambar, metrik. Mental, emosional. Berpikir, dan mengingat.

Dari beberapa macam aktivitas diatas menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, aktivitas peserta didik sangat diperlukan dalam memenuhi tujuan pengajaran. Sehingga dalam suatu kegiatan pengajaran, aktivitas peserta didik harus disesuaikan dengan materi pengajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Blora pada kelas XII IPS 3 semester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian berjumlah 31 peserta didik terdiri dari 19 peserta didik perempuan dan 12 peserta didik laki-laki.

Persiapan Pra Siklus

Sejumlah persiapan yang dilakukan sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas adalah:

  1. Observasi pra siklus yaitu masih rendahnya minat dan motivasi peserta didik dalam belajar Akidah Akhlak, aktivitas dan kemampuan kooperatif yang kurang.
  2. Refleksi Pra Siklus, guru masih menggunakan model pembelajaran dengan cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal, dan tugas, yang sehingga akan membuat peserta didik tampak bosan, jenuh dan kurang bersemangat dalam belajar.
  3. Mempersiapkan angket ACRS (Attention, Confidence, Relevance, Satisfaction) dari John Keller untuk mengukur minat peserta didik terhadap pembelajaran Akidah Akhlak
  4. Mempersiapkan angket ACRS (Attention, Confidence, Relevance, Satisfaction) dari John Keller untuk mengukur motivasi peserta didik terhadap pembelajaran Akidah Akhlak.

 

Pelaksanaan Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas pada pembelajaran Akidah Akhlak ini, direncanakan dalam dua siklus dan pada masing-masing siklus dilakukan tindakan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi terhadap tindakan yang dilakukan. Rencana tindakan dalam penelitian ini, antara lain:

  1. Tahap Perencanaan (Plan), Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pra siklus maka peneliti dan kolabolator akan mencobakan rencana tindakan perbaikan yaitu mengimplementasikan strategi pemelajaran Movie Learning.
  2. Tahap Tindakan (Act), Pada tahap tindakan ini, akan mengimplementasikan strategi pembelajaran Movie Learning. Tindakan ini dilakukan untuk mengatasi rendahnya minat, motivasi, aktivitas, kemampuan bekerja sama, dan belum optimal capaian prestasi belajar Akidah Akhlak.
  3. Tahap Observasi (Observe), yaitu melakukan pengamatan dan atau pengumpulan data. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:
a.   Minat peserta didik , dilakukan dengan memberikan angket ACRS minat pada peserta didik usai pembelajaran,
b.   Motivasi peserta didik , dilakukan dengan memberikan angket ACRS motivasi pada peserta didik usai pembelajaran, angket ini diisi oleh peneliti dan kolabolator selama proses pembelajaran berlangsung.

Tahap Refleksi (Reflect)

Dari hasil pengamatan dan pelaksanaan tindakan tahap selanjutnya adalah peneliti dan kolabolator melakukan refleksi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

  1. Mengumpulkan dan mengkategorikan data hasil pengamatan,
  2. Menganalisis dan menginterprestasikan data,
  3. Melakukan trianggulasi antar peneliti dan kolabolator untuk memvalidkan data dan penarikan kesimpulan.

Penyimpulan hasil pelaksanaan dan pengamatan pada siklus pertama ini, selanjutnya akan digunakan sebagai bahan rencana perbaikan tindakan siklus selanjutnya atau siklus 2.

Teknik Pengumpulan Data

  1. Angket

Karena ingin mengetahui peningkatan dalam hal minat, motivasi, keaktifan dan keterampilan kolaboratif maka dalam penelitian ini disediakan dua buah angket dan dua lembar observasi, yang akan dipergunakan untuk menguji hipotesa tindakan. Angket minat dan motivasi diambilkan dari angket John Keller.

  1. Wawancara

Wawancara dengan peserta didik dilakukan untuk cross-validation terhadap data yang telah diperoleh lewat angket.

 

PEMBAHASAN

Penyajian Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah:

Wawancara

Interview ini dilakukan guna memperoleh informasi secara langung tentang minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak.

Untuk memperoleh informasi tentang minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, peneliti mewawancarai Ahmad Nur Cholis dan Irda Fitriana. Pertanyaan yang peneliti ajukan adalah “ Apakah dengan penerapan strategi pembelajaran Movie Learning dapat membangkitkan atau meningkatkan minat dan motivasi dalam belajar ? “.

Ahmad Nur Cholis menjawab: “strategi pembelajaran Movie Learning merupakan model pembelajaran yang dapat membangkitkan minat dan motivasi, karena kami semua harus memperhatikan dengan seksama tayangan yang telah diputar, kalau tidak memperhatikan maka akan ketinggalan materi atau cerita dari tayangan tersebut”.

Sedangkan Irda Fitriana menjawab: “dengan strategi pembelajaran Movie Learning kami semua tidak jenuh dan tidak mengantuk, karena harus memperhatikan tayangan materi pembelajaran, dan strategi pembelajaran Movie Learning dapat menarik perhatian peserta didik.

Angket

Rekap skor yang diberikan peserta didik terhadap pernyataan-pernyataan dalam angket minat peserta didik dan angket motivasi dibuat dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Untuk pernyataan dengan kriteria positif: 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.
  2. Untuk pernyataan dengan kriteria negatif: 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.

Hasil analisis angket tentang motivasi berada dalam skor rata-rata 3,50 – 4,49 yaitu dalam kategori Baik. Sedangkan dari hasil analisis angket tentang minat berada dalam skor rata-rata 3,50 – 4,49 yaitu dalam kategori Baik.

Dengan demikian motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak dalam kategori Baik, sedangkan minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak dalam kategori Baik.

Analisis Keaktifan

Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dinyatakan dengan persen, yaitu jumlah tanda (√) dibagi dengan banyaknya aspek dikalikan dengan banyaknya peserta didik dikalikan dengan 100%. Karena peneliti, kolabolator 1 dan kolabolator 2 mengamati sendiri-sendiri maka prosentase keduanya dirata-rata.

Dari penghitungan rata-rata kolabolator 1 dan 2 diperoleh hasil presentase aspek aktifitas dari kolabolator 1 adalah 89,03 dan kolabolator 2 adalah 87,74. Maka rata-rata dari keduanya diperoleh hasil 88,38.Sedangkan presentase aspek kooperatif dari kolabolator 1 adalah 87,63, dan kolabolator 2 adalah 88,17. Maka rata-rata dari keduanya diperoleh hasil 87,90.

Dengan demikian keaktifan peserta didik (aktifitas dan kooperatif) dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan strategi pembelajaran Movie Learning dalam taraf baik.

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan observasi, interview dan penyebaran angket tentang minat dan motivasi serta menganalisis data, ternyata strategi pembelajaran Movie Learning dapat meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran Akidah Akhlak. Karena menurut peserta didik strategi pembelajaran Movie Learning, tidak membuat bosan dan peserta didik harus memperhatikan dengan seksama dalam kegiatan pembelajaran, karena jika tidak memperhatikan maka dapat tertinggal dalam mengikuti materi yang ada dalam tayangan. Dan pernyataan di atas dapat didukung dari hasil analisis angket minat berada dalam skor rata-rata 3,50 – 4,49 yaitu dalam kategori Baik. Sedangkan dari hasil analisis angket motivasi berada dalam skor rata-rata 3,50 – 4,49 yaitu dalam kategori Baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat peserta didik kelas XII IS 3 dalam mengikuti kegiatan pembelajaran melalui strategi pembelajaran Movie Learning adalah Baik.

Adapun hasil analisis keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak melalui strategi pembelajaran Movie Learning adalah Baik yaitu diperoleh rata-rata 87,90. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik kelas XII IPS 3 dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak melalui strategi pembelajaran Movie Learning adalah Baik.

Saran-Saran

Agar kegiatan pembelajaran tidak monoton dan peserta didik tidak merasa bosan, maka diharapkan seorang guru dapat menerapkan berbagai model pembelajaran pada setiap materi yang diajarkan, khususnya mata pelajaran Akidah Akhlak. Dengan model pembelajaran yang variatif, maka diharapkan ada perubahan pada keaktifan peserta didik dan meningkatkan minat serta motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z., 2006, Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru, Yrama Widya, Bandung

Aqib, Z., 2009, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK, Yrama Widya, Bandung

Arikunto, S., et all, 2009, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta

Depdikbud, 1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta

Hisyam Zaeni,Bernawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, 2008, Strategi Pembelajaran Aktif, Pustaka Insan madani, Yogyakarta

Oemar Hamalik, Drs,1990, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan belajar, PN Tarsito, Bandung

Sardiman, A.M., 2010, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Edisi Ke-1 Jakarta ; Rajawalai Pers

Satmoko, Drs, 1989, Dasar-dasar Pendidikan, Tim Pengadaan Buku Pelajaran IKIP, Semarang

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Uno, H. B., 2010, Teori Motivasi & Pengukurannya, Bumi Aksara, Jakarta